By Aidil
espeogeh
The Next
Destination...
Family Vacation Lets
Goooooooo to Japan.
Cafe & Diner Pista
Tampilan layar di Vending Machine
Mesin Fare Adjustment
Kami memilih satu buah locker yang besar dengan harga 600 Yen per hari. Locker ini kami isi dengan satu buah tas yang super duper besar, satu buah tas cabin pesawat dan satu buah tas rangsel. Terbayang dong penuhnya locker kami ini. Harga locker ini tergantung besar kecilnya ukuran locker. Yang paling kecil dihargai 300 Yen, lebih besar sedikit 400 Yen dan 500 Yen, bahkan ada yang sampai 900 Yen per hari.
Berbagai ukuran Locker di Japan
Pemakaian locker di Japan ada dua macam, yang pertama dengan menggunakan Personal Identification Number / PIN dan yang kedua dengan menggunakan kunci manual. Semua jenis locker ini menggunakan uang koin 100 Yen.
Jadi jika kita tidak mempunyai uang koin 100 Yen, maka kita dapat menukarkan uang kertas kita ke mesin yang ada disebelah locker. Untuk mengetahui locker mana yang kosong dan berisi, maka perhatikan, bila yang locker memakai PIN yang kosong adalah yang tidak hidup tanda lampu merahnya, sedangkan yang berisi adalah yang hidup tanda lampu merahnya.
Sedangkan untuk locker yang memakai kunci manual yang kosong adalah yang tergantung kuncinya, sedangkan yang berisi adalah yang tidak ada kuncinya. Jadi mestipun kunci lockernya semua pada tergantung, tapi tetap tidak bisa dilepas dari slotnya sebelum kita membayar locker tersebut.
Setelah dapat locker yang kosong, maka masukan barang kedalam locker, kemudian masukan uang koin 100 Yen sesuai dengan biaya yang tercantum dilayar kecil disebelah kanan locker tersebut, kemudian tekan pintu locker hingga terkunci.
Untuk locker yang memakai PIN, maka akan keluar kertas print out seperti dari automatic teller machines (ATM) yang berisi enam digit angka nomor PIN, lalu simpan dengan baik kertas ini pastikan jangan sampai hilang, sedangkan untuk yang memakai kunci manual, kunci harus kita putar kearah kiri baru kunci dapat dicabut, lalu pastikan kunci disimpan dengan baik.
Semua locker di Japan tidak ada orang yang menjaganya, dan hampir semua fasilitas di Japan semuanya berurusan dengan mesin dan hampir semuanya pula petunjuk yang digunakan memakai bahasa Japan......Incredibleeeee
Cara pakai locker yang menggunakan PIN
Jalur kereta Yurikamome
A Life Sized Gundam Statue, Odaiba, Tokyo, Japan
|
Ohayou
Gozaimasu Tokyo, Japan...
Tepat jam 05.30 pagi ini kami sudah bangun dan segera kami berberes untuk mandi dan berkemas. Jam 06.30 kami segera check out dari hotel dengan membawa semua koper kami dan kami menuju ke lantai 2 Arrival Lobby Bandara Udara
Internasional Haneda Tokyo, karena dari sinilah kami akan melanjutkan perjalanan ke kota Tokyo, yang mana rencana perjalanan kami hari ini adalah menuju ke Shimbashi station untuk menitipkan tas dilocker, kemudian lanjut menuju ke Odaiba, Asakusa, Ginza dan Ikebukuro.
Sebelum berkelana hari ini, kami sempatkan terlebih dahulu sarapan di Cafe & Diner Pista, yang letaknya di lantai 2 Arrival Area Bandara Udara Internasional Haneda Tokyo. Pada Cafe ini jelas tertulis Pork and Alcohol free menu, sehingga kami berani singgah untuk sarapan.
Di Cafe ini kami memilih menu Teriyaki Chicken Rice Bowl dan Udon with Deep Fried Vegetable. Perlu di ingat ya, tempat makan di Japan itu tidak menyediakan pramusaji untuk mengantarkan makanan, jadi makanan diambil sendiri, kemudian selesai makan bersihkan meja seperti semula kita datang, lalu antar kembali semua perlengkapan makan ke counternya kembali. Semua fasilitas untuk membersihkan meja ini sudah disiapkan ditiap-tiap meja ditempat kita makan. Luar biasa.....
Sebelum berkelana hari ini, kami sempatkan terlebih dahulu sarapan di Cafe & Diner Pista, yang letaknya di lantai 2 Arrival Area Bandara Udara Internasional Haneda Tokyo. Pada Cafe ini jelas tertulis Pork and Alcohol free menu, sehingga kami berani singgah untuk sarapan.
Di Cafe ini kami memilih menu Teriyaki Chicken Rice Bowl dan Udon with Deep Fried Vegetable. Perlu di ingat ya, tempat makan di Japan itu tidak menyediakan pramusaji untuk mengantarkan makanan, jadi makanan diambil sendiri, kemudian selesai makan bersihkan meja seperti semula kita datang, lalu antar kembali semua perlengkapan makan ke counternya kembali. Semua fasilitas untuk membersihkan meja ini sudah disiapkan ditiap-tiap meja ditempat kita makan. Luar biasa.....
Cafe & Diner Pista
Menu Sarapan
Pagi
Sambil menunggu datangnya pesanan sarapan pagi
kami, saya penasaran untuk mencoba dan mengetahui fasilitas Shower Rooms yang ada didekat restoran ini, maka saya putuskan untuk masuk dan mencoba Shower Rooms tersebut. Di Bandara
Udara Internasional Haneda Tokyo ini tersedia Shower Rooms. Shower Rooms ini terletak di lantai 2 Arrival Area. Shower Rooms ini sangat mudah untuk dicari tempatnya, begitu kita
keluar dari Arrival Lobby tujukan
pandangan ke arah kiri (Timur).
Lokasi Shower Rooms di lantai 2 Arrival Area Bandara Udara
Internasional Haneda Tokyo
Di Shower Rooms ini terdapat 15 Shower cubicles yang tersedia
untuk 24 jam dengan tarif ¥ 1,030 / 30 menit dan akan dikenakan tambahan harga ¥ 520 untuk 15
menit berikutnya. Shower Rooms ini juga memberikan kupon untuk
minum direstoran ditempat kami makan, yang berada disebelah kiri dari shower roomnya. Di Shower Rooms ini semua perlengkapan seperti handuk, shampoo,
conditioner, body soap dan hair dryer telah disediakan.
