Sabtu, 20 Agustus 2016

China Hari Kedua (Sunday/Minggu, 01 May 2016) : Beijing (Beijing Capital International Airport Terminal 2 / PEK, Qianmen Street, Dashilan Street, Wangfujing Street, Wangfujing Snack Street dan Donghuamen Night Market)



By Aidil espeogeh 
The Next Destination...
Family Vacation Lets Goooooooo to China.


Qianmen Street, Beijing, China 
01 Mei 2016  

Tulisan kali ini merupakan kelanjutan kisah perjalanan Traveling Mandiri kami ke daratan China mulai tanggal 01 May 2016, jam 01.05 (1:05 AM) dini hari. Pada perjalanan ini Kami menggunakan pesawat AirAsia QZ 124 dari Medan Kualanamu International Airport (KNO) 30 April 2016, jam 13.30 (1:30 PM), dan sampai di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) (KUL) 30 April 2016, jam 15.30 (3:30 PM). Perjalanan ini ditempuh hanya dengan waktu 1 jam. Kemudian transit di KLIA 2 ini selama 3 jam untuk menunggu penerbangan ke  Beijing. Lalu dengan AirAsia D7 316 dari Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) (KUL) 30 April 2016, jam 19.00 (7:00 PM) dan sampai di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) 01 May 2016, jam 01.05 (1:05 AM). Perjalanan Kuala Lumpur ke Beijing ini ditempuh dalam waktu 6 jam.  
Jadwal penerbangan kami Medan - Kuala Lumpur - Beijing 



Dalam perjalanan panjang dari Kuala Lumpur ke Beijing, Kami dan anak-anak habiskan dengan pulas tidur di dalam pesawat. Tetapi selama di dalam pesawat jangan lupa meminta dan mengisi form immigration dari awak pesawat untuk form kedatangan dan kepulangan dari China. Sehingga saat mendarat nanti di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) kita tidak repot-repot harus mengisi form tersebut. Apalagi sampainya sudah dini hari. Kebayang dong repotnya kalau belum mengisi form tersebut, mata ngantuk terus harus mengisi form yang tulisannya kecil-kecil dan banyak pula yang harus diisi. 
Kartu imigrasi masuk dan keluar China


Tak disangka tak diduga ternyata perjalanan kami sudah 6 jam dan lewat pengeras suara diumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat. Dimana seluruh penumpang disuruh memakai sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat meja dan membuka kaca penutup jendela. Kalau ke empat hal ini uda diumumkan, maka kami yakin bahwa pesawat benar-benar akan mendarat di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK). Alhamdulilah, pesawat yang kami tumpangi dari Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA 2) tiba di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) tepat jam 01.05 (1:05 AM) dini hari. Penerbangan ini semuanya sesuai dengan jadwal. Bagi kami berkunjung ke China, belum lengkap jika tidak mampir ke Beijing. Selain sebagai pusat pemerintahan, Beijing merupakan salah satu kota terunik di dunia. Inilah alasan utama kami mengapa kami memilih memasuki daratan China melalui pintu gerbang Beijing. 


Beijing Capital International Airport / PEK (首都国际机场)
(Sunday/Minggu, 01 May 2016)

Begitu kami mendarat di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK), sebagai Bandar Udara terbesar China ini, suasana serba modern dengan tekhnologi mutakhir begitu mendominasi. Beda dengan image selama ini, bahwa China adalah Negara yang masih terbelakang sebagai mana sebutan untuk Negeri Tirai Bambu ini. Dibandingkan kota lain di China, Beijing merupakan destinasi utama para wisatawan dari luar negeri. Tidak hanya merupakan ibukota negara China, Beijing juga menyimpan berbagai atraksi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Tidak heran kalau para wisatawan yang datang ke Beijing pun bakal merasa tidak cukup kalau hanya punya waktu satu atau dua hari. Mengingat banyaknya tempat menarik yang bisa dikunjungi di kota yang dulu bernama Peking ini.  Sebagai salah satu kota besar di China, akses transportasi di Beijing sangat lengkap. Tidak hanya transportasi dalam kota, akses transportasi yang menghubungkan antara kota Beijing dengan tempat lain pun sangat lengkap. Terlebih di kota ini terdapat tiga bandara sekaligus, yakni Beijing Capital International Airport, Nanyuan Airport serta yang terakhir dan sejak tahun 2014 telah dilakukan pembangunan bandara baru lainnya yaitu, Beijing New Airport (Daxing International Airport) yang akan memiliki peringkat sebagai yang terbesar di antara semua bandara di dunia dan akan mulai digunakan pada tahun 2018.
Beijing Capital International Airport (T2) (PEK), Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 01.30 dini hari sebelum melalui Imigrasi.... Tetap Smileeeee 


Pada dini hari ini kami mendarat di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK)Beijing Capital International Airport (PEK) terletak di kota Shunyi, sekitar 25 km (15,5 mil) timur laut dari Lapangan Tiananmen (Tiananmen Square). Beijing Capital International Airport adalah bandara tersibuk dan paling penting di China. Beijing Capital International Airport ini terdiri dari tiga bangunan terminal utama. Terminal 1 hanya menempati area seluas 60.000 meter persegi. Terminal 1 memiliki sejarah terpanjang yang berasal dari Januari 1980. Sementara Terminal 2 dan Terminal  3 lebih besar yang mulai digunakan secara berturut-turut. T1 telah menjadi basis operasional penerbangan domestik Hainan Airlines. Untuk Terminal 2 memiliki luas 336.000 meter persegi yang dibangun pada Oktober 1995 dan mulai digunakan pada November 1999. T2 dibangun jauh lebih besar dari terminal sebelumnya yaitu T1. Sebelum pembukaan T3, terminal ini memainkan peran penting dalam transportasi udara di China. Saat ini, T2 adalah terminal tersibuk mengambil penerbangan domestik ke dan dari kota ini meskipun China Air di T3 memasok juga penerbangan domestik. Di sisi lain, T2 merupakan perumahan lebih dari 30 perusahaan penerbangan internasional, terminal ini juga salah satu bandara utama bagi penumpang untuk masuk ke dan keluar dari China. Untuk Terminal 3 dari bandara ini sendiri telah menarik banyak perhatian publik sejak digunakan pada tahun 2008. T3 ini memiliki desain modern yang unik dan merupakan yang terbesar kedua terminal bandara di dunia, setelah Terminal 3 Bandara Internasional Dubai. 26 penerbangan nasional dan internasional telah pindah ke gedung ini yang memiliki panjang 2900 meter dari utara ke selatan. Saat ini, ada bagian yang memudahkan menghubungkan T1 dan T2, yang hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan jalur pejalan kaki khusus. Sementara Terminal 3 dihubungkan dengan Terminal 1 dan 2 menggunakan fasilitas shuttle bus gratis. Setiap tujuh menit, ada sebuah shuttle bus gratis yang berangkat dari Terminal 3 untuk ke Terminal 2 dan kemudian ke Terminal 1, demikian juga sebaliknya. Bus hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk satu arah. Jam operasi : setiap 10 menit pada 06.00 ~ 23.00 dan setiap 30 menit pada 23.00 ~ 06.00 hari berikutnya. Jadi dengan standar layanan dan fasilitas tinggi, Beijing Capital International Airport  telah menarik 66 penerbangan beroperasi di sini. Saat ini, bandara memiliki koneksi penerbangan ke beberapa tujuan dengan 88 domestik dan 69 negara asing.
Beijing Capital International Airport (T2) (PEK), Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 01.30 dini hari bersiap melalui Imigrasi


Setelah turun dari pesawat segera kami bergegas menuju proses imigrasi. Proses imigrasi ini tidak memakan waktu yang lama. Pada jam 02.00 dini hari kami semua berhasil melalui imigrasi. Setelah menyelesaikan imigrasi segera kami menuju tempat pengambilan bagasi (baggage claim). Untuk mengetahui letak tempat ini, maka setelah keluar dari ruang imigrasi cari dan lihat papan petujuk arah yang bertuliskan baggage claim. Ikuti sesuai dengan keterangannya hingga kita akan menemukan sebuah ruang besar berisi jejeran carousel atau konveyer (ban berjalan yang muter-muter). Di depan carousel ada monitor yang menunjukan kedatangan pesawat sekaligus nomor petunjuk tempat carousel yang sesuai dengan jadwal kedatangan pesawat yang kita tumpangi. Sebagai salah satu bandara tersibuk kedelapan dan terbesar kedua di dunia, silih berganti berdatangan pesawat dari berbagai penjuru. Akibatnya tempat pengambilan tas (baggage claim) akan selalu dipenuhi oleh orang yang datang, meskipun waktu telah menunjukkan pagi dini hari. Beijing Capital International Airport T2 memiliki tiga lantai dengan fasilitas dinning, shopping, bank, ATM, cafes, lounges, shops dan banyak lagi tersedia di dalamnya. 
Maps of Beijing Capital  International  Airport Terminal 2 


