Jumat, 23 September 2016

Haji Full Itinerary, Catatan Perjalanan Ibadah Haji (26 Dzulqa’dah 1437 H – 21 Dzulhijjah 1437 H / 29 Agustus 2016 M - 23 September 2016 M) : Be The Real Hajj, Starting point nya Haji is "The Power of Niat".



By Aidil espeogeh
Labbaikawloohumma labbaik,
Labbaika laa syariika laka labbaik,
Innalhamda wanni'mata laka wal mulk,
Laa syariika lak.



Arafah, Saudi Arabia, 09 Dzhulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016)



Alhamdulilah... Selesai semua rangkaian kegiatan Ibadah Haji saya bersama istri tahun ini (26 Dzulqa’dah – 21 Dzulhijjah 1437 H  / 29 Agustus - 23 September 2016 M). Salam hangat untuk semua saudara kami di mana saja berada. Semoga, sebagaimana ibadah haji mempertemukan kaum muslimin dari berbagai penjuru dunia, hati kita juga selalu dipertemukan dalam keimanan dan ketakwaan. 

Tulisan berikut ini adalah kisah dan pengalaman hari ke hari perjalanan saya bersama istri melaksanakan ibadah haji tahun 1437 H / 2016 M. Perjalanan ini kusebut perjalanan spiritual atau religi. Karena perjalanan ini tidak hanya sekedar perjalanan biasa tapi juga bernilai ibadah. Karena perjalanan ini merupakan perjalanan untuk memenuhi panggilan Allah dan mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah, yaitu melaksanakan ibadah haji. 

Saya putuskan untuk memposting kisah pengalaman Haji saya dan istri terlebih dahulu dari sekian banyak tulisan yang belum bisa saya selesaikan karena kesibukan dan juga berbagai hal lainnya yang menghambat. Tulisan ini sebenarnya langsung sudah saya buat sejak kepulangan kami dari melaksanakan ibadah Haji dibandingkan tulisan-tulisan lainnya. 

Bagi saya ingatan berlahan pasti akan melupakan kenangan, tetapi tulisan akan selalu terus mengingatkan kenangan tersebut. So “Jangan tersiksa karena menulis” ya, karena menulis akan menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak. Karena menulis mampu meningkatkan kerja otak dan meningkatkan komunikasi dengan orang lain yang ada di belahan dunia

Saya memposting tulisan ini tujuannya semata-mata hanya untuk mendokumentasikan kepergian Haji saya dan istri sebagai kenang-kenangan buat kami dalam melaksanakan ibadah haji. Tidak ada maksud untuk hal-hal lain, seperti riya’ (pamer / hasrat ingin dipandang terhormat oleh orang lain), takabur (sombong), atau sum’ah (keinginan untuk dipuji atau terkenal). Saya selalu berusah untuk menjaga kebersihan hati ini dari hal-hal tersebut. Jadilah saya share tulisan di blog ini.
Makkah Al Mukkarammah, 02 Dzhulhijjah 1437 H (Minggu, 04 September 2016)



Setiap muslim pasti memiliki harapan akan dapat menjalankan ibadah haji. Begitu juga dengan saya dan istri. Di dalam hati saya dan istri selalu berniat dengan hasrat yang kuat dan terus bersinar yang tidak mudah padam ingin menjadi tamu Allah ke Baitullah. Alhamdulilah, Allah telah memanggil kami ke sana. Ini adalah hidayah dari-Nya. Ingatlah, bahwa Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi memampukan setiap orang yang di panggil. Mimpi indah itu akhirnya jadi kenyataan dalam hidup kami.
Al Madinah Al Munawwarah, 15 Dzhulhijjah 1437 H (Sabtu, 17 September 2016)


Alhamdulilah, tepat pada hari Minggu tanggal 12 Juni 2016 kami mendapatkan sebuah kabar gembira yang menyejukkan hati, yaitu pemberitahuan tentang keberangkatan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia dan nama kami ada termasuk didalam Daftar Nama Berhak Lunas Haji Khusus Tahap II Tahun 1437 H / 2016 M. 

Selama 4 tahun kami menunggu (Mulai dari daftar 06 September 2012) dan saya sangat rutin mengecek nomor porsi di Website Kementerian Agama Republik Indonesia di http://haji.kemenag.go.id dan Twitter Kementerian Agama Republik Indonesia di Informasi.Haji ‏@InformasiHaji untuk mendapatkan informasi keberangkatan kami. Walaupun kami ikut haji khusus, saat itu harus tetap antri beberapa tahun dan harus bersabar dalam menunggu antrian berangkat. 

Tetapi kami bisa sedikit lega, karena dengan kami sudah mendapat nomor porsi haji, berarti kami adalah jamaah haji kuota Kementerian Agama Resmi (karena Haji Khusus Non Kuota tidak ada nomor porsi). Calon Jamaah haji harus berhati-hati untuk memastikan namanya masuk dalam sistem kuota pemerintah dengan mendapatkan nomor porsi. 

Karena cara pendaftaran Haji Khusus Kuota dan Haji Khusus Non Kuota sama saja. Bedanya, pada Haji Khusus Kuota dana yang disetorakan calon jamaah akan disetorkan ke pemerintah sementara pada Haji Khusus Non Kuota dana calon jamaah dikelola agen biro perjalanan secara mandiri. Memang keuntungan menggunakan jalur Haji Khusus Non Kuota adalah kita tidak perlu antri menggunakan kuota, artinya bisa memotong antrian dari yang menggunakan sistem Kuota, namun resiko yang sebanding adalah gagalnya Jamaah ke tanah suci juga sangat besar kalau visa tidak dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Arab Saudi. Jadi saran saya jangan pernah memilih Haji Khusus Non Kuota, karena kita akan “bertaruh” dengan resiko gagal berangkat !!!. 
Daftar Nama Berhak Lunas Haji Khusus Tahap II Tahun 1437 H / 2016 M Kementerian Agama Republik Indonesia


Dalam publikasi resmi yang ditandatangani oleh Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri tertanggal 19 Januari 2016 atau tepatnya 8 bulan dari jadwal pemberangkatan ibadah haji tahun 2016, Kementerian Agama Republik Indonesia telah merilis Jadwal Lengkap Rencana Perjalanan Haji (RPH) Tahun 2016. Dimana pada tanggal 09 Agustus 2016 (06 Dzulqa’dah 1437 H) akan dilaksanakan awal pemberangkatan calon jamaah haji gelombang I dari Indonesia langsung menuju bandara Madinah. Selanjutnya pada tanggal 22 Agustus 2016 (19 Dzulqa’dah 1437 H) akan dilaksanakan awal pemberangkatan calon jamaah haji gelombang II dari Indonesia langsung menuju bandara Jeddah. 

Dengan demikian karena kami berangkat pada tanggal  29 Agustus 2016 (26 Dzulqa’dah 1437 H) maka kami adalah termasuk calon jamaah haji gelombang II dengan tujuan Medan – Jeddah. 

Sedangkan untuk jadwal Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada 09 Dzulhijjah 1437 Hijriyah yang bertepatan dengan hari Minggu, 11 September 2016 Masehi. 

Kementerian Agama Republik Indonesia juga telah merilis jadwal awal pemulangan jamaah haji gelombang I dari Mekkah melalui bandara Jeddah ke Indonesia yang dijadwalkan pada 17 September 2016 (15 Dzulhijjah 1437 H). Lalu sejak tanggal  30 September 2016 (28 Dzulhijjah 1437 H) merupakan jadwal awal pemulangan jamaah haji gelombang II dari bandara Madinah ke Indonesia. 

Dengan demikian karena kami pulang pada tanggal  23 September 2016 (21 Dzulhijjah 1437 H) maka kami adalah termasuk jamaah haji gelombang I dengan tujuan Jeddah - Medan.  
Jadwal keberangkatan dan kepulangan Perjalanan Ibadah Haji Kami (26 Dzulqa’dah – 21 Dzulhijjah 1437 H / 29 Agustus - 23 September 2016)


Bagi kami Ibadah haji adalah sebuah perjalanan ibadah, bukan semata-mata perjalanan wisata. Karena itu hendaknya kita benar-benar memahami dan menjalankan seluruh tahapan ibadah dengan sabar dan ikhlas. Alangkah sia-sianya perjalanan ibadah yang telah menguras begitu banyak energi dan biaya harus kehilangan keberkahannya. 

Menurut saya untuk mencapai haji yang mabrur ini, tidak hanya kesiapan waktu dan biaya saja, tetapi juga diperlukan persiapan fisik, mental dan spiritual. Karena ibadah haji merupakan suatu proses ibadah yang menguras fisik dan mental namun sarat hikmah dan pengalaman yang tidak terlupakan.  

Countdown haji 1437 H / 2016 M telah kami lalui dengan menghitung hari, semua rangkaian kegiatan menjelang keberangkatan pun telah selesai semua kami persiapkan dan kami lakukan. Sekarang mulailah kami akan melakukan perjalanan melaksanakan ibadah haji. 
Itinerary Perjalanan Ibadah Haji Kami (26 Dzulqa’dah – 21 Dzulhijjah 1437 H / 29 Agustus - 23 September 2016) 
(Medan – Singapore – Jeddah - Makkah Al Mukkarammah – Arafah - Muzdalifah - Mina - Al Madinah Al Munawwarah – Jeddah – Singapore - Medan)



Alhamdulillah, walau tertatih-tatih, selangkah demi selangkah, akhirnya tulisan mengenai perjalanan saya dan istri melaksanakan ibadah haji tahun 1437 H / 2016 M selesai kami susun. Ini adalah tulisan terpanjang yang pernah saya buat didalam semua kumpulan blog saya. Tampak sangat ala kadarnya, karenanya saya tidak menjadikan tulisan di blog ini sebagai rujukan bagi jamaah haji, tapi lebih sebagai pelengkap kenang-kenangan buat kami dalam melaksanakan Ibadah Haji. 