Shower Rooms dan restoran tempat kami sarapan pagi di Bandara Udara Internasional Haneda
Tokyo
Pada saat saya masuk ke Shower Rooms ini, ternyata oh
ternyata tidak segampang itu kaleeeeee. Saya datang, saya harus menunggu
antrian selama 20 menit untuk dapat memakai fasilitas Shower Rooms ini. Ternyata Shower Rooms ini benar-benar full, terutama oleh penduduk lokal
yang datang dari luar kota Tokyo pada pagi-pagi hari. Saya pun diberi
secarik kertas yang berisikan jadwal jam kapan saya disuruh kembali lagi.
Di Shower Rooms ini, terdapat ruang tunggu yang cukup nyaman. Sambil menunggu 20 menit, kami pun sarapan. Tepat pada jam 07.10 nama saya dipanggil lalu diberikan kunci ruangan bertuliskan M-19. Bergegas saya menuju ke ruangan tersebut. Setelah saya buka, ruangannya tidak terlalu besar, dengan ukuran 3x3 meter tapi sangat-sangat bersih.
Ruanganya di bagi menjadi dua ruangan, pintu pertama yang kita buka terdapat semua perlengkapan mandi dan fasilitas wastafel + mirror. Pada ruang kedua terdapat Shower Rooms nya. Setelah terpenuhi rasa penasaran saya, maka kami pun melanjutkan perjalanan.
Sebenarnya banyak cara untuk keluar dari Haneda Airport International Terminal untuk menuju ke kota Tokyo. Bisa menggunakan Bus, Keikyu Line ataupun Tokyo Monorail.
Route Perjalanan kami
Di Shower Rooms ini, terdapat ruang tunggu yang cukup nyaman. Sambil menunggu 20 menit, kami pun sarapan. Tepat pada jam 07.10 nama saya dipanggil lalu diberikan kunci ruangan bertuliskan M-19. Bergegas saya menuju ke ruangan tersebut. Setelah saya buka, ruangannya tidak terlalu besar, dengan ukuran 3x3 meter tapi sangat-sangat bersih.
Ruanganya di bagi menjadi dua ruangan, pintu pertama yang kita buka terdapat semua perlengkapan mandi dan fasilitas wastafel + mirror. Pada ruang kedua terdapat Shower Rooms nya. Setelah terpenuhi rasa penasaran saya, maka kami pun melanjutkan perjalanan.
Sebenarnya banyak cara untuk keluar dari Haneda Airport International Terminal untuk menuju ke kota Tokyo. Bisa menggunakan Bus, Keikyu Line ataupun Tokyo Monorail.
Route Perjalanan kami
Mungkin
melihat rute diatas ini akan sedikit membingungkan, karena kami akan
berpindah dari satu kereta ke kereta yang lainnya. Mungkin awalnya kita
akan beranggapan, ya kurang lebih bakalan sama seperti jalur kereta di
Singapore. Uda rutin kok pergi ke sana, paling juga sama jalur
subwaynya.
Tapi setelah di lihat Map nya.....Walaaaaah, Walaaaaah, Walaaaaah Banyak jalur jalur, jalur jalur....Tetapi tenang, pada intinya adalah, bila kita mau naik kereta, maka pastikan dulu jenis kereta yang akan kita naikin.
Di japan banyak sekali jenis kereta, ada yang diatas tanah namanya JR dan ada yang dibawah tanah namanya Subway, khusus di Tokyo nama Subway nya Tokyo Metro Line dan Toei Line. Jadi pastikan sebelum masuk gate apakah kita sudah berada di gate yang tepat dan sesudah masuk pastikan kembali apakah kita sudah berada di platform yang benar.
Tapi setelah di lihat Map nya.....Walaaaaah, Walaaaaah, Walaaaaah Banyak jalur jalur, jalur jalur....Tetapi tenang, pada intinya adalah, bila kita mau naik kereta, maka pastikan dulu jenis kereta yang akan kita naikin.
Di japan banyak sekali jenis kereta, ada yang diatas tanah namanya JR dan ada yang dibawah tanah namanya Subway, khusus di Tokyo nama Subway nya Tokyo Metro Line dan Toei Line. Jadi pastikan sebelum masuk gate apakah kita sudah berada di gate yang tepat dan sesudah masuk pastikan kembali apakah kita sudah berada di platform yang benar.
Simbol Jalur Tokyo Subway
Route Haneda Airport
International Terminal ke Tokyo
Dari Haneda Airport
International Terminal kami berencana
ke Shimbashi Station untuk mencari locker di Shimbashi Station dan menitipkan koper kami di stasiun tersebut.
Kami berencana naik Keikyu Line (Keikyu Airport Express). Untuk mencari stasiun ini cukuplah mudah dan gampang, karena semua petunjuk jelas terpampang nyata, maka ikuti saja petunjuk arah yang bertuliskan Keikyu Line. Disebelah pintu masuk stasiun kereta Keikyu Line ini terdapat banyak petugas yang siap siaga untuk membantu kita untuk membeli tiket, baik di vending machine ataupun diloketnya langsung. Di sekitar pintu masuk stasiun kereta Keikyu Line ini juga terdapat papan informasi besar yang berisi nama daerah tujuan dan tarifnya.
Foto kami sebelum masuk ke Stasiun Keikyu Line
Untuk membeli Ticket
di vending machine ini, kita bukan mencari daerah tujuannya. Karena disemua vending machine tidak mencantumkan daerah tujuan, melainkan mencantumkan harga tiket yang harus dibayar. Jadi prinsipnya kita harus membayar berdasarkan jarak yang akan ditempuh, semakin jauh tempat tujuan kita, maka semakin mahal harganya.
Bila ragu dengan harga tiket yang akan kita beli, maka harganya dapat di cari dengan menekan tombol "search by station name", tetapi bila tidak tersedia tombol tersebut, maka anjuran saya adalah belilah tiket dengan harga terendah, nanti bila sudah sampai di stasiun tujuan kita, maka kita tinggal pergi ke mesin Fare Adjustment yang berada di dalam sebelum pintu keluar stasiun.
Mesin Fare Adjustment ini akan membantu kita untuk mengetahui berapa kekurangan harga tiket yang kita beli. Caranya tinggal masukkan tiket yang pertama kita beli, kemudian akan muncul informasi biaya kekurangan yang harus kita bayar. Setelah kita bayar maka akan keluar tiket baru yang dapat digunakan saat kita keluar dari gate stasiun......luar biasa canggih.
