Selasa, 01 September 2015

Japan Hari Kelima (Friday/Jumat, 22 May 2015) : Kyoto (Fushimi Inari Shrine ) dan Nara (Nara Park, Todaiji Temple dan Kofukuji Temple)



By Aidil espeogeh 
The Next Destination...
Family Vacation Lets Goooooooo to Japan.


Fushimi Inari Shrine, Kyoto, Japan

Kyoto
Sebenarnya bus  Willer Express yang kami tumpangi dari Tokyo ke Kyoto ini ada berhenti beberapa kali di beberapa tempat. Tapi berhubung mata terpejam sangat berat dan udara diluar sangat dingin, maka  kami tidak pernah turun dari bus dan lanjooooot tidur terus sampai ke Kyoto. 

Alhamdulilah, Welcome to Kyoto. Kyoto ini adalah ibukota Japang sebelum di pindah ke Tokyo. Suasana di Kyoto tidak sehiruk-pikuk bila dibanding dengan di Tokyo. Akhirnya kami sampai di Kyoto sekitar jam 07.00 pagi. 

Naik bus Willer Express  kita akan diturunkan persis di depan Hotel Ibis Styles Kyoto dan Avanti Hotel Keihan dekat JR Kyoto Station. Hotel Ibis Styles Kyoto dan Avanti Hotel Keihan ini terletak di sebelah Selatan JR Kyoto Station. Jadi untuk diketahui, bahwa terminal bus utama untuk bus dalam kota terletak di depan pintu keluar di sebelah Utara JR Kyoto Station, sedangkan untuk bus malam jarak jauh dari Willer Express tiba dan berangkat dari  tempat di dekat pintu keluar sebelah Selatan JR Kyoto Station.    
Bus Willer Express Tokyo ke Kyoto yang kami tumpangi, Kereeeen...

Meskipun kami tidak turun di dalam JR Kyoto Station, untuk menuju ke JR Kyoto Station ini cukuplah mudah, kami tinggal menyebrang jalan Hachijo Dori dari depan Hotel Ibis Styles Kyoto, lalu jalan 50 meter kearah Hachijo exit no. 1 dan kami pun sudah sampai di  JR Kyoto Station di level ground. Karena sangkin dekatnya, tulisan JR Kyoto Station ini dari depan Hotel Ibis Styles Kyoto sudah tampak jelas sekali, jadi cukup mudah untuk di cari bukan ???. 

Tempat ketibaan bus Willer Express, Kyoto station hachijo exit No.1 


Di JR Kyoto Station ini hal yang pertama kami lakukan adalah singgah sejenak ke kamar mandi, karena anak-anak sudah kebelet pipis dan tidak tahan lagi untuk menuju hotel, meskipun sebenarnya hotel tempat kami menginap tidak jauh dari stasiun ini. Setelah beres, kami sempatkan untuk melihat ticket Shinkansen untuk perjalanan menuju ke Osaka pada tanggal 24 Mei 2015  nanti, jadi pas berangkat ke Osaka kami tidak bakalan sulit lagi, karena sudah survei tempat duluan.     
Counter ticket Shinkansen di Hachijo exit, sisi Selatan JR Kyoto Station 
Di Kyoto ini kami menginap di Ryokan Budget Inn. Untuk menuju ke Ryokan Budget Inn ini sebenarnya tidak sulit, kami tinggal mengikuti peta dan petunjuk arah yang di berikan dari website Ryokan Budget Inn. Karena kami berada di sebelah Selatan dari JR Kyoto Station, maka kami naik eskalator ke lantai 2 untuk menuju ke arah Utara JR Kyoto Station. Lalu jalan lurus ke arah central exit sampai menemukan eskalator, lalu turun kembali ke ground, maka kami sudah sampai di sisi Utara JR Kyoto Station (Karasuma Side). Tepat di depan kami tampak langsung Kyoto Tower. 