Saya sangat berharap dan berterimakasih jika ada koreksi yang disampaikan apabila terdapat kekeliruan, atau masukan dan usulan untuk melengkapi tulisan di blog ini. 
Arafah, Saudi Arabia, 09 Dzhulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016)



Sebelumnya saya juga sudah pernah memposting tulisan “Catatan Perjalanan Ibadah Haji : A-Z Persiapan Melaksanakan Ibadah Haji” yang akan kami jalani. Di postingan tersebut lengkap saya tulis cerita dan tips untuk melaksanakan Perjalanan Ibadah Haji. 

Sama seperti halnya penerbitan tulisan saat keberangkatan kami tersebut dalam melaksanakan ibadah haji yang saya terbitkan pas di hari keberangkatan yaitu 26 Dzulqa’dah 1437 H  / 29 Agustus 2016 M, maka penerbitan tulisan "Catatan Perjalanan Ibadah Haji (26 Dzulqa’dah – 21 Dzulhijjah 1437 H  / 29 Agustus - 23 September 2016 M) : Be The Real Hajj, Starting point nya Haji is "The Power of Niat", ini juga saya terbitkan pada saat kepulangan kami di tanggal 21 Dzulhijjah 1437 H  / 23 September 2016 M. 

Semua tulisan tersebut  memang saya sengaja keluarkan disaat bersamaan dengan hari keberangkatan dan hari kepulangan kami dari melaksanakan ibadah haji, dengan maksud biar memudahkan saya untuk mengingat peristiwa penting sekali dalam seumur hidup kami. 
Mina, Saudi Arabia, 10 Dzhulhijjah 1437 H (Senin, 12 ‎September ‎2016)



Semoga dengan penerbitan tulisan ini dapat memberikan sedikit gambaran perjalanan melaksanakan ibadah haji bagi saudara muslim di manapun berada. Saya akan memberikan informasi terkini dan terbaru, sehingga bisa membangkitkan semangat kaum muslimin agar segera bisa berkunjung atau malah hadir kembali ke rumah bagi 2 Masjid paling suci yaitu ke Masjid Al Haram di Makkah Al Mukkarammah dan ke Masjid Nabawi di Al Madinah Al Munawwarah.  
Jeddah, Saudi Arabia, 20 Dzhulhijjah 1437 H (Kamis, 22 ‎September ‎2016)


Berikut ini adalah kisah dan pengalaman hari ke hari perjalanan kami sebagai Jamaah Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia yang berangkat dari Medan pada 26 Dzulqa’dah – 21 Dzulhijjah 1437 H  / 29 Agustus - 23 September 2016. Besar harapan saya bahwa tulisan ini bisa membawa manfaat sekaligus ikut menyebarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Semoga bermanfaat... 



26 Dzulqa’dah 1437 H (Senin, 29 Agustus 2016)
(Medan – Singapore – Jeddah)

Keberangkatan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia, PT. Siar Haramain International Wisata, Senin 26 Dzulqa’dah 1437 H /  29 Agustus 2016



Yang paling saya ingat dari dulu sejak awal kami memiliki anak adalah setiap kali traveling, anak-anak selalu dan pasti ikut kami bawa kemana pun kami pergi dan belum pernah dalam catatan sejarah kami, kalau pergi traveling lalu menitipkan anak-anak keorang terdekat, yaitu nenek dan kakek nya anak-anak (Mau senang-senang kok malah nyusahin orang lain ... itu PANTANG dan tidak pernah muncul dalam My Mind). 

Jadi dengan demikian Keluarga kami memang sangat lengket, ibarat kata, yaaaaa lengketnya seperti ketan. Tetapi untuk perjalanan kali ini mau tidak mau kami harus BISA.... iya harus bisa meninggalkan anak-anak. Karena perjalanan hari ini merupakan perjalanan untuk memenuhi panggilan Allah dan mengerjakan perjalanan spiritual yang diperintahkan oleh Allah dan wajib hukumnya ditujukan bagi umat Islam yang mampu secara materi, fisik dan mental, yaitu melaksanakan ibadah haji tahun 1437 H / 2016 M. 

Bagi kami sebagai seorang muslim ibadah haji ini sebagai salah satu rukun islam yang merupakan penutup dan penyempurna dari keislaman seseorang dihadapan Allah. Saat paling berat bagi kami untuk keberangkatan kali ini adalah ketika memandang ketiga mutiara hati kami. Saat keberangkatan ibadah haji ini anak-anak kami masih kecil-kecil, si Abang berumur 8 tahun 8 bulan, si Kakak berumur 6 tahun 9 bulan dan si Adek paling kecil berumur 19 bulan (tepat pada hari keberangkatan ini sedang berulang bulan). 

Saya ciumi satu persatu mutiara hati ku ini sambil membisikkan doa semoga Allah melindungi kami semua. Kami titipkan anak-anak kami kepada nenek dan kakek nya dengan berserah diri kepada Allah. (Maaf ya PaPa-MaMa 70 dan MaMa Garut uda ngerepotin... Hiks ... Hiks ... Hiks ...). 

Inilah pertama kali dalam 10 tahun sejarah perjalanan kami dan kami harus berpergian hanya berdua saja dengan meninggalkan anak-anak. Dalam benak ku pasti nantinya tiada hari dari pagi hingga malam yang akan kami lalui tanpa menangis merindukan mereka (sudah mulai muncul perasaan sentimental). 

Tetapi mengingat betapa pentingnya perjalanan ini bagi kami dan anak-anak, maka dengan berbesar hati dan pasrah harus kami lalui moment ini. Kami ambil segi positifnya saja, yaitu anak-anak akan jadi lebih mandiri ketika ditinggal dan kami memerlukan perjalanan ini untuk menyempurnakan rukun islam sepenuhnya bagi istri dan diri saya sendiri. 

Kami harus bisa menghilangkan perasaan dan pikiran negatif yang dapat mengganggu konsentrasi beribadah. Kami juga harus ikhlas meninggalkan apa yang kami punya sekarang, baik harta maupun anak-anak kami. Kami yakin bahwa Allah akan menjaga keluarga kami selama perjalanan haji yang sedang kami laksanakan dan yakin akan kemudahan serta pertolongan Allah SWT pada saat kami menjalankan ibadah di Tanah Suci. Niatkan Lillahi Ta’ala. 

Segala sesuatu perbuatan diawali dari niat, karena dengan niat yang baik, Insya Allah semua perbuatan baik akan berbuah baik. Maka berniatlah semata-mata hanya karena mengharap ridho dari Allah SWT, bukan berharap pujian dari sesama manusia.
Selalu Kangen Mereka..... ILU IMU INU... I Love U ... I Miss U ... I Need U ...



Pada pagi ini sebelum berangkat, saya dan istri sudah mandi bersih dengan membasahi seluruh tubuh kemudian bersuci. Ini merupakan persiapan kami untuk nantinya akan berihram diatas pesawat ketika pesawat akan melewati miqat Yalamlam. 

Setelah semua urusan di tanah air selesai, maka pada hari Senin, 29 Agustus 2016 (26 Dzulqa’dah 1437 H), saatnya saya dan istri memulai perjalanan ibadah haji. Tidak lupa kami berdoa dan meminta restu kepada kedua orang tua agar perjalanan ibadah haji kami ini berjalan lancar. Amiiiiin....
Kami siap berangkat dari rumah di Medan


Perjalanan pagi ini kami mulai berangkat dari rumah pada jam 05.30 WIB setelah sholat Subuh untuk menuju ke PT. Siar Haramain International Wisata yang berada di Jl. Sisingamangaraja No. 18 (Hotel Garuda Plaza) Medan, Sumatera Utara. PT. Siar Haramain International Wisata ini merupakan agen biro perjalanan yang akan memberangkatkan kami menuju ke Tanah Suci. Semua para peserta yang akan melaksanakan perjalanan ibadah haji berkumpul dan berangkat bersama-sama dari Hotel Garuda Plaza.

