Selasa, 30 Agustus 2016

Haji Hari Ke-2, Catatan Perjalanan Ibadah Haji : Be The Real Hajj, Starting point nya Haji is "The Power of Niat".



By Aidil espeogeh
Labbaikawloohumma labbaik,
Labbaika laa syariika laka labbaik,
Innalhamda wanni'mata laka wal mulk,
Laa syariika lak.



27 Dzulqa’dah 1437 H (Selasa, 30 Agustus 2016)
(Jeddah – Makkah Al Mukkarammah) 
Saat tiba di luar Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal



Akhirnya jam 00.30 dini hari waktu Saudi Arabia kami berhasil melalui imigrasi dan saatnya mengatakan Alhamdulilah… Welcome... Benvenuto... Bienvenida... Bienvenue... Maligayang Pagdating... Selamat Datang di Jeddah, Arab Saudi. 

Saat berada di area luar dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal kita bisa melihat secara langsung uniknya bangunan bandara ini. King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal, dibangun menggunakan desain bentuk tenda Badui yang sangat terkenal dengan keajaibannya. King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini merupakan bangunan dengan struktur beratap terbesar di dunia (The world’s largest cable-stayed, fabric-roofed structure). King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal selesai pada tahun 1981, dan berfungsi sebagai portal yang secara fisik menyambut lebih dari satu juta peziarah Muslim setiap tahunnya.

King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini berada di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED), yang terletak 107 km sebelah barat Kota Suci Makkah Al Mukkarammah. Setahun sekali sejumlah besar peziarah Muslim dari seluruh dunia akan melewati King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini dalam perjalanan ke Makkah Al Mukkarammah. 

Dalam merancang Terminal Haji ini, pemerintah Arab Saudi telah membuat fasilitas yang bisa menangani sejumlah besar orang dengan kebutuhan yang sangat beragam. Pemerintah Arab Saudi merancang sebuah bangunan terminal linear dan kompleks pendukung terpisah yang luas, dimana peziarah Muslim dapat dengan nyaman mempersiapkan perjalanan mereka ke Makkah Al Mukkarammah. Kompleks ini berisi fasilitas untuk tidur, ratusan kamar mandi lengkap dengan toilet dan air bersih, bangku dan meja buat persiapan makan, dan berbagai layanan pendukung lainnya. 

Bangunan berventilasi alami ini diatapi oleh 210 unit atap dengan bahan kain fiberglass bertingkat semi-kerucut yang didukung dengan tiang baja setinggi 45 meter. Karena kain ini memiliki transmisi panas yang rendah (low heat transmission), memungkinkan sinar matahari menjadi cahaya hangat di atas area pendukung disaat siang hari. Pada malam hari, kain tersebut menjadi permukaan reflektif yang hebat, karena akan memantulkan cahaya dari atap ke lantai di bawahnya. 

Tidak luput dari perhatian di terminal haji ini, pemerintah Arab Saudi juga menyediakan puluhan konter pusat kartu seluler untuk alat komunikasi yang terletak tepat didepan pintu keluar King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini. Ketika kita melaksanakan ibadah haji, tentu saja kita meninggalkan keluarga di Indonesia, terutama kami sebagian orang tua yang meninggalkan anak-anak di rumah bersama keluarga. Karena itu alat dan sarana komunikasi sangat penting adanya, untuk mengetahui orang-orang tercinta yang kami tinggalkan di Tanah Air dalam kondisi baik-baik saja. Dan juga sebaliknya, keluarga di tanah air mengetahui keberadaan kami yang sedang berada di Tanah Suci, dalam keadaan sehat wal afiat tidak kurang suatu apapun. 

Bagi kami solusi agar mendapatkan tarif komunikasi yang lebih murah adalah dengan menggunakan simcard dari provider negara Arab Saudi, salah satunya adalah Mobily, STC dan Zain. Jadilah disaat keluar dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal kami segera menuju ke salah satu konter yang menampilkan promo paling menarik, yaitu “Mobily”.  

Saya sempat mengaktivasi kartu perdana mobily (khusus paket haji) yang tersedia counternya 24 jam di terminal kedatangan King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal. Syaratnya hanya cukup membawa passport dan scan sidik jari. Hanya dengan membayar 30 Real (Sekitar Rp. 110.000/ Nilai tukar Saudi Arabian Riyal (SAR) pada saat itu adalah 1 Real Saudi = 3.620 Rupiah Indonesia) kita akan mendapatkan kartu perdana yang berisi 25 Real pulsa, 500 MB bundling paket data (paket data bawaan) dan 30 GB gratis yang akan terisi otomatis beberapa menit setelah aktivasi kartu. Paket data gratis 30 GB itu berlaku untuk 3 bulan dengan maksimal pemakaian 10 GB/bulan.

Dengan kartu ini kita juga bisa melakukan SMS dan telepon Internasional. Biaya SMS Internasional Rp. 950/SMS dan biaya telepon Internasional Rp. 2.090/menit.

Ketika proses aktivasi saya diminta 2 kali sidik jari untuk memastikan identitas pengguna sesuai dengan passport yang didaftarkan. Dan setiap Jemaah yang beli akan di bantu untuk aktifasinya hingga berhasil. Maklum saja tidak semua Jemaah bisa langsung mengaktifkan kartu tersebut. 

Harga kartu perdana mobily seharga 30 Real yang berisi 25 Real pulsa telepon dan 30 GB paket data sejauh ini masih yang termurah yang saya temui dibanding dengan membawa kartu-kartu Nasional yang ada di tanah air yang menawarkan paket haji. Karena sebelum berangkat saya pernah datang ke salah satu konter resmi dan menawarkan untuk paket 3 GB khusus paket data ibadah haji di bandrol seharga Rp. 150.000 yang harganya otomatis lebih mahal dari kartu mobily ini.

Kenapa saya harus membeli kartu perdana baru di bandara langsung ? Karena, sebelumya saya sudah mencari info untuk pembelian kartu perdana baru disaat musim haji di Arab Saudi. Kalau dari info yang saya dapat, bila kita membeli di Makkah Al Mukkarammah dengan pulsa 25 Real + kuota 30 GB ini akan di bandrol dengan harga 80-100 Real. Belum lagi antrian untuk membelinya itu ngalah-ngalahi antrian pembagian sembako gratis di tanah air. Maklum saja, semua orang seluruh dunia tumpah ruah di satu tempat dan waktu yang sama. Jadi saya sarankan untuk membeli kartu perdana baru ini di saat anda pertama kali tiba di bandara. 