Setelah semua koper berhasil kami peroleh, bergegas kami semua menuju ke arah pintu keluar Beijing Capital International Airport (T2) (PEK). Sebenarnya terdapat beberapa alternatif sarana transportasi dari - ke Beijing Capital International Airport – pusat kota Beijing, yaitu dengan Beijing Capital Airport Express Train, Taksi dan Beijing Capital Airport Shuttle Bus. Tetapi berhubung sudah dini hari, maka kami memutuskan menyewa Private minibus. Jadilah saat keluar dari bandara, disana sudah hadir seorang driver pria yang dengan sabar menunggu dan telah memajang nama kami didepan dadanya. Memang sebelumnya dari Indonesia secara online, pada tanggal 03 April 2016 kami sudah membooking private minibus ini untuk menjemput kami di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) pada jam 02.30 dini hari. Kami putuskan untuk mengambil private minibus untuk 7 orang buat kami yang berangkat dari Medan (4 adult, 2 child dan 1 baby) yang akan membawa kami dari bandara Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) dini hari pada tanggal 01 Mei 2016 jam 02.30 untuk menuju hotel tempat kami menginap. Private minibus ini di bandrol seharga US$ 69.5 (private minibus US$ 55 + service fee US$ 12 + biaya Kartu Kredit US$ 2.5). 
Booking private minibus


Tidak lupa, kami juga membookingkan private minibus untuk abang saya 4 orang yang berangkat dari Jakarta dan akan sampai di bandara Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) pada dini hari tanggal 02 Mei 2016 jam 02.30 seharga US$ 55. Untuk pemesanan private minibus punya abang saya kami bayar secara kontan pada saat saya tiba di Beijing dengan abang drivernya langsung, sehingga tidak terkena service fee sebesar US$ 12 maupun biaya Kartu Kredit sebesar US$ 2.5. Private minibus ini kami booking melalui chinabeijingtrip@yahoo.com. Kami sengaja membooking private minibus ini dari Medan, karena kami tidak mau mengambil resiko untuk mengambil taksi langsung di bandara Beijing Capital International Airport (T2) (PEK), karena pada saat kami tiba di Beijing sudah dini hari dan yang pasti harga taksi bakalan lebih mahal dari biasanya. Pertimbanga lain mengapa kami memilih private minibus karena kalau kami menginap di hotel sekitar bandara, maka besok paginya akan repot harus lagi berpindah hotel ke pusat kota Beijing. Selain itu, kalau kami menginap di hotel sekitar bandara, maka kami harus mengambil minimal 2 kamar selama menginap di hotel, yang harganya jauh lebih mahal ketimbang kami menyewa private minibus.  
Beijing Capital International Airport (T2) (PEK), Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 02.30 dini hari bersiap menuju ke penginapan 


Dengan nama kami yang Cetar Membahana Menggelora Terpampang Nyata, Ulala, kami pun tak sungkan menghampiri sang driver. Lalu kami tunjukkan Booking private minibus yang telah kami pesan dan segera kami di bawa oleh sang driver keluar dari lantai 2 exit 6 langsung menuju ke parkiran mobil. Private minibus yang kami pesan ini dapat diisi dengan 16 orang, cukup besar dan nyaman. 
Dini hari di bandara Beijing Capital International Airport, Private minibus yang sudah kami booking siap mengantar kami ke penginapan


Perjalanan dari Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) menuju ke penginapan kami di Spring Time Hostel (北京京春酒店) yang beralamat di South West Corner of Dongsi Subway Station (Exit. D) No 1 Dongsinan Street, Dongcheng, Beijing, 100010, China. 东四南大街1号 ,近地铁5号、6号线东四站西南出口, 东城区, 北京 Telepon: +86 10 6528 7277 ini hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit saja. Tanpa terasa kami pun sudah sampai di Spring Time Hostel. Kami diturunkan sama abang drivernya tepat di depan Dongsi Subway Station - Exit D (Line 5). Dan tampak warna merah menyala tulisan Spring Time Hostel dari depan Dongsi Subway Station - Exit D (Line 5). 
Dongsi Station - Exit D (Line 5) - Spring Time Hostel tepat berada disamping kanan dari Dongsi Subway Station

Our first night @ Spring Time Hostel, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 03.00 dini hari  


Semua barang kami turunkan dari bagasi mobil, dan segera saya membayar kontan untuk pemesanan private minibus punya abang saya seharga US$ 55. Jadi saat abang saya sampai di Beijing Capital International Airport (T2) (PEK) pada dini hari tanggal 02 Mei 2016 jam 02.30 akan dijemput kembali. Beres urusan bayar membayar private minibus, kami segera Check In dan seorang wanita dengan muka bantal menyambut kedatangan kami di meja Resepsionis. Lobby hostel ini hanya kecil, tapi tidak apa-apa, yang terpenting hostel ini bisa Check In 24 jam dan stafnya semua bisa berbahasa InggrisKami sengaja membooking penginapan ini sejak dari tanggal 30 April 2016. Sehingga saat Check In di tanggal 01 Mei 2016 kami semua bisa segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. 
Proses Check In di Spring Time Hostel, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 03.15 dini hari  


Kami memilih Spring Time Hostel karena beberapa alasan, pertama adalah karena lokasinya. Spring Time Hostel ini hanya 10 detik (Catat ya "DETIK") berjalan kaki dari 2 pintu keluar Subway yaitu dari Dongsi Subway Station (Exit D-Line 5 dan Exit G-Line 6). Spring Time Hostel ini juga dekat sekali dengan Masjid, swalayan, restoran McDonald's dan toko roti, sehingga menjadikan Spring Time Hostel tempat yang sempurna bagi wisatawan. Harganya yang lumayan murah juga merupakan salah satu alasan mengapa kami memilih hostel ini untuk tempat kami menginap selama 4 hari di BeijingBy the way, beres urusan Check In segera kami menuju ke kamar. Kamar kami ini terletak di lantai tiga dan dapat diakses melalui lift. Lift bersama (Group Lift) ini hanya dapat di pakai oleh orang yang memiliki kunci kamar saja. Jadi cukup aman dan tidak setiap orang bisa masuk dan naik lift. Begitu sampai di dalam kamar, hal pertama yang kami lakukan adalah mencari Arah Qiblat dan Waktu Sholat. Ya, kalau mengharapkan petunjuk dari hotel jawabannya sudah pasti tidak ada. Secara Beijing bukanlah Negeri Muslim. Jadi bila ingin megetahui waktu sholat yang akurat bisa lihat di http://islamicfinder.org. Mendapatkan waktu shalat untuk lokasi yang Anda inginkan tidak pernah semudah ini. Dengan adanya IslamicFinder ini kita bisa nyaman saat bepergian ke seluruh dunia. 
Arah Qiblat, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 03.30 dini hari 

Waktu Sholat, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 03.30 dini hari 


Berhasil mendapatkan Arah Qiblat dan Waktu Sholat, maka kami pun segera menunaikan sholat shubuh. Selesai sholat shubuh, sekarang saatnya kami tirah baring sejenak untuk mengumpulkan sumber energi buat besok pagi memulai berkelana. Sebelum tidur saya perhatikan satu per satu kelengkapan hostel iniHostel ini menyediakan 2 tempat tidur ganda untuk Kamar Standard Twin. Dengan fasilitas kamar tersedia LCD TV (TV layar datar) tapi tanpa saluran TV kabel (yang ini tidak mengganggu kami, karena sepertinya kami sangat jarang nongkrong di dalam kamar kami), hostel ini dilengkapi dengan Air Conditioner, pemanas ruangan, pemanas air (ketel listrik), disediakan juga air minum kemasan, lemari baju juga ada, tersedia juga telepon, sandal juga disediakan, tetapi tidak untuk di bawa pulang ya. Di dalam kamar tidak ada mini bar dan tidak ada safety deposit box. Mereka memiliki WiFi yang tersedia di seluruh lantai hotel dan tidak dikenai biayaHostel ini memiliki kamar mandi pribadi, meskipun ukuran kamar mandinya tidak terlalu besar. Mereka menyediakan fasilitas shower mandi dengan air panas dan air dingin dengan closet duduk tetapi tidak ada bidet. Handuk juga disediakan dan cukup bersih. Pengering rambut juga tersedia. Hebatnya hostel ini menyediakan perlengkapan mandi seperti sikat gigi, pasta gigi kecil, sabun kecil, sampo sachet dan sisir. 
Lobby Spring Time Hostel, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 09.10 ... Kami siap berkelana  