Kyoto Tower, sisi  Utara JR Kyoto Station

Dari  sisi Utara JR Kyoto Station kami jalan kearah kiri (barat) menuju ke arah jalan Shiokoji, lalu jalan lurus sepanjang 300 meter, melewati Hotel New Hankyu, lewati Lawson lalu terus jalan dan belok kearah kanan (utara) di jalan Aburanokoji satu block sebelum jalan Horikawa, kemudian berjalan lurus 200 meter maka Ryokan Budget Inn berada disebelah kiri. Tepat jam 08.00 pagi kami sampai di Ryokan Budget Inn. Begitu sampai di depan Ryokan Budget Inn seorang penjaga langsung menyambut kedatangan kami dan langsung membawakan koper bawaan kami menuju ke resepsionis, sungguh staff yang sangat bersahabat dan sangat membantu. 
Map Ryokan Budget Inn

Ryokan Budget Inn sudah kami pesan dari Indonesia lewat Booking.com tanpa mengharuskan adanya pembayaran  uang muka dan pembayarannya di hotel langsung bisa menggunakan kartu kredit ataupun tunai Yen Japan. Hotel ini kami pilih karena merupakan salah satu hotel yang terletak dekat  dengan Kyoto Station yang menyediakan kamar Japanese Style. Kami mengambil kamar family private Japanese Style yang menyediakan Futon (tempat tidur tradisional Japang). Hotel ini memiliki ukuran kamar yang cukup luas dengan kamar mandi di dalam dan kebersihan yang top markotop. Di Ryokan Budget Inn ini kami menginap di lantai 4, kamar private biasanya terletak di lantai paling atas dan kamar dormitory terletak di lantai bawah dengan kamar mandi berbagi. Tapi jangan takut, hotel ini menyediakan lift untuk para tamu hotelnya. Saat kami sampai kesana, pihak hotel mengijinkan kami untuk menitipkan tas di luggage storage dan menggunakan dapur, kamar mandi, serta ruang santainya sebelum kami bisa masuk kekamar. Jadi hal yang pertama kami lakukan adalah bersantai sejenak sambil menikmati teh hangat, lalu mandi untuk bersih-bersih. Di Ryokan Budget Inn semuanya tersedia, fasilitas dapur yang lengkap dengan semua isi perlengkapan teh, gula, kopi, kulkas, microwave. Bila kita hendak meletakkan barang di dalam kulkas kita harus tulis nama dan tanggal cekout karena setiap hari senin isi kulkas akan dibersihkan. Oh ya, WiFi nya juga cepat banget loh.
Dapur Ryokan Budget Inn
Fasilitas di Ryokan Budget Inn
Sehabis mandi pagi dan berberes, segera kami keluar hotel dan berencana sarapan pagi. Saat mau keluar hotel sang resepsionis secara spontan memberikan secarik kertas yang berisi petunjuk  area yang diperlukan di sekitaran hotel, misalnya saja restaurant yang buka 24 jam, restaurant yang menyediakan menu khas Japan, toko roti, halte bus dengan nomor bus sekalian destinasi wisatanya sampai ke toko pusat  oleh-oleh. Sungguh pelayanan yang memuaskan, sebab tanpa ada kami bertanya sang resepsionis dengan sukarela memberikan info yang sangat berguna. Tepat pukul 09.00 kami keluar dari hotel dan menuju ke Kyoto Station sambil singgah sarapan di  restaurant sekitaran hotel. Saya lupa apa nama restaurantnya, tapi yang pasti makanannya enak-enak. Terus minuman matcha dinginnya diberikan secara gratis dan bebas untuk ditambah berulang-ulang.  .

Menu sarapan pagi + matcha dingin, Kyoto, Japan  
Setelah selesai sarapan pagi, kami langsung menuju ke Kyoto Station. Pagi ini kami berencana akan berkeliling ke Fushimi Inari Shrine dan Nara dengan menggunakan kereta JR Nara Line. Secara garis besar kami dari Kyoto Station naik JR Nara line local ke Fushimi Inari Shrine, lalu setelah sampai Uji Station baru pindah kereta naik rapid train untuk menuju Nara.  
Di Kyoto Station ini terdapat Skyway Tunnel yang terbentang 45 meter diatas stasiun. Dari terowongan kaca ini kita bisa melihat pemandangan didalam dan diluar stasiun. Untuk menuju tempat ini, dari pintu utama jalan saja ke arah kanan dimana terdapat eskalator panjang menuju ke tingkat paling atas yang bernama Daikaidan atau Great Staircase. Di ujung eskalator ini orang dapat bersantai sejenak di Happy Terrace, sebuah taman kecil yang banyak ditanami pohon bambu. Nah disebelahnya terdapat pintu masuk Skyway yang akan berakhir di jajaran restoran di lantai 11.


