Minggu, 17 Januari 2016

Al-Madinah Al-Munawwarah dan Makkah Al-Mukkarammah I’m in Love : 9 hari Umroh sekeluarga



By Aidil espeogeh
The Next Destination... Umroh 
Al-Madinah Al-Munawwarah and  Makkah Al-Mukkarammah 


Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah

Alhamdulilah... Selesai semua rangkaian kegiatan ibadah umroh keluarga besar saya tahun ini (19-27 Desember 2015)... Saya putuskan untuk memosting kisah pengalaman umroh saya dan keluarga besar saya terlebih dahulu dari sekian banyak tulisan yang belum bisa saya selesaikan karena kesibukan dan juga berbagai hal lainnya yang menghambat. Tulisan ini sebenarnya langsung sudah saya buat sejak kepulangan umroh dibandingkan tulisan-tulisan lainnya. Jadilah saya share tulisan di blog ini. Moga bermanfaat  :)
Papa Mama Ku, Makkah Al-Mukkarammah
Arab Saudi adalah salah satu negara di Timur Tengah yang diliputi sebagian besar gurun pasir dengan Laut Merah dan garis pantai Teluk Persia pada semenanjung Arab iniArab Saudi dikenal sebagai tempat kelahiran Islam, rumah bagi 2 masjid paling suci, yaitu  Masjid Al- Haram di Makkah Al-Mukkarammah, yang merupakan tujuan dari ibadah haji tahunan dan Masjid Nabawi di Al-Madinah Al-Munawwarahyang merupakan situs pemakaman Nabi Muhammad. Dengan Riyadh sebagai ibukota, kota metropolis yang penuh dengan gedung pencakar langit.
Masjid Al- Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Kisah yang saya tulis ini adalah cerita saya berangkat Umroh bersama keluarga besar saya melalui Dago Wisata Travel. Kami baru saja pulang dari tanah suci menjalankan ibadah umroh. Umroh merupakan ibadah yang didambakan orang Islam selain ibadah Haji. Kali ini adalah kali pertama saya berangkat tanpa membawa serta istri dan anak-anak saya. Saya kali ini berangkat bersama keluarga besar yaitu Papa, Mama, Ibu Mertua, Abang dan ipar-ipar yang totalnya kami berjumlah 8 orang. Akhirnya setelah mencari waktu yang tepat, kami berangkat pada akhir Desember 2015 kemarin, tepatnya pada tanggal 19-27 Desember 2015. Ini adalah kali kedua saya menjalankan ibadah Umroh. Bulan Desember adalah masa-masa yang padat dengan jamaah umroh dari seluruh dunia. Banyak orang yang ingin melaksanakan ibadah umroh pada masa pergantian tahun ini, selain bertepatan dengan libur akhir tahun baru mungkin juga karena pada akhir Desember memasuki musim dingin, sehingga para jemaah menyukai suhu di Arab Saudi ini. Oh ya, kalau mau merasakan sensasi dingin saat ke Madinah dan Makkah, maka datanglah ke Arab Saudi pada akhir Desember. Karena pada saat ini Temperature di malam hari bisa mencapai 13-17 °C, untuk pagi hari 10-15 °C, siang hari 18-22 °C dan di sore hari 18-20 °C, sedangkan hembusan angin cukup sejuk dengan kecepatan Wind Speed di malam hari 17 km/h, untuk pagi hari 21 km/h, siang hari 18 km/h dan sore hari 13 km/h. Jadi di Arab Saudi kita tetap bisa merasakan sensasi dingin dan tidak selalu berhadapan dengan suhu udara yang panas. Dengan dasar pertimbangan ini yang menyebabkan mungkin para jamaah umroh banyak yang datang pada akhir Desember, maka terbayanglah betapa ramainya jamaah umroh yang datang dari seluruh penjuru dunia pada akhir Desember ini.
All Tim siap berangkat, Bandara  Soekarno–Hatta International Airport Indonesia
Rangkaian sembilan hari perjalanan umroh ini tediri dari dua hari untuk perjalanan pergi dan pulang, yaitu pergi dari Jakarta – Madinah dan pulangnya Jeddah - Jakarta, tiga hari di Kota Madinah dan empat hari di Kota Makkah. Inti dari ibadah Umroh ini sendiri ada di Masjidil Haram di kota Makkah, tempat Ka'bah berada. Perjalananku ini kusebut perjalanan spiritual atau wisata religi. Karena perjalanan ini tidak hanya sekedar perjalanan biasa tapi juga bernilai ibadah. Alhamdulilah Allah telah memanggil kami ke sana. Ini adalah hidayah dari-Nya. Ingatlah, bahwa Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi memampukan setiap orang yang di panggil.
All Tim, Al-Madinah Al-Munawwarah
All Tim, Makkah Al-Mukkarammah
Seringkali orang bilang umroh itu ibadah Haji Kecil, karena banyak rangkaian ibadahnya yang sama dengan Haji. Tetapi perbedaannya, umroh bisa kita lakukan setiap saat, sedangkan haji hanya bisa dilakukan setahun sekali tepatnya pada saat bulan Dzulhijjah. Inti dari ibadah umroh ini terdiri dari : Niat berihram, Tawaf, Sa'i dan Tahallul. Apa sebenarnya semua istilah-istilah tersebut ??? Baiklah, sebelum saya memosting kisah pengalaman umroh saya bersama keluarga besar saya, terlebih dahulu saya akan menjelaskan secara garis besar semua istilah-istilah tersebut diatas.
Berihram, Al-Madinah Al-Munawwarah
Niat berihram adalah keadaan seseorang yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah haji dan atau umroh. Selama berihram ini terdapat larangan-larangan ihram yang perlu dijaga selama berihram. Larangan ihram berlaku ketika seorang jama'ah telah meniatkan ibadah umrah atau hajinya. Pria sudah mulai memakai dua lembar kain ihram putih yang dijadikan sebagai sarung dan selendang dan tidak dijahit. Sedangkan untuk wanita tidak boleh bersarung tangan dan tidak menutup muka/ bercadar.  
Selesai melakukan Tawaf, Makkah Al-Mukkarammah
Tawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah (bangunan suci di Makkah) sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umroh. Dimana posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Karena posisi  Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah, berarti orang yang Tawaf berputar mengelilingi Ka'bah pada posisi berlawanan arah jarum jam. 
Selesai melakukan Sa'i, Makkah Al-Mukkarammah
Sa'i ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali dan juga dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali. Pada mulanya, hendaknya Sa’i dimulai dengan langkah-langkah biasa, sampai dekat dengan tanda pertama berwarna hijau. Dari tempat itu, hendaknya jamaah Haji/Umroh laki-laki mempercepat langkah atau berlari-lari kecil sehingga sampai di tanda hijau yang kedua, kemudian dari sana berjalan kembali dengan langkah-langkah biasa. Ritual Sa’i ini merupakan napak tilas dari upaya yang dilakukan Siti Hajar (Istri Nabi Ibrahim) untuk mencarikan air bagi putranya Ismail yang kehausan di tengah padang pasir ketika persediaan air sudah tidak ada. Ini adalah sejarah bagaimana sumber air zamzam itu muncul. Air zamzam ini benar-benar pemberian Allah yang sangat menolong, karena  bisa menghidupi orang Arab sampai sekarang ini dan air zam-zam adalah air terbaik di muka bumi ini....."Maa Syaa-Allaah, Laa Quwwata illaa Billaah" (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)
Bukit Safa, Makkah Al-Mukkarammah
Bukit Marwah, Makkah Al-Mukkarammah
Bukit Marwah, Makkah Al-Mukkarammah
Tahallul menurut bahasa berarti ‘menjadi boleh’ atau ‘diperbolehkan’. Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut dan bagi laki-laki disunahkah mencukur bersih atau gundul.
Selesai melakukan Tahallul,  Makkah Al-Mukkarammah
Selesai semua kegiatan diatas, maka selesai sudah semua kegiatan umroh kita. Semua  kegiatan ini tidak sampai sehari. Tetapi rata-rata biro perjalanan di Indonesia memberikan paket umroh untuk beberapa hari yang diikuti dengan paket perjalanan ziarah ke tempat-tempat bersejarah lainnya baik di Al-Madinah Al-Munawwarah, Makkah Al-Mukkarammah dan Jeddah 
City Tour,  Makkah Al-Mukkarammah
Berikut ini saya akan memposting kisah pengalaman umroh saya bersama keluarga besar saya. Karena berhubung kepergian umroh kali ini menggunakan jasa biro perjalanan Dago Wisata Travel bukan berjalan sendiri alias umroh backpacker, sehingga semua Itinerary sudah terjadwal dan tertata rapi. Untuk itu saya hanya memberikan gambaran secara garis besar Itinerary kami mulai dari berangkat ke tanah suci hingga kembali lagi ke tanah air Indonesia. 


Berikut Itinerary kegiatan ibadah umroh keluarga besar saya mulai dari 19-27 Desember 2015.

Sabtu, 19 Desember 2015

(Jakarta, Indonesia - Al-Madinah Al-Munawwarah) 


Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, umroh adalah haji kecil karena tidak ada ibadah wukuf di Arafah dan tidak ada mabit di Muzdalifah dan di Mina. Haji itu adalah wukuf di Arafah. Minat melaksanakan umroh bagi muslim Indonesia sangatlah tinggi, apalagi ditunjang banyaknya frekuensi penerbangan langsung oleh beberapa maskapai dari berbagai kota di tanah air (Jakarta, Surabaya, Makassar) yang langsung ke Madinah ataupun Jeddah. Bagi seorang muslim, Tanah Suci Makkah Al-Mukkarammah dan Al-Madinah Al-Munawwarah adalah tempat di muka bumi ini yang selalu dirindukan untuk selalu dikunjungi. Alhamdulilah pada hari ini kami sekeluarga mendapat kesempatan untuk menjalankan umroh ke Tanah Suci Makkah Al-Mukkarammah dan Al-Madinah Al-Munawwarah.


04.30-05.00 

Bangun pagi beres-beres + sholat subuh

05.00-06.00

Cek dan Ricek untuk semua perlengkapan jangan ada sampai yang tertinggal

06.00-07.00

Berangkat dari rumah di Depok menuju ke Bandara Soekarno–Hatta International Airport Indonesia dengan diantar oleh supir abang saya

07.00-08.00

Sampai di Bandara Soekarno–Hatta International Airport Indonesia lalu ketemuan dengan tim Dago Travel di depan mushola Terminal 2 D atau di depan Dunkin' Donuts untuk menyerahkan semua koper bawaan. Di sana sudah banyak berkumpul jamaah umroh dari biro perjalanan lain yang sudah datang sejak awal. Seperti dugaan saya, ledakan jamaah umroh memang tidak terbendung, hampir setiap hari ada saja rombongan jamaah umroh hilir mudik di Bandara Soekarno–Hatta International Airport menunggu keberangkatan. 

Bandara Soekarno–Hatta International Airport Indonesia 


08.00-09.00

Sarapan pagi di Dunkin' Donuts 

09.00-09.30

Pemantapan perjalanan dari tim Dago Travel sekalian penyerahan semua passport dan boarding pass

09.30-10.30

Masuk menuju ke imigrasi  dan langsung menuju ke ruang tunggu Internasional di D 7

Umi-Umi naik transporter menuju ke ruang tunggu Internasional di D 7


10.30-11.00

Menunggu di ruang tunggu Internasional di D 7 

11.00-11.40

Proses masuk ke dalam pesawat Lion 

11.40 Tepat 

Terbang dari Soekarno–Hatta International Airport Indonesia naik Lion Airbus A330-300 duduk di bangku 4 H-J-K dan 37 B-C-D-F-G dan di dalam pesawat melakukan Sholat Jamak Taqdim dan Qoshor Zuhur - Ashar lalu mendapatkan makan siang dan makan malam di pesawat. Pesawat berbadan lebar ini mengangkut sekitar 400 lebih penumpang yang keseluruhan penumpangnya adalah jamaah umroh dari berbagai biro perjalanan di tanah air. Ada dari Bandung, Jakarta, Palembang, Lampung, Jambi, Kalimantan, Jawa Timur, dan lain-lain. Mereka semua mudah dikenali dari seragam batiknya karena setiap jamaah umroh dari biro perjalanan yang berbeda menggunakan seragam batik yang berlainan. Lucu juga ya jika diatur dengan seragam batik, seperti anak sekolah saja, tetapi mungkin maksudnya untuk kemudahan identifikasi antara satu jamaah biro perjalanan dengan jamaah biro perjalanan yang lain. Jika biro perjalanan lain memulai umroh dari Makkah, maka kami memulainya dari Madinah. Pesawat Lion yang membawa rombongan jamaah adalah satu-satunya maskapai yang berangkat dari Tanah Air yang boleh langsung terbang ke bandara Madinah. Garuda maupun Citylink hanya bisa sampai Jeddah, dari Jeddah jamaah akan dibawa dengan bus ke Makkah (waktu perjalanan dari Jeddah ke Makkah sekitar dua jam) atau dengan bus dibawa ke Madinah (waktu perjalanan dari Jeddah ke Madinah sekitar lima jam)



In the plane
Pada saat di dalam pesawat, saya amati wajah-wajah para jamaah. Rata-rata jamaah umroh adalah orang-orang yang sudah berumur, wanita paruh baya, para pensiunan. Sebagian lagi keluarga yang membawa lengkap anak-anaknya, mungkin karena masih libur sekolah. Jamaah yang sudah berusia lanjut ini mungkin sudah pernah melaksanakan ibadah haji, tetapi mau pergi haji lagi terbentur masalah kuota dan adanya semacam himbauan agar ibadah haji itu cukup satu kali, tidak perlu berkali-kali. Atau malah kalau mau naik haji lagi tentu harus menunggu puluhan tahun, mungkin tidak sampai lagi nyawa yang dikandung badan menunggunya, maka pergi umroh adalah keinginan besar bagi kebanyakan orangtua yang sudah berumur. Selain orangtua yang sudah pergi berhaji, banyak pula jamaah umroh yang memang belum pernah naik haji karena terbentur aturan kuota. Menunggu pergi haji sepertinya tidak mungkin karena harus menunggu belasan tahun, maka pergi umroh adalah jalan keluarnya. Banyak juga wajah-wajah jamaah yang menyiratkan mereka adalah orang yang lugu, berasal dari kampung-kampung, yang belum pernah naik pesawat, belum pernah ke luar negeri.  Tetapi niatnya karena Allah, Insya Allah akan dilancarkan Allah SWT.

18.00 tepat waktu Madinah atau jam 22.00 WIB (Total lama perjalanan 10 jam). Welcome to Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina.
Catatan : terdapat selisih waktu 4 jam antara Jakarta, Indonesia dengan Madinah. Madinah lebih lambat 4 jam dari Jakarta, Indonesia. 
Pesawat mendarat dengan mulus di Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina. Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina bukan bandara yang besar bahkan termasuk sepi. Tidak semua pesawat boleh masuk ke sana. Pemandangan yang gersang sudah tampak sejak memasuki wilayah udara Saudi ketika saya melihat pemandangan dari atas pesawat. Bila kita lihat dari atas pesawat ke bawah hanya melihat warna coklat di mana-mana, warna khas gurun pasir, kering dan tandus, tidak pernah saya melihat hutan.

Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina

18.00-19.00

Proses Imigrasi di Madinah.
Pemeriksaan imigrasi di bandara tidak terlalu sukar dan lama. Dengan berjalan santai, singgah kamar mandi en foto-foto hanya perlu waktu 1 jam sudah beres semuanya. Petugas bandara di Madinah tidak sesangar yang saya kira. Sebagian petugas imigrasi itu bisa sedikit berbahasa Indonesia, malah ngobrol, gimana ngak pintar berbahasa Indonesia, karena jamaah umroh ratusan ribu dari Indonesia setiap tahun. 


19.00-19.30

Naik bus dari Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina menuju Jawharat Al Rasheed Hotel Madinah.  
Koper-koper jamaah sudah ada yang mengurusnya. Biro perjalanan umroh menjalin kerjasama dengan orang lokal Saudi untuk mengurus barang jamaah. Sehingga koper sudah langsung dimasukkan ke bus. Petugas bandara langsung juga mengarahkan para jemaah untuk menuju ke bus. Dari Bandara kami langsung dibawa oleh bus menuju hotel tempat kami menginap. Sepanjang perjalanan tampak mobil-mobil sedan mewah berkeliaran di jalan dengan pengemudinya tetap setia memakai pakaian tradisionil mereka dari balik kemudi, yaitu baju gamis dan kain penutup kapala semacam kafiyeh. Lucu juga melihatnya. Perjalanan dari Prince Muhammad Bin Abdulaziz International Airport Medina menuju hotel memakan waktu sekitar setengah jam. Kami sampai di hotel pukul 19.30 waktu setempat. Dari kejauhan menara Masjid Nabawi sudah kelihatan dari atas bus. Semakin mendekati Masjid Nabawi semakin terasa betapa ramainya kota Madinah ini. Hotel kami tempat menginap yaitu Jawharat Al Rasheed Hotel Madinah ternyata jaraknya begitu dekat dengan Masjid Nabawi, hanya sekitar 100 m melalui sisi barat dari Masjid Nabawi pada gerbang 6 dan 7, benar-benar sangat dekat sekali. 


19.30-20.30

Makan malam di restoran hotel.
Begitu tiba di hotel, kami semua rombongan langsung diarahkan ke restoran untuk menikmati makan malam yang sudah di sediakan. Di hotel ini jamaah mendapat makan tiga kali sehari dan menunya adalah menu masakan Indonesia, dan sesekali mereka menyediakan nasi kebuli dan gulai kari. Jadwal makan di hotel disesuaikan dengan waktu sholat, yaitu makan siang sesudah sholat Zuhur (pukul 13.00 – 15.00), makan malam sesudah sholat Isya (pukul 20.00 – 22.00) dan sarapan pagi sesudah sholat Subuh (pukul 06.00 – 10.00). 


20.30-22.00

Chek-in dan pembagian kamar lalu masuk kamar beres-beres.

Setelah selesai makan malam, pihak Dago Wisata sudah melakukan chek-in dan kemudian pembagian kamar langsung di bagikan di restoran. Saya mendapat kamar dengan empat tempat tidur karena saya memilih paket berempat. Empat ranjang berjejer di dalam satu kamar ini berisikan Papa, Mama, Abang dan Saya. Hotelnya lumayan bagus, kebanyakan tamunya adalah jamaah dari Indonesia dan Turkey. Di sini chek-in hotel umumnya dilakukan pukul 16.00. Beres urusan Chek-in dan pembagian kamar, segera kami masuk ke kamar untuk bersih-bersih, karena pada jam 22.00 nanti kami akan sholat berjamaah di Masjid Nabawi.

22.00-23.00

Menuju ke Masjid Nabawi untuk Sholat Jamak Takhir dan Qoshor Isya - Magrib. 
Kami berkumpul di lobby hotel dengan 4 ustad pembimbing berjalan bersama-sama menuju Masjid Nabawi. Karena bagi jamaah yang belum pernah umroh atau haji tentu tidak tahu seluk beluk Masjid Nabawi. Masjid Nabawi itu sangat besar dan sangat luas, pintunya banyak sekali, jika belum hafal maka kita bisa tersesat. Jadi ustad pembimbing akan menunjukkan pertama kali masuk lewat pintu mana, apa ciri-cirinya, dan keluarnya dari pintu yang sama. Selanjutnya kita dapat pergi sendiri jika sudah hafal. 
Hari pertama sampai di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah...
Alhamdulilah
Ribuan orang keluar masuk dari gerbang Masjid Nabawi setiap harinya. Mereka adalah jamaah yang melaksanakan sholat di Masjid Nabawi. Setiap jamaah selalu mengusahakan dirinya sholat wajib di Masjid Nabawi dan sholat sunat sebanyak mungkin, karena sholat di Masjid Nabawi pahalanya seribu kali sholat di Masjid lain. Dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” Jadi, pahala yang berlipat ganda inilah yang dikejar oleh jamaah umroh di Madinah. Mumpung masih berada di Madinah, maka sholatlah di sana sebanyak-banyaknya. Rugi rasanya jika melewatkan sholat lima waktu tidak di Masjid Nabawi. Jadi jika selama di Tanah Suci Makkah Al-Mukkarammah dan Al-Madinah Al-Munawwarah hanya sesekali saja ke masjid dan memilih sholat di hotel tentu sangat disayangkan, jauh-jauh pergi ke Tanah Suci hanya untuk tidur dan berdiam di penginapan, tentu rugi biaya, rugi waktu, dan rugi pahala.


23.00-

Balik menuju hotel untuk istirahat


Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah
Rombongan siap untuk istirahat
Karena saat itu waktu sudah menunjukan jam 23.00, maka ustad pembimbing menyarankan agar kami semua langsung balik istirahat ke hotel dan untuk mengeksplore Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah akan dilakukan keesokan hari. 


Minggu, 20 Desember 2015

(Al-Madinah Al-Munawwarah) 


Kegiatan yang direncanakan pada hari ini adalah kami bersama rombongan berencana akan melakukan ziarah sekaligus wisata di seputaran Masjid Nabawi. Rencananya kami akan berziarah di seputaran luar Masjid Nabawi yaitu ke Masjid Abu Bakar Siddiq R.A, Masjid Al Ghomama, Masjid Ali Bin Abi Thalib, lalu ke Museum sejarah Nabi Muhammad dan ke Museum Asmaul Husnah dan terakhir ziarah ke Makam Baqee. Juga tidak lupa kami akan melakukan ziarah ke seputaran dalam Masjid Nabawi yaitu ke Raudhah dan ziarah ke makam Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakar R.A dan Khalifah Umar bin Khoththob R.A. 
  
03.30-04.30
Bangun pagi beres-beres
04.30-04.45
Menuju ke Masjid Nabawi
04.45-05.40
Itikaf di Masjid Nabawi

05.40-06.15
Sholat subuh di Masjid Nabawi
Di Masjid Nabawi setiap selesai melakukan sholat fardhu berjamaah diawal waktu, maka akan diselenggarakan sholat jenazah dan ini terus berjalan setiap kali usai sholat fardhu setiap harinya. Setiap usai sholat fardhu ada saja jenazah yang akan disholatkan, tidak hanya pada pagi Subuh atau siang hari tetapi juga pada malam hari setelah sholat Maghrib dan Isya. Di Madinah semua orang yang meninggal selalu disholatkan di Masjid Nabawi dan akan dimakamkan di pemakaman Baqee yang terletak di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Jadi Masjid Nabawi adalah masjid tunggal untuk seluruh sholat jenazah di kota Madinah dan orang yang meninggal di Madinah jenazahnya akan di kubur di pemakaman Baqee. Setiap usai sholat fardhu, imam sholat mengumumkan dalam Bahasa Arab akan ada sholat jenazah. Ratusan ribu jamaah berdiri untuk sholat jenazah yang sama sekali tidak dikenalnya. Usai sholat jenazah, jenazah langsung digotong ke pemakaman Baqee. Jadi penguburan mayat tidak kenal waktu, bisa pagi usai Subuh, siang usai Zuhur atau Ashar, atau malam usai Maghrib dan Isya. Peristiwa sholat jenazah yang berjalan setiap kali usai sholat fardhu setiap harinya ini juga terdapat di Masjidil Al-Haram di kota Makkah.
Pagi hari selesai sholat Subuh di Quba Gate Door No. 5 B, Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah


Selesai sholat Subuh kami kembali jalan ke hotel untuk sarapan. Keluar dari sisi barat Masjid Nabawi pintu gerbang no.6 kami langsung disambut oleh pedagang kaki lima. Seperti biasanya, di mana ada keramaian maka di situ ada pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima yang semuanya adalah orang Arab dan Afrika menawarkan dagangannya di jalan-jalan di sekitar Masjid Nabawi. Mereka lengkap dengan gerobak sorong dan kursi Roda (Wheel Chair) yang siap di sorong kabur ketika askar datang. Kami sering melihat aksi kaburnya para pedagang ini. Dan jangan heran jika mereka pandai menggunakan beberapa kata Bahasa Indonesia standard seperti “murah, sepuluh tiga, dipilih… dipilih”, dan lain-lain. Maklum saja, jamaah Indonesia, terutama kaum ibu, sangat gemar belanja. Umumnya barang dagangan pedagang kaki lima itu adalah kerudung dari India atau Turki, Sajjadah, gamis, abaya, minyak wangi,  gelang dan kalung imitasi. Khusus dagangan berupa makanan seperti kurma, buah-buahan, kacang, kismis, dan lain-lain, mereka meneriakkan kata “halal..halal..halal”, yang artinya anda boleh mencicipinya gratis meskipun tidak jadi membeli. Pada saat kami pergi ini nilai tukar adalah 1 Arab Saudi Riyal (SAR) senilai 3.700 Rupiah Indonesia (IDR). Oh ya, berhubung kemarin kami sampai ke Masjid Nabawi pada malam hari, maka yang tampak banyak lampu-lampu saja. Tetapi pada saat pagi hari ini tampak begitu banyak puluhan hotel berjejer di pinggir jalan. Hotel-hotel itu tidak punya halaman seperti pada umumnya hotel lain di dunia, begitu keluar hotel langsung berhadapan dengan jalan raya. Semua bangunan di kota Madinah ini bentuk puncak bangunannya petak, tidak memiliki atap yang kreatif seperti di Indonesia. warnanya hampir seragam  semua yaitu warna coklat redup seperti warna padang pasir, hampir sama sekali kita tidak melihat bangunan berwarna-warni seperti di Indonesia, mungkin aturan tata kota di Saudi demikian. Hotel-hotel di Madinah umumnya digunakan untuk menampung jamaah umroh dan haji. Banyaknya hotel-hotel di seputar Masjid Nabawi dapat dilihat pada dokumentasi di bawah ini. 

06.15-07.30 

Sarapan di hotel

07.30-08.00
Beres-beres persiapan untuk ziarah di seputaran luar dan dalam Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 

08.00-09.00
Ziarah seputaran luar Masjid Nabawi : melalui sisi barat dari Masjid Nabawi ada Masjid Abu Bakar Siddiq R.A dan Masjid Al Ghomama di pintu 6,  Masjid Ali Bin Abi Thalib di pintu 7, Masjid Bilal Bin Rabah dan pasar kurma di pintu 5. 
Masjid Abu Bakar Siddiq R.A, Al-Madinah Al-Munawwarah with background Full Hotel 
Masjid Abu Bakar Siddiq R.A ini terletak di pintu 6 sisi barat dari Masjid Nabawi. Jadi begitu keluar hotel tempat kami menginap maka yang pertama di temukan adalah Masjid Abu Bakar Siddiq R.A ini. Masjid Abu Bakar Siddiq R.A merupakan salah satu dari tiga masjid tua bersejarah di bagian barat Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah. Masjid ini berjejer dengan Masjid Al Ghomama dan Masjid Ali bin Abi Thalib. Hanya terpaut sekitar 50 meter dari Masjid Al Ghomama dan 100 meter dari Masjid Ali bin Abi Thalib. Luas Masjid Abu Bakar ini berukuran 19.5 x 15 m. Tentang latar belakang sejarah Masjid Abu Bakar disebutkan bahwa dilokasi masjid ini berdiri dulunya merupakan rumah kediaman Abu Bakar Siddiq. R.A.
Masjid Al Ghomama, Al-Madinah Al-Munawwarah with background Full Hotel 

Masjid Al Ghomama ini terletak di pintu 6 sisi barat dari Masjid Nabawi. Masjid ini berdekatan dengan Masjid Abu Bakar Siddiq R.A. Bangunan masjid ini dibangun untuk mengenang beberapa peristiwa penting dimasa kehidupan Rasulullah S.A.W. dan peristiwa-peristiwa penting tersebut juga yang hingga kini melekat sebagai nama masjid ini. Disebut sebagai Masjid Al Ghomama (Ghomama = awan mendung), di lahan masjid ini berdiri merupakan tempat Rasulullah S.A.W melaksanakan Salatul Istiskah (sholat untuk meminta hujan). Segera setelah pelaksanaan sholat awan mendung pun datang dan hujan pun turun. Itu sebabnya sampai kini masjid ini disebut Masjid Al Ghomama. Disebut juga sebagai Masjid Id (Masjid hari raya) karena di lokasi tempat masjid ini berdiri merupakan tempat Nabi Muhammad S.A.W melaksanakan sholat hari raya di empat tahun terahir kehidupan Beliau. Kami mengunjungi masjid ini sebagai kunjungan kedua sebelum menuju ke Masjdi Nabawi. 

Masjid Ali Bin Abi Thalib, Al-Madinah Al-Munawwarah with background Full Hotel
Masjid Ali Bin Abi Thalib ini terletak di pintu 7 sisi barat dari Masjid Nabawi. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Abu Bakar dan Masjid Ghomama. Saat ini, masjid ini dipagar tinggi sehingga tidak bisa dimasuki. Riwayat sejarah menyebutkan bahwa masjid ini dibangun di atas rumah Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Masjid ini berbentuk persegi panjang. Dari timur ke barat, panjangnya 35 meter dan lebar 9 meter. Memang tidak ada keistimewaan ataupun anjuran untuk sholat di masjid ini bagi para jemaah Haji ataupun Umroh, karena memang pembangunannya ditujukan bagi mengenang Khalifah Ali Bin Abi Thalib, khalifah ke empat atau terahir dari empat Khulafaur Rasyidin.

Dari foto dokumentasi diatas dapat dilihat hotel-hotel yang ada di seputaran Masjid Abu Bakar Siddiq R.A, Masjid Al Ghomama dan Masjid Ali Bin Abi Thalib. Kesemua Masjid ini di kelilingi oleh hetel-hotel yang tinggi dan mewah. Dapat dilihat semua hotel dengan warna, bentuk dan tingginya pun hampir sama. Waktu saya ke Masjid Nabawi ini masih sedang dalam proyek perluasan. Hotel-hotel dan bangunan di seputar Masjid Nabawi sudah banyak yang di gusur dan diruntuhkan. Setelah selesai kami Ziarah di seputaran luar Masjid Nabawi, sekarang saatnya kami beserta rombongan Ziarah di seputaran dalam Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah.