Berikut ini adalah tips bagi para jemaah haji untuk menghemat biaya komunikasi selama di Arab Saudi : 
1. Pilih penyedia jaringan telepon yang murah dan mudah aktivasinya. 
2. Pilihlah paket bundling (pulsa telepon dan data) jika tersedia dengan harga termurah (sementara ini kartu mobily seharga 30 Real yang menyediakan pulsa telepon 25 Real dan paket data 30 GB masa aktif 3 bulan). 
3. Jangan lupa membawa passport dan harus pakai sidik jari untuk aktivasi nomor arab (Mobily, STC, Zain). Jadi satu orang hanya bisa regristrasi satu kartu saja.
4. Alhamdulillah, untuk jangkauan sejauh ini jaringan mobily sangat baik dan diperlengkapi dengan jaringan 4G (LTE).
5. Gunakan telepon internet seperti LINE, Skype, WA, BBM, dan FB messanger dengan paket data yang ada karena jauh lebih murah daripada telepon konvensional. 
6. Berikan informasi kepada keluarga di tanah air nomor dan jenis kartu yang digunakan di Arab Saudi agar keluarga bisa mengantisipasi biaya telepon dari tanah air (jika menggunakan telepon konvensional/bukan telepon internet). 
7. Ingat perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi agar ketika menelepon keluarga di tanah air tidak sedang tidur/istirahat, sehingga tidak mengganggu. 

Semoga informasi ini bermanfaat buat para jamaah haji, sehingga dapat berkomunikasi dengan keluarga  di tanah air secara nyaman dan aman, tidak membuat kantong jebol karena biaya komunikasi yang mahal. Selamat berhaji dengan khusyu dan tetap terkoneksi dengan keluarga tercinta di tanah air dengan rasa syukur dan bahagia atas semua nikmat Allah kepada kita semua yang tidak ada putus-putusnya hingga saat ini dan selamanya. Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin...
Kartu Mobily


Beres urusan aktifasi kartu perdana Mobily, segera kami berkumpul kembali bersama rombongan lainnya untuk menunggu beberapa orang lagi yang belum keluar dari proses imigrasi. Cukup lama kami menunggu di luar King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini. Saat itu jam sudah menunjukkan jam 02.00 dini hari waktu Saudi Arabia, ketua rombongan kami belum juga menampakkan diri ditengah-tengah rombongan. Tidak lama kemudian muncullah ketua rombongan kami yang memberikan kabar sedikit mengecewakan. Bahwa Alat Tour Guide System (TGS) yang kami bawa semuanya ditahan oleh pihak bandara. Menurut pihak bandara Alat Tour Guide System (TGS) tersebut harus diperiksa terlebih dahulu. Dan bila dinyatakan aman, maka bisa diambil kembali di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini  3 hari kemudian. 

Saat itu kami membawa 78 buah Alat Tour Guide System (TGS) sesuai dengan jumlah total rombongan kami semua. Mungkin Alat Tour Guide System (TGS) ini ditahan karena Alat Tour Guide System (TGS) ini memiliki Charger Baterai, dan Charger Baterainya itu berupa kabel-kabel yang banyak, sehingga bisa saja dianggap sebagai barang yang berbahaya, dan akhirnya di tahan oleh pihak King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal. Mungkin ya…

Sebenarnya Alat Tour Guide System (TGS) ini sangat penting buat kegiatan kami sehari-hari. Alat Tour Guide System (TGS) ini akan digunakan untuk memberikan panduan audio wireless pada saat kegiatan ibadah ataupun tour wisata atau kunjungan ke Museum. Pemandu tour menjelaskan/memberikan informasi ke peserta tour dengan alat transmitter, suara pemandu akan jelas terdengar walaupun dalam suasana yang berisik, karena setiap peserta tour memakai receiver dengan earphone. 

Dengan ditahanya Alat Tour Guide System (TGS) ini maka untuk kegiatan Umrah Bagi Haji Tamattu kali ini ketua rombongan akan memandu kami semua secara langsung. Jadi perlu ekstra suara keras di tengah keramaian para Jemaah lainnya.
Dokumentasi Alat Tour Guide System (TGS) saat masih berada di Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan


Akhirnya semua rombongan pun sudah berkumpul, tepat jam 02.30 dini hari waktu Saudi Arabia kami semua menaiki bus berangkat dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Makkah Al Mukkarammah. Perkiraan cuaca yang terpampang nyata di luar ruangan menunjukkan suhu dini hari pada saat itu adalah 32 ° C dan pada saat siang hari nanti di perkirakan 41 ° C.
Antri bersiap naik ke bus di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal


Saat kami semua sudah berada di dalam bus, ketua rombongan langsung membagikan makan malam. Kebetulan menu yang di sajikan khas Indonesia Banget, yaitu Ayam Penyet + Telur + Orek Tempe. Jadi dech makan malam dini hari ini di santap dengan lahap.
Menu makan malam kami dalam perjalanan dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk menuju ke Makkah Al Mukkarammah


Dalam perjalanan dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk menuju ke Makkah Al Mukkarammah, kami mengalami satu kali lagi pemeriksaan di tengah perjalanan. Jadi total lama perjalanan kami ini memakan waktu cukup lama, yaitu 2 jam. Padahal jarak tempuh dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk ke Makkah Al Mukkarammah hanya 107 km. 