Perjalanan menuju ke Kyoto Station
Kereta JR dari Kyoto Station yang akan membawa kami ke Fushimi Inari Shrine

Fushimi Inari Shrine 
Akses transportasi termudah untuk mengunjungi Fushimi Inari Shrine adalah dengan menggunakan kereta JR Nara Line dari Kyoto Station. Dari Kyoto Station naik JR Nara line local, lalu turun di Inari Station Total ¥140. Inari Station ini adalah stasiun kedua dari Kyoto Station. Ingat ya,  naik kereta biasa/ lokal, bukan rapid train, karena rapid train tidak singgah di Inari Station. Waktu tempuh dari Kyoto Station ke Inari Station sekitar 5 menit. Fushimi Inari Shrine berada tepat di depan pintu keluar Inari Station. Keluar dari stasiun ke arah kiri, lalu jalan 50 meter kemudian ke arah kanan sudah akan tampak A Giant Torii Gate. Gampangnya, ikuti aja orang-orang yang ramai, pasti mereka juga menuju ke Fushimi Inari Shrine juga   
 

Begitu kami keluar dari Inari Station orang-orang sudah cukup ramai di pelataran gerbang Fushimi Inari Shrine. Sebelum kami memasuki Fushimi Inari Shrine kami berjumpa dengan beberapa remaja yang datang menggunakan baju khas kimono. Kami menyempatkan berfoto sejenak dengan para Oshin-Oshin ini. Para pelajar  di Kyoto bila melakukan kunjungan wisata ke Shrine rata-rata akan mengenakan kimono. Jadi tidak heran bila kami sering menemukan Oshin selama berwisata di Kyoto. Hal ini sulit kami temukan di Tokyo maupun di Osaka.  
Bareng Oshin dan Onii-san 
Bareng Oshin yang ramah-ramah
Fushimi Inari Shrine adalah kuil Shinto yang penting di Selatan Kyoto. Fushimi Inari Shrine ini terkenal dengan ribuan gerbang Torii (Torii Gate), yang mengangkangi sepanjang jalan di belakang bangunan utama (Shrine's Main Building / Honden). Jalan ini mengarah ke hutan suci Gunung Inari, yang berdiri di atas 233 meter dari dasar kuil. Sementara alasan utama sebagian besar pengunjung asing datang ke Fushimi Inari Shrine adalah untuk mengeksplorasi jalur gunungnya, tetapi bangunan kuil sendiri juga tetap menarik dan patut untuk dikunjungi. 
A Giant Torii Gate yang terletak di depan Romon Gate
Di pintu masuk kuil berdiri Romon Gate, yang disumbangkan tahun 1589 oleh pemimpin terkenal Toyotomi Hideyoshi. Untuk masuk ke dalam kuil utama kita harus melewati A Giant Torii Gate dan Romon Gate ini.
Romon Gate
Fushimi Inari Shrine ini adalah yang paling penting dari beberapa ribu kuil yang didedikasikan untuk Inari, Shinto dewa padi. Rubah dianggap sebagai utusan Inari, yang mengakibatkan banyak patung rubah di lapangan kuil ini. Rubah atau Kitsune utusan dewa Inari ini selalu digambarkan sedang menggigit kunci
Kitsune (rase/ fox ) utusan dewa Inari sedang menggigit kunci 

