By Aidil espeogeh
The Next Destination...
Kualanamu International Airport / KNO Medan
(Monday/Senin, 18 May 2015)
Tulisan kali ini kami mulai dengan hari pertama
keberangkatan liburan keluarga kami ke Japan. Pada Family Vacation ini kami
berangkat dengan membawa 2 child en 1 baby. Ini merupakan perjalanan kesekian kalinya yang kami tempuh dengan membawa semua anak-anak kami berlibur.
Hari Senin, 18 May 2015, Pesawat yang akan kami tumpangi dari Medan menuju Kuala Lumpur berangkat jam 09.10 WIB. Jadi Jam 05.30 WIB setelah selesai sholat Shubuh kami segera berkemas dan beres-beres, yang terpenting anak-anak harus memakai kaos kaki dan sepatu yang terbuat dari bahan karet, seperti Native Shoes.
Jangan memakai sepatu berbahan kain, karena bila basah akan lama keringnya, mengingat ini adalah perjalanan jauh dan lama. Setelah selesai sarapan tepat pukul 06.30 Wib sesuai rencana, kami berangkat menuju Kualanamu International Airport, sambil membaca doa keluar rumah dan doa naik kendaraan, kami berangkat ke Kualanamu International Airport dengan kendaraan pribadi. Kami diantar sama Papa dan Mama....So cuiiiit....
Foto kami bersama Papa dan Mama sebelum keberangkatan (selalu kangen mereka ............)
Keberangkatan keluar negri ini bukan yang pertama kali kami lakukan dengan membawa 2 child (7 tahun dan 5 tahun) en 1 baby (3 1/2 bulan). Sebelumnya kami sudah sering melakukan perjalanan keluar negri maupun dalam negri dengan mengikut sertakan anak-anak kami.
Malah kalau mau di bilang, anak-anak sama sekali belum pernah kami tinggal untuk berpergian, semenjak anak pertama dan anak kedua masih baby selalu kami bawa dalam perjalanan kami, dan terakhir kali pada 02-05 April 2015 kami melakukan perjalanan 3 hari 3 negara. Kebayang dong seberapa repotnya dalam 3 hari harus berpindah ke 3 negara dengan membawa 2 child en 1 baby (saat itu masih 2 bulan) dan semuanya kami urus sendiri....Tapi dari situlah kami dapat menikmatnya, karena di perlukan kerjasama tim yang solid agar bisa berjalan lancar...cieleeeeee...
Untuk perjalanan kali ini kami membawa satu gendongan baby, disarankan pilih gendongan yang bagus dan nyaman dengan kualitas terbaik ya, agar pada saat perjalanan nanti tidak terasa pegal en berat.
Kemudian kami membawa satu koper roda empat dengan berat 24,7 kg, tidak boleh lebih, karena si pesawat merah AirAsia menetap berat bagasi sesuai dengan yang di beli. Kami membeli bagasi 25 kg langsung Kualanamu International Airport ke Bandara Udara Internasional Haneda Tokyo.
Koper ini kami isi dengan delapan pasang baju warna seragam sesuai lamanya kami di Japan dan kami susun sesuai dengan daerah tujuan wisata kami, mulai dari Pink, Coklat, Putih, Biru, Merah, Kuning, Abu-abu dan Hitam. Baju kami buat seragam biar memudahkan mencari anak-anak kala dikeramaian, ini benar-benar sangat membantu kami. Dan untuk masalah baju jangan takut kehabisan bekal ya, karena di Japan tersedia coin loundry yang murah dan gampang di gunakan. Untuk mencuci 5 kg hanya di kenakan biaya 200 yen dan untuk mengeringkan hanya 100 yen untuk yang setengah kering dan yang super super kering 300 yen. Semua harga coin loundry di Japan seragam dari satu kota ke kota lainnya.
Selain itu kami membawa satu koper kecil ukuran cabin dengan roda empat juga berat 7 kg. Koper ini kami isi dengan jaket yang ada penutup kepalanya, karena perjalanan cukup lama dan selama di pesawat AC nya cukup dingin. Selain itu, koper ini kami isi dengan satu pasang baju seragam warna hijau hanya untuk berjaga-jaga saja kalau selama perjalanan sewaktu waktu baju anak-anak mengalami kendala, misalnya basah ataupun muntah. Tapi Alhamdulilah hal itu tidak terjadi selama perjalanan kami. Jadi selama di Japan, total kami membawa sembilan pasang baju seragam.
Dan terakhir kami membawa satu tas ransel dengan berat 5 kg yang kami isi dengan kebutuhan vital kami, yaitu Uang, Pasport, Visa, obat anak-anak, mainan anak-anak, makanan ringan anak-anak dan tentunya camera en handycam buat dokumentasi kami. Perlu diingat, untuk uang harus bawa Yen, di Japan tidak menerima transaksi dengan US dolar dan pada saat kami pergi ini nilai tukar rupiah terhadap yen adalah 1 yen sebesar 110 rupiah.
Oh ya ditas ini kami juga membawa colokan listrik, karena tipe colokan listrik di Japan beda dengan di Indonesia. Sama-sama kepala dua, tapi yang Japang tipenya lurus gepeng tidak bulat seperti di Indonesia. Terus kenapa semua tas harus roda empat...kayak mobil aja, bukan yang roda dua?...Iya, itu untuk memudahkan kalau pas nyampai nanti kami tidak harus menarik nya tapi cukup di dorong di samping, jadi lebih gampang ketimbang harus menarik akan terasa lebih berat.
Jadi nanti selama perjalanan sudah jelas koper yang mana nantinya yang harus saya bawa dan yang mana harus di bawa sama istri. Dan koper maksimal harus dua tidak boleh lebih, itu uda menjadi patokan wajib, karena yang dewasa juga cuma dua orang, entar kalau anak-anak di suruh membawa koper, malah di sangka mempekerjakan anak di bawah umur pula, Hahahaha....
Semua koper sudah kami timbang di rumah dengan akurasi dan ketepatan yang sangat-sangat-sangat akurat. Ya iyalah...Dari pada harus di bongkar en kena denda pula nanti. Selain itu kalau membawa koper besar-besar en berat akan merepotkan kami, ini sudah kami pelajari dari perjalanan-perjalanan sebelumnya.
Perjalanan ke Kualanamu International Airport dari rumah kami melalui Jalan Sisingamangaraja, lalu jalan lurus terus menuju Gerbang Tol Amplas dan masuk ke dalam Tol Amplas dan keluar di Tol Tanjung Morawa. Setelah keluar dari Tol Tanjung Morawa lalu masuk ke Jalan Kayu Besar, terus saja sampai masuk ke wilayah Kualanamu International Airport. Jika selama ini Polonia dikenal luas sebagai bandara udara kota Medan, maka mulai 25 Juli 2013, Kualanamu International Airport / KNO mengambil alih peran bandara udara Polonia.