Akhirnya tepat jam 04.30 waktu Saudi Arabia kami semua tiba di Makkah Al Mukkarammah. Kami langsung menuju ke penginapan di Hotel Hilton Suites Makkah. Hotel Hilton Suites Makkah ini terletak di Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al Mukkarammah, Arab Saudi. Kami langsung masuk ke Lobby Hotel di lantai G dan tanpa lama menunggu kami segera mendapatkan kunci kamar.
Kunci Kamar kami di Hotel Hilton Suites Makkah


Kami menginap di Hotel Hilton Suites Makkah ini mengambil paket sekamar berdua. Dari 19 lantai yang tersedia di Hotel Hilton Suites Makkah ini kami mendapat kamar di lantai 8.
Perjalanan dengan lift menuju ke lantai 8 Hotel Hilton Suites Makkah


Selama menginap di Hotel Hilton Suites Makkah ini kami berada di kamar no. 813. Begitu masuk ke dalam kamar, maka saya dibuat terpesona. Iyaaaaa, karena kamar 813 ini viewnya langsung menghadap ke Masjidil Haram. Hotel Hilton Suites Makkah ini letaknya memang juga langsung menghadap ke Masjidil Haram. Jadi Hotel Hilton Suites Makkah ini terletak tepat di jantung kota Makkah Al Mukkarammah. 
View ke Masjidil Haram dari kamar 813 Hotel Hilton Suites Makkah


Kamar Hotel kami yang menghadap langsung ke Masjidil Haram ini didekorasi dengan cita rasa tinggi dengan desain modern. Kamar ini memiliki TV layar pintar LCD 47 inci. Semua kamar dilengkapi dengan speaker dengan kontrol individu untuk mendengar suara Azan langsung dari Masjidil Haram. Hotel ini juga menyediakan akses Wi-Fi gratis dan parkir gratis serta memiliki Masjid pribadi terpisah untuk pria dan wanita di area hotel. 
Tempat menginap kami di kamar 813 Hotel Hilton Suites Makkah


Begitu masuk ke dalam kamar segera kami beberes untuk melaksanakan sholat Subuh. Meskipun dengan speaker suara Azan langsung bisa kami dengar dari Masjidil Haram ke dalam kamar, tetap ada jadwal sholat yang telah ditempel didalam tiap-tiap kamar untuk memudahkan para jamaah.
Jadwal sholat kami selama berada di Makkah Al Mukkarammah 


Dengan gerakan super kilat, kami langsung melangkah menuju ke Al Haram untuk menunaikan sholat Subuh. Saya berniat tidak akan meninggalkan sholat berjamaah di Tanah Haram (Makkah dan Madinah), karena "Sholat di Masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 sholat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Sholat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 sholat di Masjid lainnya". 

Dari Hotel Hilton Suites Makkah ini hanya 1 menit saja jalan kaki menuju ke Masjidil Haram. Kalau dari Hotel Hilton Suites Makkah mau ke Al Haram tinggal turun lewat Lift ke lantai C-2 maka kita sudah berada tepat di pelataran luar dari Al Haram.
Bersiap untuk melaksanakan sholat Subuh ke Masjidil Haram


Setelah kami pulang sholat Subuh dari Masjidil Haram, pada jam 06.00 kami langsung menuju ke restoran di lantai M untuk sarapan pagi. Terdapat 2 restoran di lantai M ini, yaitu Al Qandeel Restaurant dan The Orchid Restaurant. Hotel Hilton Suites Makkah ini juga menawarkan pengalaman makan menghadap Masjidil Al-Haram dari semua restorannya. Restoran buat kami sarapan, makan siang dan makan malam semuanya berada di Al Qandeel Restaurant lantai M. Al Qandeel Restaurant ini menyajikan menu makanan Halal Prasmanan masakan International yang dibuka untuk sarapan, makan siang dan makan malam setiap harinya.
Al Qandeel Restaurant di Hotel Hilton Suites Makkah


Selesai sarapan pada jam 07.00 kami kembali ke kamar sejenak untuk beristirahat sebelum nanti jam 07.30 kami semua akan melaksanakan Umrah bagi Haji Tamattu. Saat tiba di depan kamar, tampak koper kami telah tersususn rapi 4 buah di depan pintu kamar. Segera kami bongkar dan menyusun semua keperluan kami.
Akhirnya koper yang kami bawa dari Medan sampai di Makkah Al Mukkarammah


Tepat jam 07.30 kembali kami semua berkumpul di Lobby Hotel Hilton Suites Makkah di lantai G untuk bersiap melakukan Umrah bagi Haji Tamattu. Inti dari ibadah Umrah ini sendiri ada di Masjidil Haram di kota Makkah Al Mukkarammah, tempat Ka'bah berada. Umrah bagi Haji Tamattu ini terdiri dari : Niat berihram, Thawaf, Sa'i dan Tahallul. Jika pada ibadah Haji ada wukuf di Arafah, bermalam / mabit di Muzdalifah dan Mina serta melontar jumrah di Mina, maka ibadah umrah ini hanya terdiri atas empat rangkaian ibadah itu saja, sehingga umrah dinamakan juga haji kecil. Dan ibadah umrah bisa diselesaikan selama satu hari saja.

Apa sebenarnya semua istilah-istilah tersebut ??? Baiklah, sambil saya memosting kisah pengalaman Haji saya bersama istri, maka saya akan menjelaskan secara garis besar semua istilah-istilah tersebut diatas. 


Niat Berihram 
Niat berihram adalah keadaan seseorang yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah Haji dan atau Umrah. Niat berihram ini telah kami lafazkan ketika melewati Miqat di Yalamlam. Selama berihram ini terdapat larangan-larangan ihram yang perlu dijaga selama berihram. Larangan ihram berlaku ketika seorang jamaah telah meniatkan ibadah Umrah atau Hajinya. Pria sudah mulai memakai dua lembar kain ihram putih yang dijadikan sebagai sarung dan selendang dan tidak dijahit. Sedangkan untuk wanita tidak boleh bersarung tangan dan tidak menutup muka/ bercadar. 

Berhubung niat berihram sudah beres, maka segera kami semua beserta rombongan berangkat keluar dari Lobby Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram. Karena Alat Tour Guide System (TGS) kami semua ditahan di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal, maka ketua rombongan dengan suara lantang bak layaknya pakai pengeras suara TOA mengumpulkan kami dan mengkomandokan untuk segera menuju Lift ke lantai C-2. 

Begitu keluar dari Hotel Hilton Suites Makkah, maka kita dapat menyaksikan suasana di sekitar Masjidil Al-Haram yang tetap ramai dengan lalu lalang jamaah yang pergi dan pulang. Ada yang masih berpakain ihram, ada pula yang sudah memakai pakaian biasa. Sebentar lagi kami akan menjadi tamu-tamu Allah karena akan berkunjung ke rumah-Nya di Baitullah. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS Ali Imran: 96). 