Di area Fushimi Inari Shrine yang belakangan berdiri adalah bangunan kuil utama (Honden) dan kemudian berbagai bangunan tambahan lainnya.
Shrine's Main Building / Honden
Di bagian paling belakang dari kuil utama terdapat Torii Gate untuk masuk ke jalur hiking, yang dimulai dengan dua Torii Gate, yang tersusun rapi dengan barisan paralel yang disebut Senbon Torii ( " Gerbang Ribuan Torii " ). Untuk jalur naik hiking kita harus melewati Torii sebelah kanan sedangkan Torii di sebelah kiri untuk jalur turunnya hiking.  
Senbon Torii ("Thousands of Torii Gates")
Gerbang torii sepanjang seluruh jalur hiking ini adalah sumbangan oleh individu dan perusahaan, dan kita akan menemukan nama donatur dan tanggal sumbangan yang tertulis di belakang setiap Torii. Biayanya dimulai sekitar ¥ 400.000 untuk sebuah gerbang berukuran kecil dan meningkat menjadi lebih dari  ¥ 1.000.000 untuk sebuah gerbang besar. Sangkin rapat dan teraturnya susunan torii ini,  sinar matahari pun tidak terasa teriknya selama hiking. Kami sempat mengabadikan semua sisi Torii, mulai dari yang besar sampai ke yang kecil, mulai dari sisi depan dan sisi belakang Torii tersebut.   
Berjalan di bawah Terowongan Torii
Torii besar dan kecil, sisi depan dan sisi belakang Torii


Mendaki ke puncak gunung dan kembali memakan waktu sekitar 2-3 jam, namun, pengunjung bebas untuk berjalan hanya sejauh mereka inginkan sebelum kembali turun ke Senbon Torii. Disepanjang jalan ini, ada beberapa kuil kecil dengan torii miniatur yang disumbangkan oleh pengunjung dengan anggaran yang lebih kecil. Kami berjalan hanya sampai setengah jalan saja. Setelah sekitar 30-45 menit pendakian dalam kepadatan gerbang torii, kami mencapai persimpangan Yotsutsuji sekitar setengah jalan ke atas gunung. Sampai disini terdapat  perpecahan jalur hiking yang menjadi rute melingkar ke puncak. Banyak pejalan kaki hanya menjelajah sampai sejauh ini saja seperti yang kami lakukan juga. Didaerah ini banyak tersedia beberapa tempat pancuran air untuk sekedar bersih-bersih. Airnya cukup bersih dan dingin, sehingga akan membuat kita merasa segar kembali setelah melakukan hiking. 
Bermain air di persimpangan Yotsutsuji
Setelah sekitar satu jam kami hiking, lalu kami kembali jalan turun ke Shrine's Main Building / Honden. Sebelum meninggalkan Fushimi Inari Shrine ini kami menyempatkan singgah disekitaran tempat peristirahatan yang ada di sisi kanan dari kuil. Ada beberapa restoran di sepanjang jalan ini, yang menawarkan hidangan bertema lokal seperti Inari Sushi dan Kitsune Udon ("Fox Udon"), keduanya menampilkan potongan aburage (tahu goreng). Disini kami menyempatkan membeli souvenir dan bersantai sejenak. Pilihan menu kami jatuh kepada Takoyaki dan ice cream dippin dots. Selesai hiking dan bersantai dengan total hampir 2 jam di Fushimi Inari shrine, kami kembali ke Inari Station untuk melanjutkan perjalanan ke Nara. 
Belanja Souvenir, Takoyaki dan ice cream dippin dots





Nara        
Kelar dari Fushimi Inari shrine, kami melanjutkan perjalanan ke Nara. Dari Inari Station langsung naik JR Nara line local tujuan Nara Station. Tetapi kami Transfer di Uji (JR) untuk pindah JR Nara line rapid service biar lebih cepat Total ¥670. Karena kalau yang JR Nara line local akan singgah di setiap stasiun, sehingga akan lebih lama sampainya, sedangkan JR Nara line rapid service hanya singgah di empat stasiun besar saja. Caranya, setelah sampai di Uji Station, kami langsung turun dari kereta JR. Tetap berdiri di jalur yang sama, tidak lebih dari 5 menit kereta rapid akan muncul dan naiklah kereta ini.  

Nara terletak kurang dari satu jam dari Kyoto dan Osaka, jaraknya sekitar 42 km dari Kyoto dan dapat ditempuh sekitar 55 menit dengan menggunakan JR Nara Line dari Kyoto. Kota Nara terletak ditengah-tengah antara Kyoto dan Osaka. Jadi Nara dapat dijangkau dengan kereta dan bus dari Kyoto atau Osaka. 