Sebelum keberangkatan diadakan sedikit acara pelepasan dari tim agen biro perjalanan di salah satu ruangan di lantai 1 Hotel Garuda Plaza. Acara tersebut berupa sarapan pagi dan ceramah singkat sebelum keberangkatan.
Acara pelepasan keberangkatan di Lantai 1 Hotel Garuda Plaza, Medan 



Kemudian diacara tersebut juga ada pembagian buku panduan penyelenggaraan haji dan umrah dari Kementerian Agama Republik Indonesia, obat-obatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, buku kesehatan para jamaah, International Certificate of Vaccination or Prophylaxis (ICV) atau yang lebih dikenal sebagai Yellow Book (Buku Kuning), Alat Tour Guide System (TGS) untuk setiap jamaah, pembagian gelang identitas jamaah dan kartu nama tanda identitas jamaah. Semua perlengkapan ini diberikan pada saat di hari keberangkatan dan jumlahnya lumayan cukup banyak, sehingga menambah isi koper tentengan kami. Dengan sangat terpaksa koper harus dibuka ulang untuk memasukkan semua barang baru ini dan yang pasti mengunci koper kembali dengan sedikit tekanan di duduki. Khe ... Khe ... Khe ...
Perlengkapan tambahan kami




Setelah selesai acara pelepasan, maka kami pun diberangkatkan dengan menggunakan bus pariwisata. Kami diberangkatkan untuk menuju ke Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO) Medan.
Keberangkatan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia, PT. Siar Haramain International Wisata, Senin 26 Dzulqa’dah 1437 H /  29 Agustus 2016


Bus pariwisata ini terbagi atas bus 1 dan bus 2. Saya dan istri masuk ke dalam rombongan bus 2. Bus 2 ini berisi 39 orang peserta calon jamaah haji.
Nama-nama peserta Rombongan di Bus 2




Pada jam 06.30 WIB bus segera meluncur dari Jl. Sisingamangaraja, Medan menuju ke Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO). Sebelum memulai perjalanan menuju ke Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO) tidak lupa kami membaca doa untuk naik kendaraan dan doa bersafar yang dipimpin langsung oleh ketua rombongan bus 2.
Bus kami siap berangkat



Selama perjalanan tersebut tentunya membutuhkan waktu. Kami memanfaatkan waktu selama perjalanan tersebut dengan amalan-amalan yang akan mendatangkan manfaat bagi kami. Salah satunya dengan berzikir. Karena berzikir adalah ibadah yang sangat mudah. Bisa dilakukan kapan pun dan tanpa mengeluarkan biaya. Apapun kendaraan yang kita gunakan, serta selama apapun kita melakukan perjalanan, berzikir dapat kita lakukan setiap saat. Allah menjanjikan ganjaran yang sangat besar bagi orang yang lisannya selalu basah dengan zikir. Dan tanpa terasa kami sudah tiba di Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO).


Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan / Medan Kualanamu International Airport (KNO)
Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan / Medan Kualanamu International Airport (KNO)



Jika selama ini Polonia dikenal luas sebagai bandara udara kota Medan, maka mulai 25 Juli 2013, Kualanamu International Airport / KNO mengambil alih peran bandara udara Polonia. Kualanamu International Airport terletak di sisi timur kota Medan, yaitu di Kabupaten Deli Serdang, 32 kilometer dari pusat kota Medan. Perjalanan ke Kualanamu International Airport bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam.

Alhamdulilah, perjalanan menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu (KNO) Medan berjalan lancar. Tepat pada jam 07.15 kami sampai di Bandar Udara Internasional Kualanamu. Begitu sampai di ruangan Check In segera kami mendapatkan Passport dan Boarding Pass Tiket Medan – Singapore. Untuk masalah koper semuanya telah dibereskan oleh pihak agen biro perjalanan. Karena pada saat musim haji seperti ini otomatis jumlah penumpang sangat banyak jadi kita harus sedikit bersabar untuk mengantri melalui imigrasi. Tetapi alhamdulilah, semua Passport kami telah distempel keluar dari Indonesia oleh pihak imigrasi, sehingga kami tidak perlu antri lagi untuk urusan ini dan kami segera lewat melalui jalur khusus yang sudah disediakan. 
Keberangkatan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia, PT. Siar Haramain International Wisata, Senin 26 Dzulqa’dah 1437 H /  29 Agustus 2016



Tidak terlalu lama kami menunggu di ruang tunggu, pada jam 09.00 WIB kami berangkat dari Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan untuk menuju ke Bandar Udara Internasional Changi Singapura dengan menggunakan pesawat Silk Air Boeing 737 800 dengan nomor penerbangan MI 233. Awalnya kami duduk di bangku 6 A dan 6 B, kemudian di tukar menjadi duduk dibangku paling depan nomor 5 A dan 5 B (tapi tetap di kelas ekonomi, padahal tinggal selangkah lagi masuk bisnis kelas ... Hahaha). Bagi kami untuk durasi penerbangan yang singkat ini, memilih spot tempat duduk pesawat rasanya bukanlah suatu hal yang terlalu penting. Jadi kami siap ditempatkan dimana saja. 
Boarding Pass Tiket Medan – Singapore



Didalam pesawat semua petunjuk keselamatan disajikan dengan menggunakan TV tanpa ada pramugari dan pramugara yang mendemokan. Semua disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia serta bahasa isyarat. Selama penerbangan kami mendapatkan makanan ringan berupa chicken pie + orange juice. 
Kami dalam pesawat Silk Air Boeing 737 800 dengan nomor penerbangan MI 233



Selama penerbangan tampak jelas pesawat ini memiliki tim yang terlatih dengan standar keamanan yang tinggi. Lama penerbangan dari Medan menuju ke Singapore ini hanya berlangsung selama 1 jam 10 menit. Dan penerbangan kami menuju ke Singapore Changi Airport (SIN) ini berjalan dengan lancar.


Bandar Udara Internasional Changi Singapura / Singapore Changi Airport (SIN)
Bandar Udara Internasional Changi Singapura / Singapore Changi Airport (SIN)



Alhamdulilah tepat jam 11.20 waktu Singapore kami sampai di Bandar Udara Internasional Changi Singapura. Segera kami keluar dari pesawat dan menuju ke Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2.

Dari jadwal penerbangan, pesawat kami masih 5-6 jam lagi berangkatnya. Bingung mau ngapain aja di Bandara Changi ? Tidak perlu bingung, karena sebelum berangkat saya sudah mencari tahu kegiatan apa saja yang bisa kami lakukan di dalam Bandara Changi salama transit, tentunya selain dari kegiatan Free Singapore Tour yang nantinya akan kami coba pada saat perjalanan pulang bulan depan. 

Tentu saja kalau transit berjam-jam di bandara menunggu pesawat lainnya adalah pekerjaan yang membosankan. Mau ke kota waktunya juga mepet, nanti takutnya ketinggalan pesawat. Solusinya adalah jalan-jalan keliling bandara. 

Dibuka pada tahun 1991, Terminal 2 telah dirubah menjadi pusat hiburan non-stop. Bandara Changi di Singapura adalah bandara yang selalu memanjakan pengunjung, baik yang mau naik pesawat atau yang sekedar transit sementara. Di area ini kita bisa mengunjungi bioskop, kebun, restoran, toko dengan merk-merk terkenal yang menjual barang tanpa dikenai pajak dan banyak lagi sambil menunggu penerbangan berikutnya. Kita serasa Feel at home dengan semua fasilitas dan pelayanan di Bandara Changi. 

Kita membutuhkan minimal 2-3 jam untuk mengunjungi semua tempat di bandara Changi, jadi jangan takut bosan di bandara ini. Bagi kami, begitu sampai di Level 2, Transit Area, segera kami menikmati beberapa fasilitas gratis yang disediakan di Bandara Changi, diantaranya menikmati fasilitas free massage chairs atau kursi pijat gratis. Penggunaan kursi pijat ini tidak ada batas waktunya, terserah mau berapa lama dan jumlahnya tersebar cukup banyak. Kita cukup saling bergantian dengan orang lain saja.
Free massage chairs, di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport



Setelah puas menikmati kursi pijat gratis, kemudian kami menuju ke Orchid Garden & Koi Pond. Ini merupakan taman untuk beberapa spesies anggrek tropis yang langka, beserta kolam ikan koi di dekatnya. Taman ini juga terletak di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2.
Orchid Garden & Koi Pond, di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport



Kegiatan kami selanjutnya adalah mengunjungi Magically Garden (Taman Ajaib) yang juga masih berada di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2. Taman ini diisi dengan tumbuhan paku-pakuan raksasa beserta kolam ikan koi di sekitarnya. Kita akan terpikat oleh interaktif dan dekoratif taman ajaib ini. 

Dengan panorama bunga-bunga mekar yang dilengkapi suara dari sensor gerak yang akan memicu suara alam menambah heningnya taman ini. Sementara serat - optik dan pencahayaan LED memberikan penerangan menarik dari gemerlap lampu dan taman ini dilengkapi dengan jalur pejalan kaki yang bergelombang membentuk karpet. 

Pusat dari taman ini terdiri dari empat giant glass bouquet yang dihiasi dengan mosaik reflektif dan berkilauan kaca. Terletak di dalam giant glass bouquet tersebut berbagai potong bunga segar dengan beberapa pohon pakis yang tumbuh subur. Taman ini juga dilengkapi dengan sensor penyiram taman secara otomatis yang akan hidup pada jam-jam tertentu.
Magically Garden, di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport



Setelah puas mengeksplore sebagian Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, maka rombongan kami memutuskan untuk makan siang di Level 3. Kami makan siang di Food Court di Level 3 dengan menu nasi lemak + ayam goreng + telur + pergedel.  
Menu makan siang kami di Food Court, Level 3, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport 


Selesai makan siang di Level 3, segera kami turun kembali menuju Mushola yang terletak di Level 2 tepat di depan Magically Garden. Kami melakukan Sholat Jamak Taqdim dan Qosor zuhur-ashar. Diarea ini tersedia ruang khusus buat sholat yang terpisah antara laki-laki dengan perempuan yang dilengkapi dengan tempat berwudhu yang juga terpisah. Sedangkan toiletnya sendiri terletak disisi luar dari mushola.  
Mushola di depan Magically Garden, di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport 


Selesai sholat kami kembali berkumpul di Magically Garden dan kami langsung di bagikan boarding pass Singapore–Jeddah. Selain itu kami juga dibagikan voucer gratis senilai 40 dolar Singapore per orang dengan rincian 20 dolar Singapore buat berbelanja bebas apa saja dan 20 dolar Singapore buat berbelanja kosmetik dan parfum. Jadi total saya dan istri mendapatkan Voucer senilai 80 dolar Singapore untuk berbelanja.
Voucer senilai 80 dolar Singapore untuk kami berbelanja


Voucer ini diberikan bagi yang transit di Bandara Changi lebih dari 2 jam ataupun pesawat yang mengalami delay lebih dari 1 jam. Tetapi tiap bulannya kompensasi dari pihak bandara ini akan berubah-rubah. 