09.00-10.00
Ziarah seputaran dalam Masjid Nabawi : Raudhah dan Ziarah ke makam Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakar R.A dan Khalifah Umar bin Khoththob R.A.
Pada saat memulai Ziarah seputaran dalam Masjid Nabawi kami masuk dari Al Salam Gate Door No 1, kemudian keluar nantinya di Al Baqee Gate Door No 41. Masjid Nabawi saat ini sangat luas, bangunan masjid saja seluas 82.000 meter persegi sedangkan pelatarannya mencapai 235.000 meter persegi. Seluruh areal masjid (bangunan dan pelataran) dapat menampung hingga satu juta jamaah. Padahal dulu ketika dibangun pertama kali oleh Nabi Muhammad, ukurannya hanya 30 meter x 30 meter. Ketika jumlah kaum muslim meningkat, Nabi memperluasnya pada tahun abad 7 Hijriyah menjadi 50 meter x 50 meter. Perluasan masjid terus berlanjut pada masa kehalifahan Umar bin Khatab (17 Hijriyah), Usman bin Affan (29-30 H), sampai ke Raja Saudi Abdul Aziz (1372 H), Raja Fahd, dan terakhir pada masa Raja Abdullah. Hingga sekarang proyek perluasan Masjid Nabawi masih terus dilakukan. Memasuki Masjid Nabawi kita akan dibuat kagum. Sunggguh indah interior di dalamnya, karpetnya berupa permadani yang tebal dan indah, lampu-lampu yang bergelantungan di atas sangat artistik dan sungguh sejuk udara di dalamnya. Pada saat kami Ziarah seputaran dalam Masjid Nabawi adalah saat Dhuha. Di dalam Masjid Nabawi ada sebuah tempat di bagian depan masjid yang selalu diincar jamaah untuk sholat dan berdoa. Tempat itu dikenal dengan Raudhah. Raudhah buat Pria dibuka setiap waktu sedangkan Raudhah buat Wanita dibuka pagi 08.00-11.00, siang 13.00-15.00, malam 20.00-24.00 dan masuknya melalui Osman Ibn Afan Gate Door No. 25. Satu lagi yang perlu di ingat adalah pria dan wanita di  Masjid Nabawi pintu masuknya terpisah satu sama lainnya. Tetapi tidak demikian halnya dengan di Masjid Al-Haram, dimana pria dan wanita dapat masuk dari satu pintu yang sama. 

Ikut antrian untuk sholat di Raudhah, Al-Madinah Al-Munawwarah, 
Tampak Raudhah yang dipenuhi para jamaah 



Raudhah adalah tempat yang terletak antara mimbar Nabi dan rumah Nabi (yang sekarang menjadi maqam Nabi). Raudhah artinya taman. Raudhah berukuran hanya 22 meter x 15 meter yang mana area Raudhah ini dicirikan dengan karpet berwarna hijau yang berbeda dengan karpet lain di sekelilingnya yang berwarna merah. Raudhah sangat sempit sekali dibandingkan dengan ukuran Masjid Nabawi yang sangat luas. Meskipun sempit, tetapi tempat ini selalu dipadati oleh jamaah. Raudhah tidak pernah sepi siang dan malam, selalu penuh. Anda jangan berharap Raudhah pernah kosong. Untuk dapat masuk ke dalam area ini kita harus berjuang dengan ribuan jamaah lain. Pada saat saya, abang dan papa ke Raudhah (mama pergi bersama rombongan perempuan) dibuat aturan antri yang cukup tertib. Terdapat 2 pagar pengaman untuk antrian. 15 menit pertama kita berada pada pagar yang paling luar, lalu 15 menit kedua kita barada pada pagar kedua dan satu langkah lagi tinggal masuk ke dalam Raudhah. Jadi butuh waktu 30 menit untuk melewati 2 pagar pengaman dan hanya di beri waktu 15 menit untuk sholat dan berdoa di dalam Raudhah. Karena tiap antrian jumlah jamaah dibatasi  maka kita dapat sholat dan berdoa dengan nyaman. Memang sedikit bersempit-sempitan dengan jamaah lain, tetapi karena saling bertoleransi, saling memahami kondisi yang sesak, maka tidak ada yang mengeluh, tidak ada yang marah, semua khusyuk dengan sholat dan doa yang dipanjatkan. Mengapa Raudhah begitu disesaki jamaah, karena Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk memanjatkan doa. Di Raudhah diyakini ketika kita berdoa, maka doa-doa yang dipanjatkan akan dikabulkan oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda : Antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (taman) diantara taman-taman surga dan mimbarku berada pada telagaku (di surga). [HR.bukhari No : 1755]. Artinya, di antara mimbar dan rumah Nabi, Allah SWT menurunkan rahmat, maghfirah, dan ampunan-Nya. Mintalah kepada Allah semua permintaanmu di sini, sebut saja semua keinginan dan harapanmu dan yakinlah bahwa Allah SWT akan mengabulkannya.  

Ziarah ke makam Nabi Muhammad, Khalifah Abu Bakar R.A dan Khalifah Umar bin Khoththob R.A, Al-Madinah Al-Munawwarah  
Setelah selesai sholat dan berdoa di Raudhah, selanjutnya kami keluar dari Raudhah dan tinggal berbelok ke arah kiri (timur) Masjid Nabawi untuk Ziarah ke makam Nabi dan sahabatnya. Dahulu Nabi Muhammad setelah wafat dimaqamkan di dalam rumahnya sendiri. Perluasan masjid Nabawi menyebabkan maqam Nabi berada di dalam masjid. Di dalam maqam itu tidak hanya dikuburkan Nabi Muhammad SAW, tetapi juga dua orang sahabatnya yaitu Abu Bakar R.A dan Umar bin Khoththob R.A. Barisan jamaah yang selesai sholat berebut keluar untuk melewati maqam Nabi untuk berziarah. Para askar berdiri menjaga maqam Nabi, karena perilaku jamaah seringkali menjurus bid’ah. Ada yang berusaha mengusap-usap pintu besi, menciumnya, mengusapkan kain ke pintu itu, dan lain-lain. Para askar dan pengurus Masjid Nabawi mencegah para jamaah melakukan hal demikian. 


Air zam-zam
Selesai Ziarah seputaran dalam Masjid Nabawi, kami berjalan menuju pintu keluar ke arah Al Baqee Gate Door No 41. Selanjutnya perjalanan kami adalah menuju ke Museum sejarah Nabi Muhammad dan Museum Asmaul Husnah. Sebelum melanjutkan perjalanan kami menyempatkan dulu minum air zam-zam yang tersedia secara gratis di mana-mana, baik di dalam masjid maupun di pelataran Masjid Nabawi. Baik di Masjid Nabawi maupun di Masjidil Al-Haram terdapat puluhan tong air zam-zam di dalam Masjidnya maupun kran diluar Masjid yang dapat diminum langsung oleh jamaah. Air zam-zam di Masjid Nabawi didatangkan dari Makkah. Tidak perlu khawatir, gelas-gelas plastik yang digunakan untuk minum air zam-zam hanya sekali pakai. Gelas-gelas yang bersih terdapat pada satu tumpukan disebelah kanan dan jika sudah selesai dipakai jamaah memasukkanya ke selongsong di sebelah kiri. Air zam-zam yang disediakan ada dua macam, yang pertama air zam-zam dengan suhu biasa (NOT COLD), yang kedua air zam-zam yang dingin. Anda dapat membaca tulisan di tongnya, apakah NOT COLD (tidak dingin) atau tanpa tulisan yang berarti dingin. Kita dapat meminumnya di sana langsung atau membawa pulang dengan mengisi air zam-zam ke dalam botol-botol air mineral yang sudah kita bawa. Jadi puas-puaskanlah selama di Tanah Suci untuk minum air terbaik di muka bumi ini. Karena pada saat pulang nanti kita hanya mendapatkan air zam-zam 5 liter per orang sebagai oleh-oleh.

10.00-11.30

                                                                
Wisata selanjutnya adalah kami menuju ke Museum sejarah Nabi Muhammad (Muhammad is The Messenger Of Allah) dan Museum Asmaul Husnah (The Beautiful Names of Allah Exhibition) 
Muhammad is The Messenger Of Allah, Al-Madinah Al-Munawwarah
Museum sejarah Nabi Muhammad (Muhammad is The Messenger Of Allah) ini terletak di pintu 8 sisi barat dari Masjid Nabawi. Pameran ini menyoroti aspek terang biografi Nabi. Pada pameran yang mengesankan ini, kita disuguhkan teknologi modern. Pameran ini menyajikan riwayat kehidupan Nabi sehari-hari mulai dari bangun pagi sampai dengan tidur malam. Selain itu juga ada miniatur rumah Nabi dan Masjid Nabawi, sejarah kemenangan peperangan islam dan masih banyak lagi yang dipamerkan dengan teknologi modern yang canggih. Di Museum ini kami mendapat penjelasan dari petugas museum yang juga orang Indonesia.

Muhammad is The Messenger Of Allah, Al-Madinah Al-Munawwarah
Muhammad is The Messenger Of Allah, Al-Madinah Al-Munawwarah

Museum Asmaul Husnah (The Beautiful Names of Allah Exhibition) ini terletak di pintu 13 sisi barat dari Masjid Nabawi. Letak bangunan The Beautiful Names of Allah Exhibition ini saling bersebelahan dengan bangunan Muhammad is The Messenger Of AllahThe Beautiful Names of Allah Exhibition ini kami juga mendapat penjelasan dari petugas museum orang Indonesia. Setiap nama dari Asmaul Husna diberi penjelasan dan ilustrasi berupa lukisan, miniatur planet-planet, bahkan ada juga beberapa layar TV dengan video-video yang menunjukkan kebesaran Illahi. Pameran ini menampilkan tulisan nama-nama Allah “Asmaul Husna” dan artinya ditampilkan indah sekali dalam kaligrafi bahasa Arab dan bahasa Inggris. 
The Beautiful Names of Allah Exhibition, Al-Madinah Al-Munawwarah




The Beautiful Names of Allah Exhibition, Al-Madinah Al-Munawwarah
11.30-12.20

Istirahat dan memperbanyak salawat di Masjid Nabawi sambil menunggu Zuhur. Setelah mengunjungi beberapa situs sejarah Islam di seputaran luar dan dalam Masjid Nabawi kamipun segera kembali menuju ke dalam Masjid Nabawi. Acara wisata ziarah didesain selalu berakhir sebelum waktu Zuhur. Biasanya setengah jam sebelum adzan sholat bergema jemaah sudah datang berbondong-bondong untuk sholat. Setiap jamaah selalu mengusahakan dirinya sholat wajib di Masjid Nabawi dan sholat sunat sebanyak mungkin, karena shalat lima waktu di Masjid Nabawi pahalanya sekali sholat sama dengan 1.000 kali sholat di masjid lain. 

12.20-13.00
Sholat Zuhur di Masjid Nabawi 
13.00-14.00
Makan siang di hotel
14.00-15.15
Istirahat
15.15-16.00
Sholat Ashar di Masjid Nabawi

16.00-17.40
Acara bebas (Foto-foto disekitaran Masjid Nabawi dan Ziarah ke Makam Baqee) 
Halaman Masjid Nabawi sangat luas. Pada halaman ini dilengkapi dengan payung-payung raksasa buatan Jerman yang dapat membuka dan menutup secara otomatis. Payung-payung itu berguna untuk melindungi jamaah dari panas terik dan hujan. Payung-payung raksasa itu menempel pada tiang-tiang lampu yang pada malam hari bersinar dengan indahnya. Membuka dan menutupnya payung-payung raksasa ini menjadi tontonan dan pertunjukan yang seru. 

Payung Raksasa di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah

Papa Mama Ku di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 

Setelah puas mendokumentasikan Masjid Nabawi dari area luar, selanjutnya kami akan mengunjungi Maqam Baqee. Ini adalah kompleks pemakaman yang sudah ada sejak zaman Rasulullah. Di sini dimakamkan para sahabat Nabi, juga para jamaah yang meninggal dunia di Madinah, termasuk penduduk kota Madinah sendiri. Maqam Baqee terletak di timur Masjdi Nabawi. Pada sore ini kami menyempatkan masuk berziarah ke dalamnya. Kuburan di sini tidak memiliki nisan, hanya sekedar batu penanda maqam dan tanah dengan tumpukan batu-batu kecil yang sedikit ditinggikan. Satu tips buat yang mau masuk ke Maqam Baqee adalah, kita dapat masuk setiap saat ke Maqam Baqee setiap ada jenajah yang akan dikebumikan. Berhubung tiap habis sholat ada jenajah yang di kebumikan, maka kita dapat masuk ikut ke Maqam Baqee. Yang perlu dicatat bahwa perempuan tidak boleh masuk ke Maqam Baqee ya. Jadilah si mama pada Ziarah ke Makam Baqee, Al-Madinah Al-Munawwarah ini  hanya bisa menunggu kami di depan pagar Makan Baqee. Tapi si mama mengusir kebosanan menunggu kami, jadilah sambil cuci mata lihat-lihat para pedagang menjajahkan barang dagangannya di sekitaran pelataran masjid. Pas ketemu-ketemu sudah aja bawa tas tentengan berisi belanjaan  ;-)


Ziarah ke Makam Baqee, Al-Madinah Al-Munawwarah
Ziarah ke Makam Baqee, Al-Madinah Al-Munawwarah



Sore hari di Al-Hijrah Gate Door No. 4 D,
Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 

17.40-18.30

Sholat Magrib di Masjid Nabawi


18.30-19.10



Istirahat sambil menunggu Isya

19.10-20.00

Sholat Isya di Masjid Nabawi

20.00-21.00

Makan malam di hotel

21.00

Istirahat



Senin, 21 Desember 2015


(Al-Madinah Al-Munawwarah) 


Mumpung masih di Madinah, maka rencana hari ini adalah untuk mengunjungi semua situs bersejarah yang ada di Madinah. Seperti hari sebelumnya, acara wisata kali ini juga didesain berakhir sebelum sholat Zuhur. 
Jalan-jalan hanyalah pelengkap umroh saja, namun sayang juga jika tidak sempat mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk melakukan napak tilas sejarah Islam selama masih di Madinah. 



03.30-04.30
Bangun pagi beres-beres
04.30-04.45
Menuju ke Masjid Nabawi
04.45-05.40
Itikaf di Masjid Nabawi

05.40-06.15

Sholat subuh di Masjid Nabawi
Selalu dibuat kagum dengan indahnya interior di dalam Masjid Nabawi, lihat saja karpet merahnya berupa permadani yang tebal dan indah, lampu-lampu yang bergelantungan di atas sangat artistik yang terus hidup sepanjang hari dan dengan dekorasi seluruh tembok dilapisi kuningan terang kinclong. 

Selesai sholat Subuh di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 


Selesai sholat Subuh di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 


06.15-07.30

Sarapan di hotel  
07.30-08.00
Beres-beres persiapan untuk City Tour Madinah

08.00-09.30

City Tour Masjid Jum'at dan Masjid Quba Madinah.
Saat perjalanan menuju Masjid Quba, maka kami melalui Masjid Jum'at terlebih dahulu. Masjid Jum'at ini terletak 700 meter sebelah utara dari Masjid Quba. Masjid ini letaknya tidak jauh dari Masjid Quba. Di lokasi ini pertama kali Rasulullah melakukan sholat Jum’at. Ini merupakan yang pertama sekali sholat Jum’at dalam islam yang terjadi pada tahun pertama hijrah.




Tampak dari luar Masjid Quba, Al-Madinah Al-Munawwarah
Masjid Quba ini mempunyai nilai historis yang sangat tinggi. Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah ketika beliau sampai dalam perjalanan hijrahnya. Masjid Quba dibangun pada awal peradaban Islam. Tepatnya, 8 Rabiul Awal pada 1 Hijriyah. Lokasinya berada diluar kota Madinah, tepatnya 5 km di sebelah tenggara Kota Madinah. Mengunjungi masjid ini, dari kejauhan akan terlihat empat menara putih tinggi menjulang. Setelah dekat terlihat pohon kurma mengelilingi masjid dan juga terdapat taman yang indah di pelataran luar Masjid ini. 