Pada saat itu jam sudah menunjukkan jam 08.00 pagi, kami mulai terbangun dari tidur dan langsung siap-siap berkemas untuk memulai perjalanan hari ini. Tepat jam 09.10 kami turun ke Lobby Spring Time Hostel. Sebelum berangkat meninggalkan penginapan, saya pun mencheck In kan kamar buat abang saya tanggal 01 Mei 2016 dan mengambil kunci pintu kamar sekaligus.  Abang saya sengaja mengambil kamar sejak tanggal 01 Mei 2016, sehingga saat Check In nanti di tanggal 02 Mei 2016 jam 03.00 dini hari abang saya beserta keluarga bisa segera masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Oh ya, untuk sekedar info ruang makan hostel ini terletak di lantai dasar. Sangat nyaman dan terlihat bergaya Eropa. Dalam paket kamar kami, kami tidak mengambil sarapan dengan pertimbangan ke halalan makanannya. Tetapi jika mau mengambil sarapan, maka mereka akan memberikan untuk 1 kamar melayani untuk 2 orang sarapan. Sedangkan untuk membeli sarapan langsung maka akan dikenakan biaya senilai 30 CNY per orang. Mereka juga memiliki kulkas yang berisi botol air untuk dijual tetapi akan lebih terjangkau untuk membelinya di toko yang berada luar. Mereka juga menyediakan fasilitas lain seperti penyimpanan bagasi gratis, peta gratis, mereka juga menawarkan wisata berbayar seperti City Tour, Beijing Night Tour, Hutong Tour, Akrobatik Show, Kungfu Show, Peking Opera dan tour Great Wall. Saya juga suka hostel ini untuk tampilan kuno yang indah di luarnya. Atas semua ini, Spring Time Hostel merupakan tempat yang sempurna untuk wisatawan. Sepertinya untuk saya, saya akan tinggal lagi di hotel ini bila kembali ke Beijing lagi. Sama seperti teman muslim yang kami jumpai di hostel ini yang berasal dari Kuala Lumpur, Malaysia, mereka uda kesekian kalinya tinggal dan menginap di hostel ini . 
Our first morning @ Spring Time Hostel, Beijing, China, 01 Mei 2016 jam 09.20 


Sekarang saatnya kami melangkahkan kaki siap untuk meninggalkan penginapan menuju ke Dongsi Subway Station. Begitu keluar dari penginapan dengan berbekal Beijing Tourist Map dan Beijing Subway Map, arahkan langkah ke sisi kiri hostel, maka kita akan langsung melihat pintu masuk Dongsi Subway Station. Pada sisi kanan, kita akan jumpai Dongsi Subway Station Exit D-Line 5 dan pada sisi kiri, kita akan jumpai Dongsi Subway Station Exit G-Line 6. "Mulailah segala sesuatu dengan yang kanan", maka kami memilih masuk melalui Dongsi Station - Exit D (Line 5).
Beijing Tourist Map
 
 

Untuk selanjutnya perjalanan kami ke area lain selama di kota Beijing akan menggunkan subway. Di Beijing, ketika Anda melihat tanda biru ditandai dengan "北京地铁 (Beijing Subway)", Anda akan menemukan stasiun kereta bawah tanah di dekatnya. Ketika mengakses ke stasiun kereta bawah tanah, hal ini ditandai dengan pilar abu-abu persegi dan di atasnya terdapat tanda biru menyala dengan huruf ' B '. Transportasi di China ini telah dirancang sedemikian rupa, sehingga jalur-jalur yang tersedia benar-benar dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat China. Bukan saja jalan raya, jalur kereta api bawah tanah pun sudah dimiliki Beijing sejak puluhan tahun lalu. 
Salah Satu Tanda Beijing Subway Station


Segera kami masuk ke dalam stasiun dan sampai di loket Dongsi Subway Station Line 5, kami langsung membeli Beijing Transportation Smart Card (Yikatong) buat kami berenam. Seperti halnya di kota besar lainnya, pembayaran pada saat menggunakan berbagai jenis moda transportasi di Beijing bisa dilakukan dengan menggunakan Yikatong atau smart card. Cara pembayaran secara elektronik ini pertama kali diberlakukan pada tahun 2003 dan saat ini tidak hanya bisa dipakai untuk membayar ongkos semua jalur Beijing Subway, tapi juga bisa dipakai untuk membayar berbagai transaksi lainnya, seperti bus kota, Beijing airport express train, beberapa jenis taksi dan bahkan bisa pula dipakai pada saat berbelanja di beberapa supermarket yang ditunjuk.  
Beijing Transportation Smart Card (Yikatong)
  

Untuk memperoleh Yikatong, para traveler bisa mendapatkannya di semua stasiun Subway Beijing dengan membeli deposit sebesar 20 RMB. Keuntungannya, selain memudahkan metode pembayaran, traveler juga akan memperoleh diskon 60 persen saat naik bus, sedangkan menggunakan Subway tidak peduli berapa lama perjalanan, hanya 2 RMB per trip. Dan tentu saja deposit dan sisa dari smart card ini juga pada akhirnya bisa di-refund di 62 titik stasiun metro, perusahaan bus dan cabang China Citic Bank yang telah ditetapkan bagi pengguna untuk mengembalikan kartu ini. Ingat ya, terdapat 5 jenis kartu Yikatong ini. Hanya kartu Yikatong jenis standar yang bisa direfund. Umumnya perjalanan dalam kota Beijing akan lebih mudah terutama untuk backpackers, selama Anda memiliki kartu ini di tangan. Jadi kalau anda belum punya Beijing Transportation Smart Card (Yikatong), maka ketika kita masuk ke dalam stasiun subway belilah Yikatong jenis standar untuk memudahkan metode pembayaran traveler. Dengan Beijing Transportation Smart Card (Yikatong) setiap orang dapat melakukan perjalanan di sekitar kota dengan mudah. Setiap orang bisa mengajukan permohonan untuk menggunakan Beijing Transportasi Smart Card. Tidak ada ID Card, passport atau dokumen lain yang diperlukan untuk menyewa kartu ini, sehingga kartu tidak akan didaftarkan ke nama pengguna dan pengembalian uang tidak akan tersedia jika kartu hilang.
Beijing Transportation Smart Card (Yikatong)


Beijing Transportation Smart Card (Yikatong) ini bisa diisi ulang di semua counter-counter tiket stasiun. Besaran isi ulang smart card ini pun beragam, dari yang paling kecil adalah 10 RMB hingga 100 RMB. Tips untuk menggunakan kartu ini adalah jangan simpan terlalu banyak uang dalam kartu. Kartu ini adalah kartu tanpa kompensasi kerugian, baik rusak ataupun hilang. Dan kartu ini hanya dapat digunakan oleh satu orang untuk setiap sarana transportasi. 
Beberapa nilai isi ulang Beijing Transportation Smart Card (Yikatong)


Setelah berhasil memiliki Beijing Transportation Smart Card (Yikatong), kami pun masuk melewati gate untuk menuju ke platform stasiun kereta bawah tanah. Subway merupakan akses transportasi yang kami pakai untuk di dalam kota Beijing. Subway di Beijing total mempunyai 18 jalur yang panjangnya mencapai 527 kilometer dan dilengkapi dengan 319 stasiun pemberhentian (Waaaaaw....). Dari 18 rute subway di kota Beijing, 12 di antaranya beroperasi di pusat kota. Sementara sisanya berperan untuk mengantarkan para penumpang yang ingin pergi ke daerah pinggiran kota Beijing. Semua rute yang dimiliki itu dilalui kereta bawah tanah bertenaga listrik dengan jadwal waktu yang ketat, 10 menit sekali, sehingga kereta tidak terlalu padat. 
Beijing Subway Map
 