Voucer ini bisa langsung dibelanjakan tanpa syarat dan ketentuan. Jadi kita bisa ambil barang lalu bayar dengan Voucer tersebut. Tanpa mengharuskan kita untuk berbelanja dengan nominal tertentu loh. Tetapi kalau ada sisa uang di Voucer tidak akan dikembalikan sisanya. Jadi pilihlah barang dengan harga yang pas. 

Oh ya, Voucer ini berlakunya bukan untuk saat hari ini saja, tetapi Voucer ini malah berlaku hingga Maret 2017. Dan inilah hasil borong kami dan kami sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Sungguh pelayanan bandara yang sangat memuaskan. Disini kami sempat berbelanja 3 potong baju Giordano buat anak kami, lipstik, ultraviolet (UV) protection dengan Sun Protection Factor (SPF) 50 +,  cream collagen buat wajah dan magnet kulkas. 
Hasil Belanja Gratiiiiiis ... Di Departure Transit Lounge, Level 2, Transit Area, Terminal 2, Singapore Changi Airport 


Setelah puas berbelanja kami pun segera masuk keruang tunggu keberangkatan. Sambil menunggu keberangkatan untuk perjalanan panjang dan lama ini kami menyempatkan untuk mencharge semua perlengkapan elektronik kami. Bukan cuma kami yang mencari colokan listrik. Semua penumpang juga mencari colokan listrik dan diruang tunggu ini kita tidak perlu takut tidak kebagian, karena cukup banyak di sediakan colokan listrik +  USB Charge juga. Kami juga sempat mendokumentasikan pesawat yang akan menerbangkan kami, yaitu pesawat Scoot.

Tampak di kejauhan Pesawat Scoot yang siap menerbangkan kami



Di bandara Changi ini kami juga tidak terlalu lama menunggu. Pada jam 16.30 waktu Singapore kami berangkat melanjutkan penerbangan dari Bandar Udara Internasional Changi Singapura dengan pesawat Scoot Boeing 787 dengan nomor penerbangan TZ 592 menuju ke Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Awalnya kami duduk terpisah di bangku 31 F dan 35 E. Lalu kemudian kami minta di tukar menjadi duduk dibangku 38 F dan 38 H. 

Sebenarnya berada di penerbangan kelas ekonomi tentu tidak jadi soal, mengingat fasilitas standar di dalam kabin pesawat sudah dibuat dengan standar kenyamanan tertentu. Tapi yang jadi tantangan adalah ketika berada di kelas ekonomi dalam penerbangan jarak jauh. Saat ini kami akan mengudara diatas 8 jam, maka tubuh akan mulai merasakan kaku dan letih, sementara aktivitas yang terbatas menjadi cobaan terberat dalam perjalanan lintas benua ini. 

Layaknya pada sarana transportasi lain seperti kereta api dan bus, maka pesawat juga memiliki beberapa tempat duduk strategis yang menjadi idola para penumpangnya, biasanya tempat duduk itu berada di samping kaca jendela. Tetapi bagi kami untuk penerbangan ini kami memilih bangku di sebelah lorong, karena nantinya kami akan lebih mudah untuk keluar masuk daripada harus melangkahi orang yang duduk di samping kami. Jadi, untuk penerbangan kelas ekonomi jarak jauh ini usahakan Anda memilih bangku yang tepat, walaupun tidak seusai dengan kriteria bangku idaman Anda ya.
Boarding Pass Tiket Singapore - Jeddah



Ini adalah pengalaman baru bagi kami, yakni merasakan terbang bersama maskapai yang belum pernah kami coba sebelumnya yaitu dengan Scoot Airlines. Scoot Airlines merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah / low cost airlines jarak jauh yang memiliki basis di Singapura dan merupakan anak perusahaan dari Singapore Airlines. 

Pesawat ini melayani rute Singapura, Australia, Tiongkok, Japang, Korea Selatan hingga Arab Saudi. Asyiknya nich, untuk penerbangan Singapore - Arab Saudi, Scoot ini menggunakan pesawat Boeing 787. 

Kesan pertama menaiki Scoot Airlines ini adalah "Nyaman". Scoot menawarkan Inflight Experience seperti fasilitas Wifi. Bagi pecinta sosmed, penawaran wifi ini bisa dimanfaatkan, tetapi fasilitas ini tidaklah gratis melainkan harus membayar, harga termurah adalah 5 dolar Singapore untuk 20 MB. Kursi standar di Ekonomi dengan 9 baris kesamping memiliki ukuran dan jarak antar kursi cukup lega, jauh lebih luas daripada rata-rata maskapai low-cost lainnya. Dengan demikian kaki kita bisa selonjoran hingga ke kursi depan sehingga tidur pun jadi lebih nyaman karena kaki ngak tertekuk.
Nyamannya di Scoot Airlines



Salah satu fasilitas di Scoot Boeing 787  ini yang unik adanya Seat Button disandaran tangan. Di Scoot Airlines ini semua tombol yang biasanya berada di overhead cabinet dekat dengan pengaturan AC diletakkan di sandaran tangan. Melalui tombol ini akan memudahkan kita apabila kita perlu memanggil pramugari ataupun menyalakan lampu. Tetapi, karena berada disandaran tangan, seringkali tombol ini tidak sengaja tertekan. Jangan kaget kalau tiba-tiba lampu menyala sendiri atau ada pramugari mendatangi kita karena tertekan.
Seat Button di Scoot Airlines



Dengan penerbangan kelas ekonomi jarak jauh, sudah barang tentu ada saja tantangannya. Tentu setiap tantangan dapat disiasati, meskipun di kelas ekonomi tetapi kita tetap bisa merasakan seperti pada penerbangan full service. Kenapa demikian, karena penerbangan dengan Scoot Airlines penumpang sudah pasti diberikan amenity kit untuk kenyamanan selama penerbangan. 

Scoot Airlines ini menyediakan fasilitas buat kenyamanan penumpang  yang sudah di letakkan 1 paket di tiap kursi. 1 paket ini berisikan bantal tiup (Travel Pillow), penutup mata dan selimut. Semua paket ini diberikan secara gratis untuk setiap penumpang sebagai souvenir. Travel Pillow ini selain dapat membantu leher agar tidak cepat lelah, keberadaan bantal penyangga leher juga dapat membantu kita beristirahat selama perjalanan. Tidak kalah penting juga adalah keberadaan penutup mata. Kehadiran penutup mata / bantal mata dalam perjalanan tentunya akan membantu Anda untuk beristirahat selama mengudara. Sama seperti Travel Pillow dan penutup mata, maka selimut juga mempengaruhi perjalanan Anda, karena tidak semua orang kuat dengan temperatur di dalam pesawat yang bisa dibilang cukup dingin. Maka dari itu, kehadiran selimut ini akan membantu untuk melawan hawa dingin di dalam pesawat. 
Amenity Kit dari Scoot Airlines sebagai Souvenir buat setiap penumpang



Bagi yang kebetulan melakukan perjalanan panjang dan membutuhkan waktu lama didalam pesawat, saya sarankan untuk sesekali bergerak keluar dari kursi tempat duduk, untuk jalan-jalan di sepanjang lorong dalam pesawat. Iya jangan dibayangkan seperti jalan-jalan cantik naik turun private jet kayak ARB dan Mbak Syahrini. Karena ini cuma jalan-jalan disepanjang lorong pesawat saja. Berjalan di lorong pesawat secara berkala ini sangat berguna sekali. Dengan kita melakukan peregangan di luar kursi, maka kita dapat mencegah terjadinya Edema (pembengkakan) tungkai bawah bahkan lebih jauh kita bisa menghindari terjadinya Deep Vein Thrombosis (DVT), sumbatan darah yang dapat terbentuk di kaki ataupun panggul. Sereeeem bukan efeknya bila terlalu lama duduk. 

Jadi untuk menghindari hal tersebut terjadi, saya dan istri pun mulai berjalan-jalan cantik di sepanjang lorong pesawat. Setelah bolak-balik belok ke kanan terus belok ke kiri, terus ngegelinding ke muka dan ke belakang, dan tak lupa koprol beberapa kali, akhirnya kami balik kembali ke kursi. Kali ini kami berpindah ke kursi di window seat. Saat itu pesawat tidak terlalu full dan kebetulan kami dapat duduk tidak di window seat, lalu kami berpindah sebentar untuk menyaksikan keindahan ciptaan Allah dari ketinggian di window seat ini.

Saat duduk di window seat ini, ada hal lain yang menarik dari pesawat Boeing 787 ini, yaitu electrochromic windows-nya. Umumnya pesawat menggunakan penutup jendela yang bisa ditarik ke arah atas/bawah, tetapi di pesawat Boeing 787 ini, jendela yang juga berukuran lebih luas dari biasanya ini menggunakan sistim elektronik. Tapi bukan artinya pula bahwa penutupnya akan turun/naik sendiri dengan tekan tombol.