Tampak dari dalam Mihrab Masjid Quba, Al-Madinah Al-Munawwarah


Taman Masjid Quba, Al-Madinah Al-Munawwarah
Pada waktu mendirikan Masjid Quba, Nabi Muhammad SAW menunjukkan suri teladan dan kerjasamanya. Beliau turut mengangkat batu untuk yang pertama kali dan meletakkan batu itu di mihrab, kemudian disusul berturut-turut Abu Bakar, Umar, dan Usman. Siapakah yang dapat menyangka bahwa urusan peletakan batu kiblat ini ada hubungannya kemudian dengan sejarah pengangkatan khulafaur rasyidin. Terdapat keutamaan Masjid Quba dalam Al Quran dan Hadits. Dalam Al Quran surah At-Taubah (108) yang berbunyi, "Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih." Selain merupakan masjid pertama yang dibangun Rasulullah di Madinah, keistimewaan lain masjid ini adalah pahala sholatnya yang setara dengan melaksanakan umroh di Masjidil Al-Haram. Ini tertuang dalam hadist Nabi. Saat itu Rasulullah bersabda, "Barang siapa telah bersuci (berwudhu) di rumahnya, kemudian mendatangani Masjid Quba, lalu salat di dalamnya dua rakaat, maka baginya sama dengan pahala umroh. Jadi kita disarankan sudah berwudhu sebelum ke sini, lalu sholat dua rakaat di Masjid Quba.


09.30-11.00



City Tour Kebun Kurma Fahd, Al-Madinah Al-Munawwarah.  
Dalam acara tour ini kami sempat mengunjungi perkebunan Kurma Fahd Madinah. Sayang sekali saat itu kurma sedang tidak berbuah sehingga kami tidak dapat melihat tandan-tandan kurma. Kalau sedang berbuah maka kita boleh memetik sendiri dan makan di sana. Di sekitaran kebun ini kita dapat menikmati minuman teh hangat secara gratis. Di kebun kurma ini terdapat toko kurma yang pegawainya sebagian besar adalah orang Indonesia. Sampai-sampai di pintu masuknya terdapat jelas tulisan nama tempatnya dalam bahasa Indonesia "KEBUN KURMA FAHD", strategi dagang yang mantap. Berbagai jenis kurma ada di sini, termasuk kurma yang selalu dicari orang yaitu kurma ajwa, karena kurma inilah yang dimakan oleh Rasulullah. Kurma ajwa adalah kurma yang paling mahal, karena sekilo harganya 100 riyal (yang berkualitas bagus) atau 80 riyal (yang berkualitas sedang) atau 70 riyal untuk kurma ajwa yang termurah. Madinah adalah tempat terbaik untuk membeli kurma, karena kurmanya bagus-bagus dan segar. Disini kami sempat memborong kurma ajwa yang seharga 100 riyal. Memang sedikit mahal, tapi percayalah sungguh nikmat rasanya. Satu lagi ya, kalau kemari fokus hanya belanja kurma saja, jangan belanja barang yang lain. Semua barang dagangannya boleh di cicipi gratis dan bisa bayar pake rupiah juga loh. Tapi kursnya sedikit lebih mahal yaitu, 1 SAR senilai 3.800 IDR.

Kebun Kurma Fahd, Al-Madinah Al-Munawwarah

Hasil borong Kurma ajwa di Kebun Kurma Fahd, Al-Madinah Al-Munawwarah...Mantap punya loh


Tempat ini merupakan salah satu perkebunan kurma terbaik yang ada di Madinah. Tempat yang bersih dan juga pelayanan yang baik. semoga sahabat bisa kesini juga ya, baik itu saat menjalankan ibadah umroh maupun saat melaksanakan ibadah haji . ;-) 


11.00-11.30


City Tour Jabal Uhud 

Selesai mengunjungi Masjid Quba dan belanja kurma, maka kunjungan berikutnya adalah ke Bukit Uhud di luar kota Madinah, tempat berlangsungnya Perang Uhud, yaitu perang antara kaum muslimin dengan tentara kafir Quraisy. 
Jabal Uhud, Al-Madinah Al-Munawwarah

Jika kita ingin melihat bukit yang ada di surga, maka ziarahlah ke Bukit Uhud. Jabal Uhud adalah bukit yang dijanjikan di surga. Tidak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya dengan sebutan Jabal Uhud yang artinya 'bukit menyendiri'. Nabi SAW bersabda, “Bukit Uhud adalah salah satu dari bukit-bukit yang ada di surga" demikian hadis yang diriwayatkan HR Bukhari. Bukit Uhud atau Jabal Uhud adalah sebuah bukit berjarak 5 kilometer dari utara Kota Madinah dengan ketinggian sekitar 1.077 meter yang membentang lebih kurang 7 km. Jabal Uhud selalu dikenang oleh umat Islam karena di lembah gunung ini pernah terjadi peperangan besar antara pejuang Islam dan kaum kafir Quraisy pada 15 Syawal 3 Hijriyah. Di lembah bukit ini pernah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin sebanyak 700 orang melawan kelompok musyrikin Makkah sekitar 3.000 orang. Namun karena beberapa sahabat tidak mematuhi perintah Rasulullah disebabkan tergoda harta rampasan perang, maka kaum muslimin kalah dalam perang tersebut. Dalam pertempuran tersebut kaum muslimin yang gugur sampai 70 orang syuhada, di antaranya paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muththalib, yang digelari Asa­Dullah wa Asadur Rasul (Singa Allah dan Rasul-Nya), Mush'ab bin Umair dan Abdullah bin Jahsyin. Setelah perang usai Nabi Muhammad SAW memerintahkan agar para syuhada yang gugur dimakamkan di tempat mereka gugur.


11.30-11.45

City Tour Percetakan Al Quran King Fahd 


Jika Anda berkunjung ke kota Madinah, jangan lupa singgah ke percetakan Al Qur'an terbesar di dunia, Majma` Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif (King Fahd Complex for Printing the Holy Qur`an). Sungguh pengalaman yang luar biasa. Pusat percetakan Al-Qur'an yang lebih dikenal sebagai Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd dapat menjadi referensi kunjungan Anda di sela-sela menunaikan ibadah haji atau umroh, untuk berwisata sekaligus menambah keilmuan dan wawasan Anda tentang sejarah perkembangan Mushaf Al-Qur'an. Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd sudah berdiri sejak tahun 1405 H atau 1984 M di atas tanah seluas 250.000 meter persegi (25 ha). Kompleks Percetakan Al-Qur'an Raja Fahd ini terletak di jalan menuju Kota Tabuk atau sekira 10 kilometer dari Madinah. Percetakan ini dibuka untuk umum mulai dari pukul 08.00 hingga pukul 12.00 kecuali pada hari libur Arab Saudi, yaitu Jumat dan Sabtu.

King Fahd Glorious Quran Printing Complex, Al-Madinah Al-Munawwarah
Model di dalam gedung percetakan ini bentuknya seperti gudang yang di dalamnya terdapat mesin cetak berukuran besar dalam jumlah banyak, serta mesin potong kertas. Bila kita melihat dari lantai 2 ke lantai dasar, disana akan terlihat lembaran bakal Al-Qur'an yang sudah dicetak tapi belum dipotong. Percetakan ini tidak hanya mencetak Al-Qur'an, tetapi juga telah mencetak beragam jurnal, terutama jurnal-jurnal yang terkait dengan penelitian dan kajian mengenai kandungan Al-Qur'an. Al Qur'an yang dicetak di percetakan Raja Fahd ini dibagikan secara gratis ke seluruh dunia, di antaranya melalui masjid-masjid. Perkembangan percetakan Al-Qur'an diawali  pada masa Khalifah Usman bin Affan yang membentuk tim untuk menyalin kembali Al-Qur'an berdasarkan kitab aslinya. Hasil salinannya biasa disebut juga dengan Mushaf Usman. Hingga saat ini, Al-Qur'an dicetak berdasarkan standar Usmani dan telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 50 bahasa termasuk Bahasa Indonesia.

Al-Quran dalam proses pencetakan, King Fahd Glorious Quran Printing Complex, Al-Madinah Al-Munawwarah

Selalu mendapat Kenang-kenangan, ini untuk yang kedua kalinya dari Percetakan Al Quran King Fahd, Al-Madinah Al-Munawwarah, Tq
Oh ya, jamaah laki-laki bisa langsung masuk ke areal percetakan ini. Jadilah cuma saya, abang dan papa yang masuk, sedangkan jamaah perempuan hanya boleh masuk ke showroom yang menjual Al-Quran dalam berbagai bentuk di bagian depan percetakan. Di showroom dipamerkan beberapa jenis Al-Qur`an produksi percetakan tersebut, antara lain edisi lux seharga 200 riyal. Selesai melihat proses percetakan Al-Qur'an tersebut, para pengunjung akan memperoleh kenang-kenangan sebuah mushaf  Al-Qur'an secara gratis. Ini adalah kali kedua saya kepercetakan ini.  

11.45-12.10
City Tour Masjid Qiblatain dan Masjid Khandaq
Di dalam perjalanan pulang ke Madinah, kami melewati Masjid Qiblatain dan Masjid Khandaq. Sayang karena waktu sholat Zuhur hampir tiba dan kami segera mengejar sholat Zuhur di Masjid Nabawi, maka Masjid Qiblatain maupun Masjid Khandaq tidak bisa kami singgah untuk masuk dan melihatnya. Saya hanya bisa menggambil gambar kedua masjid tersebut hanya dari dalam bus. Masjid Qiblatain adalah masjid yang pernah mempunyai dua kiblat. Mula-mula kiblatnya ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu ketika sedang memimpin sholat, turun wahyu yang memerintahkan arah kiblat diubah ke ka’bah di Masjidil Haram.

Masjid Khandaq, Al-Madinah Al-Munawwarah


Masjid dan benteng Khandaq adalah salah satu peninggalan Nabi Muhammad SAW di Madinah. Khandaq berarti parit. Dalam sejarah Islam, Khandaq adalah peristiwa penggalian parit untuk benteng pertahanan melawan kaum kafir Quraisy bersama sekutu-sekutunya yang mengepung Madinah. Dinamakan perang Khandaq karena umat Islam menjadikan parit untuk benteng pertahanan melawan musuh. Parit yang dalam itu ternyata mampu menahan serangan kaum Quraisy yang jumlahnya lebih banyak dibanding umat muslim waktu itu. Sejarah perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun kelima Hijriyah. Pembuatan parit ini merupakan inisiatif dari salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yakni Salman Al Farisi. Salman Al Farisi berasal dari Iran. Sebelum serangan dimulai, Rasulullah bersama sahabat dan umat muslim menggali parit bersama-sama. Setiap 10 orang kaum Muslimin harus bisa menyelesaikan penggalian parit sepanjang 40 meter. Umat muslim berhasil menggali parit sepanjang 5,5 km, lebar 4,6 meter dan kedalaman lebih dari 3 meter. Saat perang terjadi, tidak ada satupun pasukan berkuda kaum Quraisy yang mampu melewati parit tersebut karena lebar dan dalam. Karena kaum Quraisy bersama sekutunya tidak bisa melewati parit, pertempuran yang terjadi tidak secara terbuka namun hanya mengandalkan pasukan pemanah. Saat ini, parit yang terletak di bagian selatan Madinah ini sudah ditutup oleh karena kepentingan perluasan kawasan kota Madinah.

12.10-12.20

Sampai di hotel dan beres-beres untuk sholat Zuhur


12.20-13.00

Sholat Zuhur di Masjid Nabawi



13.00-14.00

Makan siang di hotel


14.00-15.00


Bimbingan Manasik Umroh dari Dago Wisata


15.00-15.15


Istirahat


15.15-16.00


Sholat Ashar di Masjid Nabawi


16.00-17.40


Acara bebas


17.40-18.30


Sholat Magrib di Masjid Nabawi


18.30-19.10


Istirahat sambil menunggu Isya


19.10-20.00


Sholat Isya di Masjid Nabawi



Selesai sholat Isya di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah
20.00-21.00

Makan malam di hotel 


21.00 



Istirahat





Selasa, 22 Desember 2015

(Al-Madinah Al-Munawwarah - Makkah Al-Mukkarammah)



Hari ini adalah hari terakhir kami di Al-Madinah Al-Munawwarah (19-22 Des 15) dan kami akan melanjutkan perjalanan menuju Makkah Al-Mukkarammah untuk  melakukan Umroh. Dari jadwal yang diberikan dari tim Dago Wisata, maka tepat 22 Des 15 jam 14.00 siang nanti tiba waktunya kami untuk berpisah dengan Masjid Nabawi yang dibangun oleh Rasulullah SAW, Raudah atau taman-taman surga dan makam Rasulullah serta Abu Bakar dan Umar bin Khatab serta Siti Aisyah dan Utsman bin Affan di Baqee. Madinah sendiri adalah kota yang sangat begitu dicintai oleh Rasul, yang mana beliau sejak hijrah tidak pernah lagi kembali ke Makkah kecuali untuk melaksanakan Haji Wada. Dari Madinah perjalanan kami untuk Umroh ini,  kami akan mengambil Miqot di Masjid Bir Ali atau yang dulu dikenal dengan nama Dzul Khalifah, yang letaknya 450 km dari Makkah dan ditempuh dalam waktu kurang dari 30 menit dari Madinah. Tetapi sebelum jam 14.00 kami masih mempunyai sisa waktu untuk tetap dapat melaksanakan sholat Subuh dan sholat Zuhur berjamaah di Masjid Nabawi tercinta. Alhamdulilah....

03.30-04.30

Bangun pagi beres-beres
04.30-04.45
Menuju ke Masjid Nabawi
04.45-05.40
Itikaf di Masjid Nabawi
05.40-06.15
Sholat Subuh di Masjid Nabawi
06.15-07.30
Sarapan di hotel
07.30-08.30
Beres-beres persiapan untuk menuju ke Makkah Al-Mukkarammah
08.30-09.00
Menyerahkan bagasi ke pihak Dago Wisata
09.00-11.00
Acara bebas sebelum meninggalkan Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah  

Masjid Nabawi,  Al-Madinah Al-Munawwarah

Masjid Nabawi,  Al-Madinah Al-Munawwarah

Masjid Nabawi,  Al-Madinah Al-Munawwarah

Masjid Nabawi,  Al-Madinah Al-Munawwarah


11.00-12.20

Menuju Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat Zuhur


12.20-13.00

Sholat Zuhur di Masjid Nabawi 


Setelah sholat Zuhur, Shopping Time di Pintu 6 sisi barat dari  

Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah 




Setelah sholat Zuhur, Shopping Time di Pintu 6 sisi barat dari  

Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah

13.00-14.00

Makan siang di hotel

14.00-14.45

Persiapan akhir untuk berangkat umroh menuju Makkah Al-Mukkarammah. 
Tibalah hari yang dinanti-nanti yaitu bersiap menuju kota Makkah Al-Mukkarammah untuk melaksanakan ibadah umroh. Ibadah sholat di Masjid Nabawi tidak termasuk ke dalam rangkaian ibadah umroh.  Seperti yang sudah jelaskan diatas, ibadah umroh itu intinya adalah Niat berihram, Tawaf, Sa'i dan Tahallul. Jika pada ibadah haji ada wukuf di Arafah, bermalam di Muzdalifah dan melontar jumrah di Mina, maka ibadah umroh hanya terdiri atas empat rangkaian ibadah itu saja, sehingga umroh dinamakan juga haji kecil. Dan ibadah umroh bisa diselesaikan selama satu hari saja.
Berihram siap untuk menuju Miqot di Masjid Bir Ali, Al-Madinah Al-Munawwarah

14.45-15.15

Menuju Miqot di Masjid Bir Ali (Dzul Khalifah)

Miqot adalah tempat memakai ihram dan juga tempat berniat umroh. Saat miqot, pria harus sudah memakai pakaian khusus untuk umroh dan haji yang bernama ihram. Berbagai ketentuan pun diberlakukan saat umat Muslim telah mengambil miqot. Untuk pria sudah tidak boleh memakai alas kaki yang menutup mata kaki, tidak memakai pakaian yang dijahit dan tanpa penutup kepala. Wanita sudah harus menutup aurat dan hanya boleh menampakkan telapak tangan dan wajah. Bahkan tidak diperbolehkan mengenakan cadar. Semua Muslim yang akan berangkat umroh dari Madinah, dipastikan akan berkunjung ke Masjid Bir Ali untuk mengambil miqot. Bir Ali adalah nama salah satu masjid yang ada di Madinah. Letaknya tidak jauh dari Kota Madinah. Jika menggunakan kendaraan, hanya memakan waktu sekitar 20-30 menit. Masjid ini selalu penuh sesak diisi oleh ratusan bahkan ribuan jamaah umroh atau haji dari berbagai belahan dunia. Tujuannya hanya satu, yaitu mengambil miqot untuk memulai umroh, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

15.15-16.30

Sholat Ashar dan Sholat sunah ihram 2 rakaat di Masjid Bir Ali.


