Rabu, 21 Oktober 2015

Japan Hari Ketujuh (Sunday/Minggu, 24 May 2015) : Kyoto dan Osaka (Osaka Castle, Dotonbori, Shinsaibashi Suji dan Ebisubashi Suji)



By Aidil espeogeh  
The Next Destination...
Family Vacation Lets Goooooooo to Japan


Osaka Castle, Osaka, Japan

Pagi ini adalah hari ke 3 kami berada di Kyoto. Sayang rasanya untuk meninggalkan Kyoto, karena kenyamanan Kyoto sungguh bersahabat dan masih banyak juga tempat-tempat menarik di Kyoto yang belum sempat kami kunjungiKyoto cukup tenang, tidak sehiruk pikuk Tokyo. 

Tepat jam 8 pagi kami langsung check out dari penginapan Ryokan Budget Inn. Pada saat check out petugas resepsionisnya yang sangat ramah memberikan kami 5 pasang sumpit sebagai souvenir kepada kami sebagai tamu jauh. Kami berangkat dari hotel dan menuju Kyoto Station untuk membeli tiket Shinkansen ke Osaka. 

Sampai di Kyoto Station, hal pertama yang kami lakukan adalah membeli bekal sarapan buat dimakan diatas kereta. DKyoto Station ini, semua makanan siap saji dalam bentuk kotak makan cantik dan menarik yang disiapkan memang untuk dibawa makan diatas kereta. Ini karena mungkin sangkin sibuknya orang Japan, sehingga tidak sempat untuk sarapan di rumah dan harus sarapan dalam perjalanan. 
Belanja sarapan di Kyoto Station

Kyoto – Osaka
Hari ini kami berencana melanjutkan perjalanan ke Osaka. Kyoto ke Osaka berjarak kurang lebih 43 Kilometer. Untuk menuju Osaka kita bisa naik bus atau kereta biasa dengan perjalanan kurang lebih 1 jam atau kalau mau lebih waaaaaw dikit, kita bisa naik kereta cepat Shinkansen dengan waktu perjalanan 13 menit dari Kyoto Station ke Shin Osaka Station. Kami memutuskan memilih naik Shinkansen untuk menuju ke Shin Osaka.
Perlu diketahui bahwa perjalanan Kyoto - Shin Osaka hanya berjarak 39 Kilometer, memakan waktu hanya sekitar 13 menit dengan menggunakan Shinkansen. Kereta Shinkansen ini tidak berhenti di Osaka Station, melainkan berhentinya di Shin Osaka Station, satu stasiun sebelum Osaka Station. Bagi kalian yang mau merasakan naik Shinkansen dengan biaya murah, jika kalian tidak membeli JR Pass, perjalanan Kyoto – Shin Osaka atau sebaliknya dengan naik kereta Shinkansen is the best choice. Meskipun harganya jauh lebih mahal dan lebih ribet mengingat kereta ini berhenti di Shin Osaka Station, sehingga kita masih harus pindah kereta untuk sampai ke Osaka Station, tetapi kami tetap ingin naik kereta ini karena ingin tahu bagaimana rasanya naik Japan’s Bullet Train.
Tiket Shinkansen kami dari Kyoto ke Shin Osaka

Sebenarnya selain kereta Shinkansen masih ada pilihan kereta lain untuk menuju ke Osaka yaitu dengan JR Special Rapid Service yang harganya jauh lebih murah yaitu 560 Yen. Kereta Shinkansen merupakan Japan’s Bullet Train dengan kecepatannya bisa mencapai 320 km/jam. Shinkansen sangat terkenal dengan ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan, tidak terdengar bising mesin kereta dengan semua tempat duduk menghadap kedepan. 
Kereta Shinkansen yang siap membawa kami dari Kyoto. Japan

Jalur kereta Shinkansen Kyoto - Shin Osaka dilayani oleh Tokaido Shinkansen yang memiliki tiga jenis kereta yaitu Nozomi, Hikari dan Kodama. Shinkansen jenis Nozomi adalah yang tercepat dan hanya berhenti di stasiun-stasiun besar. Kereta Shinkansen jenis Nozomi ini tidak berlaku untuk pemegang Japan Rail Pass, sehingga pemegang tiket Japan Rail Pass harus naik Shinkansen jenis Hikari dan Kodama yang lebih lambat dan berhenti juga di stasiun-stasiun kecil. 

Tiket Shinkansen ini dapat dibeli di JR Ticket Office yang lokasinya ada di dalam Kyoto Station. Saat membeli tiket kereta Shinkansen, sebutkan dengan jelas jenis keretanya yaitu Shinkansen, Nozomi, Non Reserved to Osaka, kalau tidak mereka akan menganggap kita membeli tiket kereta biasa menuju Osaka. 

Harga tiketnya 1420 Yen untuk Tiket Non Reserved (tiket tanpa jaminan tempat duduk) artinya bila di gerbong tersebut tempat duduknya terisi penuh maka kita harus berdiri. Tetapi jangan khawatir, banyak tempat duduk yang kosong selama kami naik Shinkansen jenis Nozomi ini. 

Kami sengaja memilih Non Reserved Seat, mengingat jarak tempuh yang tidak terlalu lama dan kereta tidak terlalu penuh sehingga kami dapat ngebajak empat kursi nya. Non Reserved Seat memang gerbong kereta di mana siapa cepat dia dapat tempat duduk, tapi ngak perlu rebutan juga keleeees, karena uda pasti dapat tempat duduk kok. 
Berpose dengan Shinkansen Seri 300 dan 700 di Kyoto Station

Di setiap jenis kereta, letak gerbong Non Reserved berbeda-beda. Untuk jenis kereta Nozomi, gerbong Non Reservednya terletak di gerbong nomor 1 sampai 3, jenis kereta Hikari gerbong Non Reservednya di gerbong 1 sampai 5 dan jenis kereta Kodama gerbong Non Reservednya di gerbong 1 sampai 7. 