 

Baiklah, dengan bekal Beijing Tourist Map, Beijing Transportation Smart Card (Yikatong) dan Beijing Subway Map, maka kami mantap untuk mulai perjalanan pertama hari ini di Beijing. Rencana perjalanan hari ini dengan Subway kami akan mengunjungi Qianmen Street, Dashilan Street, Wangfujing Street, Wangfujing Snack Street dan Donghuamen Night Market. Rute kami secara garis besar adalah dari Dongsi Station Line 5 menuju ke Chongwenmen Station Line 5, lalu pindah ke Chongwenmen Station Line 2 untuk menuju ke Qianmen Station, lalu kemudian mengeksplore daerah Qianmen Street dan Dashilan Street. Setelah itu kami jalan pulang kembali ke hostel untuk istirahat dan sore harinya kami kembali jalan dari Dongsi Station Line 5 menuju ke Dongdan Station Line 5,  lalu pindah ke Dongdan Station Line 1 untuk menuju ke Wangfujing Station, lalu kemudian mengeksplore daerah Wangfujing Street, Wangfujing Snack Street dan Donghuamen Night Market.
Beijing Subway Map


Naik Subway di Beijing cukup nyaman. Semua gerbongnya dilengkapi dengan AC dan pemanas udara untuk musim dingin. Untuk ongkosnya sendiri, per 28 Desember 2014 Subway di Beijing ini berlaku tarif flat sebesar 2 RMB, dan merupakan tarif flat paling murah di sistem transportasi subway di China. Tak heran kalau transportasi ini banyak digunakan oleh masyarakat. Menjadi catatan bila seorang anak yang lebih pendek dari 1,2 meter (3,93 feet) tidak bisa naik kereta bawah tanah sendiri. Jika seorang dewasa membawa satu anak di bawah 1,2 meter di kereta bawah tanah, anak tersebut gratis, jika dua, salah satu anak adalah gratis. Ada banyak atraksi yang bisa dikunjungi disepanjang jalur Subway ini. 
Dongsi Subway Station Line 5, Beijing, China

Sesampainya kami di platform Dongsi Subway Station Line 5, maka untuk menuju ke Qianmen Street kami memilih subway ke arah Songjiazhuang, lalu nanti akan pindah dan berganti kereta. Meskipun jalur Subwaynya cukup banyak, tetapi semua petunjuk jelas tertulis dalam dua bahasa yaitu bahasa China dan bahasa Inggris. Jadi tidak usah takut tidak bisa membaca petunjuk selama perjalanan menggunakan Subway. 


Qianmen Street
Qianmen Street, Beijing, China



Awalnya rencana untuk mencapai Qianmen Street dari Dongsi Station Line 5 kami menuju ke Chongwenmen Station Line 5, lalu pindah ke Chongwenmen Station Line 2 untuk menuju ke Qianmen Station, dan nanti kami akan  keluar di Exit B atau Exit C. Lalu berjalan sekitar 5 menit dari Exit B ke arah kanan atau dari Exit C ke arah kiri dari pintu keluar subwaynya. Begitulah petunjuk yang saya peroleh saat sebelum berangkat.
Qianmen Street, How to get there ?



Tetapi saat di lapangan terjadi perubahan pemberhentian, karena Qianmen Station ternyata ditutup pada setiap hari libur dan hari besar Nasional China. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah kepadatan pengunjung. Karena pada saat kami berkunjung pada Minggu, 01 Mei 2016 itu tercatat sebagai hari buruh seduniaWarga China merayakan hari buruh sedunia dengan cara yang berbeda tiap tanggal 1 Mei. Tidak seperti di beberapa negara yang memperingatinya dengan turun ke jalan dan berunjuk rasa, warga China memilih berwisata dan menghabiskan waktu liburan panjang. Hari buruh internasional di China sudah sejak lama dijadikan sebagai hari libur nasional. Sejak 1949, Pemerintah China menetapkan tiga hari sebagai libur nasional memperingati Hari Buruh Internasional mulai 29 April hingga 1 Mei. Waktu libur selama tiga hari itu kemudian dimanfaatkan oleh warga China untuk mengunjungi beberapa tempat wisata yang terletak di dalam kota maupun yang ada di luar kota. Biasanya banyak wisatawan mulai memadati sejumlah tempat wisata di Beijing, terutama kawasan Tiananmen Square dan Forbidden City, untuk mengisi liburan Hari Buruh Internasional ini. Dari info yang saya dapat, wisatawan di Forbidden City bisa mencapai sekitar 100 ribu turis domestik dan mancanegara yang akan mengunjungi destinasi bersejarah ini terkait pada liburan Hari Buruh Internasional. Sebenarnya info ini sudah saya peroleh jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Tetapi untuk info adanya penutupan Qianmen Station disaat hari libur dan hari besar Nasional China tidak pernah saya peroleh. Sooooo, perjalanan harus tetap berlanjut. Sehingga dari Chongwenmen Station Line 2 kami mengambil turun di Hepingmen Station sebagai stasiun terdekat dengan Qianmen Station. Dari Hepingmen Station kami keluar dari exit B lalu berjalan lebih kurang 1 km untuk menuju ke Qianmen Street. 
Hepingmen Station


Memasuki Kota Beijing, lagi-lagi kita akan dibuat tercengang. Ribuan gedung megah terpancang di kota seluas 19 ribu hektar itu. Semuanya ditata sedemikian rapi, membuat sejuk mata memandang. Jutaan pohon nampak menghijaukan kota, sehingga kebersihan udara tetap terjaga. Dari seluruh gedung yang ada, yang terdiri dari perkantoran, hotel dan lainnya hampir selalu penuh oleh para pemakainya. 
Di depan Hepingmen Station, Exit B


Sambil menikmati ice cream kami menyusuri jalan dari Hepingmen Station menuju ke Qianmen Station. Kami sangat kagum dengan suasana indah, sejuk dan tertibnya lalu lintas Kota BeijingChina adalah salah satu Negara terpadat di dunia, dengan jumlah kendaraan yang juga sangat padat, namun kita akan melihat semua kendaraan yang berlalu lalang di berbagai sudut kota, berjalan sangat tertib dan lancar tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Tak heran bila kemacetan lalu lintas merupakan pemandangan yang sangat langka di Beijng, padahal jumlah kendaraan luar bisa banyaknya. Dan itulah keunikan Beijing. Keunikan lain, walau hampir setiap keluarga mampu membeli mobil, mereka lebih suka mengayuh sepeda untuk berbagai aktifitasnya. Adalah sesuatu pemandangan yang biasa jika seseorang mengenakan jas lengkap tapi mengayuh sepeda. Berjalan dari Hepingmen Station menuju ke Qianmen Station dari kejauhan kita bisa melihat gerbang dinding kota bersejarah Beijing, yaitu Zhengyangmen, yang pertama kali dibangun pada tahun 1419 selama Dinasti Ming dan terdiri dari pos jaga (Gatehouse) dan sebuah menara memanah (Archery Tower). Dalam perjalanan ini kami juga sempat singgah ke McDonald's untuk membeli  snack sebelum memasuki kawasan Qianmen Street. 
Tampak Zhengyangmen Gatehouse (kiri) dan Zhengyangmen Archery Tower (kanan) viewed from the west, Beijing, China



Akhirnya kami sampai juga di Qianmen Station. Segera kami melangkah ke Qianmen Street. Qianmen Street ini terletak di poros tengah kota Beijing dan merupakan salah satu famous pedestrian street di Beijing. Qianmen Street ini terkenal sebagai pusat perbelanjaan yang dikhususkan bagi pedestrian (pejalan kaki). Tepat di seberang Qianmen Street terlihat Tower Panahan Zhengyangmen, yaitu Jianlou (The Archery Tower) yang memiliki banyak lubang-lubang jendela untuk memanah. 
Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen viewed from the south, Beijing, China 