Pelataran Masjidil Al-Haram sangat luas, namun kenyamanan agak sedikit terganggu karena deru mesin dan menara-menara crane menjulang di sana-sini sebagai bagian dari proyek perluasan Masjidil Al-Haram. Mereka terus bekerja 24 jam dalam sehari untuk menyelesaikan perluasan Masjidil Al-Haram. Karena adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram membuat akses menuju ke masjid banyak yang ditutup. Untuk memudahkan, Kami semua memasuki Masjidil Al-Haram dari King Fahd Gate (Gate no. 79).
Pintu Utama di Masjidil Al-Haram


Masjidil Al-Haram adalah masjid terpenting untuk umat Islam yang tidak pernah sepi baik siang maupun malam. Untuk dapat masuk ke area dalam Masjidil Al-Haram kita bisa masuk dari beberapa pintu utama. King Fahd Gate (Gate no. 79) merupakan salah satu pintu utama untuk para jemaah haji dan umrah untuk dapat bisa masuk ke Masjidil Al-Haram. Pintu ini di tandai dengan dua menara tinggi yang berhadapan langsung dengan Kompleks Abraj Al Bait. Bangunan Masjidil Al-Haram memiliki banyak pintu masuk. Kita harus hafal pintu yang kita masuki supaya tidak tersesat pada saat keluar nanti. Dan di Masjidil Al-Haram pintu masuk dan keluar buat pria dan wanita adalah sama, tidak dibedakan seperti di Masjid Nabawi. 
Bagian luar King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Selanjutnya dari King Fahd Gate kami berjalan ke arah dalam Masjidil Al-Haram. Meskipun ini kedatangan saya dan istri untuk yang ketiga kali ke Al Haram, tetap hati saya bergetar memasuki kompleks Masjidil Al-Haram ini, sebab sebentar lagi saya akan melihat kembali secara langsung Ka’bah dan berada lebih dekat lagi ke Ka'bah.
Petunjuk pintu di bagian dalam King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Dari mulai masuk Masjidil Al-Haram melalui King Fahd Gate maka kita dapat menyaksikan Interior di dalam Masjidil Al-Haram yang sangat megah. Area yang berada antara pintu masuk King Fahd Gate dan Mataf merupakan kawasan terbuka. 
Kawasan terbuka di bagian dalam lantai dasar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Kami berjalan mendekati Ka’bah, tempat Thawaf di Masjidil Al-Haram. Dan…. Masya Allah… Tampaklah bangunan Ka’bah yang menjadi kiblat sholat ummat Islam di seluruh dunia. Perasaan saya tidak menentu, bercampur aduk antara gembira, terharu dan terkesima. Segera kami membaca doa ketika melihat Ka’bah ini. Dan bersiaplah kami untuk melakukan Umrah bagi Haji Tamattu. 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Thawaf 
Bagi orang yang melakukan Haji Tamattu seperti kami ini, thawaf dan sa'i yang dilakukan saat itu, thawafnya adalah thawaf Qudum, dan sekaligus dapat dianggap sebagai thawaf rukun umrah yang harus dilakukan bagi haji Tamattu, sedangkan sa'inya juga rukun umrah, yang juga harus dilakukan bagi haji Tamattu. Ragam Thawaf yang dilakukan oleh jemaah haji selain thawaf qudum (thawaf selamat datang) adalah thawaf ifadah (rukun haji), thawaf wada (thawaf pamitan) dan thawaf sunah.
Ragam Thawaf


Thawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah yang merupakan bangunan suci di Makkah Al-Mukkarammah sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Dimana posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Karena posisi  Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah, berarti orang yang Thawaf berputar mengelilingi Ka'bah pada posisi berlawanan arah jarum jam.
Thawaf


Saat melakukan Thawaf, Ustad pembimbing umrah membawa kami pada lantai dasar yang cukup dekat ke Ka’bah. Saat ini proses perluasan Masjidil Al-Haram masih berlangsung dan bangunan Ka’bah sudah dikelilingi oleh bangunan bertingkat tiga untuk menampung jamaah yang tidak dapat melakukan thawaf di lantai dasar. Kami memulai ibadah thawaf bersama-sama. Sebelum thawaf, pastikan anda telah bersuci dari hadats besar dan hadats kecil. Kemudian, karena ini adalah thawaf Qudum, disunnahkan bagi orang laki untuk melakukan idhtiba' (membuka pundak kanannya).

Thawaf diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad yang di beri tanda lampu hijau pada sisi kanan kita. Jika memungkinkan, sebaiknya menciumnya, atau mengusapnya dan menciup tangannya setelah mengusap. Jika tidak mungkin, cukup lambaikan tangan saja dan seraya bertakbir, ucapkan :


Setelah itu mulailah berjalan untuk thawaf. Saat itu jamaah thawaf cukup padat. Semua orang dari berbagai bangsa di dunia melebur menjadi satu. Tidak ada lagi perbedaan si kaya dan si miskin, berpangkat atau tidak, pejabat atau rakyat biasa, semua sama di hadapan Allah, sama-sama berputar mengelilingi Ka’bah. Ketika thawaf, jadikan Ka’bah di sebelah kiri dan lakukan sebanyak tujuh kali putaran dengan arah berlawanan jarum jam. Jika berada dalam posisi sejajar dengan rukun Yamani (sudut Ka'bah sebelum Hajar Aswad) hendaklah mengusapnya dengan tangan kanan jika memungkinkan seraya mengucap :


Jika sulit untuk mengusapnya, maka berlalulah dan teruskan thawaf. Disunnahkan memperbanyak zikir dan doa yang mampu di baca dalam semua putaran. Tidak terdapat doa dan zikir khusus dalam thawaf, hanya saja di antara rukun Yamani dan Hajar Aswad hendaknya pada setiap kali putaran membaca : 


Thawaf diakhiri pada putaran ketujuh, ditutup dengan mengusap Hajar Aswad atau memberi isyarat serta bertakbir. Setelah selesai Thawaf, pundak kanan bagi laki-laki kembali ditutup dengan kain ihram. Kemudian setelah itu menuju Maqam Ibrahim.
Selesai melakukan Thawaf, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah melaksanakan thawaf, kami sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Maqam Nabi Ibrahim bukanlah kuburan, tetapi berupa cetakan telapak kaki Nabi Ibrahim di tempat dia berpijak ketika membangun Ka’bah. Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk membangun Rumah-Nya di Baitullah. Shalat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan. Jika tidak mungkin, shalatlah di mana saja di dalam masjid. 


Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Kafirun, sedang pada rakaat kedua membaca surat al-Ikhlas, itulah yang lebih utama. Adapun jika membaca surat yang lain tidaklah mengapa. 
Selesai sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Usai melaksanakan sholat sunat, dan setelah salam kami berdoa memohon kepada Allah. Tiada daya dan upaya melainkan hanya karena kekuasaan dan Rahmat Allah, semoga semua doa yang kami panjatkan di kabulkan Allah. Amin...