Jadi sebelum naik perhatikan benar-benar letak gerbong dan platformnya karena kita akan diminta pindah bila duduk di gerbong Reserved apalagi kalau sampai masuk gerbong Green Car yang merupakan business class dari keseluruhan rangkaian kereta. Kalau salah hanya satu atau dua gerbong masih amanlah, tapi kalau salah sampai gerbong paling ujung, kita harus pindah sambil membawa koper dan berjalan di dalam kereta yang lajunya super cepat, kebayang gimana kita diombang ambingkan didalam kereta, belum lagi penumpang yang lain pasti pada heran sambil melihati dengan tatapan bingung. 

Jadi sebelum naik kereta perhatikan benar nomor gerbong untuk Non Reserved Seat, jangan waktu 13 menit selama perjalanan hanya habis untuk mencari gerbong yang tepat sehingga tidak sempat menikmati laju super cepatnya Shinkansen ini.  
Kami dalam perjalanan Kyoto - Shin Osaka dengan Shinkansen jenis Nozomi 

Kami duduk di Shinkansen jenis Nozomi Non Reserved gerbong nomor 3. Formasi tempat duduk Shinkansen Nozomi ini jika kita menghadap ke arah depan kereta adalah 2 kursi di kanan dan 3 kursi di kiri. Liat saja foto diatas dan situasi di dalam gerbong nomor 3 yang sangat-sangat sepi, jadi tidak usah takut kalau tidak kebagian tempat duduk. 

Setelah beres meletakan koper pada tempatnya, segera kami membuka bekal sarapan pagi yang sudah kami beli di Kyoto Station. Biasanya di Japan dilarang makan dan minum didalam kendaraan umum, tapi didalam Shinkansen banyak kok orang yang pada sarapan. Jadi kita tetap boleh makan dan minum di dalam kereta asal tetap menjaga kebersihannya. 

Naik kereta super cepat Shinkansen benar-benar kita tidak merasakan sedang berada di kereta super cepat, karena rasanya kereta melaju dengan kecepatan normal saja, tidak begitu terasa kecepatan kereta ini. Tetapi bila kita melayangkan pandangan keluar jendela, pemandangan di luar tampak melintas dengan cepat dan begitu berpapasan dengan Shinkansen lainnya, sangat terasa betapa super cepatnya Shinkansen ini. 

Kereta dengan hampir 12 gerbong hanya melintas se per sekian detik menghilang dalam sekejap mataTidak lama setelah selesai sarapan dan serasa baru sejenak kita enak-enak duduk, terdengar pemberitahuan Shin-Osaka Station di speaker dan saya pun melihat display yang berada didepan gerbong yang bertuliskan Shin-Osaka Station, yang mana ini adalah stasiun tujuan terakhir Shinkansen ini dan juga tujuan kami. 

Kereta pun berjalan melambat memasuki stasiun dan setelah berhenti kami pun segera turun. Jadi gimana rasanya naik Shinkansen? yaaaaa ternyata memang benar-benar enak, tanpa suara, bersih dan tempat duduknya lega. So kalau kamu jalan ke Japan jangan lupa untuk mencoba dan merasakan sendiri sensasi naik kereta super cepat Shinkansen ini. Kecepatan Shinkansen ini makin kami rasakan dari luar, ketika kami berdiri di platform dan kebetulan ada Shinkansen yang lewat, Seeeeeeer.....tiba-tiba hilang aja itu kereta.  
Shinkansen Seri 700 yang kami naiki tiba di Shin Osaka Station, Osaka, Japan

Kami sengaja memilih untuk menginap di daerah Shin-Osaka, dengan pertimbangan agar tidak repot untuk membawa koper pada saat sampai di Osaka dan tidak harus berpindah-pindah kereta untuk membawa koper. Jadi keluar dari Shin-Osaka Station kami langsung ke Hotel Shin'osaka untuk menitipkan koper.

Cara menuju ke Hotel Shin'osaka

Di Shin-Osaka Station kami keluar melalui east exit dilantai dua untuk menuju ke penginapan kami di Hotel Shin'osaka. Tepat pada bagian ujung dari east exit akan terdapat eskalator dan lift. Kami turun dengan menggunakan lift, saat sampai di lantai dasar lalu lihat kearah kanan, saat kami melangkah keluar dari pintu lift east exit, kami melihat tanda hotel dan tanda masuk ke Hotel Shin'osaka. Lalu menyebrangi zebra cross maka kita sudah sampai di gerbang masuk ke Hotel Shin'osaka. Tidak sampai 1 menit berjalan dari Shin-Osaka Station east exit untuk sampai ke lobby Hotel Shin'osaka
Hotel Shin'osaka

Sementara sambil menunggu untuk cek in, kami baru menyadari bahwa ada dua pintu masuk ke Hotel Shin'osaka. Pintu masuk menghadap stasiun adalah pintu belakang dan pintu depan ada di sisi lain dari jalan. Jadi paling gampang untuk menemukan hotel ini adalah dari pintu belakangnya, karena langsung berhadapan dengan  Shin-Osaka Station east exit.


Selesai cek in di Hotel Shin’Osaka, kami pun menitipkan koper bawaan kami di hotel. Kemudian baru lanjut jalan dari Shin Osaka Station untuk menjelajahi Osaka. Kami masih singgah sebentar untuk melanjutkan sarapan pagi yang sedikit tertunda dikereta tadi. Begitu kita keluar dari pintu belakang Hotel Shin'osaka tepat disebelah kiri kita terdapat restoran yang sangat istimewa. Saya lupa apa nama restorannya, tapi yang pasti menu makananya makyos punya, pas dilidah.
Menu sarapan pagi lanjutan kami 

Setelah selesai makan pagi menjelang siang ini. kami langsung menuju kembali ke Shin Osaka Station. Hari ini kami berencana akan berkeliling Osaka dengan menggunakan Osaka City Subway. Secara garis besar kami dari Shin Osaka Station naik Osaka City Subway ke Osaka Castle, lalu dengan Osaka City Subway dilanjut ke Namba, kemudian berjalan kaki menyusuri Dotonbori, Shinsaibashi Suji dan Ebisubashi Suji.  Semangaaaaat, mareee berangkat.  