Kaca jendela pesawat Boeing 787 ini menggunakan lapisan gel yang bisa bereaksi secara kimiawi untuk membuat jendela bisa terlihat terang bening, sedikit redup hingga gelap. Tombol (panel solar) yang diletakkan di bagian bawah jendela terdiri dari 2 bagian yaitu tombol berwarna putih dan gelap. Dimana anda bisa mengatur tingkat kecerahan jendela dalam beberapa tingkatan. Kalau ditekan tombol yang berwarna putih maka kaca jendela akan semakin terang, demikian juga sebaliknya, jika ditekan tombol berwarna gelap maka kaca akan semakin hitam pekat. Selain memang terlihat canggih, kaca jendela dengan sistem ini juga memungkinkan kita untuk masih bisa melihat pemandangan di luar walaupun di set dalam kondisi gelap, sederhananya sama seperti kita memasang kaca film yang gelap di mobil. 

Huaaaaa ini pengalaman seru dan dengan riang gembira saya memainkan panel jendela itu hahaha. Biarin deh dibilang norak, soalnya di sebelah juga nggak ada orang. Khe ... Khe... Khe ...
Electrochromic Windows lengkap dengan panel solar di Scoot Airlines



Selama penerbangan yang panjang dengan Scoot Airlines ini kami semua mendapatkan 2 kali makan dengan minum sepuasnya. Makanan pertama di sajikan pada jam 18.30 waktu Singapore dan saya memilih Nasi Lemak With Chicken and Fish Tofu.   
Nasi Lemak With Chicken and Fish Tofu, di Scoot Airlines


Untuk makanan kedua disajikan pada jam 22.30 waktu Singapore. Untuk kali ini saya memilih Braised Chicken With Rice. Ini waktu yang tepat buat bersantap, karena setelah makan malam ini saya bisa beristirahat. 
Braised Chicken With Rice, di Scoot Airlines


Setelah selesai bersantap, sekarang saatnya kami beristirahat. Dengan kursi standar yang cukup lega ini tidur kami pun cukup nyaman, ya karena kaki ngak tertetuk dan perut pun sudah kenyang. Alhamdulilah. 

Terdapat perbedaan waktu 5 jam antara Singapore (GMT +8) dengan Jeddah, Arab Saudi (GMT +3). Atau terdapat perbedaan waktu 4 jam antara Medan, Indonesia (GMT +7) dengan Jeddah, Arab Saudi (Arabia Standard Time / AST). Arab Saudi lebih lambat 4 jam dari Medan, Indonesia atau Arab Saudi lebih lambat 5 jam dari Singapore. Jika di Medan, Indonesia (Waktu Indonesia Barat / WIB) Jam 09:00 WIB maka di Jeddah, Arab Saudi jam 05:00 AST.   

Arab Saudi hanya memiliki satu zona waktu, tidak ada perbedaan waktu antara kota-kota di Arab Saudi, seperti : Makkah Al Mukkarammah – Arafah - Mina - Al Madinah Al Munawwarah – Jeddah - Riyadh. 

Disaat kami semua tertidur, kami tersentak dengan adanya pengumuman resmi dari sang pilot. Sang pilot memberitakan bahwa 1 jam kedepan pesawat akan melewati Miqat. Segera saya berberes mengenakan Ihram. Ini adalah saat akan dimulainya rangkaian ibadah haji. 

Memulai ibadah haji harus dilakukan pada waktu (miqat zamani) dan tempat (miqat makani) yang telah ditetapkan. Waktunya adalah sejak tanggal 01 Syawwal hingga sebelum masuk waktu Fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah.

Sedangkan tempatnya adalah miqat-miqat yang telah ditetapkan, yaitu Dzul Hulaifah (Abyar Ali/Bir Ali), Rabigh (sebagai pengganti dari Juhfah), Yalamlam, dan Qarnal-Manazil (Sail Kabir), sesuai dengan arah kedatangan masing-masing jamaah haji. Miqat ini berlaku bagi orang yang tinggal di luar miqat, sedangkan bagi yang tinggal di dalam miqat, seperti di Jeddah atau Makkah Al Mukkarammah, maka dia dapat memulai ihram di tempat kediamannya.
 Lokasi Miqat


Saat ini kami sudah mulai berihram. Disunnahkan bagi jamaah laki untuk memakai wewangian di tubuhnya, bukan di kain ihramnya. Sebagaimana Aisyah radhiallahu’anha memakaikan Rasulullah wewangian sebelum ihram. 

Pakaian ihram bagi laki-laki adalah dua helai kain yang disebut izaar (kain) dan rida’ (selendang) yang berwarna putih. Disunnahkan pula memakai sandal. Saat mulai memakai ihram ini bagi jamaah laki-laki jangan membuka pundak kanan (idhtiba’) sejak di miqat, tetapi mulai membuka pundak ini ketika hendak akan memulai thawaf qudum. 

Sedangkan bagi wanita, tidak ada pakaian khusus dan warna khusus untuk ihram, yang penting menutup aurat dan memenuhi adab-adab berpakaian bagi wanita dalam Islam. 

30 menit sebelum melewati miqat pilot juga memberikan pengumuman kembali dan terakhir sampai 5 menit sebelum melewati miqat pilot masih memberikan pengumuman. 

Akhirnya pesawat pun melewati Miqat di Yalamlam, segera saya dan istri mengambil niat Ihram untuk Umrah bagi Haji Tamattu. Saat memulai ihram dan sejak berada di miqat inilah kita menentukan macam haji apa yang hendak kita laksanakan. Untuk diketahui, ibadah haji itu ada tiga macam, yaitu haji Tamattu, Qiran dan Ifrad. Dan kami akan mengerjakan Haji Tamattu, yaitu umrah dan hajinya terpisah sehingga harus membayar Dam Tamattu.
3 macam jenis Haji (Tamattu, Qiran dan Ifrad)

3 macam jenis Haji (Tamattu, Qiran dan Ifrad)


Kami melakukan Haji Tamattu, maka sejak di miqat tersebut kami niat ihram untuk umrah dalam hati, dengan mengucapkan :


Setelah kami berada dalam keadaan ihram, maka berlakulah seluruh larangan-larangan dalam ihram. Saat ihram, seseorang baik laki maupun perempuan, dilarang mencabut atau memotong rambut dan kukunya, memakai wewangian, meminang, menikah atau menikahkan, bercumbu, berjima dan membunuh binatang buruan. 

Khusus bagi laki-laki, dilarang menutup kepalanya (peci, sorban, kain, topi dan lain-lain) juga dilarang mengenakan sesuatu berjahit yang dapat menutup salah satu anggota badan. Bagi laki-laki dibolehkan mengenakan sandal, sabuk, jam tangan, tas pinggang, tali hp yang dikalungkan. Itu semua tidak termasuk pakaian berjahit yang dilarang (meskipun ada jahitannya). Yang dilarang adalah pakaian yang dijahit untuk menutup salah satu anggota badan, misalnya pakaian dalam, kaos dalam, kaos kaki, sepatu yang menutup mata kaki, atau sarung tangan. 

Khusus bagi wanita, dilarang memakai niqab atau cadar (tutup muka yang hanya tampak kedua matanya) dan sarung tangan. Dibolehkan bagi wanita mengkonsumsi pil penunda haid jika khawatir datang haid saat ihram, sepanjang hal tersebut tidak membahayakan dirinya. 

Larangan-larangan dalam ihram jika dilanggar dengan sengaja, tidak dipaksa, dan tahu akan ilmunya, masing-masing memiliki konsekwensi tersendiri. Tapi jika dilakukan karena lupa, dipaksa atau karena tidak tahu ilmunya, maka tidak ada konsekwensi apa-apa. 

Setelah ihram, disunnahkan banyak membaca Talbiah. Laki-laki disunnahkan bertalbiah dengan suara keras, sedangkan bagi wanita cukup dengan suara yang terdengar oleh dirinya saja. Bacalah :  



Secara garis besar untuk jamaah haji seperti kami yang datang langsung menuju Makkah Al-Mukkarammah maka akan langsung melakukan umrah dengan niat umrah ambil miqat di Yalamlam diatas pesawat. Kemudian lepas ihram ganti dengan pakaian biasa dan menunggu sampai dengan tanggal 08 Dzulhijjah untuk kembali berihram dan berniat haji. 

Sedangkan jamaah haji yang langsung menuju Al-Madinah Al-Munawwarah akan berihram dan niat umrah di Zulhulaifah atau Bir Ali untuk umrah. Kemudian lepas ihram ganti dengan pakaian biasa dan menunggu sampai dengan tanggal 08 Dzulhijjah untuk kembali berihram dan berniat haji. 

Akhirnya dalam waktu 10 menit setelah melalui Yalamlam, pesawat pun siap untuk mendarat di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED). Jarak Yalamlam ke Makkah Al Mukkarammah hanya 45 km. Saat meninggalkan Scoot Airlines, jangan lupa mengemasi seluruh barang bawaan dan tidak lupa kami juga mengemasi Amenity Kit dari Scoot Airlines sebagai souvenir. 


Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal
Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal


Alhamdulilah, pada jam 20.40 waktu Saudi Arabia pesawat mendarat dengan mulus di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED). Lama penerbangan dari Singapore ke Jeddah ini berlangsung selama 9 jam 10 menit.

Perlu anda ketahui bahwa Saudi Arabia adalah salah satu negara di Timur Tengah yang diliputi sebagian besar gurun pasir dengan Laut Merah dan garis pantai Teluk Persia pada semenanjung Arab ini. Saudi Arabia dikenal sebagai tempat kelahiran Islam, rumah bagi 2 Masjid paling suci, yaitu Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah, yang merupakan tujuan dari ibadah haji tahunan dan Masjid Nabawi di Al-Madinah Al-Munawwarah, yang merupakan situs pemakaman Nabi Muhammad. Dengan Riyadh sebagai ibukotanya dan Jeddah sebagai pintu gerbang masuk untuk tanah haram ini. Dan saat sekarang ini ke 4 kota metropolis ini telah dipenuhi dengan gedung-gedung pencakar langit.