Selanjutnya kami bergerak untuk meminum air zam-zam yang memang disediakan persis di area seputaran Ka’bah. Air zam-zam di area lantai dasar yang cukup dekat dengan Ka’bah ini tersedia cukup banyak. Zam-zam menurut bahasa Arab bermakna Al-Katsrah wal Ijtima', artinya banyak, melimpah ruah. Dinamai zam-zam lantaran airnya yang sangat melimpah, tidak akan surut selamanya, air yang berkah.

Dalam sebuah hadits riwayat At Thabrani disebutkan bahwa sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit. Air zam-zam ini benar-benar pemberian Allah yang sangat menolong, karena bisa menghidupi orang Arab sampai sekarang ini. "Maa Syaa-Allaah, Laa Quwwata illaa Billaah" (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).

Saat ini air zam-zam dapat dijumpai di beberapa sisi halaman Masjidil Al-Haram dalam bentuk dispenser khusus yang telah dipasang beberapa kran. Jamaah dapat memilih ingin air yang dingin atau biasa. Di sekat dispenser disediakan gelas plastik bersih dan tempat pembuangan gelas plastik. Biasanya terdapat tulisan "Zamzam Water to Drink Only" (hanya untuk minum saja) dan tidak diperbolehkan untuk berwudhu karena tidak ada saluran air ke got pembuangan. Karena banyak para jamaah menggunakan air zam-zam ini selain untuk minum, juga untuk cuci muka dan kaki bahkan sampai berwudhu, sehingga membuat lantai di kawasan Masjidil Al-Haram ini basah hingga becek dan licin yang dapat membahayakan kelancaran ibadah para jamaah lainnya. Jadi saat itu gunakanlah air zam-zam itu hanya untuk minum ya...

Zamzam Water to Drink Only (Ingat : Hanya untuk minum saja ya...)



Setelah selesai minum air zam-zam kami langsung menuju ke tempat sa'i. Tempat sa'i ini juga berada di dalam kompleks Masjidil Al-Haram.


Sa'i
Sa'i ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Bukit Safa dan bukit Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah (Baitullah). Bukit Safa dan bukit Marwah ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Bukit Safa dan bukit Marwah yang berjarak sekitar 450 meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah, yakni melaksanakan Sa’i. Prosesi sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali dan setiap perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali, begitu juga sebaliknya perjalanan dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali. Total jarak yang harus di tempuh pada saat melaksanakan Sa'i ini adalah 3,150 km.

Sa'i


Kami menuju bukit Safa, lalu mendakinya dan berdiri di situ. Pada saat mulai mendaki bukit Safa, hendaklah membaca firman Allah Ta’ala : 


Kemudian dalam posisi sudah berada di atas bukit Safa, disunnahkan menghadap Kiblat lalu bertahmid dan bertakbir seraya mengangkat kedua tangan untuk berdoa, lalu membaca :


Setelah itu berdoa dengan doa yang diinginkan seraya mengangkat kedua tangan. Setelah itu, turun dan berjalan menuju ke bukit Marwah. Bukit Safa dan bukit Marwah ini terletak di dekat bangunan Ka’bah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi sejak Masjidil Al-Haram mengalami perluasan besar-besaran. Yang ada hanyalah tanda situsnya saja dan di antara bukit Safa dan bukit Marwah itu dibangunlah tempat melaksanakan ibadah sa’i.
Saat berada di Bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Pada mulanya, hendaknya Sa’i dimulai dengan langkah-langkah biasa, sampai dekat dengan tanda pertama (lampu berwarna hijau). Kemudian dari tempat itu, hendaknya jamaah Haji/Umrah laki-laki mempercepat langkah atau berlari-lari kecil sehingga sampai di tanda lampu hijau yang kedua, kemudian dari sana berjalan kembali dengan langkah-langkah biasa. Sedangkan bagi wanita tidak di syariatkan berlari ketika berada dan melalui tanda lampu hijau tersebut.
Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah itu berjalan lagi dan mendaki bukit Marwah dan berdiri padanya. Di Marwah, disunnahkan mengucapkan serta melakukan hal yang sama seperti di bukit Safa.
Saat berada di Bukit Marwah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah itu turun dan berjalan di tempat dia harus berjalan, serta berjalan cepat ditempat yang disyariatkan untuk berjalan cepat hingga sampai di bukit Safa. Begitu seterusnya, hal tersebut dilakukan selama tujuh kali putaran, perginya (Safa-Marwah) dianggap satu putaran, dan pulangnya (Marwah-Safa) dianggap satu putaran. Dan putaran ketujuh berakhir di Marwah. Tidak mengapa menggunakan kursi roda saat sa’i, apalagi jika dibutuhkan. Disunnahkan pada saat sa’i memperbanyak doa dan zikir yang mudah untuk dikerjakan.
Perjalanan dari bukit Marwah ke bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Perlu diketahui bahwa bukit Safa dan bukit Marwah tidak dapat dipisahkan dengan kisah istri Nabi Ibrahim as, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail as. Ritual Sa’i ini merupakan napak tilas dari upaya yang dilakukan Siti Hajar untuk mencarikan air bagi putranya Ismail yang kehausan di tengah padang pasir ketika persediaan air sudah tidak ada. Ini adalah sejarah bagaimana sumber air zam-zam itu muncul. Jadi perjalanan Safa dan Marwah ini merupakan simbol manusia agar selalu berusaha. Bukit Safa dan bukit Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.
Selesai melakukan Sa'i, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai thawaf dan sa'i, bagi mereka yang berhaji Tamattu seperti kami, maka dapat bertahallul dengan menggundul kepala atau memendekkan rambut.


Tahallul
Tahallul menurut bahasa berarti ‘menjadi boleh’ atau ‘diperbolehkan’. Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut dan bagi laki-laki disunahkah mencukur bersih atau gundul.