Nara adalah ibukota Japang yang pertama. Nara menjadi kawasan Japang kuno karena kawasan ini dipenuhi bangunan-bangunan bersejarah termasuk beberapa kuil terbesar dan tertua di Japang. Banyak bangunan di kawasan ini yang masuk dalam daftar Unesco World Heritage Site. Untuk kunjungan ke Nara ini, rute yang efisien yang saya anjurkan adalah seperti yang kami jalani ini, yaitu Kyoto-Nara-Osaka atau sebaliknya, dengan one day tour di Nara. Sebenarnya untuk menuju ke Nara ini ada langsung dari Kyoto station. 

Dengan tujuan dua stasiun yang berbeda, yaitu Kyoto Station ke JR Nara Station dengan menggunakan JR Nara line local / rapid atau dari Kyoto Station ke Kintetsunara Station dengan menggunakan Kintetsu Express. Berhubung kami dari Fushimi Inari shrine maka kami menuju ke Nara dengan menggunakan JR Nara Line dan turun di JR Nara Station.

Kyoto Station ke JR Nara Station
Kyoto Station ke Kintetsunara Station

Sesampai di JR Nara Station kami berencana membeli tiket “Nara Bus Pass”1-Day Pass di JR Nara Bus Ticket Office. Sebelum meninggalkan stasiun, tepat dipintu keluar stasiun sudah tampak karekter khas dari kota Nara, yaitu Shika (Rusa). 

Rusa dalam Shinto menjadi utusan para dewa, rusa di Nara telah menjadi simbol kota dan bahkan telah ditetapkan sebagai harta nasional yang sangat berharga. Menurut legenda pada saat ditemukan kuil Kasuga Taisha sebagai kuil keluarga Fujiwara Kanezane yang merupakan kaum bangsawan di abad ke 8, mereka mengundang seorang Dewa yang perkasa dari Kuil Kashima. 

Dewa tersebut datang ke Nara dengan mengendarai seekor rusa. Dalam buku hariannya beliau menulis dalam perjalanan ke kuil, banyak rusa muncul di kegelapan pagi. Ini adalah tanda dari para dewa dan pertanda baik. Orang mengatakan bahwa ketika seseorang menemukan rusa, ia harus keluar dari kereta dan tunduk kepada mereka. 

Sejak itu rusa menjadi hewan yang dihormati dan dilindungi sebagai utusan dewa oleh penduduk setempat. Rusa dianggap sebagai pembawa pesan dari surga yang juga bertugas menjaga keselamatan daerah ini dan diperlakukan suci. Mereka sangat dilindungi, menewaskan satu bahkan bisa dihukum mati. Waaaaaaw....sungguh terlindungi.
Rusa sebagai simbol kota Nara
Di JR Nara Station ini kami juga menyempatkan berbelanja buah. Disaat kami datang ke Nara hari sudah cukup siang yaitu jam 11. Jadi sebelum melanjutkan perjalanan keliling Nara, kami menyempatkan mengisi perbekalan jalan kami. 

Selesai berbelanja kami segera ke Bus Ticket Office yang berada disebelah kanan pintu keluar stasiun untuk membeli Nara Bus Pass”1-Day Pass. Tiket ini kami beli seharga ¥ 500 untuk dewasa dan ¥ 250 untuk anak-anak. Beres urusan tiket, lalu kami turun dari eskalator yang ada di depan stasiun ke lantai dasar. Disana sudah tampak banyak bus dengan petugasnya yang siap membantu para turis. Sebelum naik ke bus kami berberes terlebih dahulu ke toilet, beres urusan toilet, saatnya pertualangan dimulai. Kami berencana ke Nara Park, Todaiji Temple dan Kofukuji Temple.  
Bus Ticket Office 
Bus Ticket Office 
Tiket “Nara Bus Pass”1-Day Pass
Tempat wisata yang bisa dikunjungi dengan “Nara Bus Pass”1-Day Pass

Nara Park  
Ke Nara Park dari JR Nara Station gunakan “Nara Bus Pass”, naik bus no 2, turun di Daibutsuden Kasuga Taisha Mae bus stop (5 menit) Total 210 Yen, tetapi tiket ini sudah tertanggung dengan Nara Bus Pass. Begitu turun dari bus akan langsung tampak taman yang begitu luas, jadi tidak sulit untuk menemukannya.  