Sampai di Shin-Osaka Station kami membeli tiket One-day ticket Enjoy Eco Card. Harga tiket One-day ticket Enjoy Eco Card untuk dewasa 800 Yen dan untuk anak-anak 300 Yen. Kebetulan pada saat kami datang adalah hari minggu dan disaat hari weekend dan hari libur nasional Japan harga One-day ticket Enjoy Eco Card ini mendapat potongan. Harga tiket ini setelah mendapat potongan menjadi 600 Yen untuk dewasa. 

One-day ticket Enjoy Eco Card ini adalah kartu khusus satu hari unlimited yang bisa digunakan untuk semua kereta bawah tanah (Osaka City Subwaydan bus kota juga bebas untuk satu hari. Plus, kita akan mendapatkan diskon di tempat-tempat wisata di kota Osaka untuk hari itu. Kita bisa membeli tiket ini di muka sebelum hari penggunaan.   
Beberapa tempat dengan mudah dikunjungi dengan One-day ticket Enjoy Eco Card dan dapat diskon lagi
One-day ticket Enjoy Eco Card

Di Osaka ini terdapat dua pusat kota, yaitu Umeda (Kita) di sebelah utara dan Namba (Minami) di sebelah selatan. Kedua pusat kota ini dihubungkan oleh jalan utama yang bernama Midosuji dan terdapat jalur Subway, yaitu Midosuji Line

Midosuji Line ( line dengan kode warna merah ) adalah line utama dari utara - selatan dari Osaka city subway. Midosuji Line adalah jalur bawah tanah pertama yang dibangun di Osaka pada tahun 1933 dan merupakan jalur kereta bawah tanah / subway line tertua kedua di Japang setelah subway line Ginza di Tokyo. 

Midosuji Line berjalan dari Esaka Station di utara Osaka ke Nakamozu di selatan dan memiliki 20 stasiun. Karena hari ini kami memiliki One-day ticket Enjoy Eco Card, maka kami memilih jalur Midosuji Line ini untuk mencapai ke tujuan tempat wisata. 



Osaka Castle
Osaka Castle, Osaka, Japan

Untuk menuju ke Osaka Castle dari Shin Osaka Station (M13) kami naik Osaka City Subway Midosuji Line ke SHINSAIBASHI (M19), lalu dari SHINSAIBASHI (N15) naik Osaka City Subway Nagahori Tsurumiryokuchi Line turun di OSAKA BUSINESS PARK (N21) Total ¥280. Ini jadinya gratis, karena sudah tertanggung dengan One-day ticket Enjoy Eco Card. 

Saat sampai di OSAKA BUSINESS PARK Station cari exit Osaka Castle, maka kita akan langsung berada dijalan besar dengan lingkungan perkantoran gedung-gedung tinggi. Lihat ke arah kanan maka akan tampak Osaka Castle dari kejauhan. Berhubung kami datang pada hari minggu, wilayah ini benar-benar sepi. Lalu menyebrang zebra cross maka kita akan melewati Shin Shiginobashi Bridge yang membentang diatas sungai Neyagawa. 

Air sungai Neyagawa ini cukup bersih dan jernih. Jalan terus melewati Shin Shiginobashi Bridge, lalu pada bagian ujungnya akan ada pesimpangan ke kanan dan ke kiri serta terdapat pos penjaga. Karena tujuan kami ke Gokurakubashi Bridge maka kami jalan ke arah kiri. Jalan terus kurang lebih 500 meter maka disebelah kanan kami terdapat gerbang, sampailah kami di Aoya-mon Gate. 
Aoya-mon Gate, Osaka Castle, Osaka, Japan

Aoya-mon Gate adalah gerbang yang terletak di sebelah utara Osaka Castle Tower. Merupakan pintu masuk pertahanan berdinding pada masa lalu antara Inner Moat dan Outer Moat. Gerbang ini diperkirakan telah dibangun sekitar 1620 dan mengalami kerusakan besar selama berabad-abad. Salah satunya pernah terbakar pada tahun 1868 dan kemudian lagi-lagi dibom selama Perang Dunia kedua pada tahun 1945. 

Gerbang sekarang ini pada dasarnya adalah sebuah rekonstruksi yang dilakukan pada tahun 1969 yang masih melestarikan desain aslinya. Setelah kita bergerak melewati Aoya-mon Gate, kita akan menemukan sebuah Masugata. Masugata secara harfiah berarti persegi yang dikelilingi oleh dinding batu yang dibangun untuk mencegah musuh. Disini terdapat lapangan yang ditempatkan secara strategis sebagai cara untuk mencegah masuknya musuh. Tempat yang sempurna untuk penyergapan, ditambah ada parit dan jembatan antara persegi, sehingga Osaka Castle tetap terjaga. By the way, terdapat beberapa Masugata di area Osaka Castle ini.  
Osaka Castle Park, Osaka, Japan

Dari Aoya-mon Gate dan melewati Masugata kita jalan ke arah kanan. Maka akan tampak Osaka Castle Park. Pada sisi sebelah kiri kita tampak Gokurakubashi Bridge dan Main Tower dari Osaka Castle sedangkan di sisi kanan kita tampak halaman yang luas dipenuhi dengan pepohonan. Sebagai gambaran, seluruh Osaka Castle Park membentang hampir 107 hektar dan Osaka Castle dengan Menara Utama (Main Tower) menempati hanya sebagian kecil dari Osaka Castle Park.  
Gokurakubashi Bridge, Osaka Castle, Osaka, Japan

Dari Osaka Castle Park untuk masuk ke area Osaka Castle kita harus melewati Gokurakubashi Bridge. Dari pandangan foto-foto yang kami dokumentasikan, kami bisa mengatakan bahwa Osaka Castle ini benar-benar dibangun dengan pertahanan yang kuat. Osaka Castle ini dikelilingi oleh parit (inner moat dan outer moat). Jadi itu dua lapisan parit pertahanan yang dibuat untuk melindungi Osaka Castle. 