Saat pertama kali tiba di Saudi Arabia, kami mendarat di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz atau sering disingkat dengan KAIA (King Abdulaziz International Airport) yang memang disediakan untuk melayani kebutuhan penerbangan untuk wilayah Jeddah, Saudi Arabia. Banyak orang yang mengenal bandara ini dengan sebutan Bandara Jeddah. 

Bandara yang terletak 19 km dari pusat kota Jeddah ini merupakan salah satu pintu utama untuk menuju ke Makkah Al Mukkarammah, terutama bagi mereka yang akan menunaikan ibadah Haji. Oleh karena itu, bandara ini pun memiliki satu buah terminal yang khusus untuk haji dan dinamai sebagai King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal (Terminal Haji). Adapun, dua terminal utama lainnya adalah South Terminal (Terminal Selatan) dan North Terminal (Terminal Utara). Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz ini menyediakan bus untuk berpergian antar Terminal Haji, Terminal Selatan dan Terminal Utara yang terletak cukup jauh.

Setelah pesawat berhenti diparkiran, kita semua rombongan jemaah haji harus tetap duduk menunggu didalam pesawat selama 20 menit sampai di jemput dengan bus khusus. Karena pesawat kami berhentinya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED), maka bus jemputan tersebut nantinya akan mengantarkan kami semua menuju ke King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal.

Tepat jam 21.00 waktu Saudi Arabia, kami semua dapat keluar dari pesawat menuju ke bus jemputan. Perjalanan dengan bus dari Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) menuju ke King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal kurang lebih 15 menit. Lumayan jauh perjalanannya.

Sesampainya kami di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal, kami harus sabar menunggu diruang kedatangan. Pertama kali masuk ke dalam ruang kedatangan bandara, suasana sejuk terasa langsung menerpa kulit. Kami tidak bisa langsung keluar menuju ke imigrasi. Terdapat peraturan yang sangat ketat untuk melalui imigrasi ini. Kita harus antri bergiliran persatu Negara. Pada saat kami datang sudah ada rombongan jemaah haji dari India dan Bangladesh. Otomatis ke dua rombongan Negara tersebut yang akan masuk duluan melewati imigrasi. Tidak tau mereka juga sudah menunggu berapa lama di ruang tunggu ini. Pada saat menunggu didalam ruang kedatangan ini, Kami melakukan Sholat Jamak takhir dan Qosor Maghrib dan Isya.

Setelah selesai sholat dan menunggu beberapa lama. Akhirnya tepat jam 23.30 waktu Saudi Arabia Kami dipanggil semua untuk proses imigrasi. Seluruh ruangan utama King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini terintegrasi satu atap, sehingga mirip hanggar pesawat raksasa. Dari dalam ruangan, pengunjung bandara bisa leluasa melihat atap dari ujung ke ujung. Sekat memanjang dibuat hanya untuk menutup tempat pemeriksaan imigrasi. 
Selesai melalui imigrasi di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal


Saya dan istri melalui petugas imigrasi bersamaan sekaligus, karena setiap calon Jemaah haji wanita harus didampingi sama suami ataupun mahramnya. Petugas imigrasi akan mempertanyakan mahram para wanita. Kebetulan masih muda dan berwajah manis seperti teman kami ditanyai macam-macam soal mahram dan bukti ada mahramnya oleh petugas. Berulang kali sang suami, menjelaskan bahwa teman wanita kami itu adalah istrinya. Namun petugas tidak serta-merta percaya. Mereka minta bukti, berkali-kali tanya mana buktinya. Petugas baru percaya setelah bolak-balik menjelaskan sampai dengan nyebuti jumlah anak segala. 

Harusnya kalau visa lolos, selesai. Mahram harusnya sudah masuk dalam data rombongan. Kan gampangnya tinggal lihat saja di visa yang telah diterbitkan. Mungkin petugas imigrasi tidak mau lagi banyak kebobolan wanita masuk sendiri ke Arab Saudi. Imigrasi Arab Saudi lagi musim menahan sejumlah jemaah calon haji wanita dari Indonesia yang pergi tidak memiliki mahram. Sedangkan untuk proses pemeriksaan imigrasi saya dan istri semuanya berjalan lancar.

Dengan selesainya urusan keimigrasian ini maka kamipun sudah siap untuk melaksanakan seluruh rangkai ibadah haji tahun 1437 H / 2016 M ini. Semoga semuanya berjalan lancar. Amin.   


27 Dzulqa’dah 1437 H (Selasa, 30 Agustus 2016)
(Jeddah – Makkah Al Mukkarammah) 
Saat tiba di luar Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal


Akhirnya jam 00.30 dini hari waktu Saudi Arabia kami berhasil melalui imigrasi dan saatnya mengatakan Alhamdulilah… Welcome... Benvenuto... Bienvenida... Bienvenue... Maligayang Pagdating... Selamat Datang di Jeddah, Arab Saudi. 

Saat berada di area luar dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal kita bisa melihat secara langsung uniknya bangunan bandara ini. King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal, dibangun menggunakan desain bentuk tenda Badui yang sangat terkenal dengan keajaibannya. King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini merupakan bangunan dengan struktur beratap terbesar di dunia (The world’s largest cable-stayed, fabric-roofed structure). King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal selesai pada tahun 1981, dan berfungsi sebagai portal yang secara fisik menyambut lebih dari satu juta peziarah Muslim setiap tahunnya.

King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini berada di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED), yang terletak 107 km sebelah barat Kota Suci Makkah Al Mukkarammah. Setahun sekali sejumlah besar peziarah Muslim dari seluruh dunia akan melewati King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini dalam perjalanan ke Makkah Al Mukkarammah. 

Dalam merancang Terminal Haji ini, pemerintah Arab Saudi telah membuat fasilitas yang bisa menangani sejumlah besar orang dengan kebutuhan yang sangat beragam. Pemerintah Arab Saudi merancang sebuah bangunan terminal linear dan kompleks pendukung terpisah yang luas, dimana peziarah Muslim dapat dengan nyaman mempersiapkan perjalanan mereka ke Makkah Al Mukkarammah. Kompleks ini berisi fasilitas untuk tidur, ratusan kamar mandi lengkap dengan toilet dan air bersih, bangku dan meja buat persiapan makan, dan berbagai layanan pendukung lainnya. 

Bangunan berventilasi alami ini diatapi oleh 210 unit atap dengan bahan kain fiberglass bertingkat semi-kerucut yang didukung dengan tiang baja setinggi 45 meter. Karena kain ini memiliki transmisi panas yang rendah (low heat transmission), memungkinkan sinar matahari menjadi cahaya hangat di atas area pendukung disaat siang hari. Pada malam hari, kain tersebut menjadi permukaan reflektif yang hebat, karena akan memantulkan cahaya dari atap ke lantai di bawahnya. 

Tidak luput dari perhatian di terminal haji ini, pemerintah Arab Saudi juga menyediakan puluhan konter pusat kartu seluler untuk alat komunikasi yang terletak tepat didepan pintu keluar King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini. Ketika kita melaksanakan ibadah haji, tentu saja kita meninggalkan keluarga di Indonesia, terutama kami sebagian orang tua yang meninggalkan anak-anak di rumah bersama keluarga. Karena itu alat dan sarana komunikasi sangat penting adanya, untuk mengetahui orang-orang tercinta yang kami tinggalkan di Tanah Air dalam kondisi baik-baik saja. Dan juga sebaliknya, keluarga di tanah air mengetahui keberadaan kami yang sedang berada di Tanah Suci, dalam keadaan sehat wal afiat tidak kurang suatu apapun. 

Bagi kami solusi agar mendapatkan tarif komunikasi yang lebih murah adalah dengan menggunakan simcard dari provider negara Arab Saudi, salah satunya adalah Mobily, STC dan Zain. Jadilah disaat keluar dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal kami segera menuju ke salah satu konter yang menampilkan promo paling menarik, yaitu “Mobily”.  

Saya sempat mengaktivasi kartu perdana mobily (khusus paket haji) yang tersedia counternya 24 jam di terminal kedatangan King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal. Syaratnya hanya cukup membawa passport dan scan sidik jari. Hanya dengan membayar 30 Real (Sekitar Rp. 110.000/ Nilai tukar Saudi Arabian Riyal (SAR) pada saat itu adalah 1 Real Saudi = 3.620 Rupiah Indonesia) kita akan mendapatkan kartu perdana yang berisi 25 Real pulsa, 500 MB bundling paket data (paket data bawaan) dan 30 GB gratis yang akan terisi otomatis beberapa menit setelah aktivasi kartu. Paket data gratis 30 GB itu berlaku untuk 3 bulan dengan maksimal pemakaian 10 GB/bulan.

Dengan kartu ini kita juga bisa melakukan SMS dan telepon Internasional. Biaya SMS Internasional Rp. 950/SMS dan biaya telepon Internasional Rp. 2.090/menit.

Ketika proses aktivasi saya diminta 2 kali sidik jari untuk memastikan identitas pengguna sesuai dengan passport yang didaftarkan. Dan setiap Jemaah yang beli akan di bantu untuk aktifasinya hingga berhasil. Maklum saja tidak semua Jemaah bisa langsung mengaktifkan kartu tersebut. 