Pusat perbelanjaan di Qianmen Street ini sendiri ditandai oleh sebuah gapura besar (Qianmen Gate) berhiaskan ornamen khas China yang berhadapan langsung dengan Jianlou (The Archery Tower) of ZhengyangmenQianmen Street ini berjalan dari Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen di utara ke Tiantan Park di selatan. Qianmen Street ini terbentang 840 meter panjangnya dan 21 meter lebarnya. Di Qianmen Street ini dapat kita jumpai bangunan dengan gaya menyerupai akhir Dinasti Qing (1644 --- 1911).
Qianmen Gate, Beijing, China 
 
Qianmen Street, Beijing, China.
Tampak latar belakang Qianmen Gate berhiaskan ornamen khas China dengan Jianlou (The Archery Tower) 
of Zhengyangmen yang mempesona


Qianmen Street ini memiliki sejarah lebih dari 570 tahun. Disebut sebagai Zhengyangmen Street selama Dinasti Ming dan Dinasti Qing, dan akhirnya mendapat nama Qianmen Street pada tahun 1965. Selama Dinasti Qing, ada banyak outlet khusus di kedua sisi jalannya, seperti pasar daging, pasar kain dan pasar perhiasan. Dan ada juga banyak bengkel pengrajin, gudang dan teater di dekatnya. Setelah renovasi lebih dari satu tahun, Qianmen Street dibuka kembali pada tanggal 07 Agustus sebelum Olimpiade Beijing 2008. Qianmen Street ini adalah simbol dari budaya lokal asli China. Disini Pengunjung dapat menikmati cara tradisional orang China hidup. Selain itu, di Qianmen Street ini juga memiliki banyak merek internasional, seperti H & M, Haagen-Dazs, Sephora, ZARA, Qggle, Starbucks CAFÉ, dan SK Jewelry. 
Dangdang Che (Tram), Qianmen Street, Beijing, China
 

Di Qianmen Street ini kita dapat menemukan Dangdang Che (Tram). Tram ini pertama kali diperkenalkan ke Beijing pada tahun 1924, berjalan dari Qianmen ke Xizhimen. Pada tahun 1966, tram ini ditinggalkan karena teknologi canggih. Saat sekarang dua dari tram telah kembali di jalan ini sebagai sarana buat jalan-jalan. Dengan tampilan yang sama dari yang lama, tram mulai dari ujung yang berlawanan. Masing-masing tram dapat menampung hingga 84 pengunjung pada satu waktu. Dengan membayar sebesar CNY 20/orang kita bisa naik dan melihat-lihat Qianmen Street.
Dangdang Che (Tram), Qianmen Street, Beijing, China



Selama berada di Qianmen Street, bila kita memasuki area perbelanjaannya, di sisi kanan dan kiri terdapat toko-toko yang berderet memanjang dan tertata rapi. Suasana tradisional China terasa di tempat ini. Diantara toko-toko tersebut terdapat beberapa gang kecil yang dikenal dengan sebutan Hutong. Di sana banyak terdapat penjual jajanan dan restoran China.
Qianmen Shop, Beijing, China

Qianmen Street, Beijing, China


Jadi selain kami berbelanja oleh-oleh (Nah loh... Baru mulai jalan sudah belanja), kami juga menyempatkan untuk icip-icip jajanan khas penduduk lokal setempat. Kami menyempatkan menikmati buah Strawberry segar yang dilapisi gula (sugar coated strawberries). Strawberry segar ini dicelupkan ke dalam larutan gula di hadapan kita langsung. Jadi makan Strawberry segarnya sambil repot dengan tumpahan dan lelehan gula manisnya. Hal ini telah menjadi salah satu daya tarik penting dalam satu hari perjalanan Traveling Mandiri kami di Qianmen Street.
Qianmen Shop, Beijing, China
Qianmen Shop, Beijing, China


Setelah puas jajan, kami pun melanjutkan perkelanaan siang ini menuju ke Madame Tussauds. Museum lilin Madame Tussauds kini telah hadir di Beijing tepatnya di Qianmen Street ini. Disini kami singgah hanya untuk sekedar foto-foto dengan beberapa karekter yang memang sengaja diletakkan di luar Museum dan kita dapat mendokumentasikannya secara gratis. Kami tidak masuk ke dalam Museum lilin Madame Tussauds Beijing ini, karena kami sudah pernah masuk ke Museum Madame Tussauds yang ada di Hongkong dan Bangkok. Sehingga menurut saya suasana dan ikon yang di tampilkan akan kurang lebih sama dengan yang ada di Hongkong, kan sama-sama letaknya di satu negara yang sama. 
Museum Madame Tussauds, Qianmen Street, Beijing, China
Museum Madame Tussauds, Qianmen Street, Beijing, China


Di Qianmen Street ini kita bisa menemukan beberapa resto yang cukup tua dan menjadi handalan wisata. Restoran bebek panggang “Quanjude Roast Duck Restaurant”, menyajikan masakan daerah dengan bebek utuh dan menawarkan lebih dari 400 hidangan istimewa yang bisa dinikmati oleh orang dari seluruh dunia. Restoran khas daging kambing dapat kita temukan di Qianmen Street ini. “Yitiaolong restaurant” (Yitiaolong mutton restaurant) adalah sebuah restoran Muslim yang pertama kali dibuka untuk umum sejak 1785 yang menyajikan daging kambing sebagai menu handalannya.
Quanjude Roast Duck Restaurant, Qianmen Street, Beijing, China 
Menurut saya bagi yang menyukai kegiatan belanja pasti tidak akan melewatkan untuk berkunjung ke Qianmen Street ini. Selain kita dapat menikmati indahnya bangunan berhiaskan ornamen khas China, pusat perbelanjaan Qianmen Street ini juga menawarkan banyak sekali pilihan barang, mulai dari yang tradisional dan bermerek lokal, hingga merek-merek internasional. Bagi kami Qianmen tetap menjadi salah satu simbol abadi Beijing tua dan Qianmen juga rumah bagi hutong sempit di Beijing. Akhirnya setelah puas icip-icip dan berbelanja, kami pun melanjutkan perjalananan menuju ke Dashilan Street.
Dashilan Street 
Dashilan Street, Beijing, China


Diucapkan sebagai ' da shi la r ' oleh orang-orang lokal. Dashilan Street ini merupakan jalan yang paling kuno dan terkenal sebagai commercial street di hutongs, Beijing. Terletak di luar Qianmen Gate, tetapi sangatlah mudah untuk menuju ke Dashilan Street ini. Kita tinggal berjalan lurus 500 meter dari Jianlou (The Archery Tower) di utara menuju ke selatan, dan gapura masuk ke Dashilan Street berada di sisi kanan kita. Jadi hanya dibutuhkan puluhan langkah saja untuk berjalan ke Dashilan Street ini dari Qianmen Gate. Sekarang Dashilan Street ini terkenal untuk semua jenis toko dengan rasa khas China. Banyak orang datang ke sini untuk menikmati peninggalan kekayaan bersejarah. Setiap hari ada 150.000-160.000 pengunjung. Pada akhir pekan dan hari libur akan meningkat menjadi lebih dari 200.000.
Hasil borong di Dashilan Street, Beijing, China


Di Dashilan Street ini kami juga menyempatkan untuk sedikit berbelanja oleh-oleh. Barang-barang yang dijual cukup banyak dan bervariasi dengan harga yang terjangkau. Mobil dan kendaraan bermotor tidak diperbolehkan masuk ke Dashilan Street iniTidak ada toilet umum di dalam lokasi belanja ini. Toilet gratis disediakan di ujung baratnya, diluar Xiaoqijia Hutong. Toko secara bersama biasanya buka dari jam 08.00 sampai 22.00. Dashilan Street dikenal tidak hanya sebagai commercial center kota tua, tetapi juga sebagai pusat entertainment. Semasa waktu jaya dan makmur, terdapat lima teater Opera disini. Selain itu, bioskop pertama dari kota Beijing, Da Guan Lou Cinema, tidak jauh dari pintu masuk barat. Film pertama di China ditunjukkan di bioskop ini. Ini adalah saksi penting untuk pengembangan industri film China. Setelah puas mengeksplore Dashilan Street, kami pun kembali menuju ke Qianmen Street. Di Qianmen Street anak-anak kami menyempatkan bermain ketangkasan tangkap bola pingpong dengan alat permainan yang baru saja kami beli. Dan dengan sukarela dan sabarnya ada seorang pria setempat yang mengajarkan cara permainan tersebut kepada si abang anak pertama kami. Senaaaaaang ya.... 
Bermain ketangkasan di Qianmen Street, Beijing, China