Parit ini cukup dalam dengan dinding-dinding batu padat setidaknya tingginya 20 meter sepanjang 12 kilometer dan lebar parit sekitar 70 sampai 90 meter. Meskipun banyak kerusakan yang diderita oleh Osaka Castle tetapi parit dan dinding batu tetap berdiri kokoh dan kuat. Kami berdiri di tengah-tengah jembatan Gokurakubashi, kami terpana, tampak dikedua belah sisi jembatan bagaimana situasinya cukup tenang, sejuk dan bersih. Ada bahkan beberapa bebek bermalas-malasan di sekitar parit. Kami hanya bisa membayangkan bagaimana itu digunakan berabad-abad lalu selama era Hideyoshi dan Tokugawa...... Fiuuuuh.
Marked Stones Square, Osaka Castle, Osaka, Japan

Melewati Gokurakubashi Bridge, kita akan berjalan melalui lapangan terbuka sambil melewati banyak batu-batu besar yang berserakan dan kita akan sampai ke titik Masugata lainnya yang disebut sebagai Marked Stones Square. Jalan menuju Marked Stones Square ini sedikit menanjak lebih kurang 100 meter. Di daerah Marked Stones Square terdapat alun-alun yang sedikit menonjol. 

Dari alun-alun ini kami bisa menikmati dan memanjat tangga batu besar yang ada dan kita bisa melihat bahwa batu-batu penyusun tembok Osaka Castle sangat-sangat besarKonon para Daimyo-lah yang mendatangkan batu-batu tersebut sebagai bukti kesetiaan terhadap Hideyoshi. Semakin besar batunya semakin besar pula loyalitas dan kesetiannya. Ketika kami melihat keluar dari ujung alun-alun akan tampak dari atas, inner moat dan Gokurakubashi Bridge yang tadi kami seberangi dan view kota Osaka. 

Dari tempat di atas batu ini, kita dapat melihat tepat di belakang kita Main Tower Osaka Castle. Pada saat kami di Marked Stones Square ini tiba-tiba datang seorang penjaga istana dengan kostum perang jaman dulu lengkap dengan pedang sebagai senjatanya. Orangnya cukup ramah dan kami berkesempatan mendokumentasikannya. Setelah melewati Marked Stones Square saatnya sekarang untuk masuk ke Osaka Castle. Biayanya adalah gratis ketika kita masuk ke area Osaka Castle ini. Hanya ketika kita masuk ke Main Tower dari Osaka Castle dan Nishinomaru Garden kita harus membayar biaya masuk.   
Osaka Castle dilihat dari Marked Stones Square, Osaka, Japan

Osaka Castle ini sebenarnya sebuah museum modern, terlepas dari namanya Castle. Pada museum ini diceritakan perjalanan Toyotomi Hideyoshi, pendiri Osaka Castle. Toyotomi Hideyoshi dulunya adalah salah seorang jendral Oda Nobunaga, seorang Daimyo (tuan tanah) yang bercita-cita menyatukan Japang sejak tahun 1570. Sayang dia meninggal sebelum cita-citanya tercapai dan keinginan tersebut ternyata dapat diwujudkan oleh Toyotomi Hideyoshi yang akhirnya berhasil menyatukan Japang setelah membunuh semua lawan-lawan Oda Nobunaga sejak tahun 1583

Untuk mengendalikan Jepang dalam satu kekuatan, Hideyoshi menghancurkan banyak kastil yang dibangun di seluruh negeri selama era perang sipil. Ia menyita senjata semua petani dan melarang samurai untuk aktif sebagai petani. Pada saat pemerintahannya untuk pertamakalinya di Japang diadakan survei tanah dan sensus penduduk. Sejalan dengan berkembangnya kekuasaan Hideyoshi, Osaka Castle menjadi istana terbesar di Japang pada saat itu.  Saat kami melihat maket Osaka Castle dan kota disekitarnya, dapat dirasakan kemegahan dan kesibukan kotanya pada zaman itu.  
Osaka Castle, Osaka, Japan

Selama pemerintahan Hideyoshi di tahun 1583Hideyoshi berencana membuat kubu dan basis operasi di Osaka dan untuk membuat pusat Japang di bawah pemerintahannya. Tapi pemerintahan Toyotomi Hideyoshi ini tidak berlangsung lama karena pemerintahan Tokugawa datang. Tokugawa Hidetada dan pasukannya menghancur kastil di tahun 1615 dan dibangun kembali untuk lebih kuat dari sebelumnya. 

Jadi Osaka Castle yang kita lihat sekarang ini sebenarnya bukanlah kastil yang asli dan hanya merupakan rekonstruksi dari kastil lama yang telah terbakar habis tahun 1615 saat pasukan Tokugawa menyerang dan membunuh habis garis keturunan Hideyoshi. Bangunan kastil yang baru ini merupakan hasil renovasi berkepanjangan sejak tahun 1931 sampai 1997. Sebagian dana renovasinya didapat dari penggalangan dana warga kota Osaka. Jadi tidaklah mengherankan kalau warga Osaka sangat bangga akan kastil ini. 
Osaka Castle, Osaka, Japan

Meskipun Main Tower dari Osaka Castle adalah hasil rekontruksi, tetapi masih ada 13 bangunan di dalam kompleks kastil ini yang merupakan bangunan asli. Diantaranya adalah sumur Kinmeisui dan Kinzo Storehouse yang dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan emas dan perak. Beberapa Turret (dinding perlindungan) disekeliling kastil ini juga merupakan bangunan asli dan digolongkan sebagai The Greatest Stonewall di Japang. Salah satu batu pada dindingnya saja berukuran kurang lebih 60 m2 dengan ketebalan 90 cm dan berat 130 ton yang dinamakan Taikoshi Stone. 