Bila ragu dengan harga tiket yang akan kita beli, maka harganya dapat di cari dengan menekan tombol "search by station name", tetapi bila tidak tersedia tombol tersebut, maka anjuran saya adalah belilah tiket dengan harga terendah, nanti bila sudah sampai di stasiun tujuan kita, maka kita tinggal pergi ke mesin Fare Adjustment yang berada di dalam sebelum pintu keluar stasiun.
Mesin Fare Adjustment ini akan membantu kita untuk mengetahui berapa kekurangan harga tiket yang kita beli. Caranya tinggal masukkan tiket yang pertama kita beli, kemudian akan muncul informasi biaya kekurangan yang harus kita bayar. Setelah kita bayar maka akan keluar tiket baru yang dapat digunakan saat kita keluar dari gate stasiun......luar biasa canggih.
Vending Machine untuk Tiket Subway dan JR
Tampilan layar di Vending Machine
Mesin Fare Adjustment
Berhubung kami sudah memiliki Tokyo Subway 3-Day
Ticket yang sudah kami beli semalam, maka tiket ini memberikan akses tanpa batas untuk semua Subway Metro dan Toei selama 3 hari. Dengan demikian kami terhindar dari repotnya membeli tiket di Vending Machine, yang terkadang dibeberapa stasiun tidak menyediakan bahasa Inggris, semua tujuan dan harga tiket ditulis dalam bahasa Japan......Haiiiiiiikkkk, pasti bakalan pucing kepala berbie.....
Perjalanan kami dari HANEDA AIRPORT INTERNATIONAL
TERMINAL kami mulai dengan naik Keikyu Airport Express ke SENGAKUJI (A07) Total:¥ 410 selama 25 menit. Tiket ini tidak tertanggung dengan Tokyo Subway 3-Day
Ticket yang sudah kami beli.
Lalu dari
SENGAKUJI (A07) kami berganti kereta, cukup turun lalu lanjut kembali naik Toei
Subway Asakusa Line ke SHIMBASHI (A10) di jalur yang sama juga tapi beda keretanya. Total:¥ 180 selama 6 menit. Tiket ini tertanggung dengan Tokyo Subway 3-Day
Ticket yang sudah kami beli.
Setelah sampai di Shimbashi Station kami langsung
mencari locker untuk menitipkan koper kami.
Shimbashi Station
Kami memilih satu buah locker yang besar dengan harga 600 Yen per hari. Locker ini kami isi dengan satu buah tas yang super duper besar, satu buah tas cabin pesawat dan satu buah tas rangsel. Terbayang dong penuhnya locker kami ini. Harga locker ini tergantung besar kecilnya ukuran locker. Yang paling kecil dihargai 300 Yen, lebih besar sedikit 400 Yen dan 500 Yen, bahkan ada yang sampai 900 Yen per hari.
Berbagai ukuran Locker di Japan
Pemakaian locker di Japan ada dua macam, yang pertama dengan menggunakan Personal Identification Number / PIN dan yang kedua dengan menggunakan kunci manual. Semua jenis locker ini menggunakan uang koin 100 Yen.
Jadi jika kita tidak mempunyai uang koin 100 Yen, maka kita dapat menukarkan uang kertas kita ke mesin yang ada disebelah locker. Untuk mengetahui locker mana yang kosong dan berisi, maka perhatikan, bila yang locker memakai PIN yang kosong adalah yang tidak hidup tanda lampu merahnya, sedangkan yang berisi adalah yang hidup tanda lampu merahnya.
Sedangkan untuk locker yang memakai kunci manual yang kosong adalah yang tergantung kuncinya, sedangkan yang berisi adalah yang tidak ada kuncinya. Jadi mestipun kunci lockernya semua pada tergantung, tapi tetap tidak bisa dilepas dari slotnya sebelum kita membayar locker tersebut.
Setelah dapat locker yang kosong, maka masukan barang kedalam locker, kemudian masukan uang koin 100 Yen sesuai dengan biaya yang tercantum dilayar kecil disebelah kanan locker tersebut, kemudian tekan pintu locker hingga terkunci.
Untuk locker yang memakai PIN, maka akan keluar kertas print out seperti dari automatic teller machines (ATM) yang berisi enam digit angka nomor PIN, lalu simpan dengan baik kertas ini pastikan jangan sampai hilang, sedangkan untuk yang memakai kunci manual, kunci harus kita putar kearah kiri baru kunci dapat dicabut, lalu pastikan kunci disimpan dengan baik.
Semua locker di Japan tidak ada orang yang menjaganya, dan hampir semua fasilitas di Japan semuanya berurusan dengan mesin dan hampir semuanya pula petunjuk yang digunakan memakai bahasa Japan......Incredibleeeee
Cara pakai locker yang menggunakan PIN
Locker dengan kunci manual
Cara pakai locker yang menggunakan kunci manual
Shimbashi
Setelah beres urusan menitipkan koper di locker, maka kami pun segera memulai perkelanaan. Shimbashi sendiri merupakan kawasan pusat bisnis yang terletak di selatan Ginza. Shimbashi Station ini adalah salah satu stasiun tertua di Japan yang dibuka pada tahun 1909 sebagai Karasumori Station, yang kemudian pada tahun 1914 berganti nama menjadi Shimbashi Station. Bangunan asli Shimbashi Station yang dibuka pada tahun 1872 berada tepat disebelah timur dari Shimbashi Station yang sekarang ini. Untuk memperingati makna sejarah dari stasiun ini, maka lokomotif uap ditempatkan dialun-alun depan Shimbashi Station. Selanjutnya dari Shimbashi Station ini kami berencana pergi ke Odaiba Island.
Peta Shimbashi
Lokomotif uap di depan Shimbashi Station
Odaiba Island
Odaiba sendiri merupakan pulau buatan yang terletak didaerah Teluk Tokyo di Japan.
Daiba diartikan sebagai benteng, yang dibangun di masa Edo sebagai
benteng pertahanan dari serangan laut. Tetapi sekarang daerah ini merupakan pusat hiburan
dan perbelanjaan populer di Japan.
Untuk menuju ke pulau ini dari SHIMBASHI kami naik
Yurikamome ke DAIBA (U07) Total:¥ 320 selama 15
menit. Tiket ini tidak tertanggung dengan Tokyo Subway 3-Day Ticket
maupun JR Pass, sehingga harus dibeli tersendiri. Kereta Yurikamome ini
menghubungkan Shimbashi Station dengan Toyosu Station, dan kami akan turun di
Daiba Station.