Kualanamu International Airport terletak di sisi timur kota Medan, yaitu di Kabupaten Deli Serdang, 32 kilometer dari pusat kota Medan. Untuk menuju ke Kualanamu International Airport, ada beberapa moda transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Medan yaitu Bis Damri dari terminal Amplas dan Plaza medan fair, juga Kereta Api yang berangkat dari Stasiun Merdeka di tengah kota Medan. Selain transportasi umum tersebut ada juga jalan untuk kendaraan pribadi dan taksi. Kalau anda datang dengan menggunakan kendaraan pribadi baik mobil atau motor, perjalanan ke Kualanamu International Airport bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam.
Tepat pukul 07.30 wib kami sampai di bandara Kualanamu International Airport. Segera kami masuk ke dalam bandara Kualanamu International Airport di lantai 2. Kami segera ke counter AirAsia untuk menyerahkan Pasport, Visa dan Boarding Pass yang sudah kami check in dan print terlebih dahulu. Untuk masalah pengurusan Visa Japan dan berburu tiket murah Japan nanti saya infokan tulisannya lebih lanjut.
Bagasi kami drop di counter AirAsia ini dan setelah selesai masalah check in dan drop bagasi, segera kami turun ke lantai 1 untuk melewati petugas imigrasi. Di sini diperiksa kelengkapan Pasport, harus masih berlaku minimal 6 bulan sebelum tanggal habis berlakunya, Visa berkunjung sementara selama 15 hari dan sudah ada Boarding Pass keberangkatan. Semua sudah lengkap, maka selesailah urusan imigrasi. Kemudian kami menuju ke ruang tunggu International bandara Kualanamu dan kami melewati petugas Xray bandara. Di sini semua harus di buka, mulai dari jam tangan, tali pinggang dan cairan yang boleh dibawa tidak lebih dari 100 cc. Setelah selesai melewati Xray sambil menunggu sekitar 45 menit, kami menyempatkan diri mendokumentasikan perjalanan kami.
Foto
kami diruang Tunggu bandara Kualanamu International
Airport Medan (My Loveeee)
Setelah beres masalah Xray, maka kami segera masuk menuju ke ruang tunggu International bandara Kuala Lumpur di Gate P 10.
Bandara Kuala Lumpur International Airport 2 ini sebenarnya berada di Sepang, merupakan sebuah bandara baru untuk pesawat Air Asia. Bandara ini digunakan sejak 09 Mei 2014. Konsepnya cukup modern, bandara ini dibuat jauh lebih nyaman dan menarik, berbanding sebelumnya di Low Cost Carrier Terminal atau biasa disebut LCCT. Setelah 8 tahun beroperasi di LCCT, kini Air Asia memindahkan landasan pesawatnya di Kuala Lumpur International Airport 2. Berpindahnya AirAsia ke lapangan terbang yang lebih besar dan nyaman dikarenakan semakin padatnya penumpang yang memenuhi LCCT. Penerbangan dari Kuala Lumpur International Airport 2 ke Haneda Airport dikelolah oleh AirAsia X, merupakan bagian dari penerbangan AirAsia yang dikhususkan bagi penerbangan jarak jauh dengan jarak terbang lebih dari 6 jam. Untuk kenyamanan penumpang, maka rata-rata pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 dan Airbus A340.
Foto kami di ruang tunggu Kuala Lumpur International Airport 2 (Hepiiiii, Hepiiiii, Hepiiiii)
Uncle Chin's Chicken Rice dan Chicken Teriyaki dengan tambahan maXimise my meal. Makanan sebaiknya dipesan juga lewat internet, karena akan lebih murah dan penumpang yang sudah memesan akan dilayani terlebih dahulu daripada yang pesan di tempat.
Foto menu makan malam yang sudah kami pesan lewat internet (Makyooooos....)
Selain itu bawalah gadget buat mainan anak maupun video tontonan anak, karena waktu terbang yang lama sehingga tidak membosankan bagi anak-anak. Bagi penumpang yang tidak membawa selimut, selimut dapat dirental dengan harga 1.000 yen dan diambil 1 jam sebelum mendarat. PC dan gadget juga dapat di rental di atas pesawat. Yang terpenting untuk di ketahui penerbangan KL- Haneda Tokyo jauh berbeda suasanannya dengan penerbangan Kansai Osaka-KL.
Selama penerbangan KL- Haneda Tokyo di dalam pesawat semua orang pada diam tidak bersuara dan sibuk dengan permainan di gadget nya. Saat makan malam telah tiba, makanan pun datang sesuai dengan yang kami pesan. Dan sebelum makan dimulai tidak lupa membaca doa untuk makan, lalu dalam sekejap semua menu makan malam ini habis kami lahap...Alhamdulilah...
Makan malam selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah tiduuuuuuur. Kami dan Anak-anak semuanya tidur dengan pulasnya di pesawat. Tak disangka tak diduga ternyata lewat pengeras suara diumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat. Dimana seluruh penumpang disuruh memakai sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat meja dan membuka kaca penutup jendela. Kalau ke empat hal ini uda diumumkan, maka kami yakin bahwa pesawat benar-benar akan mendarat.
Saat keluar pesawat, Kami harus mengisi lembaran imigrasi untuk masuk ke Japan, lembaran imigrasi ini di bagikan pada saat dipintu keluar pesawat oleh pramugari dalam tulisan Inggris en Kan-ji. Kemudian lembaran ini diisi oleh tiap - tiap orang. Untuk anak-anak lembaran imigrasinya harus di tanda tangani sama orang tuanya. Selesai mengisi lembar imigrasi ini kami bergegas ke imigrasi bandara dan Alhamdulilah semuanya berjalan lancar. Koper kami pun sudah menunggu untuk dijemput. Lalu koper ini kami bawa untuk melewati Xray dan keluar di lantai 2 bandara.
Haneda dibuka pada 1931. Pada tahun 1978, Bandara Narita kemudian baru dibangun mengambil alih sebagian besar lalu lintas udara internasional di Tokyo, sementara Haneda Airport ditunjuk untuk menangani lalu lintas udara domestik ibukota. Haneda kembali menangani peningkatan jumlah penerbangan internasional pada tahun 2010 dengan selesainya landasan pacu baru dan bangunan terminal internasional yang baru.