Batu-batu ini dikirim oleh para Daimyo untuk menunjukkan besarnya loyalitas dan kesetian Daimyo kepada  HideyoshiTidak bisa membayangkan bagaimana orang dengan tehnologi kuno mampu membangun dinding batu sebesar dan sekuat itu tanpa menggunakan alat berat untuk mengangkut batu-batunya. 
Batu-batu X-Large

Harga tiket masuk ke Osaka Castle Main Tower ini untuk dewasa seharga 600 Yen karena memakai One-day ticket Enjoy Eco Card maka harga tiket masuk menjadi 500 Yen. Di lantai 8 Main Tower terdapat Observation Deck. Dari Observation Deck ini kita bisa melihat pemandangan indah disekeliling kota Osaka. 

Terletak kurang lebih 50 meter diatas permukaan tanah, dari tempat ini kita dapat melihat keseluruhan kompleks Osaka Castle, gedung-gedung modern disekelilingnya serta gunung dan bukit yang terlihat dikejauhan. Ini mungkin akan mengambil satu hari untuk sepenuhnya mengeksplorasi seluruh tempat di Osaka Castle ini, dari ujung ke ujung dan dari sudut ke sudut. 

Tetapi kami tidak memiliki banyak waktu, jadi sebagai penutup kunjungan ke Osaka Castle kami mampir ke Japanese Plum Grove Garden. Japanese Plum Grove Garden adalah satu dari dua taman yang berada di lingkungan kastil dengan tiket masuknya adalah gratis. Selain Japanese Plum Grove Garden ada Nishinomaru Garden yang terkenal dengan kebun Sakuranya dan menjadi salah satu tempat Hanami yaitu pesta melihat bunga Sakura yang paling populer di Osaka. Untuk masuk ke Nishinomaru Garden kita harus membayar 200 Yen tetapi dengan menunjukkna One-day ticket Enjoy Eco Card tiketnya menjadi 140 Yen. Sedangkan pada musim bunga Sakura (Cherry Blossom) harga tiket masuk ke Nishinomaru Garden ini naik menjadi 500 Yen. 

Kami memilih untuk masuk ke Japanese Plum Grove Garden saja karena gratis, selain itu kunjungan ke Nishinomaru Garden juga akan percuma, karena pada saat kami berkunjung pohon bunga sakuranya juga sudah tidak berbunga lagi. Ditaman ini kami menyempatkan singgah ketempat penjualan souvenir dan membeli beberapa souvenir khas Osaka untuk oleh-oleh. Kami juga menyempatkan bersantai-santai sambil menikmati ice cream. Kami setiap singgah di suatu tempat di Japan pasti nyobain ice cream dan semua ice creamnya pada enak-enak. Karena makan ice cream paling tepat pas jalan-jalan panjang begini. Sudah capek dan lelah kena yang dingin-dingin pasti jadi segar kembali.
Bersantai di Japanese Plum Grove Garden, Osaka Castle, Osaka, Japan
Kami milih rasa Vanila, dua gadis disebelah kami milih rasa 
macha
Souvenir yang berkaitan dengan Osaka

Setelah puas mengeksplore Osaka Castle dan berjalan-jalan di tamannya, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan berikutnya yaitu Minami.  Dari Osaka Castle untuk menuju ke kawasan Minami, kami harus jalan kaki kembali lagi ke Stasiun Subway OSAKA BUSINESS PARK (N21) untuk naik Osaka City Subway Nagahori Tsurumiryokuchi Line kearah Taisho dan turun di Stasiun Subway SHINSHAIBASHI (N15). Kemudian kami akan melakukan rute jalan kaki di Minami mulai dari Shinshaibashi Subway Station sampai ke Namba Subway Station yang di mulai dari Amerika Mura, Shinsaibashi Suji, Dotonbori, dan Ebisubashi Suji. 

Didalam kereta saya dan istri berdiskusi kembali untuk rute tujuan kami ini, karena waktu saat itu sudah menunjukkan jam 15.00 jadi kemungkinan kalau kami harus berjalan dari Amerika Mura sampai ke Ebisubashi Suji maka waktunya tidak akan sempat, akan terlalu malam kami kembali ke hotel. Jadi kami merubah rute perjalanan kami pada siang menjelang sore hari ini, yaitu dimulai dari Stasiun Subway OSAKA BUSINESS PARK (N21) kami naik Osaka City Subway Nagahori Tsurumiryokuchi Line kearah Taisho dan turun di Stasiun Subway SHINSHAIBASHI (N15), lalu dari SHINSHAIBASHI (M19) lanjut naik Osaka City Subway Midosuji Line ke arah Nakamozu dan turun di NAMBA (SUBWAY) (M20), Total ¥240. Biaya ini gratis, karena sudah tertanggung dengan One-day ticket Enjoy Eco Card. Dengan rute seperti ini maka kami harus melupakan untuk eksplore Amerika Mura, mungkin lain kali ya......

Rute jalan kaki di Minami

Minami (Namba)
Mr. Glico Man, Dotonbori Canal, Osaka, Japan

Sampai di NAMBA (SUBWAY) Station cari Dotonbori exit, maka sampailah kami di kawasan Minami (Namba). Seperti yang sudah saya sebutkan diatas bahwa di Osaka ini terdapat dua pusat kota, yaitu Umeda (Kita) dan Namba (Minami)Minami berarti Selatan yang letaknya berlawanan dengan pusat kota yang lain yaitu Kita yang berarti Utara. Kawasan Minami ini terkenal dengan shopping arcade-nya yang terletak disepanjang Dotonbori Canal dan juga pusat makanan Osaka di Dotonbori Street

Dotonbori 
Sampai di Dotonbori kami akan mengunjungi beberapa landmark kota Osaka yang ada di Dotonbori ini. Sebenarnya Dotonbori sendiri boleh dibilang adalah pusat perbelanjaan dan pusat makanan Osaka. Pusat makanannya terletak di Dotonbori Street. DDotonbori Street banyak terdapat restoran khas Osaka seperti restoran kepiting (Crab), restoran gurita (Takoyaki), restoran ikan (Puffer Fish), restoran omelette or pancake (Okonomiyaki) dan restoran udon. 