Jalur kereta Yurikamome
Rainbow Bridge menghubungkan Odaiba ke seluruh Tokyo, dimana kereta Yurikamome akan melewati jembatan tersebut. Jembatan ini merupakan icon dari Odaiba Island, yang mana pada jembatan ini dilalui jalur kendaraan bermotor baik tol atau yang biasa, jalur kereta Yurikamome dan jalur pejalan kaki yang berada di kedua sisi jembatan. Untuk menikmati pemandangan yang spektakuler pada saat menaiki kereta Yurikamome, maka berdirilah dikereta yang paling depan. Pemandangan
saat naik Yurikamome sangat seru karena kereta ini berjalan di atas jembatan
tinggi dan menyeberangi laut.
Rainbow Bridge dilihat dari kereta Yurikamome
Setelah kereta Yurikamome berhenti di Daiba Station, kami pun segera turun. Tempat yang akan kami kunjungi diantaranya adalah Odaiba Seaside Park, Aqua City, Fuji TV Building dan DiverCity
Tokyo Plaza.
Odaiba Seaside Park
Pertama kami akan mengunjungi Odaiba Seaside Park. Tempat ini sangat mudah dikenali karena terdapat Rainbow Bridge dan Liberty Statue. Ditempat ini terdapat taman terbuka dengan pemandangan sangat indah ke arah Rainbow Bridge dan Tokyo Bay. Mungkin malam hari suasananya akan semakin indah, karena jembatan ini akan diterangi oleh lampu-lampu yang ditempatkan disepanjang kawat penggantung jembatan. Ya ngak apa-apalah, lain kali aja pas malam baru kami kesini lagi....Tapi kapan????Kan semua jadwal uda full????Ya kalau gitu, kapan-kapan ajalah.....Hehehehe.
Angin di Odaiba Seaside Park ini bertiup cukup kencang, sehingga udaranya akan terasa dingin. Kebetulan kami semua tidak membawa jaket dan anak nomor dua kami merasa kedinginan. Tapi untung istri saya membawa dua buah Hijab Syar'i, jadi bisa dipakaikan ke anak kami, dan anak kami bisa berjalan-jalan lagi. Setelah puas menikmati pemandangan dan mendokumentasikan Odaiba Seaside Park ini kami pun melanjutkan perjalanan ke Aqua City.
Aqua City
Dari Odaiba Seaside Park kami berjalan kaki menuju ke Aqua City. Aqua City ini letaknya persis di depan Fuji TV Building. Gedung Fuji TV ini sangat mudah dikenali, karena terdapat bola raksasa pada bagian atap gedungnya.
Fuji TV Building
Pertama kami akan mengunjungi Odaiba Seaside Park. Tempat ini sangat mudah dikenali karena terdapat Rainbow Bridge dan Liberty Statue. Ditempat ini terdapat taman terbuka dengan pemandangan sangat indah ke arah Rainbow Bridge dan Tokyo Bay. Mungkin malam hari suasananya akan semakin indah, karena jembatan ini akan diterangi oleh lampu-lampu yang ditempatkan disepanjang kawat penggantung jembatan. Ya ngak apa-apalah, lain kali aja pas malam baru kami kesini lagi....Tapi kapan????Kan semua jadwal uda full????Ya kalau gitu, kapan-kapan ajalah.....Hehehehe.
Angin di Odaiba Seaside Park ini bertiup cukup kencang, sehingga udaranya akan terasa dingin. Kebetulan kami semua tidak membawa jaket dan anak nomor dua kami merasa kedinginan. Tapi untung istri saya membawa dua buah Hijab Syar'i, jadi bisa dipakaikan ke anak kami, dan anak kami bisa berjalan-jalan lagi. Setelah puas menikmati pemandangan dan mendokumentasikan Odaiba Seaside Park ini kami pun melanjutkan perjalanan ke Aqua City.
Aqua City
Dari Odaiba Seaside Park kami berjalan kaki menuju ke Aqua City. Aqua City ini letaknya persis di depan Fuji TV Building. Gedung Fuji TV ini sangat mudah dikenali, karena terdapat bola raksasa pada bagian atap gedungnya.
Fuji TV Building
Aqua City ini
merupakan pusat perbelanjaan yang menampilkan berbagai macam toko, butik,
restoran, cafe dan kompleks bioskop dengan 13 layar. Di Aqua City ini kami
singgah ke Toys "R" Us yang berada dilantai 1 untuk membeli
oleh-oleh mainan anak-anak. Tempat ini juga menggabungkan Babies "R"
Us, dengan barang pilihan dari seluruh dunia. Ini kesempatan buat anak-anak....dipilih....dipilih....dipilih....Yang pasti jatah anak-anak kami beli disini.
Suasana Toys "R" Us di lantai 1 Aqua City
Setelah beres urusan membeli oleh-oleh, kami melanjutkan perjalanan ke DiverCity
Tokyo Plaza yang letaknya tidak jauh dari Aqua City.
DiverCity
Tokyo Plaza
Dari Aqua City kami cukup berjalan kaki menuju ke DiverCity
Tokyo Plaza. DiverCity
Tokyo Plaza ini letaknya persis dibelakang Fuji TV Building. DiverCity
Tokyo Plaza ini dibuka pada tahun 2012, yang paling unik dan menarik di DiverCity
Tokyo Plaza ini adalah, adanya A Life Sized Gundam Statue yang berukuran raksasa setinggi 18 meter yang terletak pada bagian depan mall tersebut.
Gundam Statue ini merupakan bagian dari pertunjukan Gundam Front Tokyo yang berada di lantai 7 DiverCity Tokyo Plaza. Mungkin ada yang ngak tahu Gundam ya????Ya ngaklah???Hahahahah....kalau tahu Gundam berarti kelahiran 80an dong. Karena dulu kali ada film animenya diputar di TV kita.
Gundam ini dapat menggerakan kepala dan menyemburkan asap kabut. Pertunjukan ini dapat disaksikan pada jam 12.00, 15.00 dan jam 17.00. Dan bagi pencinta berat robot ini, dapat menikmati atraksi lainnya di Gundam Front Tokyo di lantai 7 dengan tiket masuk 1000 Yen per satu orang dewasa.
Semua hal mengenai Gundam ada disini, mulai dari adegan film, kilasan sejarah, foto bareng dan tersedia penjualan merchandise Gundam di GunPla Tokyo yang berada di luar dari Gundam Front Tokyo.
Gundam Statue ini merupakan bagian dari pertunjukan Gundam Front Tokyo yang berada di lantai 7 DiverCity Tokyo Plaza. Mungkin ada yang ngak tahu Gundam ya????Ya ngaklah???Hahahahah....kalau tahu Gundam berarti kelahiran 80an dong. Karena dulu kali ada film animenya diputar di TV kita.