Keberangkatan keluar negri ini bukan yang pertama kali kami lakukan dengan membawa 2 child (7 tahun dan 5 tahun) en 1 baby (3 1/2 bulan). Sebelumnya kami sudah sering melakukan perjalanan keluar negri maupun dalam negri dengan mengikut sertakan anak-anak kami.
Malah kalau mau di bilang, anak-anak sama sekali belum pernah kami tinggal untuk berpergian, semenjak anak pertama dan anak kedua masih baby selalu kami bawa dalam perjalanan kami, dan terakhir kali pada 02-05 April 2015 kami melakukan perjalanan 3 hari 3 negara. Kebayang dong seberapa repotnya dalam 3 hari harus berpindah ke 3 negara dengan membawa 2 child en 1 baby (saat itu masih 2 bulan) dan semuanya kami urus sendiri....Tapi dari situlah kami dapat menikmatnya, karena di perlukan kerjasama tim yang solid agar bisa berjalan lancar...cieleeeeee...
Untuk perjalanan kali ini kami membawa satu gendongan baby, disarankan pilih gendongan yang bagus dan nyaman dengan kualitas terbaik ya, agar pada saat perjalanan nanti tidak terasa pegal en berat.
Kemudian kami membawa satu koper roda empat dengan berat 24,7 kg, tidak boleh lebih, karena si pesawat merah AirAsia menetap berat bagasi sesuai dengan yang di beli. Kami membeli bagasi 25 kg langsung Kualanamu International Airport ke Bandara Udara Internasional Haneda Tokyo.
Koper ini kami isi dengan delapan pasang baju warna seragam sesuai lamanya kami di Japan dan kami susun sesuai dengan daerah tujuan wisata kami, mulai dari Pink, Coklat, Putih, Biru, Merah, Kuning, Abu-abu dan Hitam. Baju kami buat seragam biar memudahkan mencari anak-anak kala dikeramaian, ini benar-benar sangat membantu kami. Dan untuk masalah baju jangan takut kehabisan bekal ya, karena di Japan tersedia coin loundry yang murah dan gampang di gunakan. Untuk mencuci 5 kg hanya di kenakan biaya 200 yen dan untuk mengeringkan hanya 100 yen untuk yang setengah kering dan yang super super kering 300 yen. Semua harga coin loundry di Japan seragam dari satu kota ke kota lainnya.
Selain itu kami membawa satu koper kecil ukuran cabin dengan roda empat juga berat 7 kg. Koper ini kami isi dengan jaket yang ada penutup kepalanya, karena perjalanan cukup lama dan selama di pesawat AC nya cukup dingin. Selain itu, koper ini kami isi dengan satu pasang baju seragam warna hijau hanya untuk berjaga-jaga saja kalau selama perjalanan sewaktu waktu baju anak-anak mengalami kendala, misalnya basah ataupun muntah. Tapi Alhamdulilah hal itu tidak terjadi selama perjalanan kami. Jadi selama di Japan, total kami membawa sembilan pasang baju seragam.
Dan terakhir kami membawa satu tas ransel dengan berat 5 kg yang kami isi dengan kebutuhan vital kami, yaitu Uang, Pasport, Visa, obat anak-anak, mainan anak-anak, makanan ringan anak-anak dan tentunya camera en handycam buat dokumentasi kami. Perlu diingat, untuk uang harus bawa Yen, di Japan tidak menerima transaksi dengan US dolar dan pada saat kami pergi ini nilai tukar rupiah terhadap yen adalah 1 yen sebesar 110 rupiah.
Oh ya ditas ini kami juga membawa colokan listrik, karena tipe colokan listrik di Japan beda dengan di Indonesia. Sama-sama kepala dua, tapi yang Japang tipenya lurus gepeng tidak bulat seperti di Indonesia. Terus kenapa semua tas harus roda empat...kayak mobil aja, bukan yang roda dua?...Iya, itu untuk memudahkan kalau pas nyampai nanti kami tidak harus menarik nya tapi cukup di dorong di samping, jadi lebih gampang ketimbang harus menarik akan terasa lebih berat.
Jadi nanti selama perjalanan sudah jelas koper yang mana nantinya yang harus saya bawa dan yang mana harus di bawa sama istri. Dan koper maksimal harus dua tidak boleh lebih, itu uda menjadi patokan wajib, karena yang dewasa juga cuma dua orang, entar kalau anak-anak di suruh membawa koper, malah di sangka mempekerjakan anak di bawah umur pula, Hahahaha....
Semua koper sudah kami timbang di rumah dengan akurasi dan ketepatan yang sangat-sangat-sangat akurat. Ya iyalah...Dari pada harus di bongkar en kena denda pula nanti. Selain itu kalau membawa koper besar-besar en berat akan merepotkan kami, ini sudah kami pelajari dari perjalanan-perjalanan sebelumnya.
Perjalanan ke Kualanamu International Airport dari rumah kami melalui Jalan Sisingamangaraja, lalu jalan lurus terus menuju Gerbang Tol Amplas dan masuk ke dalam Tol Amplas dan keluar di Tol Tanjung Morawa. Setelah keluar dari Tol Tanjung Morawa lalu masuk ke Jalan Kayu Besar, terus saja sampai masuk ke wilayah Kualanamu International Airport. Jika selama ini Polonia dikenal luas sebagai bandara udara kota Medan, maka mulai 25 Juli 2013, Kualanamu International Airport / KNO mengambil alih peran bandara udara Polonia.
Kualanamu International Airport terletak di sisi timur kota Medan, yaitu di Kabupaten Deli Serdang, 32 kilometer dari pusat kota Medan. Untuk menuju ke Kualanamu International Airport, ada beberapa moda transportasi yang disediakan oleh Pemerintah Kota Medan yaitu Bis Damri dari terminal Amplas dan Plaza medan fair, juga Kereta Api yang berangkat dari Stasiun Merdeka di tengah kota Medan. Selain transportasi umum tersebut ada juga jalan untuk kendaraan pribadi dan taksi. Kalau anda datang dengan menggunakan kendaraan pribadi baik mobil atau motor, perjalanan ke Kualanamu International Airport bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam.
Tepat pukul 07.30 wib kami sampai di bandara Kualanamu International Airport. Segera kami masuk ke dalam bandara Kualanamu International Airport di lantai 2. Kami segera ke counter AirAsia untuk menyerahkan Pasport, Visa dan Boarding Pass yang sudah kami check in dan print terlebih dahulu. Untuk masalah pengurusan Visa Japan dan berburu tiket murah Japan nanti saya infokan tulisannya lebih lanjut.