Karena kita berangkat dari Madinah, maka kita memulai miqot di Masjid Bir Ali ini. Di Masjid Bir Ali sudah terlihat banyak rombomgan jamaah umroh dari berbagai negara untuk memulai niat umroh. Pada saat kami baru memasuki parkiran Masjid Bir Ali terdengar suara kumandang azan Ashar. Maka kami melakukan sholat Ashar berjamaah terlebih dahulu baru kemudian melakukan Sholat sunah ihram 2 rakaat. Di Masjid Bir Ali ini pintu masuk kedalam tempat sholat pria dan wanita dibedakan, tidak ada percampuran sama sekali. 

Selesai Sholat Ashar dan Sholat sunah ihram 2 rakaat di Masjid Bir Ali

Selesai Sholat Ashar dan Sholat sunah ihram 2 rakaat di Masjid Bir Ali

Selesai Sholat Ashar dan Sholat sunah ihram 2 rakaat di Masjid Bir Ali

Selesai Sholat Ashar dan Sholat sunah ihram 2 rakaat di Masjid Bir Ali

16.30-19.30

Berangkat dari Bir Ali menuju Makkah Al-Mukkarammah dan berhenti di Wadit Hudait untuk istirahat sejenak.
Dengan mengucapkan Labbaika Allahumma umratan, maka ibadah umroh dimulai dan sejak saat itu berlakulah semua larangan-larangan selama berihram. Niat berihram ini kami lakukan secara bersama-sama di dalam bus diarea parkiran Masjid Bir Ali untuk menghindari kalau-kalau ada dalam rombongan jemaah ada yang kelupaan berniat. Selanjutnya selama di dalam perjalanan jamaah umroh lebih banyak bertalbiyah dan bershalawat hingga menjelang Thawaf. 

All Tim siap berangkat dari Bir Ali menuju Makkah Al-Mukkarammah

Papa Mama ku siap berangkat dari Bir Ali menuju Makkah Al-Mukkarammah

Kami siap berangkat dari Bir Ali menuju Makkah Al-Mukkarammah


19.30-20.00

Istirahat sejenak di Wadit Hudait


20.00-21.30


Berangkat dari Wadit Hudait menuju ke Makkah Al-Mukkarammah


21.30-


Kami memasuki Tanah Haram dan langsung menuju Anjum Hotel untuk makan malam di restoran hotel, lalu bersiap untuk Umroh. 




Rabu, 23 Desember 2015

(Makkah Al-Mukkarammah)

Malam ini juga kami bersama-sama akan berjalan menuju Masjidil Al-Haram. Meskipun waktu sudah menunjukkan dinihari, tetapi suasana di sekitar Masjidil Al-Haram tetap ramai dengan lalu lalang jamaah yang pergi dan pulang. Ada yang masih berpakain ihram, ada pula yang sudah memakai pakaian biasa. Sebentar lagi kami akan menjadi tamu-tamu Allah karena akan berkunjung ke rumah-Nya di Baitullah. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS Ali Imran: 96). 

01.00-01.15
Berangkat dari Anjum Hotel menuju Masjid Al-Haram untuk Umroh. 

Siap berangkat dari Anjum Hotel menuju Masjid Al-Haram untuk Umroh

Dari Anjum Hotel kami berjalan menuju Masjidil Al-Haram. Pelataran masjid sangat luas, namun kenyamanan agak sedikit terganggu karena deru mesin dan menara-menara crane menjulang di sana-sini sebagai bagian dari proyek perluasan Masjidil Al-Haram. Mereka terus bekerja 24 jam dalam sehari untuk menyelesaikan perluasan Masjidil Al-Haram. Karena adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram membuat akses menuju ke masjid banyak yang ditutup. Kami memasuki Masjidil Al-Haram dari pintu King Fahd dan berjalan ke arah dalam. Karena kami belum melaksanakan sholat Maghrib dan Isya, maka kami melakukan sholat Jamak Takhir dan Qoshor terlebih dahulu di dalam area masjid. Meskipun ini kedatangan saya yang kedua kali, tetap hati saya bergetar memasuki kompleks Masjidil Al-Haram ini, sebab sebentar lagi saya akan melihat secara langsung Ka’bah dan berada lebih dekat lagi ke Ka'bah. Bangunan Masjidil Al-Haram memiliki banyak pintu masuk. Kita harus hafal pintu yang kita masuki supaya tidak tersesat pada saat keluar nanti. Dan di Masjidil Al-Haram pintu masuk dan keluar buat pria dan wanita adalah sama, tidak dibedakan seperti di Masjid Nabawi.

Selesai sholat Jamak Takhir dan Qoshor, kami berjalan mendekati Ka’bah, dan…. Masya Allah… tampaklah bangunan Ka’bah yang menjadi kiblat sholat ummat Islam di seluruh dunia. Perasaan saya tidak menentu, bercampur aduk antara gembira, terharu dan terkesima. Segera kami membaca doa ketika melihat Ka’bah ini.  Dan bersiaplah kami untuk melakukan umroh pada dini hari ini. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


01.15-02.00
Melakukan Thawaf.
Ustad pembimbing umroh membawa kami pada lantai dasar yang cukup dekat ke Ka’bah. Kami memulai ibadah thawaf bersama-sama. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad yang di beri tanda lampu hijau pada sisi kanan kita. Saat itu jamaah thawaf sangat padat meskipun ini waktu dinihari. Semua orang dari berbagai bangsa di dunia melebur menjadi satu. Tidak ada lagi perbedaan si kaya dan si miskin, berpangkat atau tidak, pejabat atau rakyat biasa, semua sama di hadapan Allah, sama-sama berputar mengelilingi Ka’bah. Kami mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah berlawanan jarum jam. Saat ini bangunan Ka’bah dikelilingi oleh sebuah bangunan bertingkat dua untuk menampung jamaah yang tidak dapat melakukan thawaf di lantai dasar. Bangunan ini sifatnya sementara saja dan akan dibongkar kembali setelah proyek perluasan Masjidil Al-Haram ini selesai.
Selesai melakukan Thawaf

Setelah melaksanakan thawaf, kami sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Maqam Nabi Ibrahim bukanlah kuburan, tetapi berupa cetakan telapak kaki Nabi Ibrahim di tempat dia berpijak ketika membangun Ka’bah. Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk membangun Rumah-Nya di Baitullah. Usai melaksanakan sholat sunat, kami meminum air zam-zam yang memang disediakan persis di area seputaran Ka’bah dan Maqam Ibrahim.
Ada baiknya sebelum kita melakukan Thawaf, kita mengetahui tempat-tempat penting di sekitaran Thawaf

02.00-03.30
Melakukan Sa'i. 
Rangkaian kegiatan ibadah umroh berikutnya adalah melaksanakan sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah. Kedua bukit ini terletak di dekat bangunan Ka’bah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi sejak Masjidil Al-Haram mengalami perluasan besar-besaran. Yang ada hanyalah tanda situsnya saja dan di antara bukit Safa dan Marwah itu dibangun tempat melaksanakan ibadah sa’i. Tempat melakukan sa’i  ini berada di dalam kompleks Masjidil Al-Haram.
Bukit Safa, 23 Des 15 Jam 02.00 a.m, siap untuk melaksanakan Sa'i antara Safa dan Marwah
Bukit Safa dan Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah (Baitullah). Bukit Safa dan Marwah ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Bukit Safa dan Marwah yang berjarak sekitar 450 meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umroh, yakni melaksanakan Sa’i. Prosesi sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali dan setiap perjalanan dari Safa ke Marwah dihitung satu kali, begitu juga sebaliknya perjalanan dari Marwah ke Safa dihitung satu kali. Total jarak yang harus di tempuh pada saat melaksanakan Sa'i ini adalah 3,15 km.
Bukit Marwah, 23 Des 15 Jam 03.00 a.m,  telah selesai melaksanakan Sa'i antara Safa dan Marwah
Perlu diketahui bahwa Bukit Safa dan Bukit Marwah tidak dapat dipisahkan dengan kisah istri Nabi Ibrahim as, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail as. Sa’i ini merupakan napak tilas dari upaya yang dilakukan Siti Hajar untuk mencarikan air bagi putranya Ismail yang kehausan di tengah padang pasir ketika persediaan air sudah tidak ada. Jadi perjalanan Safa dan Marwah ini merupakan simbol manusia agar selalu berusaha. Bukit Safa dan Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.
Bukit Marwah, 23 Des 15 Jam 03.00 a.m,  telah selesai melaksanakan Sa'i antara Safa dan Marwah
03.30-03.45
Melakukan Tahalul.
Setelah melakukan sa’i, maka rangkaian ibadah umroh ditutup dengan melakukan tahalul, yaitu memotong beberapa helai rambut, sedikitnya 3 helai rambut dan bagi laki-laki disunahkah mencukur bersih atau gundul. Pada umroh pertama ini kami hanya memotong beberapa helai rambut saja, karena kami berencana melakukan umroh yang kedua dan pada saat itu kami baru mencukur habis rambut kami. Dengan melakukan tahalul, maka selesailah sudah semua rangkaian ibadah umroh dan sejak saat itu maka semua larangan selama berihram menjadi tidak berlaku lagi. Jamaah sudah boleh memakai pakaian biasa.

03.45-04.00
Kembali menuju Anjum Hotel untuk istirahat.
Alhamdulilah, kami Selesai melaksanakan umroh untuk yang pertama pada hari ini. Berhubung saat waktu sholat Subuh masih lama, maka kami beserta rombongan pulang ke hotel untuk berganti pakaian dan beres-beres. Lalu kami akan kembali lagi untuk sholat Subuh di Masjidil Al-Haram.
Alhamdulilah, Papa Mama Selesai melaksanakan umroh pertama
Alhamdulilah, Selesai melaksanakan umroh pertama
Alhamdulilah, Selesai melaksanakan umroh pertama
Pada saat perjalanan pulang menuju Anjum Hotel kami sempat mendokumentasikan foto di Masjidil Al-Haram - King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait. Bangunan kompleks Abraj Al Bait ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram. Di kompleks Abraj Al Bait ini terdapat tujuh menara, dengan satu menara yang dinamakan Hotel Tower memiliki ketinggian di atas 6 menara lainnya (tinggi menara Hotel Tower adalah 601 m). Hotel Tower akan dijadikan hotel berbintang tujuh. Konstruksi Kompleks Abraj Al Bait ini dimulai pada tahun 2004 yang lalu, dan secara bertahap ketujuh menara ini selesai pada tahun 2012. Bangunan yang paling tinggi di kompleks Abraj Al Bait (Hotel Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower). Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas didunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China. Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam pada setiap sisi dari Hotel Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Keempat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar sekaligus tertinggi di dunia.
Menara Abraj Al Bait

04.00-05.00
Istirahat di hotel
05.00-06.30
Sholat Subuh di Masjid Al-Haram 
06.30-08.00
Sarapan di hotel

08.00-11.00
Acara bebas 
Saatnya untuk istirahat, karena sudah melakukan perjalanan panjang dari Al-Madinah Al-Munawwarah menuju ke Makkah Al-Mukkarammah yang langsung di lanjutkan dengan kegiatan umroh. Sekarang saatnya tidurrrrrrrr... ;-) . Rangkaian ibadah umroh sejak berangkat dari Madinah cukup melelahkan dan kita diminta sama ustad pembimbing untuk istirahat dan tidur yang cukup dulu untuk menghilangkan lelah selama perjalanan. Siang hari nanti kami bersiap kembali untuk menunaikan sholat Zuhur dan melihat suasana Masjidil Al-Haram pada siang hari. 

11.00-12.00
Acara bebas (Foto-foto di sekeliling Masjid Al-Haram)
Pada siang hari ini kami berencana melihat pemandangan di sekeliling Masjidil Al-Haram. Karena disaat inilah kita dapat menyaksikan lebih jelas dan lebih terang situasi di Masjidil Al-Haram. Sebelum sholat Zuhur kami menyempatkan untuk berkeliling diseputaran luar Masjidil Al-Haram. Keluar dari Anjum Hotel maka disisi kanan kami akan ditemukan Hotel Dar Al Tawhid InterContinental, kemudian tepat disebelahnya terdapat Makkah Hilton Towers dan tepat disebalahnya lagi terdapat Kompleks Abraj Al Bait. Semua bangunan ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram - King Fahd Gate. Kemudian kami terus berjalan menuju ke Al-Salam Gate.
Makkah Al-Mukkarammah I’m in Love
Makkah Al-Mukkarammah I’m in Love
Makkah Al-Mukkarammah I’m in Love
12.00-12.20
Menuju Masjid Al-Haram untuk melaksanakan sholat Zuhur dan masuk lewat Al-Salam Gate (Baab-As-Salaam). 
Baab-As-Salaam (Arab باب السلام), adalah salah satu pintu gerbang di Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Telah menjadi tradisi untuk pertama kalinya pengunjung ke masjid untuk memasuki Masjid Al-Haram melalui gerbang ini, karena begitu kita masuk melalui Baab-As-Salam maka kita akan melihat langsung pintu Ka'bah. Gerbang ini terletak di bentangan antara bukit Safa dan Marwah. Dalam perjalanan menuju ke Al-Salam Gate, kita akan menemukan pada sisi kanan kita bangunan dengan tembok yang tinggi dan pada sisi kiri kita Al-Salam Gate. Bangunan dengan tembok yang tinggi ini ternyata adalah istana raja. Istana ini tempat bagi raja-raja Arab Saudi pada saat berada di Makkah. Karena ibukota Kerajaan Arab Saudi sendiri berada di Riyadh, berjarak sekitar 600 km dari Makkah. 