Bermain ketangkasan di Qianmen Street, Beijing, China


Selesai uji coba dan puas bermain alat ketangkasan tangkap bola pingpong, kami melanjutkan perjalanan menuju ke Zhengyangmen. Saat pertama kali datang tadi, kami telah mengeksplore sisi barat dan selatan dari Zhengyangmen, sekarang sebelum pulang saatnya kami akan mengeksplore sisi utara dan timur dari Zhengyangmen. Disini kami berkesempatan menyaksikan langsung ke indahan dari Gatehouse of Zhengyangmen dan Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen dari dekat.      
Gatehouse of Zhengyangmen viewed from the south, Beijing, China  


Gatehouse of Zhengyangmen merupakan the tallest of all gates in Beijing's city wall. Dengan ketinggian 42 meter, pos jaga Zhengyangmen (Gatehouse of Zhengyangmen) adalah satu-satunya dari semua gerbang di tembok kota Beijing yang selamat dari pembongkaran tembok kota pada akhir tahun 1960 selama pembangunan Beijing Subway, sedangkan gerbang lainnya seperti Wangfujing di utara dan Dongbianmen di tenggara hanya memiliki menara memanah. Saat ini, Qianmen Avenue (Dajie) memotong antara Gatehouse of Zhengyangmen dan Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen di sisi selatan. Keindahan Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen dengan tinggi 38 meter dapat kita nikmati dari semua sisi. Menara Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen ini dibangun pada tahun 1439 selama Dinasti Ming dalam gaya menyerupai pos jaga (Gatehouse of Zhengyangmen). Untuk mempertahankan gerbang utama, Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen memiliki banyak lubang-lubang jendela untuk memanah. Total terdapat 94 lubang celah panah, yaitu di sebelah timur sebanyak 21, di barat sebanyak 21 dan sisi selatan sebanyak 52. Pada sisi selatan, Jianlou (The Archery Tower) lebih mengesankan dilihat dari Qianmen Street. Sedangkan pada sisi utara, Jianlou (The Archery Tower) dilengkapi dengan anak tangga di kanan-kiri bangunan yang disertai taman bunga yang indah.  
Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen viewed from the north, Beijing, China 


Sejauh yang saya bisa memastikan kedua menara pengawas ini tidak terbuka untuk pengunjung, tetapi Anda cukup dapat mengagumi sisi utara dan sisi selatan dari 
Gatehouse of Zhengyangmen dan Jianlou (The Archery Tower) of Zhengyangmen. Setelah puas mendokumentasikan Zhengyangmen, maka kami bersiap untuk pulang. Sebenarnya Qianmen Station Line 2 tepat terletak di antara dua struktur bangunan Zhengyangmen ini. Stasiun kereta api bawah tanah pertama di kota Beijing, yang dikenal sebagai Qianmen Station dibangun tepat di luar pintu gerbang Zhengyangmen. Sehingga cukup mudah bagi wisatawan untuk berkunjung ke sini. Tetapi berhubung adanya penutupan Qianmen Station disaat hari libur dan hari besar Nasional China, maka kami kembali jalan menuju ke Hepingmen Station Line 2 untuk pulang ke Dongsi Station Line 5. Dari Hepingmen Station Line 2 kami turun di Chongwenmen Station Line 2, lalu pindah ke Chongwenmen Station Line 5 untuk menuju ke Dongsi Station Line 5. Alhamdulilah tepat pukul 15.00 kami sudah sampai kembali ke penginapan. 

Saat tiba di Spring Time Hostel tempat kami menginap, saya langsung menjumpai resepsionis dan menanyakan apakah ada paket kiriman buat saya. Dan tidak perlu waktu lama, resepsionis pun segera memberikan sebuah amplop yang terbungkus rapi. Mau tau apa isinya ? Iya inilah amplop yang berisikan semua tiket kereta perjalanan kami dari Beijing untuk menuju ke Xian dan Shanghai. 

Banyak jenis sarana trasportasi di China. Jadi sebelum berangkat sempatkan mempelajari transportasi yang akan di gunakan selama disana. Tidak semua jenis transportasi harus dipelajari, jadi fokus pada daerah yang akan di kunjungi, cara menuju ke objek wisata tersebut dan transportasi apa yang harus digunakan. Selama kami di China, dari Beijing untuk menuju ke Xian dan Shanghai kami menggunakan transportasi kereta. Hal pertama yang kami lakukan setelah visa berhasil tertempel manis di Passport kami semua, maka kami merencanakan pembelian tiket transportasi untuk kami berwisata di China. Kami membeli tiket kereta untuk menuju ke Golden Triangle China yaitu, dari Beijing ke Xian dan dari Xian ke Shanghai. Kali ini kami memutuskan menggunakan kereta untuk mencapai kota-kota tersebut. Untuk pembelian tiket kereta ini kami beli secara online dari Medan via Travel China Guide (http://www.travelchinaguide.com/). Tiket kereta ini kami beli pada tanggal 24 Maret 2016 dengan tujuan Beijing ke Xian (Kereta Z19) dan Xian ke Shanghai (Kereta Z94). 
Amplop yang berisikan tiket kereta perjalanan kami di Golden Triangle China 



Segera saya buka amplop tersebut dan memeriksa semua kelengkapan tiket kereta yang sudah kami beli jauh-jauh hari tersebut. Kami memesan tiket kereta Z19 untuk perjalanan kami dari Beijing West ke Xian yang berjarak 1.200 km untuk tanggal 04 Mei 2016 yang ditempuh dalam waktu 11 jam 34 menit tanpa ada berhenti di jalan. 
Tiket kereta Z19 untuk perjalanan Kami dari Beijing West ke Xian



Kami juga tidak lupa memesan tiket kereta Z94 untuk perjalanan kami dari Xian Railway Station ke Shanghai yang berjarak 1.509 km yang ditempuh dalam waktu 14 jam 47 menit. Kereta Z94 dari Xian ke Shanghai terdapat 4 kali berhenti. Karena kami membeli banyak tiket kereta, yaitu tiket kereta Z19 untuk 10 orang dan tiket kereta Z94 untuk 10 orang dan baby gratis, maka kami mendapat sedikit potongan harga dan tiket ini dihantar secara gratis ke Spring Time Hostel tempat kami menginap.
Tiket kereta Z94 untuk perjalanan Kami dari Xian Railway Station ke Shanghai



Setelah beres urusan cek dan ricek tiket kereta, segera kami naik ke kamar untuk berberes istirahat dan menunaikan kewajiban sholat. Sambil beristirahat kami sempat menikmati cemilan ringan yang kami beli di Dashilan Street tadi. Kami sempat membeli buah rebus yang sangat mirip dengan biji nangka di rebus pas zaman saya kecil dulu. Saya tidak tau apa nama buah tersebut, tetapi rasa cemilan tersebut cukup gurih dan nikmat. 
Cemilan ringan khas Dashilan Street, Beijing, China 


Setelah selesai beristirahat, maka sore hari ini tepatnya jam 17.00 kami kembali keluar dari pengiapan untuk menuju ke daerah wisata berikutnya yaitu Wangfujing Street, Wangfujing Snack Street dan Donghuamen Night Market. Kami sengaja menuju ke area wisata ini sore menjelang malam, karena memang kunjungan ke tempat-tempat ini lebih sempurna apabila dilakukan disaat menjelang malam hari, terutama bila ingin mencoba sensasi Snack Street dan Night Snack Market nya. 


Wangfujing Street
Wangfujing Street, Beijing, China


Karena kami menetap dan tinggal di daerah Dongsi, maka untuk mencapai Wangfujing Street dari Dongsi Station Line 5 kami menuju ke Dongdan Station Line 5, lalu pindah ke Dongdan Station Line 1 untuk menuju ke Wangfujing Station, kemudian keluar di Exit A yang mengarah ke jalan utama (commercial street). 
Wangfujing Street, How to get there ? 