Bagasi kami drop di counter AirAsia ini dan setelah selesai masalah check in dan drop bagasi, segera kami turun ke lantai 1 untuk melewati petugas imigrasi. Di sini diperiksa kelengkapan Pasport, harus masih berlaku minimal 6 bulan sebelum tanggal habis berlakunya, Visa berkunjung sementara selama 15 hari dan sudah ada Boarding Pass keberangkatan. Semua sudah lengkap, maka selesailah urusan imigrasi. Kemudian kami menuju ke ruang tunggu International bandara Kualanamu dan kami melewati petugas Xray bandara. Di sini semua harus di buka, mulai dari jam tangan, tali pinggang dan cairan yang boleh dibawa tidak lebih dari 100 cc. Setelah selesai melewati Xray sambil menunggu sekitar 45 menit, kami menyempatkan diri mendokumentasikan perjalanan kami.
Tidak
lama kemudian panggilan untuk naik ke dalam pesawat pun terdengar. Dengan
membaca doa, kami terbang ke Kuala Lumpur. Kami berangkat dengan AirAsia AK390
dari Medan Kualanamu International Airport / KNO (berangkat jam 09:10 WIB) lalu
transit di Kuala Lumpur International
Airport 2 / KUL (tiba jam 11:05 waktu Malaysia) dengan AirAsia Airbus A320 dan kemudian melanjutkan penerbangan dengan AirAsia D7522 dari Kuala Lumpur International Airport 2 / KUL
(berangkat Jam 14:30 waktu Malaysia) ke
Haneda Airport / HND (tiba jam 22:30 waktu Japan) dengan AirAsia X
Airbus A330. Alhamdulilah....Semua penerbangan ini tepat waktu dan tidak ada
keterlambatan.
Bandara
Kualanamu International Airport Medan
Selama
didalam pesawat dari Medan Kualanamu International Airport / KNO ke Kuala Lumpur International Airport 2 / KUL
tidak terlalu lama, hanya 50 menit. Jadi kami hanya makan makanan ringan saja dan setelah itu
duduk manis sebentar, pesawat pun mendarat di Kuala Lumpur International Airport 2.
Kuala Lumpur International Airport 2
/ KLIA2
(Monday/Senin, 18 May 2015)
Alhamdulilah, pesawat yang kami tumpangi dari Kualanamu International
Airport Medan tiba di Kuala Lumpur
International Airport 2 tepat jam 11.00. Penerbangan ini lebih cepat
lima menit dari jadwal ketibaan, sedangkan penerbangan lanjutan ke Haneda akan
berangkat jam 14.30 waktu Malaysia.
Segera kami keluar dari pesawat untuk membereskan masalah transit internasional. Setelah keluar pesawat ikuti saja petunjuk ke arah transfer domestic dan internasional. Tidak jauh dari gerbang ketibaan akan terdapat gerbang transfer internasional, serahkan kembali Pasport, Visa dan Boarding Pass kepada petugas check in. Setelah beres, kami harus melewati petugas Xray bandara. Di sini peraturannya juga sama seperti di Indonesia semua harus di buka, mulai dari jam tangan, tali pinggang dan cairan yang boleh dibawa tidak lebih dari 100 cc, yang lebih ekstrem lagi, sepatu juga harus dibuka. Kebetulan pas di depan kami ada seorang laki-laki yang bertubuh agak gelap, begitu buka sepatu langsung bau khas kaos kaki tercium. Wadooooooooh...terpaksa kami meper menjauh dan terus menjauh, agar tidak terlalu menyengat.
Segera kami keluar dari pesawat untuk membereskan masalah transit internasional. Setelah keluar pesawat ikuti saja petunjuk ke arah transfer domestic dan internasional. Tidak jauh dari gerbang ketibaan akan terdapat gerbang transfer internasional, serahkan kembali Pasport, Visa dan Boarding Pass kepada petugas check in. Setelah beres, kami harus melewati petugas Xray bandara. Di sini peraturannya juga sama seperti di Indonesia semua harus di buka, mulai dari jam tangan, tali pinggang dan cairan yang boleh dibawa tidak lebih dari 100 cc, yang lebih ekstrem lagi, sepatu juga harus dibuka. Kebetulan pas di depan kami ada seorang laki-laki yang bertubuh agak gelap, begitu buka sepatu langsung bau khas kaos kaki tercium. Wadooooooooh...terpaksa kami meper menjauh dan terus menjauh, agar tidak terlalu menyengat.
Setelah beres masalah Xray, maka kami segera masuk menuju ke ruang tunggu International bandara Kuala Lumpur di Gate P 10.
Foto
jadwal keberangkatan (Signboard di Gate P 10 Kuala Lumpur
International Airport 2)
Sambil
menunggu pesawat ke Haneda jam 14.30 waktu Malaysia, kami memutuskan untuk
makan siang di bandara Kuala Lumpur.
Kami memilih menu Tom Yam dan Sup buntut. Restoran yang kami pilih adalah restoran melayu waroeng, yang letaknya pas dekat dengan pusat informasi bandara.
Foto
Makan siang di bandara Kuala Lumpur
International Airport 2 (Jejak sisa makanan pun tak ada kelihatan)
Ada
sedikit cerita ketika kami berangkat
jalan-jalan 3 hari 3 negara pada tanggal
02-05 April 2015 kemarin. Pada saat perjalanan pulang ke Indonesia bulan
kemarin itu tas ransel anak kami yang nomor dua tertinggal di Xray Gate Q. Jadi
sambil menunggu pesanan makan siang kami datang, saya putuskan untuk menanyakan
keberadaan tas ransel anak saya di pusat informasi yang tidak jauh dari
restoran kami. Ternyata di lost and found berhasil menemukan tas ransel kami.
Alhamdulilah... tas diantar langsung ke tangan saya lengkap semua isi tidak
kurang satupun. Rezeki ngak kemana...
Foto Tas ransel
yang berhasil di temukan (Kembaliiiii).... Diluar dugaan tas kami jadi malah bertambah satu lagi...
Tas
berhasil ditemukan, menu Tom Yam dan Sup buntut pun habis dilahap dalam
sekejap. Selesai makan siang kami melakukan Sholat Zuhur dan Ashar di Gate P
10. Sambil mengisi botol minuman buat nanti selama perjalanan di dalam pesawat.
Bandara Kuala Lumpur International Airport 2 ini sebenarnya berada di Sepang, merupakan sebuah bandara baru untuk pesawat Air Asia. Bandara ini digunakan sejak 09 Mei 2014. Konsepnya cukup modern, bandara ini dibuat jauh lebih nyaman dan menarik, berbanding sebelumnya di Low Cost Carrier Terminal atau biasa disebut LCCT. Setelah 8 tahun beroperasi di LCCT, kini Air Asia memindahkan landasan pesawatnya di Kuala Lumpur International Airport 2. Berpindahnya AirAsia ke lapangan terbang yang lebih besar dan nyaman dikarenakan semakin padatnya penumpang yang memenuhi LCCT. Penerbangan dari Kuala Lumpur International Airport 2 ke Haneda Airport dikelolah oleh AirAsia X, merupakan bagian dari penerbangan AirAsia yang dikhususkan bagi penerbangan jarak jauh dengan jarak terbang lebih dari 6 jam. Untuk kenyamanan penumpang, maka rata-rata pesawat yang digunakan adalah pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 dan Airbus A340.