12.20-13.00
Sholat Zuhur di Masjid Al-Haram 

13.00-13.30
Acara bebas (Foto-foto di sekitaran Ka'bah dan Maqam Ibrahim).
Titik pusat dari Masjidil Al-Haram adalah bangunan Ka’bah yang berbentuk kubus dan ditutupi selimut kain berwarna hitam yang bernama kiswah. Inilah pusat kiblat shalat ummat Islam di seluruh dunia. Jika di Indonesia kita sholat dengan menghadap ke arah barat, maka di Masjidil Al-Haram kita dapat menghadap ke arah mana saja asalkan tetap menghadap ke Ka’bah. Ka’bah tidak pernah sepi dari jamaah yang sholat dan juga jamaah yang thawaf. Ketika kita sedang sholat di depan Ka’bah, di depan kita lalu lalang jamaah yang berjalan melakukan thawaf. Di Masjidil Al-Haram kita disunnahkan sering melaksanakan thawaf sebelum sholat wajib sebagai pengganti sholat tahiyatul masjid. 
Selesai sholat Zuhur, Ka'bah, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 
Selesai sholat Zuhur, Ka'bah, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah

Di Ka’bah terdapat satu tempat yang menjadi rebutan jamaah untuk menyentuh dan menciumnya. Itulah hajar aswad atau batu hitam. Batu yang diyakini berasal dari syurga ini selalu diimpikan para jamaah untuk sekedar memegang atau menciumnya. Pada mulanya batu tersebut berwarna putih, namun karena dosa-dosa manusialah maka ia berubah menjadi hitam. 
Selesai sholat Zuhur, Ka'bah, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Selesai sholat Zuhur, Ka'bah, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Kenapa kita ummat Islam disunnahkan mencium batu hajar aswad tersebut ? padahal ia tidak mendatangkan manfaat maupun mudhorat ? Jawabannya adalah karena Rasulullah pernah menciumnya, maka ummatnya pun mencontoh Rasulnya dengan ikut menciumnya pula. Dari HR. Muslim “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270). Hajar aswad letaknya di sudut Ka’bah. Untuk bisa mencapai batu itu perjuangannya sungguh luar biasa. Semua jamaah berebut untuk sekedar memegang atau menciumnya. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Saya hanya melambaikan tangan dan mengecup dari jauh kepada hajar aswad sebagai simbol saya memegang dan menciumnya. Saya sudah beberapa kali mencoba mendekati hajar aswad, namun selalu gagal karena tidak kuat menahan dorongan jamaah yang berdesak-desakan terutama jamaah asal Turki, Mesir dan Timur Tengah lainnya yang badannya besar-besar. Daripada badan saya terjepit atau mengalami cedera, biarlah saya mengalah dan tidak jadi mencapainya.
Selesai sholat Zuhur, Maqam Ibrahim, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Mungkin tidak pernah terbayangkan bisa terjadi beberapa tahun yang lalu, yaitu fenomena jamaah berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim. Dulu pada 05 April 2011 saat pertama saya datang ke Masjidil Al-Haram kita tidak bisa membawa kamera ke dalam Masjidil Al-Haram, itu adalah tindakan terlarang, apalagi memotret Ka’bah atau berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim. Dulu pada saat kita mau masuk ke Masjidil Al-Haram semua jamaah yang membawa tas pasti diperiksa isinya. Para askar yang bertugas di Masjidil Al-Haram akan menyuruh kita menitipkan tas beserta isinya di tempat yang telah disediakan. Dan kalau kita berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim para askar akan merampas kamera kita dan tidak akan pernah mengembalikannya lagi. 
Selesai sholat Zuhur, Maqam Ibrahim, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 
Namun lain dulu lain sekarang, saat ini sejak adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram, maka larangan untuk memotret Ka’bah atau berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim sudah longgar bahkan tidak ada sama sekali pemeriksaan. Para jamaah tampak memotret selfie atau saling memotret dengan kamera ponselnya atau bahkan dengan kamera pocket. Kami pun menyempatkan untuk berfoto dengan latar belakang Ka’bah dan Maqam Ibrahim sebagai kenang-kenangan.
Selesai sholat Zuhur, Baab-As-Salaam, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 

Setelah selesai kami mengelilingi area luar Masjidil Al-Haram, sholat Zuhur dan mengelilingi area dalam Masjidil Al-Haram, maka kami memutuskan untuk kembali ke hotel. 

13.30-14.00
Makan siang di hotel
14.00-15.15
Acara bebas (istirahat)
15.15-16.00
Sholat Ashar di Masjid Al-Haram 

16.00-17.40
Acara bebas

Saya melihat tidak henti-hentinya jamaah mengalir memasuki Masjidil Al-Haram. Setiap hari semakin ramai jamaah berdatangan menuju ke depan Ka’bah. Begitu besar antusiasme umat Islam dari berbagai bangsa untuk sholat dan thawaf di depan Ka’bah.
Selesai sholat Ashar, Masjid Al-Haram - King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait
Bagi jamaah yang tidak dapat masuk mendekati Ka’bah biasanya sholat di pelataran sekeliling Masjidil Al-Haram. Di sekeliling Masjidil Al-Haram terdapat pelataran yang luas dan masih terus dibangun dengan latar belakang hotel-hotel megah yang menjulang. Pemerintah Arab Saudi sebagai pelayan dua kota suci terus memperluas Masjidil Al-Haram untuk menampung jamaah haji dan umroh yang selalu bertambah setiap tahunnya. 

17.40-18.30
Sholat Magrib di Masjid Al-Haram 
18.30-19.10
Istirahat sambil menunggu Isya
19.10-20.00
Sholat Isya di Masjid Al-Haram 
20.00-21.00
Makan malam di hotel
21.00
Istirahat


Kamis, 24 Desember 2015

(Makkah Al-Mukkarammah)

Seperti biasanya, pada pagi ini kami akan segera menuju ke Masjidil Al-Haram untuk melakukan sholat berjamaah. Biasanya tiga puluh menit sebelum setiap waktu sholat tiba, jamaah sudah berduyun-duyun memasuki kompleks Masjidil Al-Haram. Jika kita datang disaat adzan, maka jangan harap kita dapat memasuki Masjidil Al-Haram, karena pelataran masjid saja sudah penuh dengan manusia. Dan setiap azan berkumandang, pemilik toko di Makkah maupun di Madinah akan menutup tokonya, jadi tidak ada lagi lalu lalang perdagangan. Dan begitu selesai sholat maka semua toko segera membuka kembali perdagangannya, tidak terkecuali setelah sholat Subuh, mereka juga akan segera membuka tokonya. Untuk rencana kegiatan hari ini adalah City Tour Makkah dan mengambil miqot di Masjid Jaronah untuk umroh ke dua. Semoga perjalanan hari ini dapat berjalan lancar, Amin. 

04.45-05.15
Bangun pagi beres-beres 
05.15-05.40
Menuju ke Masjid Al-Haram
Menuju sholat Subuh ke Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 

05.40-06.15
Sholat Subuh di Masjid Al-Haram
06.15-07.30
Sarapan di hotel

07.30-08.00
Beres-beres persiapan untuk City Tour Makkah.
Sama seperti di Madinah kemarin, maka rencana hari adalah untuk mengunjungi semua situs bersejarah yang ada di Makkah. Acara wisata kali ini didesain dengan berakhir untuk mengambil Miqot di Masjid Jaronah untuk umroh yang ke dua.
All tim, ready to go City Tour Makkah

08.00-08.30
Berangkat City Tour Makkah 
08.30-08.45
Jemput rombongan di hotel yang lainnya

08.45-09.15
City Tour Jabal Tsur 
City Tour,  Makkah Al-Mukkarammah
Tempat yang pertama kami kunjungi adalah Jabal Tsur. Jabal Tsur merupakan tempat sembunyi rasul pada saat pelarian Hijrah dari Makkah ke Madinah. Jabal Tsur terletak ± 6 km di sebelah Selatan Masjidil Haram. Di salah satu puncak Jabal Tsur terdapatlah Gua Tsur, tempat yang dijadikan perlindungan Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya Abu Bakar R.A dari kejaran kaum kafir Quraiys. Karena Rencananya Quraisy akan membunuh Nabi Muhammad SAW pada malam hari, karena dikuatirkan ia akan hijrah ke Madinah dan memperkuat diri di Madinah serta segala bencana yang mungkin menimpa Makkah dan menimpa perdagangan mereka. Rasulullah Muhammad SAW berniat hijrah ke Kota Madinah untuk mencari tempat penyebaran Islam yang lebih kondusif. Namun, kaum kafir Quraisy yang tidak menginginkan ajaran Muhammad menyebar ke luar Makkah, melakukan pengejaran untuk menghalangi niat Rasulullah. Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih masuk ke Gua Tsur atas petunjuk yang diberikan Allah SWT melalui malaikat Jibril. Di gua yang berada di Jabal Tsur nan tandus itulah Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam. Sesungguhnya, episode gua Tsur ini adalah kisah sejarah yang paling menegangkan dan paling menentukan.

09.15-11.00
City Tour Arafah, Jabal Al-Rahmah dan Masjid Namirah
Selanjutnya perjalanan wisata ziarah kami pada siang hari ini adalah menuju tempat wukuf di Arafah. Ke Padang Arafah ini hanyalah rangkaian perjalanan tour, bukan merupakan bagian dari kegiatan umroh. Arafah adalah padang pasir yang terletak sekitar 25 kilometer di timur Kota Makkah adalah simbolisasi Padang Masyar, tempat pengadilan manusia kelak. Arafah adalah tempat di wilayah Makkah Al-Mukkarammah yang menjadi tempat berkumpulnya para jamaah haji dari seluruh dunia. Hadir di Arafah merupakan salah satu rukun haji, sehingga tidak sah ibadah haji seseorang jika tidak hadir di Arafah.
Padang Arafah, Makkah Al-Mukkarammah
Ada cerita lain di balik Padang Arafah yang seluas 240 ribu meter persegi atau 5,5 × 3,5 kilometer ini, yaitu terdapat rimbunan pohon yang seringkali dijadikan tempat berteduh bagi warga yang ada di sana. Pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi Arafah dinamakan pohon Soekarno. Sebab, pohon itu yang mengusulkan agar ditanam di sana adalah Presiden pertama RI Soekarno. Pohon sejenis pohon mindi (Melia azedarach) ini memang dibawa oleh Soekarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci -- sekitar awal dekade 1960-an. Dengan tinggi rata-rata 2 hingga 3 meter, pohon- pohon ini berdiri di sepanjang jalan utama Padang Arafah. Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.
Jabal Al-Rahmah, Makkah Al-Mukkarammah
Mami Turkey yang datang sengaja minta di foto bareng sama mama ku, soooo very sweet, Jabal Al-Rahmah, Makkah Al-Mukkarammah
Di Padang Arafah terdapat bukit yang sangat terkenal, yaitu Jabal Al-Rahmah. Jabal Al-Rahmah adalah satu tempat yang tidak pernah sepi dari kunjungan para jamaah Haji dan Umroh.  Suatu gunung yang disebut-sebut punya kisah pertemuan cinta Adam dan Hawa. Bahkan, terdapat monumen yang menandakan romantisme keduanya. Jabal Al-Rahmah berada di tepi Arafah yang merupakan suatu kawasan di bagian timur luar Kota Makkah. Jabal Al-Rahmah pun tidak jauh dari Padang Arafah, tempat para jamaah haji melakukan ibadah wukuf. Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi oleh Allah, mereka diturunkan secara terpisah. Adam di India dan Hawa di Jeddah. Hingga akhirnya, kedua manusia pertama di muka bumi tersebut bertemu kembali di Jabal Al-Rahmah. Untuk mengenangnya, di atas Jabal Al-Rahmah tersebut di bangun suatu tugu yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar 1,8 meter dan tingginya 8 meter. Jabal Al-Rahmah sendiri bisa dibilang sebagai bukit. Tingginya hanya sekitar 70 meter saja dan bisa didaki jamaah Haji dan Umroh dengan melewati sekitar 160-an anak tangga. Mendaki Jabal Al-Rahmah dari dasar hingga mencapai tugu biasanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit saja.
Jabal Al-Rahmah, Makkah Al-Mukkarammah
Setelah wisata di Arafah dan Jabal Al-Rahmah, selanjutnya kami menuju ke Masjid Namirah. Disini kami tidak singgah turun hanya sekedar melihat dari dalam bus. Banyak jamaah yang merasa takjub menyaksikan megahnya Masjid Namira. Masjid ini terletak di atas padang pasir di Kota Arafah. Masjid yang memiliki luas 110 ribu meter persegi dengan panjang 340 meter dan lebar 240 meter yang ditopang enam buah menara besar. Masing-masing menara memiliki ketinggian sekitar 60 meter. Masjid ini juga memiliki tiga buah kubah besar. Masjid ini mampu menampung hingga 350 ribu orang. Ketika musim haji tiba, masjid ini bisa menampung lebih banyak lagi jamaah. Sampai saat ini, setiap tanggal 9 Dzulhijah, aktivitas Rasulullah yang melakukan shalat Zhuhur dijamak dengan Ashar, masih tetap dilakukan oleh para jamaah haji di Masjid ini. 

Dari Arafah, Jabal Al-Rahmah dan Masjid Namirah selanjutnya bus kami bergerak menuju Muzdalifah dan Mina. Disini kami juga hanya sekedar melintas dan tidak turun dari bus. Mabit di Muzdalifah dan di Mina merupakan bagian dari ibadah Haji. Semua calon Haji yang menginginkan ibadah hajinya sempurna dan mabrur di mata Allah, harus Mabit di Muzdalifah dan di Mina. Mabit di Muzdalifah artinya barmalam atau berhenti sejenak atau menginap di Muzdalifah pada malam 10 Dzul Hijjah selepas wukuf di Arafah, sedangkan mabit di Mina dilakukan pada hari tasyrik. Di Mina terdapat stasiun kereta dan banyak ribuan tenda tempat jamaah haji menginap yang tetap terpasang. Meskipun bukan bulan haji, tenda-tenda itu tidak pernah dibongkar dan kita dapat menyaksikannya di sepanjang perjalanan. Disaat perjalanan  antara Muzdalifah dan Mina ustad pembimbing menunjukkan suatu tempat disisi kiri tepatnya di bagian perbukitan terdapat tugu pengingat tempat Nabi Ibrahim as menyembelih putranya Ismail. Tetapi Allah menyelamatkan Nabi Ismail as, sebagai ganti nyawa Nabi Ismail as yang telah diselamatkan, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim as menyembelih seekor kambing.  

11.00-11.30
Menuju ke Masjid Jaronah 

11.30-12.10
Miqot di Masjid Jaronah untuk umroh ke dua

Salah satu tempat miqot makani bagi orang-orang Makkah adalah di Jaronah. Jaronah berjarak sekitar 28 km timur laut kota Makkah, searah dengan jalan yang menuju  propinsi Thaif tepatnya berada di wadi Saraf (lembah Saraf) yang di kelilingi jajaran bukit-bukit berbatu yang tandus. Jaronah merupakan perkampungan arab badwi dan disinilah letaknya Masjid Jaronah yang sangat terkenal dikalangan jamaah haji ataupun jamaah umroh dari seluruh dunia. Masjid Jaronah ini adalah salah satu lokasi bagi para jamaah haji atau umroh untuk mengambil miqot. Sama seperti umroh yang pertama, ibadah umroh ini terdiri dari : Niat berihram, Tawaf, Sa'i dan Tahallul. Pada umroh kedua ini kami niatkan umroh untuk kakek nenek kami. Nenek kami dari papa di umrohkan oleh papa, nenek kami dari mama di umrohkan oleh mama, kakek dari papa diumrohkan oleh abang sedangkan saya mengumrohkan kakek dari mama. Semoga Allah menerima umroh yang kami kerjakan dan semoga semua dosa-dosa kami diampuni dan semua amalan kebaikan kami diterima oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala. Amin...   