Pada umrah pertama ini, karena waktunya berdekatan dengan pelaksanaan haji, maka saya hanya memotong dan memendekkan beberapa helai rambut saja, dan kami berencana nanti akan melakukan umrah yang kedua dan pada saat selesai berhaji nanti saya baru mencukur habis rambut saya. Sedangkan Tahallul bagi wanita, cukup dengan memotong ujung rambutnya seukuran ujung kuku (sekitar satu atau dua cm). Dengan melakukan tahallul, maka selesailah sudah semua rangkaian ibadah umrah dan sejak saat itu maka semua larangan selama berihram menjadi tidak berlaku lagi. Jamaah sudah boleh memakai pakaian biasa. Dengan demikian mereka yang mengerjakan haji Tamattu mulai saat ini bebas dari larangan-larangan ihram, sambil menunggu waktu pelaksanaan haji.

Melakukan Tahallul, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah... Selesailah sudah semua rangkaian kegiatan Umrah bagi Haji Tamattu kami untuk hari ini. Semua kegiatan ini tidak sampai sehari. Tepat jam 10.00 kami beserta rombongan semua meninggalkan Masjidil Al-Haram dan kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk beristirahat.
Tata cara Umrah

Umrah Guide


Pada saat perjalanan pulang menuju Hotel Hilton Suites Makkah saya sempat mendokumentasikan foto di Masjidil Al-Haram - King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait. Hotel Hilton Suites Makkah ini memang terletak berdekatan dengan pusat perbelanjaan modern seperti Abraj Al Bait Mall dan Safwah tower dengan semua outlet merek internasional dan berbagai restoran cepat saji.

Bangunan kompleks Abraj Al Bait ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram. Di kompleks Abraj Al Bait ini terdapat tujuh menara, dengan satu menara yang dinamakan Hotel Tower memiliki ketinggian di atas 6 menara lainnya (tinggi menara Hotel Tower adalah 601 m). Hotel Tower akan dijadikan hotel berbintang tujuh. Konstruksi Kompleks Abraj Al Bait ini dimulai pada tahun 2004 yang lalu, dan secara bertahap ketujuh menara ini selesai pada tahun 2012.

Bangunan yang paling tinggi di kompleks Abraj Al Bait (Hotel Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower). Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas didunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China.

Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam gadang pada setiap sisinya. Jam ini dikenal sebagai Makkah Clock Royal Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Keempat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar sekaligus tertinggi di dunia.

King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Akhirnya pagi menjelang siang ini selesai semua rangkaian kegiatan ibadah Umrah bagi Haji Tamattu kami. Maka lanjutan tulisan saya berikutnya adalah mengenai rangkaian kegiatan saya dan istri berupa acara bebas yang meliputi tour wisata, kunjungan ke Museum dan semua kegiatan pribadi kami. Baru tulisan ini akan dilanjutkan dengan kegiatan mendekati saatnya berhaji dan kami mulai kembali melakukan amalan Haji bagi Haji Tamattu.

Berhubung saat ini waktu masuknya sholat Zuhur masih lama, maka saya dan istri pun pulang ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk berganti pakaian dan beres-beres lalu beristirahat. Sampai di Hotel Hilton Suites Makkah saatnya sekarang untuk istirahat. Karena kami sudah melakukan perjalanan panjang dari Medan menuju ke Makkah Al-Mukkarammah yang langsung di lanjutkan dengan kegiatan umrah. Sekarang saatnya tidurrrrrrrr... ;-). Siang hari nanti kami bersiap kembali untuk menunaikan sholat Zuhur di Masjidil Al-Haram dan melihat suasana Masjidil Al-Haram pada siang hingga malam hari.

Setelah istirahat sejenak dan tiba waktu sholat Zuhur kami pun menuju ke Masjidil Al-Haram untuk menunaikan sholat Zuhur. Lalu setelah sholat Zuhur dan makan siang, kami lebih banyak menghabiskan waktu hanya untuk beristirahat di Hotel Hilton Suites Makkah sambil menunggu datangnya waktu sholat Ashar, Magrib dan Isya, lalu ditutup dengan makan malam bersama.

Makan malam di Hotel Hilton Suites Makkah


Setelah selesai makan malam dan sudah full stamina, maka jam 20.45 saya dan istri keluar kembali dari Hotel Hilton Suites Makkah dan kami berencana akan berkeliling di sekitaran Masjidil Al-Haram. Kali ini kami bukan hanya sekedar beribadah di Masjidil Al-Haram saja, tetapi saya dan istri juga akan berwisata di seputaran Al-Haram ini. Karena menurut saya niat ibadah itu hanya kita dan Allah yang tahu. Tetapi buat berwisata di Al Haram saya akan terus memberikan informasi terkini dan terbaru. Karena niat saya untuk membangkitkan semangat kaum muslimin agar segera bisa berkunjung atau malah hadir kembali ke rumah bagi 2 masjid paling suci, yaitu ke Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah dan ke Masjid Nabawi di Al-Madinah Al-Munawwarah.
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Perjalanan malam ini akan kami mulai dari salah satu kompleks bangunan yang paling super fantastis dan termegah yang ada di dunia untuk saat ini yang berada dan terletak di Makkah Al-Mukkarammah yaitu kompleks Abraj Al Bait. Bangunan kompleks Abraj Al Bait ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram berhadapan langsung dengan King Fahd Gate (Gate no 79).
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Luaaaaaar biasa... Di salah satu rumah bagi masjid paling suci, yaitu di Masjidil Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah, terdapat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke angkasa. Berlalu melalui kompleks Abraj Al Bait, kemudian kami akan memasuki Masjidil Al-Haram pada malam hari ini dari sisi yang berbeda dengan saat pagi tadi. Masjidil Al-Haram adalah sebuah masjid di kota Makkah Al-Mukkarammah yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Sholat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia. Titik pusat dari Masjidil Al-Haram adalah bangunan Ka’bah yang berbentuk kubus dan ditutupi selimut kain berwarna hitam yang bernama kiswah. Inilah pusat kiblat sholat umat Islam di seluruh dunia. Jika di Indonesia kita sholat dengan menghadap ke arah barat, maka di Masjidil Al-Haram kita dapat menghadap ke arah mana saja asalkan tetap menghadap ke Ka’bah. Ka’bah tidak pernah sepi dari jamaah yang sholat dan juga jamaah yang thawaf.
King Abdullah Gate, no. 110, no. 111 dan no. 112, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Sekarang memasuki area Masjidil Al-Haram ini kita bisa melihat megahnya dekorasi eksterior dan interiornya. Kami melangkah ke area Masjid yang baru, kami melalui King Abdullah Gate, no. 110, no. 111 dan no. 112, lalu kami masuk ke dalam Masjidil Al- Haram ini melalui King Abdullah Gate, no. 122 dan no. 123. 
King Abdullah Gate, no. 122 dan no. 123, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Dari King Abdullah Gate ini kami terus berjalan masuk mendekati Ka'bah. Sesampainya kami di hadapan Ka'bah segera kami turun ke area terbuka di lantai dasar yang dekat dengan Ka'bah dan kami siap untuk melakukan Thawaf Sunah. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, bahwa Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, berlawanan dengan arah jarum jam (Baitullah disebelah kiri), yang dimulai dan diakhiri pada arah yang sejajar dengan Hajar Aswad. Maka pada Thawaf Sunah ini pun kami akan melakukan hal yang sama.