Foto kami di ruang tunggu Kuala Lumpur International Airport 2 (Hepiiiii, Hepiiiii, Hepiiiii)
Tepat
jam 14.30 kami berangkat dari Kuala
Lumpur International Airport 2 menuju
Haneda Airport dengan pesawat AirAsia X Airbus A330 dan pesawat direncanakan sampai
di Haneda Airport jam 22.30 (+9 GMT) sekitar 7 jam perjalanan.
AirAsia X Airbus A330 (Di pesawat ini kami duduk di kursi No. 43 A-B-C-D Satu deretan juga)
Foto tanda sila masuk ke pesawat AirAsia X Airbus A330 melalui Gate P 10
Foto kami di dalam tangga belalai (Air Bridge) menuju pintu pesawat AirAsia X Airbus A330 (Lets Goooooooooo)
Foto kami di dalam tangga belalai (Air Bridge) menuju pintu pesawat AirAsia X Airbus A330 (Lets Goooooooooo)
AirAsia X Airbus A330 (Di pesawat ini kami duduk di kursi No. 43 A-B-C-D Satu deretan juga)
Foto Bandara Kuala Lumpur International Airport 2
Karena
penerbangan ini akan berlangsung lama (sekitar 7 jam) maka kami memutuskan
untuk memesan makan malam di pesawat. Pilihan
makan malam kami jatuh kepada......eng ing eng.....
Uncle Chin's Chicken Rice dan Chicken Teriyaki dengan tambahan maXimise my meal. Makanan sebaiknya dipesan juga lewat internet, karena akan lebih murah dan penumpang yang sudah memesan akan dilayani terlebih dahulu daripada yang pesan di tempat.
Foto menu makan malam yang sudah kami pesan lewat internet (Makyooooos....)
Selain itu bawalah gadget buat mainan anak maupun video tontonan anak, karena waktu terbang yang lama sehingga tidak membosankan bagi anak-anak. Bagi penumpang yang tidak membawa selimut, selimut dapat dirental dengan harga 1.000 yen dan diambil 1 jam sebelum mendarat. PC dan gadget juga dapat di rental di atas pesawat. Yang terpenting untuk di ketahui penerbangan KL- Haneda Tokyo jauh berbeda suasanannya dengan penerbangan Kansai Osaka-KL.
Selama penerbangan KL- Haneda Tokyo di dalam pesawat semua orang pada diam tidak bersuara dan sibuk dengan permainan di gadget nya. Saat makan malam telah tiba, makanan pun datang sesuai dengan yang kami pesan. Dan sebelum makan dimulai tidak lupa membaca doa untuk makan, lalu dalam sekejap semua menu makan malam ini habis kami lahap...Alhamdulilah...
Makan malam selesai, maka kegiatan selanjutnya adalah tiduuuuuuur. Kami dan Anak-anak semuanya tidur dengan pulasnya di pesawat. Tak disangka tak diduga ternyata lewat pengeras suara diumumkan bahwa pesawat akan segera mendarat. Dimana seluruh penumpang disuruh memakai sabuk pengaman, menegakkan sandaran kursi, melipat meja dan membuka kaca penutup jendela. Kalau ke empat hal ini uda diumumkan, maka kami yakin bahwa pesawat benar-benar akan mendarat.
Haneda Airport (羽田空港, Haneda Kūkō, HND)
(Monday/Senin, 18 May 2015)
Alhamdulilah,
Welcome to Japan….Pesawat yang kami tumpangi dari Kuala Lumpur International Airport 2 sampai di Haneda Airport jam
22.00 waktu Japan (+9 GMT). Lebih cepat 30 menit dari jadwal. Perlu dicatat
ya....Waktu Jepang 2 jam lebih awal dari Medan, jadi di Medan
masih jam 20.00. Untuk itu, setelah sampai di Haneda Airport, Tokyo,
Japan segera cocokan waktu dengan jam tangan untuk waktu Japan yaaa....tapi
kalau yang di Handphone, Zona waktu akan berubah secara otomatis mengikuti
waktu negara tersebut, tapi ya tergantung dari tipe en merk Handphone nya juga
sich. Kebetulan yang punya kami langsung otomatis mengikuti Zona waktu negara
yang kami datangi.
Saat keluar pesawat, Kami harus mengisi lembaran imigrasi untuk masuk ke Japan, lembaran imigrasi ini di bagikan pada saat dipintu keluar pesawat oleh pramugari dalam tulisan Inggris en Kan-ji. Kemudian lembaran ini diisi oleh tiap - tiap orang. Untuk anak-anak lembaran imigrasinya harus di tanda tangani sama orang tuanya. Selesai mengisi lembar imigrasi ini kami bergegas ke imigrasi bandara dan Alhamdulilah semuanya berjalan lancar. Koper kami pun sudah menunggu untuk dijemput. Lalu koper ini kami bawa untuk melewati Xray dan keluar di lantai 2 bandara.
Foto kami di ruang kedatangan Bandara Udara
Internasional Haneda Tokyo....Alhamdulilah Nyampe Japan
Bandara Udara
Internasional Haneda Tokyo, atau Haneda Airport (羽田空港, Haneda Kūkō, HND) ini terletak kurang dari 30 menit selatan dari pusat kota Tokyo, jauh
lebih dekat ke pusat kota daripada Bandara Narita, yang merupakan Bandara Tokyo
lainnya. Dibandingkan dengan Bandara Narita, Bandara Haneda menangani
penerbangan domestik yang lebih banyak, dengan penerbangan internasional yang
lebih sedikit. Dengan lebih dari 60 juta penumpang per tahun secara
keseluruhan, Haneda Airport adalah bandara tersibuk di Jepang dan peringkat kelima
bandara tersibuk di dunia.
Haneda dibuka pada 1931. Pada tahun 1978, Bandara Narita kemudian baru dibangun mengambil alih sebagian besar lalu lintas udara internasional di Tokyo, sementara Haneda Airport ditunjuk untuk menangani lalu lintas udara domestik ibukota. Haneda kembali menangani peningkatan jumlah penerbangan internasional pada tahun 2010 dengan selesainya landasan pacu baru dan bangunan terminal internasional yang baru.