Harga kartu perdana mobily seharga 30 Real yang berisi 25 Real pulsa telepon dan 30 GB paket data sejauh ini masih yang termurah yang saya temui dibanding dengan membawa kartu-kartu Nasional yang ada di tanah air yang menawarkan paket haji. Karena sebelum berangkat saya pernah datang ke salah satu konter resmi dan menawarkan untuk paket 3 GB khusus paket data ibadah haji di bandrol seharga Rp. 150.000 yang harganya otomatis lebih mahal dari kartu mobily ini.

Kenapa saya harus membeli kartu perdana baru di bandara langsung ? Karena, sebelumya saya sudah mencari info untuk pembelian kartu perdana baru disaat musim haji di Arab Saudi. Kalau dari info yang saya dapat, bila kita membeli di Makkah Al Mukkarammah dengan pulsa 25 Real + kuota 30 GB ini akan di bandrol dengan harga 80-100 Real. Belum lagi antrian untuk membelinya itu ngalah-ngalahi antrian pembagian sembako gratis di tanah air. Maklum saja, semua orang seluruh dunia tumpah ruah di satu tempat dan waktu yang sama. Jadi saya sarankan untuk membeli kartu perdana baru ini di saat anda pertama kali tiba di bandara. 

Berikut ini adalah tips bagi para jemaah haji untuk menghemat biaya komunikasi selama di Arab Saudi : 
1. Pilih penyedia jaringan telepon yang murah dan mudah aktivasinya. 
2. Pilihlah paket bundling (pulsa telepon dan data) jika tersedia dengan harga termurah (sementara ini kartu mobily seharga 30 Real yang menyediakan pulsa telepon 25 Real dan paket data 30 GB masa aktif 3 bulan). 
3. Jangan lupa membawa passport dan harus pakai sidik jari untuk aktivasi nomor arab (Mobily, STC, Zain). Jadi satu orang hanya bisa regristrasi satu kartu saja.
4. Alhamdulillah, untuk jangkauan sejauh ini jaringan mobily sangat baik dan diperlengkapi dengan jaringan 4G (LTE).
5. Gunakan telepon internet seperti LINE, Skype, WA, BBM, dan FB messanger dengan paket data yang ada karena jauh lebih murah daripada telepon konvensional. 
6. Berikan informasi kepada keluarga di tanah air nomor dan jenis kartu yang digunakan di Arab Saudi agar keluarga bisa mengantisipasi biaya telepon dari tanah air (jika menggunakan telepon konvensional/bukan telepon internet). 
7. Ingat perbedaan waktu Indonesia dan Arab Saudi agar ketika menelepon keluarga di tanah air tidak sedang tidur/istirahat, sehingga tidak mengganggu. 

Semoga informasi ini bermanfaat buat para jamaah haji, sehingga dapat berkomunikasi dengan keluarga  di tanah air secara nyaman dan aman, tidak membuat kantong jebol karena biaya komunikasi yang mahal. Selamat berhaji dengan khusyu dan tetap terkoneksi dengan keluarga tercinta di tanah air dengan rasa syukur dan bahagia atas semua nikmat Allah kepada kita semua yang tidak ada putus-putusnya hingga saat ini dan selamanya. Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin...
Kartu Mobily




Beres urusan aktifasi kartu perdana Mobily, segera kami berkumpul kembali bersama rombongan lainnya untuk menunggu beberapa orang lagi yang belum keluar dari proses imigrasi. Cukup lama kami menunggu di luar King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini. Saat itu jam sudah menunjukkan jam 02.00 dini hari waktu Saudi Arabia, ketua rombongan kami belum juga menampakkan diri ditengah-tengah rombongan. Tidak lama kemudian muncullah ketua rombongan kami yang memberikan kabar sedikit mengecewakan. Bahwa Alat Tour Guide System (TGS) yang kami bawa semuanya ditahan oleh pihak bandara. Menurut pihak bandara Alat Tour Guide System (TGS) tersebut harus diperiksa terlebih dahulu. Dan bila dinyatakan aman, maka bisa diambil kembali di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal ini  3 hari kemudian. 

Saat itu kami membawa 78 buah Alat Tour Guide System (TGS) sesuai dengan jumlah total rombongan kami semua. Mungkin Alat Tour Guide System (TGS) ini ditahan karena Alat Tour Guide System (TGS) ini memiliki Charger Baterai, dan Charger Baterainya itu berupa kabel-kabel yang banyak, sehingga bisa saja dianggap sebagai barang yang berbahaya, dan akhirnya di tahan oleh pihak King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal. Mungkin ya…

Sebenarnya Alat Tour Guide System (TGS) ini sangat penting buat kegiatan kami sehari-hari. Alat Tour Guide System (TGS) ini akan digunakan untuk memberikan panduan audio wireless pada saat kegiatan ibadah ataupun tour wisata atau kunjungan ke Museum. Pemandu tour menjelaskan/memberikan informasi ke peserta tour dengan alat transmitter, suara pemandu akan jelas terdengar walaupun dalam suasana yang berisik, karena setiap peserta tour memakai receiver dengan earphone. 

Dengan ditahanya Alat Tour Guide System (TGS) ini maka untuk kegiatan Umrah Bagi Haji Tamattu kali ini ketua rombongan akan memandu kami semua secara langsung. Jadi perlu ekstra suara keras di tengah keramaian para Jemaah lainnya.   
Dokumentasi Alat Tour Guide System (TGS) saat masih berada di Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan


Akhirnya semua rombongan pun sudah berkumpul, tepat jam 02.30 dini hari waktu Saudi Arabia kami semua menaiki bus berangkat dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Makkah Al Mukkarammah. Perkiraan cuaca yang terpampang nyata di luar ruangan menunjukkan suhu dini hari pada saat itu adalah 32 ° C dan pada saat siang hari nanti di perkirakan 41 ° C. 
Antri bersiap naik ke bus di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah / King Abdulaziz International Airport (JED) - Hajj Terminal


Saat kami semua sudah berada di dalam bus, ketua rombongan langsung membagikan makan malam. Kebetulan menu yang di sajikan khas Indonesia Banget, yaitu Ayam Penyet + Telur + Orek Tempe. Jadi dech makan malam dini hari ini di santap dengan lahap. 
Menu makan malam kami dalam perjalanan dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk menuju ke Makkah Al Mukkarammah


Dalam perjalanan dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk menuju ke Makkah Al Mukkarammah, kami mengalami satu kali lagi pemeriksaan di tengah perjalanan. Jadi total lama perjalanan kami ini memakan waktu cukup lama, yaitu 2 jam. Padahal jarak tempuh dari King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal untuk ke Makkah Al Mukkarammah hanya 107 km. 

Akhirnya tepat jam 04.30 waktu Saudi Arabia kami semua tiba di Makkah Al Mukkarammah. Kami langsung menuju ke penginapan di Hotel Hilton Suites Makkah. Hotel Hilton Suites Makkah ini terletak di Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al Mukkarammah, Arab Saudi. Kami langsung masuk ke Lobby Hotel di lantai G dan tanpa lama menunggu kami segera mendapatkan kunci kamar. 
Kunci Kamar kami di Hotel Hilton Suites Makkah




Kami menginap di Hotel Hilton Suites Makkah ini mengambil paket sekamar berdua. Dari 19 lantai yang tersedia di Hotel Hilton Suites Makkah ini kami mendapat kamar di lantai 8.
Perjalanan dengan lift menuju ke lantai 8 Hotel Hilton Suites Makkah
 


Selama menginap di Hotel Hilton Suites Makkah ini kami berada di kamar no. 813. Begitu masuk ke dalam kamar, maka saya dibuat terpesona. Iyaaaaa, karena kamar 813 ini viewnya langsung menghadap ke Masjidil Haram. Hotel Hilton Suites Makkah ini letaknya memang juga langsung menghadap ke Masjidil Haram. Jadi Hotel Hilton Suites Makkah ini terletak tepat di jantung kota Makkah Al Mukkarammah. 
View ke Masjidil Haram dari kamar 813 Hotel Hilton Suites Makkah




Kamar Hotel kami yang menghadap langsung ke Masjidil Haram ini didekorasi dengan cita rasa tinggi dengan desain modern. Kamar ini memiliki TV layar pintar LCD 47 inci. Semua kamar dilengkapi dengan speaker dengan kontrol individu untuk mendengar suara Azan langsung dari Masjidil Haram. Hotel ini juga menyediakan akses Wi-Fi gratis dan parkir gratis serta memiliki Masjid pribadi terpisah untuk pria dan wanita di area hotel. 
Tempat menginap kami di kamar 813 Hotel Hilton Suites Makkah




Begitu masuk ke dalam kamar segera kami beberes untuk melaksanakan sholat Subuh. Meskipun dengan speaker suara Azan langsung bisa kami dengar dari Masjidil Haram ke dalam kamar, tetap ada jadwal sholat yang telah ditempel didalam tiap-tiap kamar untuk memudahkan para jamaah. 
Jadwal sholat kami selama berada di Makkah Al Mukkarammah 



Dengan gerakan super kilat, kami langsung melangkah menuju ke Al Haram untuk menunaikan sholat Subuh. Saya berniat tidak akan meninggalkan sholat berjamaah di Tanah Haram (Makkah dan Madinah), karena "Sholat di Masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 sholat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Sholat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 sholat di Masjid lainnya". 