Mengunjungi kota Nara rasanya kurang lengkap jika tidak mampir ke Nara Park, Sepanjang jalan naik bus terlihat banyak pepohonan dan jalanan yang bersih.  Nara park masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO, di taman ini sejarah dan alam menyatu dengan serasi. Tanpa dipungut biaya untuk menikmati Nara Park yang kira-kira enam ratus enam puluh  hektar luasnya dan asri.    
Rusa- rusa di Nara Park
Nara Park adalah rumah bagi ribuan ekor rusa yang bebas berkeliaran. Di dalam Nara Park rusa hidup bebas dan pengunjung bisa bebas berbaur dengan rusa-rusa ini. Menyentuh maupun memberi makan. Tetapi tetap terdapat tanda peringatan harus berhati-hati, karena terkadang rusa tersebut suka menyeruduk dan menyepak. Rusa telah berkeliaran di sekitar kota Nara selama berabad-abad. Sejak pada awal abad ke-12, rusa telah dianggap sebagai simbol keberuntungan.
Rusa tidak bertanduk yang cukup jinak 
Mencoba tetap bermain dengan rusa tidak bertanduk


Di Nara Park ini tersedia makanan rusa yang dijual seharga ¥ 150 per pak, namanya Shika Senbei (Crackers Spesial untuk Rusa) merupakan makanan kesukaan rusa. Disini kami menyempatkan diri untuk membeli Shika Senbei dan mencoba untuk memberi makan rusa-rusa ini
Shika Senbei
Saya membeli Shika Senbei ini sebanyak 2 pak. Pada saat saya membeli Shika Senbei, tiba-tiba berdatangan rusa-rusa dan mulai mendekat, setelah diberikan sepotong sama anak kami, rusa ini menjadi agresif dan terus mengikuti kami sambil terus meminta diberi makanan. Jadi harus tetap berhati-hati, terutama sama rusa yang bertanduk
Memberi makan rusa bertanduk dengan Shika Senbei

Todaiji Temple
Selesai bermain rusa di Nara Park, kami melanjutkan perjalan menuju ke Todaiji Temple. Ke Todaiji  Temple dari Nara Park tingal berjalan lurus ke arah utara, lebih kurang 5 menit. Akan tampak bangunan yang cukup besar yaitu Todai-ji Nandaimon Gate.