Pada musim haji seperti saat ini, Anda tidak akan pernah melihat Masjidil Al-Haram sepi dari orang yang berputar mengelilingi Ka’bah sambil berthawaf. Ada di antara mereka yang mengerjakan umrah dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan thawaf sunah. Hal ini bisa dibedakan dari pakaian yang mereka kenakan. Adapun yang sedang mengerjakan umrah maka pakaian mereka adalah pakaian ihram. Sedangkan, yang melakukan thawaf sunah, mengenakan pakaian biasa seperti yang dipakai orang kebanyakan.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa ragam thawaf yang boleh dilakukan oleh jamaah haji selain thawaf sunah adalah thawaf qudum, kemudian thawaf ifadah dan thawaf wada. Dengan begitu, ada 4 thawaf yang boleh dilakukan di Baitullah. Namun, semua thawaf selain thawaf sunah ada saat dan waktu yang telah ditentukan dan semuanya tidak bisa dilakukan berulang kali. Berbeda dengan thawaf sunah, ia boleh dilakukan kapan saja dan bisa dikerjakan berulang kali.

Hal ini seperti yang disampaikan dari Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Perbanyaklah melakukan thawaf di Baitullah semampu kalian sebelum kalian terhalang untuk melakukannya.”

Maka, berdasarkan hadis di atas, diperkenankan bagi setiap jamaah haji untuk memperbanyak melakukan thawaf sunah di Baitullah. Ibadah thawaf sunah ini dapat dikerjakan pada siang ataupun malam, pagi maupun sore. Tidak ada waktu haram untuk melakukan thawaf sunah. Hanya, bila shalat fardhu dilaksanakan, thawaf sunah dihentikan sesaat, lalu kemudian dilanjutkan kembali.

Thawaf sunah pun adalah sebuah tahiyyat (penghormatan) kepada Baitullah. Sangat dianjurkan bagi setiap jamaah haji begitu masuk Masjidil Al-Haram untuk mengerjakan thawaf sunah selagi sempat. Inilah satu-satunya masjid di dunia yang tahiyyatnya dengan thawaf bukannya shalat dua rakaat tahiyyatul masjid. Namun, bila waktu dan kondisi tidak memungkinkan untuk thawaf sunah, jamaah haji diperkenankan menggantinya dengan shalat sunah tahiyyatul masjid.

Tahiyyatul masjid (penghormatan terhadap masjid) di Masjidil Al-Haram bagi orang yang sedang ihram adalah thawaf. Jadi, dia tidak perlu shalat Tahiyyatul masjid, akan tetap langsung thawaf. Adapun selain ihram, jika niatnya hendak duduk beribadah, maka tahiyyatul masjidnya adalah melakukan shalat dua rakaat seperti di masjid lain, dan jika niatnya hendak thawaf sunnah, maka tahiyyatul masjidnya adalah thawaf itu sendiri.

Adapun tata cara thawaf sunah adalah sama dengan thawaf lainnya. Dimulai dari arah Hajar Aswad, lalu melanjutkan perjalanan berputar ke arah kiri dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Usai itu, kemudian shalat sunah thawaf di belakang Maqam Ibrahim. Demikianlah tuntunan amalan thawaf sunah yang perlu diperbanyak untuk dilakukan oleh para jamaah haji.

Selesai melakukan Thawaf Sunah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Oh ya di Ka'bah ini terdapat satu tempat yang menjadi rebutan jamaah untuk menyentuh dan menciumnya. Itulah Hajar Aswad atau batu hitam. Batu yang diyakini berasal dari surga ini selalu diimpikan para jamaah untuk sekedar memegang atau menciumnya. Pada mulanya batu tersebut berwarna putih, namun karena dosa-dosa manusialah maka ia berubah menjadi hitam.

Kenapa kita ummat Islam disunnahkan mencium batu Hajar Aswad tersebut ? padahal ia tidak mendatangkan manfaat maupun mudhorat ? Jawabannya adalah karena Rasulullah pernah menciumnya, maka ummatnya pun mencontoh Rasulnya dengan ikut menciumnya pula. Dari HR. Muslim “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270).

Hajar Aswad ini letaknya di sudut Ka’bah. Untuk bisa mencapai batu itu perjuangannya sungguh luar biasa. Semua jamaah berebut untuk sekedar memegang atau menciumnya. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Bila sangat sulit, cukup hanya melambaikan tangan dan mengecup dari jauh kepada Hajar Aswad sebagai simbol untuk memegang dan menciumnya. Saya sendiri sudah beberapa kali mencoba mendekati Hajar Aswad, namun selalu gagal karena tidak kuat menahan dorongan jamaah yang berdesak-desakan terutama jamaah asal Turki, Mesir dan Timur Tengah lainnya yang badannya besar-besar. Daripada badan saya terjepit atau mengalami cedera, biarlah saya mengalah dan tidak jadi mencapainya.

Setelah saya dan istri selesai melakukan thawaf sunah, kami berencana akan menuju sisi lain dari Masjidil Al-Haram yaitu ke Al-Salam Gate. Al-Salam Gate di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah terletak dekat tempat melakukan Sa'i (Safa dan Marwah). Jadi dari area terbuka di lantai dasar dekat dengan Ka'bah, tepatnya dari arah pintu Ka'bah dan Maqam Ibrahim, kita tinggal berjalan lurus saja dilantai dasar Masjidil Al-Haram ini untuk memotong perlintasan tempat Sa'i. Saat memotong perlintasan tempat Sa'i untuk menuju ke Al-Salam Gate ini, tanpa diduga dan tanpa sengaja, saya bertemu dengan teman saya yang sedang melakukan Sa'i untuk Umrah. Alhamdulilah, dari begitu ramainya jamaah saya bisa di pertemukan oleh Allah dengan teman di Masjidil Al-Haram, ini memang kuasa Allah. Kami saling mengobrol sebentar, lalu teman saya melanjutkan Sa'i nya dan kami pun naik eskalator dari lantai dasar tempat Sa'i untuk melanjutkan menuju ke Al-Salam Gate. 