Jadi bagi pecinta makanan, kawasan ini merupakan area wajib kunjung karena dipenuhi dengan tempat makan dimana kita bisa menikmati makanan khas Osaka dengan neon sign yang unik-unik, penuh warna-warni dan besar-besar. Paling ujung dari Dotonbori Street sebelum berbelok ke Shinsaibashi Suji kita akan melihat langsung neon sign kepiting raksasa Kani Doraku Giant Crab.  

Kani Doraku Giant Crab
Neon sign Kepiting Raksasa (Giant Crab) diatas restoran Kani DorakuDotonbori Street, Osaka, Japan

Di Ujung dari Dotonbori Street kami menyempatkan singgah ke restoran Kani Doraku yang khas dengan lambang kepiting raksasa Kani Doraku Giant Crab-nya. Neon sign Kani Doraku Giant Crab ini menjadi salah satu landmark di Dotonbori Street. Neon sign Kani Doraku Giant Crab ini sudah dipasang semenjak tahun 1960. Neon sign Kani Doraku Giant Crab ini menjadi pemicu awal timbulnya neon sign unik disepanjang Dotonbori Street. Termasuk diantaranya neon sign gurita raksasa diatas restoran Takoyaki Otakoya dan neon sign ikan Buntal raksasa diatas restoran Zuboraya yang menjual berbagai variasi masakan ikan Buntal (Puffer Fish). Lucunya lagi, kaki-kaki kepiting di neon sign restoran Kani Doraku ini semuanya bisa bergerak, sehingga menjadi tontonan asik bagi pengunjung di Dotonbori Street. 
Kepiting hidup dan super besar yang di jual di restoran Kani Doraku, Dotonbori StreetOsaka, Japan

Restoran Kani Doraku sendiri sesuai dengan neon signnya menjual berbagai macam masakan kepiting. Kami menyempatkan masuk ke dalam restoran ini, semua kepiting dipajang didalam aquarium 3 tingkat yang airnya terus mengalir yang diletakkan disebelah kanan pas didepan pintu masuk restoran. Kita bisa melihat langsung kepiting hidup yang super besar. Sumpah, selama saya mengenal yang namanya kepiting, baru kali ini saya melihat ukuran kepiting sebesar kepala orang dewasa. 

Lihat ukurannya sich agak serem buat dimakan, tapi beneran kepiting-kepiting ini buat dijual loh. Menu handalan di restoran Kani Doraku adalah kepiting salju (Japanese Snow Crabs). Kebanyakan Japanese snow crabs ditangkap di seputaran Hyogo Prefektur yang letaknya sangat dekat dengan Osaka sehingga kepitingnya benar-benar segar. Harganya tergolong mahal, satu set menu untuk dimakan di restoran harganya berkisar antara 2000 sampai 8000 yen. Untuk bento yang bisa dibawa pulang harganya berkisar antara 1400 – 1800 yen dan untuk kroket kepiting harganya 600 yen. 
Belanja di restoran Kani Doraku, Dotonbori StreetOsaka, Japan

Berhubung waktu uda sore jadi kami duduk-duduk santai dulu sambil menikmati menu khas dari restoran ini. Sambil duduk-duduk santai kami sempat mencoba icip-icip kepiting bakar yang dipanggang pakai arang (Charcoal Grilled Crab), harganya lumayan yaitu 2 potong 700 Yen.  Tapi yang pasti harga ngak pernah bohong, enak benar padahal cuma dibakar setengah matang tidak menggunakan bumbu atau pun saus, bau amisnya tidak tercium sama sekali. Di Restoran Kani Doraku ini kami juga membeli 2 bungkus keripik kepiting khas Osaka untuk dibawa sebagai oleh-oleh. 
Saatnya santap Charcoal Grilled Crab dari restoran Kani DorakuDotonbori StreetOsaka, Japan
keripik kepiting khas Osaka

Takoyaki Otakoya
Tanyakan kepada setiap orang Japang apa makanan yang mereka kaitkan dengan Osaka dan mereka pasti akan mengatakan, Takoyaki. Takoyaki ini terbuat dari gurita tercakup dalam adonan yang sudah di tumis dan diatasnya diberi saus dan bumbu. Takoyaki, sering disebut bola gurita (octopus balls)  atau pangsit gurita (octopus dumplings). It is a beloved comfort food....Yummmmi...
Neon sign Gurita Raksasa (Octopus) diatas restoran Takoyaki Otakoya, Dotonbori StreetOsaka, Japan 

Berjalan terus di Dotonbori Street maka kita pasti akan menemukan restoran khusus Takoyaki ini. Tidak sulit untuk menemukannya, ada neon sign gurita raksasa diatas restoran Takoyaki Otakoya ini. Selain neon signnya yang besar mencolok dengan warna merah ngejreng, diluar dari restorannya juga banyak orang pada ngantri. Antrian untuk membeli Takoyaki di restoran Takoyaki Otakoya ini cukup panjang. Sampai dibuat jalur khusus dengan jalur antrian berbelok-belok seperti orang mau masuk ke bioskop. 

Restoran Takoyaki Otakoya merupakan restoran yang cukup terkenal di Osaka. Maka kami pun tidak mau melewatkan kesempatan untuk mencicip dan membeli Takoyaki ini. Kebetulan kami mau membeli Takoyaki, jadi antrilah kami. Tetapi begitu sampai di depan si abang penjualnya kami dibuat kecewa. Si abang penjual sambil melambaikan tangannya memberi isarat tidak boleh untuk kami. Padahal orang-orang didepan kami dari tadi dilayani dan boleh membeli. 