Todaiji atau Great Eastern Temple adalah salah satu kuil paling terkenal dan historis di Japang dan merupakan landmark dari Nara. Todaiji ini dibangun pada 752 sebagai pusat semua kuil Buddha provinsi Japang. Todaiji tumbuh begitu kuat dan sangat berpengaruh terhadap jalannya pemerintahan, sampai akhirnya ketakutan akan kekuatannya membuat ibukota Japang dipindahkan dari Nara ke Nagaoka di 784 dalam rangka untuk menurunkan pengaruhnya pada urusan pemerintahan. Saat ini Todaiji termasuk salah satu UNESCO World Heritage Site.  
Perjalanan menuju ke Todaiji  Temple 
Secara garis besar rencana perjalanan di Todaiji Temple dimulai dengan melewati Todai-ji Nandaimon Gate, kemudian berjalan lurus ke depan maka kita akan sampai ke Nakamon, melewati Nakamon sampailah kita di Todaiji main hall, yaitu The Daibutsuden (Big Buddha Hall). Sempatkan juga berjalan ke Hokkedo (Sangatsudo) dan Nigatsudo, karena kedua kuil ini masih dalam satu areal dengan Todaiji.      
Todai-ji Nandaimon Gate (Great Southern Gate) 
Sebelum masuk kedalam Todaiji main hall,  gerbang pertama yang akan kita lewati adalah Todai-ji Nandaimon Gate. Todai-ji Nandaimon Gate atau Great Southern Gate merupakan gerbang kayu besar yang dijaga oleh dua raksasa kayu penjaga gerbang yang tingginya kurang lebih 8,5 meter yaitu Misshaku Kongo dan Naraen Kongo. Misshaku Kongo dengan versi penjaga gerbang mulut terbuka umumnya ditempatkan di sebelah kanan Temple, sedangkan Naraen Kongo versi penjaga gerbang dengan mulut tertutup ditempatkan di sebelah kiri Temple. Saat kami melihat langsung dari dekat kedua Nio penjaga gerbang ini, terlihat jelas bentuk dan ekspresi wajahnya. Dua Nio ini dipahat pada abad ke 13 oleh Unkei dan Kaikei dan menjadi salah satu karya patung kayu terbaik di Japang. 
Misshaku Kongo                                  Naraen Kongo
Setelah melewati Todai-ji Nandaimon Gate, dari kejauhan sudah tampak Nakamon (Central Gate). Kami hanya tinggal berjalan lurus kedepan 100 meter dengan disuguhkan pemandangan dikanan kiri jalan hamparan rumput dan pepohonan yang sejuk lengkap dengan rusa yang berkeliaran bebas. Sehingga tidak terasa kami sudah sampai di Nakamon (Central Gate). Dari gerbang ini bila kita ingin masuk ke Todaiji main hall untuk melihat The Daibutsuden (Big Buddha Hall) segera ke loket untuk membeli tiket seharga  ¥ 500  yang berada disebelah kiri dari Nakamon.  
Nakamon  (Central Gate)  
Melewati Nakamon (Central Gate) sampailah kami di Todaiji main hall  yang bernama Daibutsuden (Big Budha Hall) yang merupakan bangunan kayu terbesar didunia. Ini benar-benar mengesankan. Meskipun faktanya, bahwa rekonstruksi yang sekarang dibangun ulang disini hanya 2/3 dari ukuran aslinya. 
Foto Koleksi pribadi
Bagian depan dari Daibutsuden Hall (Lihat Padatnya Orang) 
Bangunan besar ini merupakan rumah salah satu patung Buddha terbesar di Japang bahkan di dunia yaitu Big Buddha (Daibutsu).  Daibutsu berdiri dengan ketinggian 15 meter dan mengandung 437 ton perunggu dan 130 kg emas. Kami hanya sampai bagian depan Daibutsuden Hall saja, karena jalan masuk menuju ke dalam Big Buddha Hall ini sangat-sangat ramai, selain itu waktu juga sudah menunjukan jam 4 sore, sedangkan kami belum  ke Kofukuji Temple. Sehingga kami memutuskan untuk membatalkan masuk untuk melihat Daibutsu  dan juga membatalkan kunjunga ke Hokkedo (Sangatsudo) dan Nigatsudo.  Segera kami keluar dari Daibutsuden Hall dan melanjutkan kunjungan ke Kofukuji Temple.    
Bagian depan dari Daibutsuden Hall
Daibutsuden Hall

Kofukuji Temple
Dari Todaiji  Temple ke Kofukuji Temple gunakan “Nara Bus Pass” bus no 2. Dari Todaiji Daibutsuden bus stop turun di Kencho-mae bus stop (5 menit) Total 210 Yen. Harga ini sudah tertanggung dengan Nara Bus Pass. Saat sampai di Kofukuji Temple waktu sudah menunjukkan jam 16.30. Waktu kami hanya tinggal 30 menit untuk mengeksplore Kofukuji Temple ini sebelum area ini ditutup. 