Gundam ini dapat menggerakan kepala dan menyemburkan asap kabut. Pertunjukan ini dapat disaksikan pada jam 12.00, 15.00 dan jam 17.00. Dan bagi pencinta berat robot ini, dapat menikmati atraksi lainnya di Gundam Front Tokyo di lantai 7 dengan tiket masuk 1000 Yen per satu orang dewasa.
Semua hal mengenai Gundam ada disini, mulai dari adegan film, kilasan sejarah, foto bareng dan tersedia penjualan merchandise Gundam di GunPla Tokyo yang berada di luar dari Gundam Front Tokyo.
A Life Sized Gundam Statue
Gundam Front Tokyo dilantai 7
Di DiverCity Tokyo Plaza ini kami menyempatkan makan siang ke foodcourt di lantai 1, karena ada banyak pilihan makanan di area ini. Disini kami memilih udon yang ditemani sama aneka gorengan Japan, mulai dari udang dan gurita, kemudian kami juga memilih nasi kari.
Nama gerai restoran yang kami pilih adalah Sanuki Udon Hanamaru, counternya cukup eye catching dengan warna orange menyala. Di restoran ini kami juga membeli O-nigiri / rice ball isi tuna. O-nigiri adalah makanan Japan yang terbuat dari beras putih yang dibentuk menjadi bentuk segitiga ataupun bentuk silider dan dibungkus dengan nori (rumput laut). Ya, kalau dirumah saya bilangnya sich nasi kepal.
Kami membeli O-nigiri ini untuk bekal dijalan, mana tau tidak menemukan tempat makan halal, sedangkan perut sudah mulai keroncongan....jadi perjalanan tetap bisa aman.
Di DiverCity Tokyo Plaza ini kami menyempatkan makan siang ke foodcourt di lantai 1, karena ada banyak pilihan makanan di area ini. Disini kami memilih udon yang ditemani sama aneka gorengan Japan, mulai dari udang dan gurita, kemudian kami juga memilih nasi kari.
Nama gerai restoran yang kami pilih adalah Sanuki Udon Hanamaru, counternya cukup eye catching dengan warna orange menyala. Di restoran ini kami juga membeli O-nigiri / rice ball isi tuna. O-nigiri adalah makanan Japan yang terbuat dari beras putih yang dibentuk menjadi bentuk segitiga ataupun bentuk silider dan dibungkus dengan nori (rumput laut). Ya, kalau dirumah saya bilangnya sich nasi kepal.
Kami membeli O-nigiri ini untuk bekal dijalan, mana tau tidak menemukan tempat makan halal, sedangkan perut sudah mulai keroncongan....jadi perjalanan tetap bisa aman.
Menu Makan siang kami
Setelah urusan
makan siang selesai, kami menyempatkan diri untuk bersih-bersih anak ketiga kami. Kami
bergerak ke arah nursery room dilantai 1 mall ini, didaerah ini semua areanya serba
mini untuk anak-anak. Mulai dari meja makan, bangku bahkan sampai toilet mini
untuk anak-anak.....Lagi-lagi nemu toilet unik...Jadi di Japan selain tempat
Wisata, Gunung Fuji, Bunga Sakura, Vending Machine yang unik-unik, Toilet nya
pun semua unik-unik.
Toilet anak yang sangat unik di DiverCity
Tokyo Plaza
Selanjutnya setelah dari DiverCity
Tokyo Plaza kami kembali lagi ke Daiba Station untuk melanjutkan perjalanan ke Asakusa.
Dari DAIBA kami naik Yurikamome ke SHIMBASHI
(A10) Total:¥ 320 selama 15 menit. Kemudian dari SHIMBASHI (A10) kami naik Toei Subway Asakusa Line ke ASAKUSA (A18) dan keluar di exit Kaminarimon Gate Total:¥220 selama 13 menit.
Asakusa
Asakusa merupakan salah satu distrik tua di tengah kota Tokyo. Asakusa ini dapat dengan mudah dijelajah dengan berjalan kaki atau tour dengan rickshaw / jinrikisha, yaitu becak yang ditarik langsung oleh seorang pria atau lebih tepatnya adalah kendaraan bertenaga manusia. Di Asakusa ini, Sensoji Temple merupakan pusat atraksi dan daya tarik utama.
Sensoji Temple merupakan kuil Budha yang dibangun pada abad ke 7 dan merupakan salah satu yang tertua di Tokyo, meskipun bangunanya saat ini adalah hasil rekonstruksi pasca perang dunia ke II, tetapi Sensoji Temple tetap menjadi tempat wisata populer dan merupakan tempat wisata yang paling sering dikunjungi di Tokyo.
Peta Asakusa
Sensoji Temple
Untuk menuju ke Temple ini kita harus melewati dua buah gerbang yang super besar. Gerbang pertama bernama Kaminarimon Gate (Thunder Gate), yang merupakan gerbang terluar dari Sensoji Temple dan merupakan simbol dari Asakusa dan seluruh kota Tokyo. Kaminarimon Gate ditandai dengan lentera kertas berukuran besar yang dicat dengan dasar merah dan tulisan warna hitam. Kata orang belum ke Japan kalau belum ke Kaminarimon Gate.....Hehehehe. Tapi ya gitu dech, saking populernya Kaminarimon Gate ini peunuuuuuh poooooool. Sampai mau fotoan aja susahnya minta ampyuuuun.
Kaminarimon Gate (Thunder Gate)
Setelah melewati Kaminarimon Gate lalu kami akan menyusuri Nakamise-Dori yang panjangnya kurang lebih 200 meter. Disepanjang jalan ini pecinta belanja akan dimanjakan dengan deretan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir dan jajanan.
Di Nakamise-Dori ini selain menjual souvenir khas Japan seperti Yukata, kimono dan kipas lipat Japan, juga menjual berbagai makanan ringan lokal tradisional khas Asakusa seperti Osenbei (rice crackers) dan Ningyoyaki (kue isi kacang merah). Di Nakamise-Dori ini kami menyempatkan diri untuk berbelanja oleh-oleh.
Sempat terpikir juga sich, mooso hari kedua uda belanja oleh-oleh, terus tadi di Aqua City dan DiverCity Tokyo Plaza di Odaiba juga uda belanja...tapi karena melihat barang-barang yang dijual bagus en unik-unik, jadi ngiler juga buat belanja. Akhirnya belanja dech oleh-oleh di Nakamise-Dori ini....Hahahaha.