Saat bertemu teman di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Begitu kami keluar dari Al-Salam Gate, kami bisa melihat secara jelas megahnya Al-Salam Gate. Saat kami berada diluar dari Al-Salam Gate, maka pada sisi kanan kita bisa melihat bangunan dengan tembok yang sangat tinggi. Bangunan dengan tembok yang sangat tinggi ini ternyata adalah istana raja. Istana ini tempat bagi raja-raja Arab Saudi pada saat berada di Makkah Al-Mukkarammah. Karena ibukota Kerajaan Arab Saudi sendiri berada di Riyadh, yang berjarak sekitar 600 km dari Makkah Al-Mukkarammah.

Di luar Al-Salam Gate kita juga bisa menyaksikan jemaah dari berbagai belahan dunia hilir mudik keluar masuk dari Al-Salam Gate untuk memadati masjid terbesar dan termegah tersebut. Sebenarnya sudah beberapa kali kami datang ke Al-Salam Gate ini, tetapi kami datang pada saat umrah, maka hari ini kami datang ke Al-Salam Gate pada saat musim haji.

Kami sengaja mencari Al-Salam Gate di saat musim haji, karena ingin melihat secara langsung Al-Salam Gate yang sering menjadi pembicaraan di tanah air. Karena banyak Calon Haji asal Indonesia tidak mau mengawali masuk Masjidil Al-Haram selain dari pintu Al-Salam Gate, meski sebenarnya untuk masuk ke Masjidil Al-Haram tersebut tersedia banyak pintu yang memiliki nama masing-masing.

Tingginya animo jemaah haji Indonesia melintasi Al-Salam Gate, tentu ada punya latarbelakang tersendiri. Apa alasannya, hingga kini tidak ada jawaban yang memuaskan. Bagi rombongan jemaah haji Indonesia, Al-Salam Gate dikenali jika yang bersangkutan sudah melewati lokasi Maulid Nabi. Lokasi itu merupakan rumah atau kediaman Rasulullah dilahirkan. Jadi Al-Salam Gate berhadapan langsung dengan rumah Rasulullah. Rumah Nabi Muhammad karena dekat dari Al-Salam Gate tentu saja melintas dari arah itu jika hendak ke Ka'bah.

Memang, bagi orang Indonesia, hingga kini diyakini dari kesemua pintu tersebut, Al-Salam Gate di Masjidil Al-Haram inilah yang paling populer. Jika tidak melewati pintu itu, rasanya tidak sempurna dalam menunaikan ibadah hajinya. Yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali. Kenyataan ini berbeda dengan calon haji dari India atau Pakistan. Mereka juga punya pintu masuk yang jadi favoritnya dalam mengawali masuk Masjidil Al-Haram.

Bagi calon haji, Al-Salam Gate diyakini punya berkah tersendiri bagi yang mengawali masuk Masjidil Al-Haram. Namun lepas dari keyakinan tersebut, yang jelas saat masuk Masjidil Al-Haram melalui Al-Salam Gate tersebut kita akan dapat langsung melihat pintu Ka'bah, Hajar Aswad, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail yang terletak sejajar dengan rumah atau kediaman Rasulullah.

Al-Salam Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Dari kejauhan di luar Al-Salam Gate ini kita bisa melihat masih banyak alat berat lalu lalang di atas Masjidil Al-Haram. Masih ingatkah anda semua dengan berita saat terjadinya Crane jatuh di kawasan Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi ??? Iya benar... Tepatnya pada tanggal 11 September 2015 lalu. Ratusan jemaah haji dari sejumlah negara tewas akibat robohnya mobil crane, peralatan berat konstruksi berkapasitas 1.300 ton, di kawasan Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi, pada Jumat sore Waktu Arab Saudi.

Musibah yang juga membuat ratusan jemaah terluka itu terjadi saat badai besar melanda Makkah Al-Mukkarammah. Duka di Tanah Suci dan di Tanah Air dengan 10 WNI Tewas Korban “Crane” Roboh tersebut. Ini bukan masalah teknis sama sekali, apa yang terjadi di luar kekuatan manusia. Ini merupakan kehendak Allah dan tidak ada kesalahan manusia di dalamnya.

Crane yang terjungkal merupakan salah satu crane utama yang digunakan untuk memperluas area thawaf bagi para jemaah. Alhamdulilah, saat kami hadir di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Crane tersebut semuanya terpasang dalam posisi yang tidak akan mengganggu ratusan ribu jemaah di area thawaf dan tentu dalam posisi yang profesional. Doa kami semoga kegiatan ibadah haji kami dan seluruh umat muslim di tahun 1437 H / 2016 M dan tahun-tahun seterusnya dapat berjalan lancar tanpa kesulitan sedikit pun.

Al-Salam Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Selesailah kunjungan kami untuk mengeksplore sebagian dari Masjidil Al-Haram untuk malam hari ini. Segera kami melangkah masuk kembali ke dalam area Masjidil Al-Haram untuk jalan pulang menuju ke Hotel Hilton Suites Makkah. Saat pulang ini kami memilih keluar melalui King Fahd Gate, no. 79. Baik di area Masjid yang lama (King Fahd Gate) maupun area Masjid yang baru (King Abdullah Gate) terlihat dekorasi interior dengan begitu banyak lampu yang klasik tergantung tetapi tetap elegan. Begitu pula dengan hiasan dinding dan kaligrafi banyak terpajang. Semua dinding sangat eksotis yang dipadukan dengan marmer berkualitas, sehingga menjadikan semua interiornya bernilai high quality.
Megahnya Interior Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah

Megahnya Interior Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Saat kami sampai di Hotel Hilton Suites Makkah waktu sudah menunjukkan jam 22.30. Segera kami beristirahat, karena dini hari besok kami sudah berkumpul kembali untuk menuju ke Masjidil Al-Haram.

Alhamdullillah semua kegiatan kami hari ini berjalan lancar. Saya dan istri bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kami hingga hari ini dalam pelaksanaan ibadah haji. Kami terus berusaha memperdalam rasa syukur. Bersyukur pada-Nya membuat kami lebih tenang dan lebih berbahagia.