Kata si abang not halal, use sake and alcohol. Karena si abang penjual melihat istri saya pakai jilbab. Untunglah istri pakai jilbab, jadi masih terjaga makanan yang masuk ketubuh kami dan anak-anak kami. Alhamdulilah, Allah masih sayang sama kami, masih ada orang baik yang mau memberi tahu bahwa Takoyaki yang dijualnya tidak bisa buat orang muslim. Tq Allah...oh ya terima kasih banyak juga buat si abang penjual Takoyakinya. Lalu saya dan istri berkata, bagaimana nasib kami makan Takoyaki di Fushimi Inari shrine dua hari yang lalu ya....? Wadooooooh... Ya sudahlah, apalah-apalah karena kamikan tidak tahu.  

Kuidaore Taro 
Landmark lain yang terdapat di Dotonbori Street adalah Kuidaore Taro. Landmark ini berumur lebih tua dari pada neon sign Kani Doraku Giant Crab. Kuidaore Taro dipasang sejak tahun 1950 sebagai maskot kota Osaka. Kuidaore Taro berupa boneka seukuran manusia berbaju badut yang sedang menabuh drum.  
Berpose dengan boneka Kuidaore Taro, Dotonbori StreetOsaka, Japan

Kuidaore Taro yang berarti “eat till you drop in Osaka”. Dulunya boneka ini merupakan maskot sebuah restoran yang akhirnya tutup karena bangkrut tahun 1998. Setelah restorannya tutup, boneka Kuidaore Taro ini banyak dipinjam kesana kesini untuk berbagai event nasional, tapi akhirnya ia pulang kembali ke rumahnya tahun 2009. Kini, bila boneka Kuidaore Taro sedang dipinjam untuk event nasional akan ada penggantinya di Dotonbori yaitu adiknya yang bernama Kuidaore Jiro. Lucu juga melihat boneka ini, anak-anak kami penasaran, karena ukurannya yang tinggi dan terus aktif menabuh drum. Yang kami takut kalau tersenggol, jatuh pula tuch boneka. 
Udah sah si Abang sampai ke Osaka, Dotonbori StreetOsaka, Japan
Udah sah si Kakak sampai ke Osaka, Dotonbori StreetOsaka, Japan
Ditoko tempat memajangkan boneka Kuidaore Taro ini disediakan tempat untuk kita mengabadikan kehadiran kita di Dotonbori StreetOsaka, Japan. Papan triplek bergambar menarik yang lengkap dengan nama kota dan tanggal saat kita berada di kota tersebut. Sama seperti saat kami pertama kali sampai di Tokyo, sengaja di siapkan suatu tempat untuk setiap orang agar bisa mengabadikan keberadaanya, bahwa orang tersebut memang telah sampai di negara dan kota tersebut pada tanggal tertentu. Jadi kalau jalan-jalan ke Japan jangan lupa abadikan diri kamu ditempat tersebut. 

Giant Puffer Fish Zuboraya
Nama Zuboraya adalah salah satu nama tempat kuliner terkenal di Osaka. Restoran ini memang tidak memiliki bintang sebagai embel-embelnya, tetapi restoran ini terkenal karena keahliannya dalam penyajian Fugu (Puffer Fish) atau ikan Buntal secara mendetail.
Neon sign Ikan Buntal Raksasa (Giant Puffer Fish) diatas restoran Zuboraya, Dotonbori StreetOsaka, Japan

If you want to taste the most dangerous fish in world, you're at the right address "Zuboraya Restaurant", begitulah selogan restoran iniZuboraya adalah restoran Fugu atau Puffer Fish yang populer di Dotonbori Street untuk tujuan wisata di Namba, Osaka. Disebut sebagai ikan paling berbahaya di dunia, karena bagian dari ikan yang beracun dapat menyebabkan kematian dalam hitungan jam. Hukum Japang sangat ketat mengenai Fugu. 

Restoran harus mendapatkan izin khusus sebelum mereka dapat melayani penjualan Fugu dan Zuboraya adalah salah satu dari beberapa restoran yang mendapatkan hak istimewa tersebut. Persiapan hidangan ini tidak meninggalkan ruang untuk terjadi sedikitpun kesalahan, sehingga khusus koki berlisensi yang dapat mempersiapkan dan menjual Fugu untuk umum

Dengan neon sign Giant Puffer Fish yang menggantung diatas pintu masuk restorannya, maka kita tidak akan kesulitan menemukan restoran Zuboraya ini. Restoran Zuboraya ini menjual berbagai variasi makanan dari ikan Buntal, tetapi selain ikan, restoran ini juga menawarkan berbagai sashimi dan makanan lain dari laut. Jadi bagi pecinta risiko, jangan ragu-ragu untuk mencicipi makan ikan Buntal ini yang akan dijamin memberi sensasi berbeda..... Wooooow Sereeeeem.

Mr. Glico Man
Setelah selesai menyantap kepiting bakar dan gagal icip-icip Takoyaki kami lanjut bersantai sambil minum jus dingin di Dotonbori Street, kemudian kami melanjutkan perjalanan ke landmark Dotonbori yang lainnya, yaitu ke Dotonbori Canal yang lengkap dengan Ebisubashi bridge dan Mr. Glico Man. 
Mr. Glico Man, Dotonbori Canal, Osaka, Japan

Ebisubashi Bridge (Pick-up Bridge) ini terletak diujung Shoping Arcade Shinsaibashi SujiSebagai pedoman kalau kita mau menuju ke Ebisubashi Bridge (Pick-up Bridge) dari Dotonbori Street, maka landmark restoran Zuboraya, restoran Takoyaki Otakoya dan restoran Kani Doraku, terletak satu deretan di sisi kanan Dotonbori Street sedangkan toko yang memajang boneka Kuidaore Taro terletak di sisi sebelah kiri Dotonbori StreetJadi landmark Kani Doraku Giant Crab terletak paling ujung di Dotonbori Street, kemudian bila kita ke kanan maka kita akan menuju ke Shinsaibashi Suji dan kita akan melewati Ebisubashi Bridge ini, sedangkan kalau dari Kani Doraku Giant Crab di Dotonbori Street kita ke kiri maka kita akan menuju ke Ebisubashi Suji. 
Ebisubashi Bridge (Pick-up Bridge), Dotonbori, Osaka, Japan