Khususnya kami membeli kipas lipat bergambar dengan harga 800 Yen, terus anak-anak membeli mainan kesukaannya. Karena kami berfikir barang yang didagangkan di sini belum tentu ada ditempat lain, jadi dari pada tidak jadi ke beli makanya langsung saja dibayar.
Pada pertengahan jalan Nakamise-Dori akan terdapat perempatan yang ke kanan dan ke kirinya bernama Shin-Nakamise yang juga menjual souvenir dan jajanan. Dan terdapat lagi perempatan sebelum sampai didepan Sensoji Temple, yang diberi nama Dempoin-Dori, dijalan ini juga sama banyak toko-toko yang menjual souvenir dan jajanan. Coba bayangkan gimana ngak ngiler, semua yang kami lewati adalah tukang dagangan.....Oooooooooh bikin makin Shopaholic dech.....
Nakamise-Dori
Beberapa hasil Shopaholic hari ini....
Setelah puas berbelanja di Nakamise-Dori sampailah kami di Gerbang kedua Sensoji temple yang diberi nama Hozomon Gate (Treasure House Gate), dan tepat disebelahnya terdapat Five-Storied Pagoda. Setelah memasuki Hozomon Gate, kami menyaksikan main hall utamanya, namun kami tidak memasukinya karena tidak sanggup melihat kerumunan orang-orang yang penuh sesak memasuki main hall ini untuk berdoa.
Kami hanya berfoto-foto sebentar didepan Hozomon Gate dan Five-Storied Pagoda. Setelah puas mendokumentasikan area Sensoji Temple, kamipun jalan balik ke arah Nakamise-Dori dan Kaminarimon Gate tempat pertama tadi datang dan selanjutnya kami menuju ke Sumida-gawa atau Sumida River yang letaknya tidak jauh dari Kaminarimon Gate.
Hozomon Gate (Treasure House Gate) dan Five-Storied Pagoda
Area Sensoji Temple
Asakusa
Hozomon Gate, Sensoji Temple, Asakusa, Tokyo, Japan |
Asakusa merupakan salah satu distrik tua di tengah kota Tokyo. Asakusa ini dapat dengan mudah dijelajah dengan berjalan kaki atau tour dengan rickshaw / jinrikisha, yaitu becak yang ditarik langsung oleh seorang pria atau lebih tepatnya adalah kendaraan bertenaga manusia. Di Asakusa ini, Sensoji Temple merupakan pusat atraksi dan daya tarik utama.
Sensoji Temple merupakan kuil Budha yang dibangun pada abad ke 7 dan merupakan salah satu yang tertua di Tokyo, meskipun bangunanya saat ini adalah hasil rekonstruksi pasca perang dunia ke II, tetapi Sensoji Temple tetap menjadi tempat wisata populer dan merupakan tempat wisata yang paling sering dikunjungi di Tokyo.
Peta Asakusa
Sensoji Temple
Untuk menuju ke Temple ini kita harus melewati dua buah gerbang yang super besar. Gerbang pertama bernama Kaminarimon Gate (Thunder Gate), yang merupakan gerbang terluar dari Sensoji Temple dan merupakan simbol dari Asakusa dan seluruh kota Tokyo. Kaminarimon Gate ditandai dengan lentera kertas berukuran besar yang dicat dengan dasar merah dan tulisan warna hitam. Kata orang belum ke Japan kalau belum ke Kaminarimon Gate.....Hehehehe. Tapi ya gitu dech, saking populernya Kaminarimon Gate ini peunuuuuuh poooooool. Sampai mau fotoan aja susahnya minta ampyuuuun.
Kaminarimon Gate (Thunder Gate)
Setelah melewati Kaminarimon Gate lalu kami akan menyusuri Nakamise-Dori yang panjangnya kurang lebih 200 meter. Disepanjang jalan ini pecinta belanja akan dimanjakan dengan deretan toko-toko yang menjual berbagai macam souvenir dan jajanan.
Di Nakamise-Dori ini selain menjual souvenir khas Japan seperti Yukata, kimono dan kipas lipat Japan, juga menjual berbagai makanan ringan lokal tradisional khas Asakusa seperti Osenbei (rice crackers) dan Ningyoyaki (kue isi kacang merah). Di Nakamise-Dori ini kami menyempatkan diri untuk berbelanja oleh-oleh.
Sempat terpikir juga sich, mooso hari kedua uda belanja oleh-oleh, terus tadi di Aqua City dan DiverCity Tokyo Plaza di Odaiba juga uda belanja...tapi karena melihat barang-barang yang dijual bagus en unik-unik, jadi ngiler juga buat belanja. Akhirnya belanja dech oleh-oleh di Nakamise-Dori ini....Hahahaha.
Khususnya kami membeli kipas lipat bergambar dengan harga 800 Yen, terus anak-anak membeli mainan kesukaannya. Karena kami berfikir barang yang didagangkan di sini belum tentu ada ditempat lain, jadi dari pada tidak jadi ke beli makanya langsung saja dibayar.
Pada pertengahan jalan Nakamise-Dori akan terdapat perempatan yang ke kanan dan ke kirinya bernama Shin-Nakamise yang juga menjual souvenir dan jajanan. Dan terdapat lagi perempatan sebelum sampai didepan Sensoji Temple, yang diberi nama Dempoin-Dori, dijalan ini juga sama banyak toko-toko yang menjual souvenir dan jajanan. Coba bayangkan gimana ngak ngiler, semua yang kami lewati adalah tukang dagangan.....Oooooooooh bikin makin Shopaholic dech.....
Nakamise-Dori
Beberapa hasil Shopaholic hari ini....
Setelah puas berbelanja di Nakamise-Dori sampailah kami di Gerbang kedua Sensoji temple yang diberi nama Hozomon Gate (Treasure House Gate), dan tepat disebelahnya terdapat Five-Storied Pagoda. Setelah memasuki Hozomon Gate, kami menyaksikan main hall utamanya, namun kami tidak memasukinya karena tidak sanggup melihat kerumunan orang-orang yang penuh sesak memasuki main hall ini untuk berdoa.
Kami hanya berfoto-foto sebentar didepan Hozomon Gate dan Five-Storied Pagoda. Setelah puas mendokumentasikan area Sensoji Temple, kamipun jalan balik ke arah Nakamise-Dori dan Kaminarimon Gate tempat pertama tadi datang dan selanjutnya kami menuju ke Sumida-gawa atau Sumida River yang letaknya tidak jauh dari Kaminarimon Gate.