Pada tahun 2014,
ukuran terminal internasional meningkat sebesar 50 persen, dan bandara mulai
menangani sejumlah penerbangan antarbenua.
Bandara Udara
Internasional Haneda Tokyo
Masalah
koper sudah selesai, selanjutnya kami pergi ke Tourist Information Center di
lantai 2 bandara Haneda Tokyo yang letaknya
persis didepan Arrival Lobby. Kami langsung membeli Tokyo Subway 3-Day Ticket – Adult:
1,500 yen, Child: 750 yen. Kami membeli tiket subway untuk tanggal 19-21 May
2015. Tokyo Subway 3-Day Ticket ini bisa di
beli ditempat-tempat tertentu. Tetapi beli di Haneda International Passenger
Terminal 2nd Floor Arrival Lobby Tourist Information Center adalah yang
tergampang dan termudah di cari dibandingkan harus beli di tempar-tempat lainnya....Haneda Airport
Information Center beroperasi mulai: 5:30am - 11:00pm. Tiket ini Valid untuk all
Tokyo Metro lines dan all Toei Subway lines.... Jadi kita bebas mengeksplore
seluruh Tokyo gretoooooong dengan subway.
Tokyo Subway Ticket ini tersedia untuk 1-Day Ticket, 2-Day Ticket dan 3-Day Ticket. berhubung kami empat hari di Tokyo, maka kami memilih Tokyo Subway 3-Day Ticket.
Tokyo Subway Ticket ini tersedia untuk 1-Day Ticket, 2-Day Ticket dan 3-Day Ticket. berhubung kami empat hari di Tokyo, maka kami memilih Tokyo Subway 3-Day Ticket.
Gambar Haneda International Passenger
Terminal 2nd Floor Arrival Lobby Tourist Information Center
Foto Tokyo
Subway 3-Day Ticket yang berhasil kami beli......
Adult Ticket
Child Ticket
Gambar Tokyo Subway Ticket
Urusan
tiket beres, kami segera bergegas mencari penginapan kami. Berhubung kami sampai
di Bandara Udara Internasional Haneda Tokyo pada
jam tengah malam, maka kami memutuskan untuk menginap di hotel sekitar bandara.
Kami memutuskan menginap di Hotel
MyStays Haneda Address :
5-1-13 Haneda, Ota-ku, Haneda Airport, Tokyo, Japan 144-0043 Phone : +81(0)3-6863-5539. Semua hotel untuk kami menginap sudah kami
booking dari Indonesia baik yang di Tokyo, Kyoto dan Osaka. Kami memesannya
lewat Booking.com, karena free cancel dan pembayarannya tunai di lakukan di
hotel. Selama kami di Japan ini, kami memesan kamar tipe Family room.
Untuk Sekedar info saja, banyak penerbangan internasional dari Haneda Airport, Tokyo yang datang dan berangkat pada malam sekali antara jam 22.00 sampai jam 02.00 malam ataupun pagi-pagi sekali antara jam 04.00 sampai jam 06.00. Jadi sangatlah wajar kalau banyak yang menginap di bandara, bahkan penduduk lokal Japang sendiri yang harus mengejar pesawat pagi juga menginap di bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Sebenarnya ruang kedatangan dan keberangkatan bandara Haneda cukup luas, jadi banyak Backpacker yang memutuskan untuk menghabiskan malam di bandara, karena kereta terakhir menuju pusat kota Tokyo adalah pukul 24.00. Tapi berhubung kami membawa anak-anak, maka kami menginap di hotel sekitar bandara. Selepas pukul 24.00 itu sebenarnya ada taksi dan Airport Bus ke pusat kota Tokyo, tetapi harga tiketnya dua kali lipat dari harga siang hari.
Bermalam di Haneda Airport, Tokyo bisa di ruang kedatangan bandara dilantai 2 atau ruang keberangkatan di lantai 3, sebagian besar penumpang menunggu besok pagi untuk melanjutkan perjalanan ke pusat Tokyo. Setelah keluar imgrasi, lalu dari situ bisa cari kursi dimana saja buat tidur, kursinya empuk, semua kursi lurus memanjang tidak ada sekat diantar kursi, dan aman. Kalau kami menilai, kursi-kursi ini memang sengaja dibuat untuk memberi ruang bagi yang mau menginap di bandara. Mau tidur dibagian mana, maka koper diletak dekat dengan kita tidur, biar ngak ada yang ngutak ngatik, Oiya tapi nanti pasti ada petugas keamanan yang mondar -mandir tapi baik-baik kok dan tidak akan diusir. Di Haneda Airport, Tokyo ini juga banyak colokan listrik untuk mengcharge gadget, kamar mandi juga banyak dan tidak jauh-jauh.
Sebelum berangkat ke hotel, kami sempatkan singgah ke Nursery Room untuk mengganti popok baby kami dan singgah ke toilet di Haneda Airport, Tokyo untuk sekedar Miksi (kencing). Maklum selama perjalanan di dalam pesawat kami habiskan dengan tidur yang pulas, jadi tidak sempat singgah ke toilet. Nursery Room di Japan sangatlah bersih dan lengkap, didalamnya ada meja lebar yang bisa dibuka dan dilipat untuk mengganti popok, mesin air panas untuk mensteril botol dan membuat susu serta sofa yang nyaman untuk sekedar bersantai sejenak. Didalam Nursery Room ini juga ada kamar kecil dengan pintu lipat untuk ibu menyusui.
Di Japan Toiletnya unik-unik, ini terbukti pada saat kami singgah ke toilet. Di Japan ada yang dinamakan Washlet Bidet Toilet Seat dan ada juga Japanese Style Toilet atau toilet tradisional / Squat Toilet. Washlet Bidet Toilet Seat dilengkapi dengan berbagai macam tombol canggih. Mulai dari tombol Flush untuk menyiram, tombol stop menyiram, tombol semprot khusus untuk laki-laki dan perempuan yang bisa diatur kekuatannya dari kecil sampai besar, tombol pengering yang kekuatan anginnya bisa diatur dari kecil sampai besar.