Ebisubashi Bridge ini begitu terkenal, karena persis didepan jembatannya terdapat landmark Dotonbori yang paling ngetop yaitu Mr. Glico Man. Jadi kalau kita berjalan ke arah Shinsaibashi Suji dan melewati Ebisubashi Bridge (Pick-up Bridge) ini, Mr. Glico Man letaknya ada dikiri kita sedangkan Ebisu Tower disebelah kanan kita.  
Dotonbori Canal lengkap dengan Ebisubashi bridge dan Mr. Glico ManDotonbori, Osaka, Japan



Di sepanjang Dotonbori Canal akan banyak kita temukan icon-icon yang menjadi landmark kota Osaka seperti Mr. Glico Man. Neon sign Mr. Glico Man ini salah satu neon sign tertua di Dotonbori, yang sudah dipasang sejak tahun 1935. Jadi neon sign Mr. Glico Man ini berumur lebih tua lagi daripada neon sign Kani Doraku Giant Crab maupun boneka Kuidaore Taro. Neon sign Mr. Glico Man ini menggambarkan seorang pria sedang berlari di sebuah running track. Kalau malam saat lampu neon signnya menyala, tangan Mr. Glico Man terayun-ayun keatas dan kebawah. 

Mr. Glico Man ini dipasang saat perusahaan permen paling terkemuka di Japang Ezaki Glico meluncurkan permen pertamanya Glico Caramel yang dipercaya dapat memberikan energi cukup untuk berlari sepanjang 300 meter seperti Mr. Glico Man di neon sign tersebut. Produk Glico yang terkenal yaitu Wafer Pocky. Wafer Pocky merupakan snack paling disukain sama anak-anak kami. Ada empat varian rasa Wafer Pocky ini, yaitu coklat, strawberry, milk dan choco banana. Anak kami, si abang suka rasa strawberry dan si adik suka rasa coklat nya. Dari kawasan Dotonbori kami berjalan kaki menuju kawasan belanja Shinsaibashi Suji.

Shin Sai Bashi Suji 
Shinsaibashi Suji adalah shopping arcade yang merupakan kawasan belanja tertua dan tersibuk di Osaka yang panjangnya sekitar 600 meter. Sejak jaman Edo, pertengahan abad ke 18, Shinsaibashi Suji sudah menjadi pusat perbelanjaan yang dipenuhi dengan toko-toko penjual kimono, barang antik, buku dan perabotan. Mungkin karena letaknya yang strategis diantara Shinmachi dengan Dotonbori, sehingga pusat perbelanjaan ini menjadi sangat terkenal dan ramai dikunjungi.  


Sejak dari jaman Edo sampai sekarang, terdapat satu event yang terus menerus dilestarikan oleh para pedagang di Shinsaibashi Suji, yaitu memberikan diskon besar-besaran setiap tanggal 20 Oktober sebagai tanda terima kasih kepada Budha. Hingga kini, Shinsaibashi Suji masih berfungsi sebagai pusat perbelanjaan yang dipenuhi oleh ratusan toko dan butik, baik yang sudah ternama maupun yang belum ternama. 

Shinsaibashi Suji terletak sejajar dengan jalan Mido Suji Dori yang didominasi oleh Daimaru Department Store yang menguasai hampir 2 blok. Daimaru Department Store selain yang terbesar juga merupakan toko tertua yang berusia kurang lebih 250 tahun. Jadi bila ingin dapat diskon besar-besaran dan shop till you drop alias belanja habis-habisan datang saja ke Shinsaibashi Suji ini pada tanggal 20 Oktober. Setelah puas mengeksplore Shinsaibashi Suji kami kembali jalan ke arah Ebisubashi bridge untuk menuju pulang ke NAMBA (SUBWAY) Station. Tetapi sebelum ke NAMBA (SUBWAY) Station kami sempat singgah mampir ke Ebisubashi Suji. 


Ebisu Bashi Suji
Di Dotonbori, Shinsaibashi Suji berubah menjadi Ebisubashi Suji, meskipun suasana belanjanya tetap sama. Pada kedua sisi jalan shopping arcade ini dilapisi dengan sekitar 90 perusahaan komersial, termasuk department store, bioskop, toko-toko fashion khusus yang ditargetkan ke arah mode dari generasi muda, toko tradisional yang khas dari Osaka dan terdapat beberapa restoran. 

Saat itu jam sudah menunjukkan jam 17.30, jadi sudah 2 jam kami berkelana di Minami (Namba). Sekarang saatnya kami menuju pulang ke hotel melalui NAMBA (SUBWAY) Station (M20). 
Minami (Namba) Map

Dari NAMBA (SUBWAY) (M20) kami naik Osaka City Subway Midosuji Line ke SHIN OSAKA (M13), Total  ¥280. Karena sudah tertanggung dengan One-day ticket Enjoy Eco Card, maka tiket ini gratis. 

Sampai di SHIN OSAKA Station kami langsung singgah membeli makan malam ditempat tadi pagi menjelang siang kami makan. Pas di samping pintu belakang Hotel Shin’Osaka. Selesai membeli makan, kami segera masuk ke hotel. Begitu kami sampai di Hotel Shin’Osaka dan kami menanyakan keberadaan koper kami, resepsionisnya menjawab bahwa koper kami sudah di bawa naik kekamar. Ngak kebayang siapa yang angkut itu dua buah koper besar segede gabon dan beratnya super sekali. Sungguh pelayanan yang memuaskan. 

Kamar kami di Hotel Shin’Osaka cukup luas. Kami memilih kamar Triple Room dengan dapat sarapan pagi. Begitu kami masuk kekamar, liat kamar yang cukup nyaman jadi langsung pengen rebahan. Perjalanan hari ini  cukup-cukup panjang. Tapi Alhamdulilah semuanya dapat berjalan lancar berkat kerjasama tim yang solid....Cayooo My family. 
Kondisi Kamar kami di Hotel Shin’Osaka