Hozomon Gate (Treasure House Gate) dan Five-Storied Pagoda
Area Sensoji Temple
Sumida-gawa atau Sumida River
Keluar dari Kaminarimon Gate kami sempatkan ke arah
Azuma-Bashi Bridge untuk melihat dari dekat Tokyo Sky Tree. Ternyata Tokyo
Sky Tree bukan satu-satunya objek yang menarik yang bisa kita saksikan dari
jembatan Azuma-Bashi yang membelah sungai Sumida-gawa ini. Nampak juga tower
dari perusahaan bir Asahi Beer Tower yang terkenal di Japan dengan karekter
Flamme' d'Or yang unik serta Asahi Super Dry Hall, sebuah restoran yang juga
dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Setelah dari Sumida-gawa kami kembali melanjutkan perjalanan ke Asakusa Station, untuk menuju ke Ginza dan Ikebukuro. Sebelumnya kami harus singgah di Shimbashi untuk mengambil koper yang sudah kami titipkan satu harian di locker Shimbashi Station. Dari ASAKUSA (A18) kami naik Toei Subway Asakusa Line ke SHIMBASHI (A10) Total:¥220 selama 14 menit.
Setelah dari Sumida-gawa kami kembali melanjutkan perjalanan ke Asakusa Station, untuk menuju ke Ginza dan Ikebukuro. Sebelumnya kami harus singgah di Shimbashi untuk mengambil koper yang sudah kami titipkan satu harian di locker Shimbashi Station. Dari ASAKUSA (A18) kami naik Toei Subway Asakusa Line ke SHIMBASHI (A10) Total:¥220 selama 14 menit.
Setelah koper
beres diambil, lalu kami dari SHIMBASHI (G08) naik Tokyo Metro Ginza Line ke
GINZA (G09), lalu kami keluar melalui exit nomor 3, dan singgah sebentar di Ginza hanya untuk sekedar tahu dan melihat-lihat
daerah elitenya Japan. Lalu dari GINZA (M16) kami naik Tokyo Metro Marunouchi Line ke Ikebukuro
(M25) Total:¥200 selama 27 menit. Untuk
cek in di Sakura Hotel Ikebukuro yang sudah kami booking jauh-jauh hari sebelum kami berangkat.
Ginza
Ginza merupakan kawasan paling mahal di
Tokyo dan merupakan satu-satunya area di Tokyo dengan desain gedung yang
bernuansa barat yang ditandai dengan gedung batu bata dan jalan-jalan yang
lebar. Satu meter persegi tanah di Ginza bernilai lebih dari sepuluh juta Yen,
yang membuatnya menjadi salah satu real estate paling mahal di Japan.
Ginza menjadi salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan yang paling terkenal di Tokyo, setelah sebelumnya mengalami kebakaran hebat yang memusnakan hampir seluruh bangunan. Kemudian pemerintah membangun kembali area tersebut sebagai contoh dari modernisasi. Sebagian besar toko-toko di Ginza buka setiap hari dalam seminggu.
Kunjungan paling menyenangkan untuk jalan-jalan ke Ginza adalah pada hari Sabtu dan Minggu dari jam 12.00-17.00 saat jalan utama di Ginza yaitu Chuo Dori Street ditutup untuk lalu lintas kendaraan dan menjadi zona pejalan kaki. Ginza Wako yang dibangun tahun 1932 dengan clock tower di atas Ginza Wako building adalah simbol dari kota Ginza yang terletak pas di Ginza 4-chome intersection.
Ginza menjadi salah satu pusat perbelanjaan dan hiburan yang paling terkenal di Tokyo, setelah sebelumnya mengalami kebakaran hebat yang memusnakan hampir seluruh bangunan. Kemudian pemerintah membangun kembali area tersebut sebagai contoh dari modernisasi. Sebagian besar toko-toko di Ginza buka setiap hari dalam seminggu.
Kunjungan paling menyenangkan untuk jalan-jalan ke Ginza adalah pada hari Sabtu dan Minggu dari jam 12.00-17.00 saat jalan utama di Ginza yaitu Chuo Dori Street ditutup untuk lalu lintas kendaraan dan menjadi zona pejalan kaki. Ginza Wako yang dibangun tahun 1932 dengan clock tower di atas Ginza Wako building adalah simbol dari kota Ginza yang terletak pas di Ginza 4-chome intersection.
Peta Ginza
Ginza Wako
Ikebukuro
Ikebukuro adalah salah satu dari beberapa pusat kota yang ada di Tokyo. Dipusat kota ini berdiri Ikebukuro Station yang merupakan stasiun kereta tersibuk kedua di Tokyo setelah Shinjuku Station. Ikebukuro Station menangani lebih dari satu juta penumpang per hari.
Ikebukuro Station ini dilalui oleh 3 jalur subway, kereta perkotaan dan juga kereta dari luar kota. Di Ikebukuro ini banyak menawarkan entertainment dan shopping. Di area ini terdapat persaingan bisnis antara konglemerat department store Tobu dan Seibu. Selain itu juga ada persaingan bisnis pusat elektronik antara Bic Camera dengan Yamada Denki. Dimana mereka selalu membuka cabangnya di beberapa daerah saling berdekatan satu sama lain. Jadi benar-benar terlihat, siapa yang sanggup bertahan untuk bersaing. Hebat euiiiii.....
Peta Ikebukuro
Ikebukuro adalah salah satu dari beberapa pusat kota yang ada di Tokyo. Dipusat kota ini berdiri Ikebukuro Station yang merupakan stasiun kereta tersibuk kedua di Tokyo setelah Shinjuku Station. Ikebukuro Station menangani lebih dari satu juta penumpang per hari.
Ikebukuro Station ini dilalui oleh 3 jalur subway, kereta perkotaan dan juga kereta dari luar kota. Di Ikebukuro ini banyak menawarkan entertainment dan shopping. Di area ini terdapat persaingan bisnis antara konglemerat department store Tobu dan Seibu. Selain itu juga ada persaingan bisnis pusat elektronik antara Bic Camera dengan Yamada Denki. Dimana mereka selalu membuka cabangnya di beberapa daerah saling berdekatan satu sama lain. Jadi benar-benar terlihat, siapa yang sanggup bertahan untuk bersaing. Hebat euiiiii.....
Peta Ikebukuro
Setelah tadi jalan-jalan diseputaran Ginza, selanjutnya jam 17.00 kami menuju ke Ikebukuro Station. Dalam perjalanan ini kami menggunakan Subway Tokyo Metro Marunouchi Line dan dalam perjalanan ini ada sedikit cerita lucu anak ketiga kami. Ketika naik subway ini anak ketiga kami sudah mulai agak sedikit rewel.