Wangfujing Station, Exit A


Begitu keluar dari Wangfujing Station Exit A, ikuti saja petunjuk yang mengarahkan ke Wangfujing Street. Dengan mengikuti petunjuk tersebut, maka saat itu kita sudah berada disebuah mall yang sangat terkenal yaitu The Malls at Oriental Plaza, tepatnya di lantai LG, lalu naik ke lantai 1 dan keluar dari dalam The Malls at Oriental Plaza langkahkan kaki ke arah kanan, sehingga saat ini Wangfujing Street berada disisi kiri kita. Sekarang saatnya kita akan mengeksplore Wangfujing Street.
The Malls at Oriental Plaza, dari lantai LG menuju ke lantai 1, Wangfujing, Beijing, China 
 


Sebagai ibukota lama untuk enam dinasti, jalan-jalan komersial di kota Beijing ini adalah bukti kuat mendefinisikan pembangunan ekonominya. Terutama di zaman modern, Wangfujing, Xidan, Qianmen dan Longfusi adalah jalan paling populer di kota Beijing, dan dianggap sebagai simbol perdagangan Beijing. Wangfujing Street yang terletak dekat pusat kota di Distrik Dongcheng, merupakan salah satu jalan komersial dari empat zona bisnis paling makmur di Beijing saat ini. Wangfujing Street ini terbentang 1 mil (1.600 meter) mulai dari Changan Avenue di selatan ke National Art Museum of China di utara. Suasana Wangfujing Street saat menjelang malam ini tampak semarak diterangi oleh lampu-lampu kota dan lampu yang berasal dari bangunan yang ada disekitarnya. Beberapa shopping mall tampak berjejer di kanan dan kiri jalan. Deretan toko-toko memenuhi area perbelanjaan ini. Sebuah gedung book store (Wangfujing book storeyang lumayan besar terdiri dari 7 lantai juga tersedia di Wangfujing Street ini
Wangfujing book store, Wangfujing Street, Beijing, China 

Saat ini, Wangfujing Street adalah jalan tersibuk di kota Beijing dan ada 600.000 orang setiap hari datang dan pergi. Pada hari libur jumlahnya bisa naik ke 1.200.000. Sebagai zona bisnis terkenal pertama di kota Beijing, jalan ini merupakan rumah dari berbagai toko dan butik, beberapa di antaranya adalah merek terkenal di dunia. Selain itu, ada juga banyak toko dengan komoditas tradisional berdiri di sepanjang jalan ini selama ratusan tahun. Saat ini Wangfujing Street ini adalah jalan komersial yang modern yang dapat disejajarkan dengan Champs-Elysees di Paris. Ramai orang berjalan kaki menyusuri Wangfujing Street ini. Di waktu tertentu jalanan yang biasa dilintasi oleh kendaraan ditutup sebagian agar bisa dipergunakan untuk para pejalan kaki. Ini membuat kami merasa nyaman berjalan-jalan tanpa khawatir akan tertabrak oleh kendaraan yang melintas.
Pedestrian Street at Wangfujing, Beijing, China   


Di Wangfujing Street ini tampak juga beraneka food stall di beberapa ruas jalan. Sungguh tempat yang sangat ideal untuk menghabiskan malam yang cerah. Kami menyempatkan singgah di KFC untuk makan malam. Menu handalan dan kesukaan anak-anak kami adalah grilled chicken wings. Satu porsinya berisi dua potong sayap ayam bakar ukuran jumbo. Yummy...... Saat menikmati santap malam ini saya sarankan pilihlah di lantai 2 restoran KFC nya. Karena dari atas resto ini kita bisa menikmati indahnya malam di Wangfujing dengan ratusan orang yang sibuk hilir mudik.  
KFC on the pedestrian street of Wangfujing, Beijing, China 


Setelah puas makan malam dan sedikit cuci mata di Wangfujing street, area dengan jualan macam-macam barang, maka perjalanan kami selanjutnya adalah menuju ke pusat makanan wajar dan juga aneh-aneh yaitu ke Wangfujing Snack Street.


Wangfujing Snack Street
Wangfujing Snack Street, Beijing, China  


Untuk menuju ke Wangfujing Snack Street ini cukuplah mudah dan gampang. Keluar dari KFC lalu kami menyeberang jalan, sehingga Wangfujing street sekarang berada di sisi kanan kami. Lalu kami terus berjalan kearah kanan sambil mengikuti keramaian orang yang terpusat ke satu titik, lalu kita akan menemukan sebuah gapura besar berhiaskan ornamen khas China yang berhadapan langsung dengan Wangfujing street. Jadi Wangfujing Snack Street ini sebenarnya letaknya juga tidak jauh dari The Malls at Oriental Plaza. 
Wangfujing Snack Street, Beijing, China 


Wangfujing Snack Street adalah sebuah jalan dengan ratusan stand makanan ringan dengan toko-toko yang terutama menjual makanan ringan nasional. Pengunjung dapat menikmati lebih dari 500 jenis makanan dari setiap sudut China. Ditempat ini kita bisa melihat banyak orang-orang yang sambil berjalan memegang 2-3 tusuk sate berisikan makanan ekstrim. Haaah ??? Seperti apa sih ekstrimnya ? Mareeee kita mulai berkelana. 
Wangfujing Snack Street, Beijing, China 


Awal masuk di depan gapura Wangfujing Snack Street, kita sudah benar-benar akan merasakan suasana khas China Town. Di sebuah lorong (hutong) terlihat sebuah gapura yang berhiaskan ornamen khas China dengan ratusan lampion disertai pijaran cahaya yang terang benderang. Disana bejejer beberapa restoran kecil serta kedai penjual makanan ringan. Pengunjung sangat ramai sekali malam itu sehingga kita harus sabar untuk antri membeli maupun untuk sekedar berfoto.   
Sate kuda laut, sate kalajengking dan sate bintang laut, Siapa berani mencoba ?. Wangfujing Snack Street, Beijing, China
 

Sesuai dengan namanya, aneka jajanan ada disini. 
Siapa sich yang gak tau kalau China adalah salah satu tempat di dunia yang menyediakan aneka kuliner ekstrim. Kedai penjual kuliner ekstrim seperti sate kuda laut, sate kalajengking serta sate bintang laut tampak paling banyak dipenuhi pengunjung yang berebut mengambil foto, termasuk juga kami. Cuma difoto saja tanpa harus membeli sepertinya tidak membuat penjualnya merasa terganggu, sebab itu menjadi salah satu daya tarik dari wisata kuliner di Wangfujing Snack Street iniYang paling menarik menurut saya adalah tampilan sate kalajengking, karena kalajengkingnya masih muda, imut-imut dan masih hidup bergerak-gerak sebelum digoreng !. 
Kuliner ekstrim dan juga aneh-aneh, Wangfujing Snack Street, Beijing, China


Selesai berburu kuliner ekstrim (Kami hanya sekedar berfoto loh, karena rata-rata non halal ya). Lalu kami melangkahkan kaki ke salah satu kedai yang khusus menjual makanan laut atau hidangan laut (seafood) yaitu ikan, cumi-cumi, kerang, tiram, gurita, udang, kepiting dan lain-lain. Disini kami baru memberanikan diri untuk icip-icip. Salah satunya kami sempat mencoba membeli gurita yang lengkap dengan 8 lengannya. Dalam 1 tusuk sate gurita lengkap di goreng dengan tepung di bandrol dengan harga CNY 20/tusuk dan rasanya sangat gurih.  
Wangfujing Snack Street, Beijing, China  


Di Wangfujing kita bisa menemukan 2 lokasi snack street yang ramai dan terkenal. Selain Wangfujing Snack Street, kita dapat menemukan Donghuamen Night Market yang berlokasi tidak jauh dari Wangfujing Snack Street. Kini saatnya kami melangkahkan kaki menuju ke Donghuamen Night Market.