Kofukuji Temple ini merupakan kuil Budha milik keluarga Fujiwara yang merupakan orang paling berpengaruh di Japang pada masa Nara dan Heian Period. Pada masa kejayaannya, kuil ini memiliki kurang lebih 150 bangunan dan sayangnya sudah banyak yang musnah baik karena perang atau bencana alam sehingga tersisa kurang lebih hanya 6 bangunan besar saja. Terdapat beberapa bangunan penting di kompleks Kofukuji Temple ini, yaitu : 
1. Five Story Pagoda 
Merupakan bangunan terpenting  pertama di kompleks ini dan menjadi landmark kota Nara. Five Story Pagoda ini merupakan bangunan Five Story kedua tertinggi di Japang setelah Kyoto Toji Temple. Dengan ketinggian  50,1 meter, hanya tujuh meter lebih pendek dari Five Story Kyoto Toji Temple. Pagoda ini dibangun oleh Ratu Komyo di  tahun 725 dan selesai mengalami restorasi pada tahun 1426. 
Five Story Pagoda di Kofukuji Temple
2. Kofukuji’s National Treasure Museum 
Bangunan terpenting kedua adalah Kofukuji’s National Treasure Museum yang menyimpan koleksi seni Buddhist Art. 
3. The Eastern Golden Hall 
Bangunan terpenting ketiga adalah The Eastern Golden Hall yang menyimpan patung kayu Yakushi. Tiket masuk ke kompleks Kofukuji Temple ini gratis dengan biaya tambahan ¥ 600 bila ingin melihat koleksi seni di Kofukuji’s National Treasure Museum dan ¥ 300 The Eastern Golden Hall. 
The Eastern Golden Hall dan Five Story Pagoda di Kofukuji Temple
The Eastern Golden Hall dan Five Story Pagoda di Kofukuji Temple
Setelah selesai mengeksplore Kofukuji Temple kami memutuskan untuk kembali pulang ke Kyoto. Dari Kofukuji Temple kami kembali ke JR Nara Station menggunakan “Nara Bus Pass”,  naik bus no 2 dari Kencho-mae bus stop didepan Kofukuji Temple (8 menit) Total 210 Yen. Harga ini sudah tertanggung dengan Nara Bus PassSelanjutnya untuk Kembali pulang ke Kyoto kami berangkat dari JR Nara Station naik JR Nara Line Rapid Service langsung ke Kyoto Total ¥710. Ingat  ambil JR Nara Line Rapid Service jangan yang local line, karena yang local line akan berhenti disetiap stasiun sehingga akan memakan waktu yang lebih lama.     

Sebenarnya ada kejadian lucu pada saat pulang dari Nara. Pas kami sudah sampai Kyoto Station dan mau keluar dari Kyoto Station tiket istri saya tiba-tiba di muntahkan balik sama mesin, dicoba beberapa kali, tetap saja dimuntahkan kembali sama si mesin. Terus saya pun  mencoba keluar dengan menggunakan tiket yang saya miliki, hasilnya tetap juga di muntahkan sama si mesin. Pas di perhatikan lagi petunjuk exit pintunya, teng tong..... salah pintu, kami keluar lewat pintu Shinkansen, sedangkan kami hanya memiliki tiket JR, Sooooo kami harus berjalan sedikit lagi kearah depan untuk menuju exit JR. Sungguh luar biasa, mesin ini tahu mana tiket yang murah dan mana tiket yang mahal, mana yang bisa ditelan dan mana yang harus di muntahkan, mesin yang canggih euuuuy.... Tepat jam 18.30  kami keluar dari Kyoto Station selanjutnya kami jalan pulang menuju ke Ryokan Budget Inn sambil singgah di restaurant tempat tadi pagi kami sarapan untuk membeli makan malam kami. Setibanya di hotel kami segera mengambil kunci dan tas yang tadi pagi kami titipkan di luggage storage, lalu naik ke lantai 4 menuju kamar. Taraaaaaaaaaaa, terpesona dengan keadaan kamar family private Japanese Style yang kami pesan dengan menyediakan Futon. Futon adalah tempat tidur tradisional Japang yang terdiri dari kasur yang empuk dan selimut tebal yang cukup lentur untuk dilipat dan disimpan pada siang hari, sehingga ruang tidur ini bisa digunakan selain sebagai kamar tidur. Set Futon ini terdiri dari shikibuton sebuah kasur bawah dan kakebuton sebuah bedcover tebal berlapis. Pengalaman yang luar biasa terutama pada saat datang Futonnya masih terlipat dan tertumpuk rapi,  jadi kami harus belajar dulu gimana caranya menyusun Futon ini menjadi tempat tidur. Terutama anak-anak kami sangat bersemangat untuk merapikan kasur-kasur lipat ini. Beres merapikan Futon, kami segera bersih-bersih lalu makan malam yang tadi sudah kami beli. Dan saatnya sekarang beristirahat, setelah perjalanan panjang 1 harian Tokyo-Kyoto-Nara. Alhamdulilah perjalanan hari ini cukup lancar.... Oyasuminasai (selamat tidur).

Kamar kami di Ryokan Budget Inn dengan
Futon yang ditata rapi untuk tempat tidur kami