12.10-12.30
Kembali menuju hotel
12.30-13.00
Makan siang di hotel
All tim makan siang di restoran Anjum Hotel, Makkah Al-Mukkarammah
13.00-14.00
Istirahat dan beres-beres 
14.00-14.15
Persiapan berangkat umroh ke dua
14.15-14.30
Jalan dari Anjum Hotel menuju ke Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
14.30-14.45
Sholat Zuhur di Masjid Al-Haram
14.45-15.15
Melakukan Thawaf
15.15-16.00
Sholat Ashar di Masjid Al-Haram
16.00-17.15
Melakukan Sa'i 
Bukit Safa, 24 Des 15 Jam 04.00 p.m, siap untuk melaksanakan Sa'i antara Safa dan Marwah
Bukit Marwah, 24 Des 15 Jam 05.15 p.m,  telah selesai melaksanakan Sa'i antara Safa dan Marwah
17.15-17.30
Melakukan Tahalul
Alhamdulilah, akhirnya kami Selesai melaksanakan umroh untuk yang kedua kalinya pada hari ini. Dan kami berencana akan mencukur habis rambut kami pada besok hari sebelum sholat Jumat. 

17.30-17.40
Istirahat setelah selesai umroh ke dua dan menunggu Magrib di Masjid Al-Haram
17.40-18.30
Sholat Magrib di Masjid Al-Haram
18.30-19.10
Istirahat sambil menunggu Isya di Masjid Al-Haram
19.10-20.00
Sholat Isya di Masjid Al-Haram
Alhamdulilah, Selesai melaksanakan umroh kedua, King Abdullah Gate, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
20.00-21.00
Makan malam di hotel
21.00
Istirahat


Jumat, 25 Desember 2015

(Makkah Al-Mukkarammah)

Sebelum besok jadwal pulang ke Tanah Air, maka hari ini kami menyempatkan untuk berburu oleh-oleh khas Tanah Suci, sebagai buah tangan bagi keluarga, kerabat, tetangga dan teman-teman di kantor. Kebetulan hari ini adalah hari Jumat, jadi kami berangkat berbelanja setelah sarapan pagi, sehingga kegiatan belanja tidak akan membuat telat Jumatan ;-). 

03.30-04.30
Bangun pagi beres-beres
04.30-04.45
Menuju ke Masjid Al-Haram
04.45-05.40
Itikaf di Masjid Al-Haram
05.40-06.15
Sholat Subuh di Masjid Al-Haram
Selesai sholat Subuh, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah

06.15-07.30
Sarapan di hotel

07.30- 08.00
Acara bebas (Tahallul dan Shopping time)
Kami berangkat dengan berjalan kaki menuju ke pusat perbelanjaan. Cukup banyak pusat-pusat perbelanjaan yang tersedia di Makkah, salah satunya pusat perbelanjaan di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road yang letaknya persis didepan hotel Hilton Makkah atau sejajar dengan Hyatt Regency Makkah. Disini terdapat toko-toko yang buka terus sepanjang tahun dan tidak sedikit pula pedagang kaki lima dadakan yang mencoba meraih untung dari kedatangan jamaah haji dan umroh. Tetapi sebelum mulai berbelanjaan, kami menyempatkan terlebih dahulu singgah untuk bertahallul mencukur habis rambut kami alias gundul di barber shop yang banyak tersedia di Ibrahim Al Khalil Road.
Menuju Shopping time di Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah

08.00-08.30
Melakukan Tahallul (pencukuran rambut)
Kami melakukan tahallul di barber shop yang banyak tersedia di Ibrahim Al Khalil RoadUntuk Tahallul ini di hargai  1 orang 10 Arab Saudi Riyal (SAR) 
Selesai Tahallul, Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah

08.30-11.00
Acara bebas (Saatnya Shopping di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road).
Setelah tahallul sekarang saatnya kami berbelanja. Sebelum berbelanja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan (ini berdasarkan pengalaman saya loh). Sebelum berbelanja buatlah perencanaan belanja yaitu daftar barang yang diperlukan dan dibutuhkan. Hal ini agar tidak berlebihan dalam belanja dan bisa disesuaikan dengan keuangan yang ada. Selain itu juga, perhatikan pula batas maksimum barang, jangan sampai membeli barang berlebihan hingga melebihi batas maksimum yang boleh dibawa dalam penerbangan. Seorang penumpang hanya memperoleh jatah bagasi seberat 30 kg dan hanya satu tas kecil yang bisa dibawa ke dalam kabin. Jika kelebihan maka akan dikenakan tambahan biaya yang tidak sedikit atau terpaksa ada barang yang ditinggalkan. Dalam berbelanja untuk memperoleh harga yang murah, tentu harus diketahui pusat-pusat perbelanjaan yang ada. Namun demikian, jika malas pergi jauh, hampir di setiap penginapan banyak terdapat penjual oleh-oleh dadakan yang harganya juga hampir sama dengan di pusat-pusat perbelanjaan. Tapi memang di pusat perbelanjaan, variasinya lebih banyak. Saat berbelanja Siapkan uang riyal agar kita dapat berbelanja lebih nyaman. Selain bisa membawa dari Tanah Air maka kita bisa juga menukar uang rupiah maupun dolar menjadi riyal di money changer yang banyak tersedia di pusat perbelanjaan. Saat berbelanja kita harus berani menawar, karena jika ingin membeli barang dalam jumlah banyak biasanya diberikan harga khusus. Untuk menawar barang tidak perlu khawatir karena sebagian besar penjual atau penjaga toko di Tanah Suci mengerti bahasa Indonesia, bahkan tidak sedikit penjaganya adalah warga Indonesia. Saat berbelanja ingat waktu ya, jangan sampai kegiatan belanja justru mengganggu waktu ibadah. Untuk itu utamakan dulu melakukan ibadah. Ingat sesungguhnya tujuan utama kita berkunjung ke Tanah Suci yaitu untuk memanfaatkan waktu yang kita miliki untuk giat beribadah demi memperoleh ridho dari Allah SWT. 
Shopping di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah
Saat kami selesai berbelanja dan jalan menuju pulang ke hotel, tampak begitu banyaknya jamaah yang akan melakukan sholat Jumat, maka jalan menuju Masjidil Al-Haram yaitu sepanjang Ibrahim Al Khalil Road sudah ditutup pada jam tertentu agar memberikan kesempatan kepada jamaah yang berjalan kaki dan mencegah terjadinya kemacetan. Pemandangan ini begitu tampak berbeda dengan di pagi hari saat kami berangkat. Dimana kedua ruas jalan masih bisa dilalui dengan kendaraan dari dua arah yang berlawanan. 
Menjelang sholat Jumat Ibrahim Al Khalil Road sudah ditutup, Makkah Al-Mukkarammah
Menjelang sholat Jumat Ibrahim Al Khalil Road sudah ditutup, Makkah Al-Mukkarammah

11.00-11.30
Kembali ke hotel dan mandi sunah untuk sholat Jum'at

11.30-11.45
Berangkat menuju Masjid Al-Haram untuk melaksanakan sholat Jum'at. 
Bagi Jamaah yang ingin sholat Jumat di Masjidil Al-Haram, terutama jika ingin di dekat Ka’bah, maka perlu mempersiapkan diri lebih cepat, karena jika tidak maka akan dapat tempat yang jauh, yakni di pelataran luar Masjidil Al-Haram. Karena sejak jam 10.00 jamaah dari berbagai bangsa, laki-laki dan wanita, sudah sangat ramai berdatangan dari segala penjuru ke Masjidil Al-Haram ini. Selain ingin mendapatkan tempat lebih dekat dengan Ka’bah dan strategis, jamaah datang lebih awal untuk melakukan thawaf sunah, sholat sunnah, zikir memanjatkan doa dan kegiatan lainnya untuk lebih mendekatan diri dengan Allah SWT. 
Siap berangkat untuk melaksanakan Jum'at ke Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Siap berangkat untuk melaksanakan Jum'at ke Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah

11.45-12.20
Itikaf di Masjid Al-Haram.
Ketika kami sampai di Masjidil Al-Haram sekitar pukul 11.45, jamaah sudah ramai, kami memutuskan untuk sholat di lantai dasar gedung baru di King Abdullah dan banyak yang sudah mengambil tempat duduk. Jamaah laki-laki dan wanita sudah sangat ramai dan azan akan dikumandangkan pada jam 12.20. Alhamdulilah kami masih bisa masuk dan masih bisa mendapat shaf sholat di depan.

12.20-13.00
Sholat Jum'at di Masjid Al-Haram. 
Selama menunggu datangnya azan dan masuknya waktu sholat Jumat maka yang perlu diperhatikan adalah agar kita tidak batal wudhu, mengingat lamanya waktu menunggu datangnya sholat Jumat. Jika batal wudhu maka tempat mengambil air wudhu cukup jauh yakni di pelataran Masjidil Al-Haram. Persoalannya, setelah wudhu mungkin saja kita tidak bisa lagi memasuki lantai bawah Masjidil Al-Haram karena jika sudah penuh maka petugas dan Askar akan melarang jamaah untuk masuk dan mengarahkan ke lantai dua dan ke lantai tiga atau bahkan pintu masuk ke Masjidil Al-Haram sudah ditutup. Sehingga kita hanya bisa melaksanakan sholat di pelataran atau di jalan-jalan di luar Masjidil Al-Haram. Demikian juga ketika selesai Sholat Jumat, maka antrian untuk keluar Masjidil Al-Haram juga sangat padat. Namun demikian tidak ada keluh kesah jamaah. 

13.00-14.00
Makan siang di hotel
14.00-15.15
Acara bebas (istirahat)
15.15-16.00
Sholat Ashar di Masjid Al-Haram

16.00-17.30
Acara bebas (Shoping again di mall lantai 1 dan 2 hotel Hilton).
Sore ini untuk mengisi waktu, maka kami menyempatkan untuk shopping (again) di pusat perbelanjaan yang ada di lantai dasar hotel Hilton. Disini kami nenyempatkan untuk berbelanja beberapa souvenir dan juga membeli topi Khas Afganistan yang disebut sebagai pakol dan topi khas Pakistan ( saya lupa apa namanya ;-) ). 
Shopping time (again), Topi Khas Afganistan, Makkah Al-Mukkarammah
Shopping time (again), Topi Khas Pakistan, Makkah Al-Mukkarammah
17.30- 17.40
Kembali menuju ke Masjid Al-Haram untuk sholat Magrib.
Sebelum sholat Magrib ini, kami juga sempat berbelanja siwak pada saat berada di pusat perbelanjaan di hotel Hilton. Siwak ini di jual seharga 1 riyal dapat 10 batang. Apa sebenarnya siwak itu? Siwak atau Miswak (Arab:سواك) adalah dahan atau akar dari pohon arak (Salvadora persica) yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan lidah. Salvadora persica banyak tumbuh di kawasan Semenanjung Arab, juga daerah-daerah kering lainnya di Asia Barat dan Afrika. Pohon Salvadora persica adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas. Selain itu istilah Siwak juga dipakaikan untuk pembersih gigi yang berasal dari ranting pohon lainnya seperti Zaitun atau sejenis pohon sambur. Bersiwak merupakan Sunah Nabi SAW yang kita perlu melaksanakannya sebagai bukti kecintaan peneladanan kita pada ajaran beliau. Sebuah hadis berbunyi “Siwak membersihkan gigi, dan ini menyenangkan Allah. Setiap kali Jibril mengunjungiku, dia menyuruhku menggunakan siwak, hingga aku pun khawatir bahwa menggunakan siwak diwajibkan. Seandainya tidak khawatir akan membebani (merepotkan) umatku, aku akan mewajibkannya.” (HR: Bukhori dan Muslim, Irwaul Golil No 70). 
Bersiwak sejenak sebelum sholat Magrib, Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits “Siwak adalah pembersih bagi mulut, sesuatu yang membuat Allah ridho”. (HR. Ahmad) selain itu keutamaan sholat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali sholat dengan tidak memakai siwak. (HR. Ahmad). Siwak/miswak dapat digunakan dengan cara batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat diambil dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, gusi dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah. Kalau siwak sudah mekar, dipotong, sisanya masih bisa dipakai lagi. Anjuran menggunakan siwak untuk membersihkan gigi, gusi dan lidah ini membuat Allah ridho karena kita mengikuti sunnah Nabi -Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

17.40-18.30
Sholat Magrib di Masjid Al-Haram
Selesai sholat Magrib, Masjid Al-Haram - King Fahd Gate, Makkah Al-Mukkarammah
18.30-19.10
Istirahat sambil menunggu Isya di Masjid Al-Haram 
19.10-20.00
Sholat Isya di Masjid Al-Haram
Selesai sholat Isya, Masjid Al-Haram - King Abdullah  Gate, Makkah Al-Mukkarammah
20.00-21.00
Makan malam di hotel
21.00
Istirahat
Akhirnya berhasil memiliki Pakol... Hasil Shopping hari ini, Makkah Al-Mukkarammah
Akhirnya berhasil memiliki Pakol...
Pakol atau disebut juga Khowar, Pashto, Pakul, Khapol atau Kapor adalah Topi Khas Afganistan. Topi untuk Laki-laki ini terbuat bahan wool. Yang mana pakol pada dasarnya adalah topi untuk cuaca dingin. Untuk menahan hawa dingin di dataran tinggi atau dimusin kemarau yang dingin. Gulungan yang terdapat pada bagian kening bisa dibuka hingga menunutupi telinga. Pakol ini merupakan bagian dari budaya Hindu Kush dan mendapat popularitasnya selama perang Afghanistan ketika anggota mujahidin mulai menggunakannya. Sekarang telah menjadi bagian integral dari budaya Afghan di seluruh dunia. Untuk harganya lumayan murah. Terdapat dua pilihan bahan pembuat Pakol ini, ada yang berbahan katun yang di bandrol dengan harga 15 Arab Saudi Riyal (SAR) sedangkan dari bahan wool di bandrol dengan harga 25 Arab Saudi Riyal (SAR). Kami memutuskan untuk memborong Pakol dari bahan wool sebagai kenang-kenangan. Selamat berbelanja....