Yang lebih uniknya lagi toilet ini selalu terhubung dengan listrik, yang gunanya untuk dudukkan toilet selalu dibuat hangat, yang mana kehangatannya juga bisa diatur. Selain itu, Washlet juga dilengkapi dengan tombol musik yang volumenya bisa diatur, sehingga tidak kedengaran apa-apa pada saat kita sedang melakukan rutinitas, ada juga tombol pewangi ruangan dan tersedia juga tombol pemijat. Dihotel tempat kami menginap di Kyoto malah lebih canggih lagi, dimana pada saat pintu kamar mandi dibuka maka otomatis penutup dudukan toilet ikut terbuka juga. Yang lucunya malah dibuat mainan sama anak-anak kami. Dengan sengaja anak-anak membuka dan menutup pintu kamar mandi sehingga otomatis penutup dudukan toilet bolak balik terbuka layaknya seperti mulut buaya...... Hahahaha pengen tahuuuu sekali anak-anak kami.
Sedangkan Japanese Style Toilet / Squat Toilet, bentuknya seperti WC jongkok di Indonesia juga, yang dipasang secara horizontal rata dengan lantai kamar mandi. Berbeda dengan WC jongkok di Indonesia, dimana kita duduk tepat diatas lubang air, kalau di Squat Toilet ini kita duduk malah menghadap lubangnya. Hotel di Japan tempat kami menginap semua memakai fasilitas Washlet Bidet Toilet Seat, sedangkan di tempat fasilitas umum seperti di stasiun, mall, taman rekreasi ada yang yang menyediakan Washlet Bidet Toilet Seat dan ada juga Japanese Style Toilet / Squat Toilet.
Gambar colokan listrik Indonesia VS Japan.
Untuk Sekedar info saja, banyak penerbangan internasional dari Haneda Airport, Tokyo yang datang dan berangkat pada malam sekali antara jam 22.00 sampai jam 02.00 malam ataupun pagi-pagi sekali antara jam 04.00 sampai jam 06.00. Jadi sangatlah wajar kalau banyak yang menginap di bandara, bahkan penduduk lokal Japang sendiri yang harus mengejar pesawat pagi juga menginap di bandara agar tidak ketinggalan pesawat. Sebenarnya ruang kedatangan dan keberangkatan bandara Haneda cukup luas, jadi banyak Backpacker yang memutuskan untuk menghabiskan malam di bandara, karena kereta terakhir menuju pusat kota Tokyo adalah pukul 24.00. Tapi berhubung kami membawa anak-anak, maka kami menginap di hotel sekitar bandara. Selepas pukul 24.00 itu sebenarnya ada taksi dan Airport Bus ke pusat kota Tokyo, tetapi harga tiketnya dua kali lipat dari harga siang hari.
Bermalam di Haneda Airport, Tokyo bisa di ruang kedatangan bandara dilantai 2 atau ruang keberangkatan di lantai 3, sebagian besar penumpang menunggu besok pagi untuk melanjutkan perjalanan ke pusat Tokyo. Setelah keluar imgrasi, lalu dari situ bisa cari kursi dimana saja buat tidur, kursinya empuk, semua kursi lurus memanjang tidak ada sekat diantar kursi, dan aman. Kalau kami menilai, kursi-kursi ini memang sengaja dibuat untuk memberi ruang bagi yang mau menginap di bandara. Mau tidur dibagian mana, maka koper diletak dekat dengan kita tidur, biar ngak ada yang ngutak ngatik, Oiya tapi nanti pasti ada petugas keamanan yang mondar -mandir tapi baik-baik kok dan tidak akan diusir. Di Haneda Airport, Tokyo ini juga banyak colokan listrik untuk mengcharge gadget, kamar mandi juga banyak dan tidak jauh-jauh.
Sebelum berangkat ke hotel, kami sempatkan singgah ke Nursery Room untuk mengganti popok baby kami dan singgah ke toilet di Haneda Airport, Tokyo untuk sekedar Miksi (kencing). Maklum selama perjalanan di dalam pesawat kami habiskan dengan tidur yang pulas, jadi tidak sempat singgah ke toilet. Nursery Room di Japan sangatlah bersih dan lengkap, didalamnya ada meja lebar yang bisa dibuka dan dilipat untuk mengganti popok, mesin air panas untuk mensteril botol dan membuat susu serta sofa yang nyaman untuk sekedar bersantai sejenak. Didalam Nursery Room ini juga ada kamar kecil dengan pintu lipat untuk ibu menyusui.
Di Japan Toiletnya unik-unik, ini terbukti pada saat kami singgah ke toilet. Di Japan ada yang dinamakan Washlet Bidet Toilet Seat dan ada juga Japanese Style Toilet atau toilet tradisional / Squat Toilet. Washlet Bidet Toilet Seat dilengkapi dengan berbagai macam tombol canggih. Mulai dari tombol Flush untuk menyiram, tombol stop menyiram, tombol semprot khusus untuk laki-laki dan perempuan yang bisa diatur kekuatannya dari kecil sampai besar, tombol pengering yang kekuatan anginnya bisa diatur dari kecil sampai besar.
Yang lebih uniknya lagi toilet ini selalu terhubung dengan listrik, yang gunanya untuk dudukkan toilet selalu dibuat hangat, yang mana kehangatannya juga bisa diatur. Selain itu, Washlet juga dilengkapi dengan tombol musik yang volumenya bisa diatur, sehingga tidak kedengaran apa-apa pada saat kita sedang melakukan rutinitas, ada juga tombol pewangi ruangan dan tersedia juga tombol pemijat. Dihotel tempat kami menginap di Kyoto malah lebih canggih lagi, dimana pada saat pintu kamar mandi dibuka maka otomatis penutup dudukan toilet ikut terbuka juga. Yang lucunya malah dibuat mainan sama anak-anak kami. Dengan sengaja anak-anak membuka dan menutup pintu kamar mandi sehingga otomatis penutup dudukan toilet bolak balik terbuka layaknya seperti mulut buaya...... Hahahaha pengen tahuuuu sekali anak-anak kami.
Sedangkan Japanese Style Toilet / Squat Toilet, bentuknya seperti WC jongkok di Indonesia juga, yang dipasang secara horizontal rata dengan lantai kamar mandi. Berbeda dengan WC jongkok di Indonesia, dimana kita duduk tepat diatas lubang air, kalau di Squat Toilet ini kita duduk malah menghadap lubangnya. Hotel di Japan tempat kami menginap semua memakai fasilitas Washlet Bidet Toilet Seat, sedangkan di tempat fasilitas umum seperti di stasiun, mall, taman rekreasi ada yang yang menyediakan Washlet Bidet Toilet Seat dan ada juga Japanese Style Toilet / Squat Toilet.
Gambar colokan listrik Indonesia VS Japan.