Donghuamen Night Market
Menuju Donghuamen Night Market, Beijing, China


Menuju Donghuamen Night Market kami jalan terus ke North End of Wangfujing Street, maka kita akan menemukan Donghuamen street yaitu tempat Donghuamen Night Market. Jadi Donghuamen Night Market ini terletak di dekat pintu masuk utara dari jalan komersial Wangfujing. Di Donghuamen Night Market ini ada night food market yang serem-serem. Meskipun saat itu waktu sudah menunjukkan jam 21.00, tetapi anak-anak kami masih segar bugar penuh semangat. Salah satu faktornya karena anak-anak sangat menikmati melihat-lihat kuliner ekstrim dan juga aneh-aneh yang tidak biasa ada di Indonesia. Di Donghuamen Night Market ini kami hanya sebentar dan kami tidak berani mencoba jajanannya, karena rata-rata non halal juga. Kami hanya penasaran seekstrim apa jajanan yang ada di jual di Donghuamen Night Market ini. Ternyata memang sangat ekstrim dan serem-serem. Di Donghuamen Night Market ini kita bisa menikmati sajian popularitas orang-orang lokal yang menyediakan makanan ringan dalam gaya yang berbeda. Donghuamen Night Market buka sekitar pukul 18.00 dan seluruh jalan mulai akan diisi dengan berbagai stand makanan. Sekedar melihat-lihat saja sambil terus menyusuri lorong yang dipadati oleh manusia, akhirnya tanpa terasa kami akan menyelesaikan  perjalanan panjang hari ini.  
Dongdan Station Line 1
 
 

Bagi kami menghabiskan malam di Wangfujing (Wangfujing Street, Wangfujing Snack Street dan Donghuamen Night Market) rasanya tidak pernah puas. Wangfujing memiliki magnet tersendiri bagi siapapun yang berkunjung ke Beijing. Tidak harus menghabiskan uang untuk berbelanja, tetapi hanya sekedar window shopping ataupun menikmati suasana disana rasanya sudah cukup menyenangkan. Yang pasti, kami akan sangat merindukan tempat ini. Sekarang saatnya kami jalan pulang kembali menuju ke Wangfujing Station untuk menuju ke daerah Dongsi tempat kami menginap. Dari Wangfujing Station Line 1 kami menuju ke Dongdan Station Line 1 dan kemudian berpindah ke Dongdan Station Line 5 untuk menuju ke Dongsi Station Line 5. Alhamdulilah tepat pukul 22.30 kami sudah sampai kembali ke penginapan. Segera kami berberes untuk istirahat dan menunaikan kewajiban sholat. Sambil beristirahat, saya tetap terjaga untuk menunggu kedatangan abang saya dari Jakarta dini hari tanggal 02 Mei 2016. Saya sudah memberi kabar ke abang saya bahwa kunci kamarnya sudah saya check in dan sudah saya ambil duluan tadi pagi. Rencananya Abang saya saat datang dini hari nanti, hanya tinggal lapor sama resepsionis untuk tolong di bukakan lift, dan akan langsung menuju ke kamar saya. Sehingga abang saya tidak perlu lagi repot-repot harus check in di pagi-pagi buta. Tunggu kelanjutan cerita Traveling Mandiri kami pada tanggal 02 Mei 2016 dengan kehadiran tim yang baru. See u...  


14 komentar:

  1. Assalamualaikum.

    Saya sudah menjadi pembaca tetap blog tuan. Info yang sangat bagus. Can't wait for your next post in China.

    Regards,
    Izad

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam Izad... Tq ya uda ikut membaca tulisan saya...Untuk sementara tulisan Traveling Mandiri ke daratan China (Beijing, Xian dan Shanghai) ini belum bisa saya tuntaskan di tahun 2016 ini. Berhubung saya sedang mempersiapkan Traveling Mandiri berikutnya menuju Winter di Korea Selatan pertengahan Desember 2016 hingga awal Januari tahun 2017 nanti. Setelah menyelesaikan Traveling Mandiri tersebut maka tulisan hari per hari perjalanan ke Negri Tirai Bambu akan saya lanjutkan kembali. Semoga semua rincian perjalanan yang saya buat nanti bisa membantu ya...

      Hapus
  2. Doktor aidil...
    Hari ke 3 blm siap ke...xsabar nk baca...our trip to beijing on january...

    BalasHapus
  3. Wadooooh maaf sekali lagi ... Semua cerita hari ke hari masih on proses dalam penulisan. Belum bisa saya terbitkan. Berhubung saya tanggal 18 Des 16 - 02 Jan 17 akan eksplore secara Mandiri Korea Selatan (Seoul, Jeju, Busan), jadi tulisan Traveling Mandiri ke daratan China (Beijing, Xian dan Shanghai) sedikit terlambat... sekali lagi maaf ya. Saya doakan semoga perjalannya sukses dan menyenangkan ya...

    BalasHapus
  4. Hallo Pak Aidil. Salam kenal, saya Chellin dari Semarang, Jawa Tengah. Tulisan Bapak sangat membantu sekali. Saya tunggu next tulisannya ya pak. Feb 2017 saya juga akan ke Beijing ^^
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halloo Chellin ... Tq uda singgah ya... Tulisan sekarang lg dalam pengerjaan. Semoga bisa terselesaikan secepatnya...

      Hapus
  5. Halo pak aidil. Saya pembaca setia blog bapak hehehe.
    Pak bolehkah diinfo dulu penginapan di xian? Dan apakah rekomended?
    Trimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tq Indah sudah singgah membaca ya.... Saat di Xian saya sampainya di Xian Railway Station. Jadi penginapan yang saya pilih di sekitaran Xian Railway Station tidak di Xian Bell Tower.

      Penginapan yang cukup bagus di Xian Railway Station yang saya ambil adalah di Grand Soluxe International Hotel. Silah booking lewat situsnya langsung ataupun lewat booking.com dengan free cancel.

      Grand Soluxe International Hotel ini cukup mudah dilihat dan dekat dengan Xian Railway Station. Jaraknya kurang lebih 200 meter dari Xian Railway Station. Dari Xian Railway Station hotel ini sudah jelas terlihat menjulang tinggi dengan lambang bunga teratai berwarna merah sebagai iconnya. Begitu keluar dari Xian Railway Station kita tinggal berjalan lurus ke arah selatan, sehingga Grand Soluxe International Hotel berada disisi kiri kita dan jalan besar Jiefang Road berada disisi kanan kita.

      Di Grand Soluxe International Hotel kita bisa cek in di awal waktu tanpa tambahan biaya. Saat itu saya dari Beijing sampai di Xian tanggal 05 Mei 16 jam 08.00 pagi bisa langsung cek in dan langsung menikmati fasilitas kamar.

      Dari Grand Soluxe International Hotel kita mudah untuk menuju area wisata handalan kota Xian. Kita bisa naik Tourist Bus Line 5 (306) untuk menuju ke Terracotta Warriors and Horses Museum dan juga ke The Emperor Qin Shi Huang's Mausoleum serta kita juga mudah untuk naik double-deck Bus No 603 untuk menuju ke Xian Bell Tower, Drum Tower, Great Mosque dan Muslim Quarter.

      Semoga bisa membantu ya....

      Hapus
    2. Trimakasih banyak infonya pak aidil,,maaf nyerobot duluan karena sudah harus memesan hotel. Saya akan langsung cek hotel grand soluxe.

      Untuk yg beijing kami sudah memesan spring time hostel seperti keluarga bapak. Sudah membuka review hotel lain, tapi keputusannya kembali ke spring time hostel.

      Trimakasih sudah menjadi inspirasi untuk saya dan suami. Kebetulan kami sama2 backpacker, dan setelah punya anak tetap saja kami ingin melalang buana hehehe.
      Salam buat istri dan anak2 tercinta nggeh pak :)

      Hapus
    3. Tq Indah... Semoga perjalanannya menyenangkan. Tak apa info Xian nya cerita di sini. Karena tulisan hari ke hari perjalanan 10 hari ke Golden Triangle China yaitu, Beijing, Xian dan Shanghai masih on proses semua.

      Semoga bisa secepatnya saya selesaikan semua tulisan tersebut disela-sela kesibukan saya.

      Hapus
  6. Sangat Bermanfaat...
    Jadi tertarik..
    Gimana dengan perkiraan total pengeluaran keseluruhan ya mas?

    BalasHapus
  7. Tq uda singgah ... Untuk masalah biaya saya tidak pernah bisa mencatat secara detail Soepri Yanto.

    Karena apa ??? Karena saya bawa anak en baby. Karena setiap apa maunya harus saya turuti, jadi biar jalan-jalan lancar en aman.

    Bagi saya ini salah satu tips perjalanan kami dalam membawa anak en baby. Apalagi masalah jajan ice cream, itu tidak bisa ditolak, harus dan kudu wajib di beli. Khe ... Khe ... Khe ...

    BalasHapus
  8. Terimakasih atas tulisannya pak, sangat bermanfaat, setelah membaca ini, saya tdk ragu lagi utk membooking spring time hostel jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tq uda singgah... Senang bisa Ketemu lagi Margaretha Santoso. Terima kasih sudah membaca tulisan saya yang ini... Selamat berlibur.

      Hapus