Sabtu, 26 Desember 2015

(Makkah Al-Mukkarammah - Jeddah - Jakarta, Indonesia)

Hari ini adalah hari terakhir kami di Makkah Al-Mukkarammah (22-26 Des 15) dan kami akan melanjutkan perjalanan pulang ke tanah air Indonesia malalui Jeddah. Sehingga pagi ini adalah waktunya bagi kami untuk menyampaikan salam perpisahan untuk Ka’bah di Masjidil Al-Haram dan kota Makkah Al-Mukkarammah. Pada momen itu, saya menyadari perpisahan adalah momen yang tidak terelakkan. Semua orang pasti akan menyelipkan doa yang sama, yaitu aku ingin kembali ke rumah-Mu ya Allah. ‎Saya berharap suatu hari, kami akan kembali lagi, ini hanya berpisah sementara dengan Kota Makkah Al-Mukkarammah dan inginnya Pergi untuk Kembali. Semoga kami akan kembali lagi ke Makkah Al-Mukkarammah. Amin....... 
Makkah Al-Mukkarammah I’m in Love
 03.30-04.30
Bangun pagi beres-beres
04.30-04.45
Menuju ke Masjid Al-Haram

04.45-05.40
Melakukan Thawaf Wada.
Kegiatan pagi ini, kami mulai dengan melakukan Thawaf wada sebelum sholat Subuh. Thawaf wada atau thawaf perpisahan menjadi penutup. Thawaf wada adalah sebagai penghormatan terakhir pada Masjidil Al-Haram. Jadinya thawaf ini adalah amalan terakhir bagi orang yang menjalankan haji atau umroh sebelum ia meninggalkan Makkah Al-Mukkarammah, tidak ada lagi amalan setelah itu.
Selesai Thawaf wada di lantai 3 Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Pada saat Thawaf wada ini kami mencoba melakukan Thawaf di lantai 3 Masjid Al-Haram. Karena hari-hari sebelumnya kami selalu melakukan Thawaf tepat di hadapan Ka'bah, maka Thawaf di lantai 3 ini terasa lebih sepi. Thawaf wada ini dilakukan sesaat sebelum meninggalkan Makkah Al-Mukkarammah. Sama seperti Thawaf umroh, Thawaf wada juga dilakukan sebanyak 7 putaran yang diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Yang membedakan antara Thawaf wada dengan Thawaf umroh adalah niatnya. Thawaf wada ini tidak menggunakan ihram, tetapi harus tetap dalam keadaan berwudhu. Bacaan dalam Thawaf wada sama seperti dengan bacaan Thawaf lainnya. Setelah selesai Thawaf dianjurkan untuk berdoa didepan multazam. 

05.40-06.15
Sholat subuh di Masjid Al-Haram.
Setelah selesai melakukan Thawaf wada, kami langsung melaksanakan sholat Subuh berjamaah dan setelah sholat Subuh kami langsung meninggalkan Masjidil Al-Haram dan balik menuju ke hotel.
Selesai sholat subuh, siap meninggalkan Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Selesai sholat subuh, siap meninggalkan Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Selesai sholat subuh, siap meninggalkan Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Selesai sholat subuh, siap meninggalkan Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
06.15-06.45
Kami jalan meninggalkan Masjid Al-Haram

06.45-08.30
Sarapan di hotel
Papa Mama ku selesai sarapan, Makkah Al-Mukkarammah 
08.30- 09.00
Beres-beres untuk mengumpulkan koper ke pihak Dago Wisata.
Cek dan ricek semua barang bawaan, sebelum semua koper bawaan diserahkan kepada pihak Dago Wisata. Jangan ada yang sampai tertinggal ya... 
Saatnya mengumpulkan koper, Makkah Al-Mukkarammah
09.00-11.00
Acara bebas (menunggu keberangkatan City Tour Jeddah)
Berhubung masih ada sisa waktu sekitaran 2 jam sebelum meninggalkan Makkah Al-Mukkarammah, maka kami masih mempunyai kesempatan untuk berkemas. Pilihan kami kemarin berbelanja membeli Kain Khasmir sebagai kenang-kenangan akan kami gunakan pada hari ini untuk keberangkatan pulang. Kain Khasmir merupakan kain yang terbuat dari serat binatang yaitu domba. Nama Khasmir sendiri sebenarnya diambil dari nama dataran tinggi Khasmir di India. Produksi Khasmir secara industrial baru diperkenalkan pada abad ke-15 oleh penguasa Khasmir saat itu, yakni oleh Zayn-un-Abidin. Di sana terdapat banyak domba yang bulu indahnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan kain Khasmir. Bulu domba yang berwarna dasar hitam, cokelat dan putih, kemudian diolah melalui beberapa proses, sehingga menghasilkan beberapa warna yang lebih beragam. Kain ini pada umumnya diolah menjadi rajutan yang sangat indah. Disamping itu juga bisa digunakan sebagai penghangat untuk menahan terpaan angin dan melindungi tubuh dari dinginnya udara sehingga memberikan kehangatan. Kain Khasmir umumnya dijadikan jaket, mantel, selimut dan jubah tradisional. Disamping produk pakaian terdapat juga pashmina yang terbuat dari bahan Khasmir. Khasmir cocok digunakan oleh pria dan wanita dan dapat dipadukan dengan bahan apapun untuk menunjang penampilan dalam berbusana.
Kain Khasmir, benar-benar hasil shopping yang langsung dimanfaatkan, Makkah Al-Mukkarammah
Tepat jam 11.00, tiba saatnya kami mengucapkan salam perpisahan dengan semua yang tertinggal di Kota Makkah Al-Mukkarammah dan kami pun berangkat menuju Jeddah.
All tim, Anjum Hotel, Makkah Al-Mukkarammah
My dear brother, Anjum Hotel, Makkah Al-Mukkarammah
11.00-12.20
Sampai di Corniche Commercial Center, Jeddah. 
Kota Jeddah sendiri sudah berdiri sejak sebelum Islam, namun titik awal perkembangan pesat kota ini terjadi pada masa pemeritahan Khalifah Usman Bin Affan, Khalifah ke-tiga dari jajaran Khulafaur Rasyidin. Di tahun ke 26 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 647 M. Beliau yang pertama kali menjadikan kota Jeddah sebagai kota pelabuhan laut internasional bagi jemaah haji yang datang dari seluruh penjuru dunia, menjadikan Jeddah sebagai gerbang utama bagi para calon haji untuk menuju ke Makkah dan Madinah, karenanya kota Jeddah juga mendapatkan julukan sebagai “Pintu Gerbang Dua Tanah Haram”. Seperti halnya kota metropolitan lainnya di bagian dunia yang lain, kota Jeddah juga senantiasa bersolek, kawasan Corniche kota Jeddah merupakan salah satu kawasan yang di tata begitu indah dan sangat menawan. Wajar bila kemudian kota Jeddah ini begitu ramai dikunjungi sejak masa ke khalifahan hingga sekarang. Pemerintah Arab Saudi menyulap kawasan pantai kota Jeddah yang menghadap ke Laut Merah menjadi sebuah kawasan kota baru yang terkenal dengan sebutan Jeddah Corniche. 

Corniche Commercial Center, Jeddah
Bagi yang senang berbelanja atau belanjaannya masih kurang juga, maka silahkan mampir ke Corniche Commercial Center. Belanja di Corniche Commercial Center sensasinya seperti belanja di Indonesia. Dapat dilihat dari penamaan toko-tokonya, misal Toko Ali Murah, Amir Murah, Sultan Murah, Kamal Murah dan terdapat kalimat selamat datang "Wilujeng Sumping", benar-benar serasa di Indonesia sekali. Itu sederet nama-nama toko di Corniche Commercial Center, walaupun yang punya bukan orang Indonesia tapi mereka-mereka hebat loh ngomong Indonesianya, jadi nggak perlu pusing-pusing nyari kosa kata English apalagi Aroobia…Oh ya belanja disini harus pintar- pintar menawar ya...

12.20-12.45
Sholat Jamak Taqdim dan Qoshor Zuhur-Ashar di Toko Sultan Murah di sebelah Toko Ali Murah. Toko-toko ini memang menyediakan semua fasiltas mulai dari musholah sampai kamar mandi yang cukup bersih untuk para pembelinya, baik itu mau belanja ataupun tidak belanja. Sungguh pelayanan yang memuaskan.

12.45-14.30
Acara bebas (Shopping again). 
Kami di Corniche Commercial Center ini tidak banyak berbelanja lagi, mengingat semua barang sudah masuk ke koper. Kami hanya membeli baju yang bertuliskan Jeddah, Saudi Arabia. Baju penuh warna-warni ini kami beli untuk anak-anak dan keponakan-keponakan. Harganya tidak terlalu mahal, untuk baju ukuran anak dibawah 2 tahun, harga 2 potong baju di bandrol 15 Riyal, sedangkan untuk baju ukuran yang lebih besar, 1 potong baju di bandrol 10 Riyal.
Makan Bakso Mang Oedin di sekitaran Corniche Commercial Center, Jeddah
Makan Bakso Mang Oedin di sekitaran Corniche Commercial Center, Jeddah

Setelah puas berbelanja, kami memanjakan perut dan lambung kami di gerai makanan yang ada di kawasan Corniche Commercial Center. Kalau Anda kangen dengan masakan tanah air tidak perlu khawatir, karena disini banyak sekali gerai makanan yang menjual masakan khas Indonesia. Salah satu contohnya adalah gerai Bakso Mang Oedin. Gerai Bakso Mang Oedin lokasinya outdoor yang berada di samping gedung Corniche Commercial Center. Gerainya cukup mudah untuk ditemukan, karena dari kejauhan lapangan parkir saja yang berjarak 300 meter sudah tampak tulisan besar “Bakso Mang Oedin” di atas bangunannya yang berwarna orange mencolok. Didaftar menunya selain menjual bakso, gerai Bakso Mang Oedin juga menjual nasi goreng, nasi soto, mie ayam, es campur, es cendol dan menu khas Indonesia lainnya.

14.30-15.00
Kembali masuk ke dalam bus untuk melanjutkan City Tour Jeddah.
Saat di dalam bus, semua rombongan mendapat makan siang sambil menuju ke Masjid Terapung Laut Merah, Jeddah. Berhubung tadi kita sudah jajan di gerai Bakso Mang Oedin, maka makan siang kali ini kami jadikan bekal buat makan sore nanti.

15.00
Sampai di Masjid Terapung Laut Merah, Jeddah.
Masjid Arrahmah, Masjid Terapung di Laut Merah, Corniche Road, Al Shati Jeddah Arab Saudi‎
Masjid Terapung Laut Merah di kota Jeddah Arab Saudi, dulunya bernama Masjid Fatimah, lalu diganti dengan nama Masjid Arrahmah. Masjid satu ini boleh jadi adalah masjid paling popular di kota Jeddah bagi para jemaah haji ataupun jemaah umroh. Nama masjid terapung laut merah seolah telah melekat dalam daftar kunjungan pada penyelenggara ibadah haji dan umroh di tanah air, walaupun sebenarnya tidak ada keistimewaan apapun dalam kaitannya dengan ibadah haji ataupun umroh dengan masjid satu ini, tidak ada kaintannya juga dengan sejarah Islam, jadi kunjungan ke sini hanya sebatas wisata. Awalnya masjid ini sempat diberi nama masjid Fatimah, tetapi dikemudian hari pengunjung ke masjid ini se-akan terpeleset lidah menyebut nama masjid ini menjadi Masjid Fatimah Az-Zahra dan dikait-kaitkan dengan Nama putri Rosulullah S.A.W tersebut. Untuk mencegah salah penafsiran yang berkepanjangan serta untuk meluruskan informasi, maka pada bulan Desember tahun 2010 lalu pemerintah kota Jeddah mengubah nama masjid ini dari “Masjid Fatimah” menjadi “Masjid Arrahmah”. Jadi pemerintah Arab Saudi telah mengubah nama masjid ini menjadi Masjid Arrahmah hingga hari ini. Penggantian nama tersebut memang disengaja, salah satu alasannya adalah untuk menghindari salah pengertian diantara para jemaah terkait dengan keberadaan masjid ini.
Laut Merah tampak dari Masjid Arrahmah, Masjid Terapung  di Corniche Road, Al Shati Jeddah Arab Saudi‎
Disepanjang Pantai Laut Merah Jeddah, Arab Saudi, merupakan kawasan baru yang dikembangkan oleh otoritas Saudi sebagai kawasan wisata. Laut Merah-nya sendiri memang disebutkan dalam Al-Qur’an dalam kisah Nabi Musa A.S. yang dikejar oleh Fir’aun dan tentaranya kemudian atas izin Allah S.W.T beliau berhasil menyeberangi Laut Merah yang terbelah hingga selamat sampai ke Palestina bersama para pengikut setianya, sedangkan Fir’aun dan bala tentaranya tewas ditelan oleh Laut Merah.

15.00-15.15
Menunggu jemaah lain di Masjid Terapung Laut Merah yang belum menjamak sholat Asharnya
15.15-16.30
Sholat Ashar di Masjid Terapung Laut Merah bagi yang belum menjamak sholatnya
16.30-17.00
Menuju ke King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals. Tepat jam 17.00 kami sampai di King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
17.00-17.40
Menunggu Proses Cek in dan makan sore terlebih dahulu dengan bekal nasi kotak yang di bagikan tadi siang
Proses Cek in, King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
17.40-17.50
Masuk melewati Imigrasi dan langsung menuju ke lantai 1 King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
17.50-18.00
Sholat Jamak Taqdim dan Qoshor Magrib Isya di musholah lantai 1 King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
Selesai sholat di musholah lantai 1 King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
18.00-20.00
Menunggu di lantai 1 sebelum masuk ke ruang tunggu
 King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
20.00-20.30
Antri masuk ke ruang tunggu King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
20.30-21.20
Menunggu di ruang tunggu King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals
21.20-22.00
Masuk ke dalam pesawat Lion Air Airbus A 330-300
22.00
Pesawat Lion Air Airbus A 330-300 berangkat dari King Abdulaziz International Airport (KAIA) Hajj And Umrah Terminals menuju Bandara  Soekarno–Hatta International Airport Indonesia


Minggu, 27 Desember 2015

(Jakarta, Indonesia)
 
12.00
Alhamdulilah landing di Bandara  Soekarno–Hatta International Airport Indonesia
Landing di Bandara  Soekarno–Hatta International Airport Indonesia
Landing di Bandara  Soekarno–Hatta International Airport Indonesia
12.00-13.00
Melewati Proses imigrasi
13.00-14.45
Menunggu pengambilan bagasi dan pembagian air Zamzam oleh tim Dago Wisata
14.45-16.45
Jalan pulang menuju ke rumah di Depok dan singgah makan sore di RM. Sederhana Margonda
16.45
Alhamdulilah sampai rumah di Depok



Al-Madinah Al-Munawwarah I'm in Love
Sekali lagi saya berdoa, semoga Allah menerima umroh yang kami kerjakan dan semoga semua dosa-dosa kami diampuni dan semua amalan kebaikan kami diterima oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala. Amin... Dan Saya bersyukur kepada Allah, bahwasanya kami sekeluarga sudah diberi kesempatan untuk mengunjungi rumahnya di Baitullah yang ada di Makkah Al-Mukkarammah. Alhamdulilah Allah telah memanggil kami ke sana. Ini adalah hidayah dari-Nya. Saya memohon kepada Allah agar kunjungan kami ini bukanlah kunjungan yang terakhir dan saya mohon agar diundang lagi oleh-Nya. Saya juga berdoa agar Allah juga mengundang keluarga kami yang lain dan sahabat-sahabat muslim lainnya. Ingatlah, bahwa Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi memampukan setiap orang yang di panggil. Semoga Allah senantiasa menunjukkan bahwa yang baik adalah baik dan diberikan kekuatan untuk mengerjakannya. Serta menunjukkan bahwa yang buruk adalah buruk dan diberikan kekuatan untuk meninggalkannya. Amin... 






4 komentar:

  1. Assalamualaikum.. pak, foto di dlm masjidil haram/ nabawi sembunyi2/ terang2an? 2005 sy umroh penjagaannya ketat bngt..ga bs foto di dlm msjid..

    BalasHapus
  2. Waalaikum Salam... Tq uda singgah... Untuk di Masjid Nabawi, Al-Madinah Al-Munawwarah kemarin masih sedikit bebas pada saat Umroh kemarin, sedangkan untuk di Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah benar-benar bebas. Ini mungkin di Masjid Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah sedang dalam tahap pembangunan besar-besaran.

    BalasHapus
  3. tulisan yang sangat detail dan menginspirasi
    makasih

    BalasHapus