Gambar Nursery Room di Japan
Gambar Toilet unik di Japan
Setelah
selesai masalah toilet kami bergegas menuju hotel tempat kami menginap,
kemudian melakukan sholat Magrib dan Is’ya di hotel, sekarang waktunya
untuk rehat sejenak ya....dan kami mecharge semua kebutuhan kami, mulai
dari Handphone, camera, handycam buat persediaan besok berkelana.....
lalu saatnya kami mengatakan Konbanwa Tokyo, Japan....
Pak MyStays Hotel Haneda ini menyediakan jemputan utk ke hotelnya ga ya? Kalau tidak, Bapak dan keluarga ke sana naik apa? Saya juga rencananya tahun depan akan ke Tokyo dan mendarat di Haneda malam. Teman saya bawa anaknya, jadi kasian kalau harus tidur di bandara. Mohon infonya ya Pak. Terima kasih :)
BalasHapusTq uda singgah...ada Free Shuttle Bus dari Hotel MyStays Haneda yang bisa kita ambil di International Terminal di Ground Floor. Untuk Map dan Jadwal Airport Shuttle Bus (Free of charge) bisa dilihat di sini, http://www.mystays.com/e/location/haneda/services/
BalasHapusPak dari hotel haneda itu ke pusat kota, balik lagi ke haneda? atau langsung dari statisun dekat hotel?
BalasHapusTq uda singgah...Hotel MyStays Haneda itu letaknya dekat sekali dengan Haneda Airport, jadi kita tidak perlu untuk ke pusat kota. Saya pilih menginap disini karena saya sampainya pada jam tengah malam. Tetapi kalau sampainya pagi di Haneda Airport, sebaiknya langsung saja menuju ke pusat kota. Tidak usah singgah menginap di sekitaran Haneda Airport. Tersedia free shuttle bus gratis antara Haneda Airport ke Hotel MyStays Haneda...Semoga bisa membantu
BalasHapusSalam.. Pak, mau nanya, InsyaAllah saya brkt ke Tokyo dr Padang via KL jg, tgl 20 January 2016, PDG-KLIA2 08.30-10.40 trus KLIA2-HND 14.40-22.50 saya mau bertanya mengenai proses imigrasi n transfer international, di artikel Bapak udah menjelaskan tp saya masih gamang karena jeda waktu yg agak singkat (3 jam) lagian saya dapat info antriannya bejubel, bisa tlg Bapak lebih 'pertajam' penjelasan mengenai pengalaman urusan imigrasi n transfer internationalnya (saya bawa bagasi 20 kg n backpack 30L), Trims Pak Aidil
BalasHapusTq uda singgah ....semoga tidak telat ya jawabannya...:-)...Kebetulan keberangkatan keluarga saya kemarin direct flight Medan-Haneda Airport. Jadi saya di Kl hanya tinggal transfer saja. Tidak ada perlu keluar imigrasi en pengambilan bagasi atau harus cek in ulang, dan antrian tidak padat sama sekali. Kecuali kalau kita ambil Indirect flights, maka kita harus mengikuti semua prosedur ke imigrasian ulang di KL. Itu mungkin akan sedikit merepotkan, karena akan menyita waktu untuk mengurus pengambilan bagasi, cek in ulang dan melewati imigrasi kembali...
BalasHapusMohon infonya misal kita sampe haneda tgl 18 tapi mau beli metro free 3 days pass untuk tgl 21-23 bisa gak? Atau harus beli di hari berlakunya tiket?
BalasHapusMohon infonya jg Hotel di tokyo dan osaka yg bisa cukup untuk 2 dewasa dan 2 anak? karena hotel di jepang rata2 kecil sekali dan bawa anak kena charge lg. Tempat tidur standar doublenya jg kecil hanya 140 cm.
BalasHapusTq uda singgah... Untuk Tokyo Subway 3-Day Ticket bisa di beli kapan saja. Selama belum digunakan dan di touch ke mesin sensor di pintu masuk subway, maka belum terhitung digunakan. Tetapi begitu sudah di touch ke mesin sensor subwaynya maka mulai saat itu sudah terhitung untuk 3 hari kedepan. Seperti saya kemarin, saya beli Tokyo Subway 3-Day Ticket pada tanggal 18 May 2015 dan mulai saya gunakan pada tanggal 19-21 May 2015. Sedangkan untuk pemilihan hotel, saya memilih lewat booking.com dengan free cancel, dan saya langsung memilih family room. Jadi cukup buat saya ber 4 dan 1 baby dengan satu kamar, tanpa perlu tempat tidur tambahan mau pun biaya tambahan membawa anak.
BalasHapusuntuk naik subway, anak dibawah 5 tahun apa harus pakai kartu Subway 3-Day pass juga pak
BalasHapusTq uda singgah...Untuk harga tiket semua subway di Japan memang diberlakukan berdasarkan umur penggunanya yaitu Adult, Child,Toddler dan Infant. Sekedar info bahwa Adult itu diatas 12 tahun dan harus bayar full. Child 6-11 tahun hanya bayar setengah dari harga Adult.Toddler 1-6 tahun tidak bayar alias free of charge, tapi maksimal hanya boleh membawa 2 Toddler. Infant dibawah 1 tahun Free of charge....Semoga bisa membantu.
BalasHapusKeren kak....kak recomend tmpt yg wajib dijunjungi di jepang? Ada blog tersendirinya kak
BalasHapusTq uda singgah za... tempat-tempat wisata di Japan nya bisa di lihat cerita lengkapnya di papaaidil.blogspot.com ini.... perjalanan hari per hari, moda transportasi dan harga tiket masuk wahana wisat semua ada saya infokan... sila di buka halaman perjalanan perharinya...
HapusMohon infonya dong..
BalasHapusSaya ada rencana ke jepang dan sampai di haneda pukul 2150
Dan menginap di asakusa..
Kira2 sempat ga kalau saya lgsg naik subway dari haneda ke asakusa?
Dari turun pesawat-imigrasi-ambil koper-beli tiket subway, sempat ga 1 jam?
Tq uda singgah... Perjalanan bila berencana menggunakan subway di mulai dari HANEDA AIRPORT INTERNATIONAL TERMINAL naik Keikyu Airport Express ke SENGAKUJI (A07) Total:¥ 410 selama 25 menit. Lalu dilanjut dari SENGAKUJI(A07)menggunakan Toei Subway Asakusa Line menuju ke ASAKUSA (A18) Total:¥250 selama 25 menit. Jadi Total seluruh biaya perjalanan ¥ 660 selama 50 menit untuk jarak tempuh 25.8 km. Dengan gambaran ini mungkin bisa membatu prediksi waktu kamu ya. Dengan pertimbangan bahwa stasiun subway akan ditutup pukul 00.00, jadi kamu harus bisa gerak cepat ya. Semoga bisa membantu....
BalasHapus