Tau sendiri, naik kereta di Tokyo sangat berbeda dengan naik kereta di kota lainnya di Japan. Semua orang pada diam, cuma suara tangisan anak ketiga kami yang terdengar, jadi dari pada bikin heboh maka kami putuskan untuk turun di Awajicho Station dan kami tidurkan terlebih dahulu. Mungkin kami pikir anak kami kelelahan.
Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan, ehhhh ceritanya diluar dugaan, begitu naik kereta dan pintu kereta di tutup, anak kami terbangun lagi dan langsung nangis jeger-jeger. Semua mainan sudah dikeluarkan, si abang dan si kakak sudah menghibur, tapi si adik tetap nangis, jadi kami harus singgah lagi untuk turun di Ochanomizu Station, Hongo-Sanchome Station dan Myogadani Station untuk menenangkan anak kami. Sampai akhirnya istri bilang, "adik ngak pernah nangis kayak gini, apa tadi setan di kuil kebawa ya". Wadooooooh....ada-ada aja saya bilang.
Setelah si adik tenang akhirnya kami sampai juga di Ikebukuro Station dan langsung kami menuju ke Sakura Hotel Ikebukuro, untuk masuk ke penginapan. Jam saat itu sudah menunjukkan jam 18.00, berarti kami sudah bisa masuk kedalam kamar hotel. Karena hotel di Japan memberlakukan jam untuk cek in pada jam 16.00 dan cek out pada jam 10.00.
Untuk menuju ke Sakura Hotel Ikebukuro ini cukup mudah, setelah kita sampai di Ikebukuro Station segera cari west exit di ground level atau pun exit C6 di underground level. Kami memilih keluar lewat west exit, sesuai petunjuk yang diberikan dari pihak hotel. Karena icon kota lebih mudah untuk dikenali bila kita lewat west exit seperti BIC CAMERA, McDonald dan OIOI Department Store, selanjutnya ikuti petunjuk arah yang yang diberikan pihak hotel.
Tau sendiri, naik kereta di Tokyo sangat berbeda dengan naik kereta di kota lainnya di Japan. Semua orang pada diam, cuma suara tangisan anak ketiga kami yang terdengar, jadi dari pada bikin heboh maka kami putuskan untuk turun di Awajicho Station dan kami tidurkan terlebih dahulu. Mungkin kami pikir anak kami kelelahan.
Selanjutnya perjalanan kami lanjutkan, ehhhh ceritanya diluar dugaan, begitu naik kereta dan pintu kereta di tutup, anak kami terbangun lagi dan langsung nangis jeger-jeger. Semua mainan sudah dikeluarkan, si abang dan si kakak sudah menghibur, tapi si adik tetap nangis, jadi kami harus singgah lagi untuk turun di Ochanomizu Station, Hongo-Sanchome Station dan Myogadani Station untuk menenangkan anak kami. Sampai akhirnya istri bilang, "adik ngak pernah nangis kayak gini, apa tadi setan di kuil kebawa ya". Wadooooooh....ada-ada aja saya bilang.
Setelah si adik tenang akhirnya kami sampai juga di Ikebukuro Station dan langsung kami menuju ke Sakura Hotel Ikebukuro, untuk masuk ke penginapan. Jam saat itu sudah menunjukkan jam 18.00, berarti kami sudah bisa masuk kedalam kamar hotel. Karena hotel di Japan memberlakukan jam untuk cek in pada jam 16.00 dan cek out pada jam 10.00.
Untuk menuju ke Sakura Hotel Ikebukuro ini cukup mudah, setelah kita sampai di Ikebukuro Station segera cari west exit di ground level atau pun exit C6 di underground level. Kami memilih keluar lewat west exit, sesuai petunjuk yang diberikan dari pihak hotel. Karena icon kota lebih mudah untuk dikenali bila kita lewat west exit seperti BIC CAMERA, McDonald dan OIOI Department Store, selanjutnya ikuti petunjuk arah yang yang diberikan pihak hotel.
Ikebukuro Station West Exit
Akhirnya kami pun sampai di Sakura Hotel Ikebukuro. Dari Ikebukuro Station West Exit ke Sakura Hotel Ikebukuro hanya membutuhkan waktu 6 menit berjalan kaki. Segera kami melakukan cek in, dengan menyerahkan kode booking hotel yang sudah kami pesan dan menyerahkan semua pasport kami, kemudian dibayar tunai dengan Yen Japan.
Sahhhh.....Kunci kamar dalam bentuk card pun diberikan 2 buah. Kamar kami terletak dilantai satu dan kami mengambil kamar private family room no smoking area. Setelah masuk kamar, sekarang si adik malah ngoceh dan bermain tenang sama si abang. Segera kami berberes dengan membongkar tas koper kami.
Urusan pertama yang kami lakukan adalah mandi dan setelah itu kami berencana mencari makan malam. Tetapi mengingat perjalanan hari ini cukup panjang dan melelahkan, selain itu anak-anak juga sudah malas mau keluar dari hotel, maka kami memutuskan makan di cafe dan restoran hotel. Menu makan malam, kami memilih spaghetti. Spaghetti ini dibeli dengan ukuran gram untuk satu porsinya. Tersedia ukuran 300 gr dan 500 gr. Dan setelah beres makan malam, kami pun segera beristirahat dan tidak lupa membaca doa tidur.......
Menu makan malam kami spaghetti 300 gr
Sahhhh.....Kunci kamar dalam bentuk card pun diberikan 2 buah. Kamar kami terletak dilantai satu dan kami mengambil kamar private family room no smoking area. Setelah masuk kamar, sekarang si adik malah ngoceh dan bermain tenang sama si abang. Segera kami berberes dengan membongkar tas koper kami.
Urusan pertama yang kami lakukan adalah mandi dan setelah itu kami berencana mencari makan malam. Tetapi mengingat perjalanan hari ini cukup panjang dan melelahkan, selain itu anak-anak juga sudah malas mau keluar dari hotel, maka kami memutuskan makan di cafe dan restoran hotel. Menu makan malam, kami memilih spaghetti. Spaghetti ini dibeli dengan ukuran gram untuk satu porsinya. Tersedia ukuran 300 gr dan 500 gr. Dan setelah beres makan malam, kami pun segera beristirahat dan tidak lupa membaca doa tidur.......
Menu makan malam kami spaghetti 300 gr