Dari Hotel Hilton Suites Makkah ini hanya 1 menit saja jalan kaki menuju ke Masjidil Haram. Kalau dari Hotel Hilton Suites Makkah mau ke Al Haram tinggal turun lewat Lift ke lantai C-2 maka kita sudah berada tepat di pelataran luar dari Al Haram.
Bersiap untuk melaksanakan sholat Subuh ke Masjidil Haram




Setelah kami pulang sholat Subuh dari Masjidil Haram, pada jam 06.00 kami langsung menuju ke restoran di lantai M untuk sarapan pagi. Terdapat 2 restoran di lantai M ini, yaitu Al Qandeel Restaurant dan The Orchid Restaurant. Hotel Hilton Suites Makkah ini juga menawarkan pengalaman makan menghadap Masjidil Al-Haram dari semua restorannya. Restoran buat kami sarapan, makan siang dan makan malam semuanya berada di Al Qandeel Restaurant lantai M. Al Qandeel Restaurant ini menyajikan menu makanan Halal Prasmanan masakan International yang dibuka untuk sarapan, makan siang dan makan malam setiap harinya.
Al Qandeel Restaurant di Hotel Hilton Suites Makkah


Selesai sarapan pada jam 07.00 kami kembali ke kamar sejenak untuk beristirahat sebelum nanti jam 07.30 kami semua akan melaksanakan Umrah bagi Haji Tamattu. Saat tiba di depan kamar, tampak koper kami telah tersususn rapi 4 buah di depan pintu kamar. Segera kami bongkar dan menyusun semua keperluan kami. 
Akhirnya koper yang kami bawa dari Medan sampai di Makkah Al Mukkarammah




Tepat jam 07.30 kembali kami semua berkumpul di Lobby Hotel Hilton Suites Makkah di lantai G untuk bersiap melakukan Umrah bagi Haji Tamattu. Inti dari ibadah Umrah ini sendiri ada di Masjidil Haram di kota Makkah Al Mukkarammah, tempat Ka'bah berada. Umrah bagi Haji Tamattu ini terdiri dari : Niat berihram, Thawaf, Sa'i dan Tahallul. Jika pada ibadah Haji ada wukuf di Arafah, bermalam / mabit di Muzdalifah dan Mina serta melontar jumrah di Mina, maka ibadah umrah ini hanya terdiri atas empat rangkaian ibadah itu saja, sehingga umrah dinamakan juga haji kecil. Dan ibadah umrah bisa diselesaikan selama satu hari saja.

Apa sebenarnya semua istilah-istilah tersebut ??? Baiklah, sambil saya memosting kisah pengalaman Haji saya bersama istri, maka saya akan menjelaskan secara garis besar semua istilah-istilah tersebut diatas. 



Niat Berihram 
Niat berihram adalah keadaan seseorang yang telah berniat untuk melaksanakan ibadah Haji dan atau Umrah. Niat berihram ini telah kami lafazkan ketika melewati Miqat di Yalamlam. Selama berihram ini terdapat larangan-larangan ihram yang perlu dijaga selama berihram. Larangan ihram berlaku ketika seorang jamaah telah meniatkan ibadah Umrah atau Hajinya. Pria sudah mulai memakai dua lembar kain ihram putih yang dijadikan sebagai sarung dan selendang dan tidak dijahit. Sedangkan untuk wanita tidak boleh bersarung tangan dan tidak menutup muka/ bercadar. 

Berhubung niat berihram sudah beres, maka segera kami semua beserta rombongan berangkat keluar dari Lobby Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram. Karena Alat Tour Guide System (TGS) kami semua ditahan di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal, maka ketua rombongan dengan suara lantang bak layaknya pakai pengeras suara TOA mengumpulkan kami dan mengkomandokan untuk segera menuju Lift ke lantai C-2. 

Begitu keluar dari Hotel Hilton Suites Makkah, maka kita dapat menyaksikan suasana di sekitar Masjidil Al-Haram yang tetap ramai dengan lalu lalang jamaah yang pergi dan pulang. Ada yang masih berpakain ihram, ada pula yang sudah memakai pakaian biasa. Sebentar lagi kami akan menjadi tamu-tamu Allah karena akan berkunjung ke rumah-Nya di Baitullah. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS Ali Imran: 96). 

Pelataran Masjidil Al-Haram sangat luas, namun kenyamanan agak sedikit terganggu karena deru mesin dan menara-menara crane menjulang di sana-sini sebagai bagian dari proyek perluasan Masjidil Al-Haram. Mereka terus bekerja 24 jam dalam sehari untuk menyelesaikan perluasan Masjidil Al-Haram. Karena adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram membuat akses menuju ke masjid banyak yang ditutup. Untuk memudahkan, Kami semua memasuki Masjidil Al-Haram dari King Fahd Gate (Gate no. 79).
Pintu Utama di Masjidil Al-Haram



Masjidil Al-Haram adalah masjid terpenting untuk umat Islam yang tidak pernah sepi baik siang maupun malam. Untuk dapat masuk ke area dalam Masjidil Al-Haram kita bisa masuk dari beberapa pintu utama. King Fahd Gate (Gate no. 79) merupakan salah satu pintu utama untuk para jemaah haji dan umrah untuk dapat bisa masuk ke Masjidil Al-Haram. Pintu ini di tandai dengan dua menara tinggi yang berhadapan langsung dengan Kompleks Abraj Al Bait. Bangunan Masjidil Al-Haram memiliki banyak pintu masuk. Kita harus hafal pintu yang kita masuki supaya tidak tersesat pada saat keluar nanti. Dan di Masjidil Al-Haram pintu masuk dan keluar buat pria dan wanita adalah sama, tidak dibedakan seperti di Masjid Nabawi. 
Bagian luar King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah




Selanjutnya dari King Fahd Gate kami berjalan ke arah dalam Masjidil Al-Haram. Meskipun ini kedatangan saya dan istri untuk yang ketiga kali ke Al Haram, tetap hati saya bergetar memasuki kompleks Masjidil Al-Haram ini, sebab sebentar lagi saya akan melihat kembali secara langsung Ka’bah dan berada lebih dekat lagi ke Ka'bah.
Petunjuk pintu di bagian dalam King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
 



Dari mulai masuk Masjidil Al-Haram melalui King Fahd Gate maka kita dapat menyaksikan Interior di dalam Masjidil Al-Haram yang sangat megah. Area yang berada antara pintu masuk King Fahd Gate dan Mataf merupakan kawasan terbuka. 
Kawasan terbuka di bagian dalam lantai dasar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah






Kami berjalan mendekati Ka’bah, tempat Thawaf di Masjidil Al-Haram. Dan…. Masya Allah… Tampaklah bangunan Ka’bah yang menjadi kiblat sholat ummat Islam di seluruh dunia. Perasaan saya tidak menentu, bercampur aduk antara gembira, terharu dan terkesima. Segera kami membaca doa ketika melihat Ka’bah ini. Dan bersiaplah kami untuk melakukan Umrah bagi Haji Tamattu. 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Thawaf 
Bagi orang yang melakukan Haji Tamattu seperti kami ini, thawaf dan sa'i yang dilakukan saat itu, thawafnya adalah thawaf Qudum, dan sekaligus dapat dianggap sebagai thawaf rukun umrah yang harus dilakukan bagi haji Tamattu, sedangkan sa'inya juga rukun umrah, yang juga harus dilakukan bagi haji Tamattu. Ragam Thawaf yang dilakukan oleh jemaah haji selain thawaf qudum (thawaf selamat datang) adalah thawaf ifadah (rukun haji), thawaf wada (thawaf pamitan) dan thawaf sunah. 
Ragam Thawaf


Thawaf adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah yang merupakan bangunan suci di Makkah Al-Mukkarammah sebanyak tujuh kali sebagai bagian pelaksanaan ibadah haji atau umrah. Dimana posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad. Karena posisi  Ka'bah berada di sebelah kiri jemaah, berarti orang yang Thawaf berputar mengelilingi Ka'bah pada posisi berlawanan arah jarum jam.
Thawaf



Saat melakukan Thawaf, Ustad pembimbing umrah membawa kami pada lantai dasar yang cukup dekat ke Ka’bah. Saat ini proses perluasan Masjidil Al-Haram masih berlangsung dan bangunan Ka’bah sudah dikelilingi oleh bangunan bertingkat tiga untuk menampung jamaah yang tidak dapat melakukan thawaf di lantai dasar. Kami memulai ibadah thawaf bersama-sama. Sebelum thawaf, pastikan anda telah bersuci dari hadats besar dan hadats kecil. Kemudian, karena ini adalah thawaf Qudum, disunnahkan bagi orang laki untuk melakukan idhtiba' (membuka pundak kanannya).

Thawaf diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad yang di beri tanda lampu hijau pada sisi kanan kita. Jika memungkinkan, sebaiknya menciumnya, atau mengusapnya dan menciup tangannya setelah mengusap. Jika tidak mungkin, cukup lambaikan tangan saja dan seraya bertakbir, ucapkan :


Setelah itu mulailah berjalan untuk thawaf. Saat itu jamaah thawaf cukup padat. Semua orang dari berbagai bangsa di dunia melebur menjadi satu. Tidak ada lagi perbedaan si kaya dan si miskin, berpangkat atau tidak, pejabat atau rakyat biasa, semua sama di hadapan Allah, sama-sama berputar mengelilingi Ka’bah. Ketika thawaf, jadikan Ka’bah di sebelah kiri dan lakukan sebanyak tujuh kali putaran dengan arah berlawanan jarum jam. Jika berada dalam posisi sejajar dengan rukun Yamani (sudut Ka'bah sebelum Hajar Aswad) hendaklah mengusapnya dengan tangan kanan jika memungkinkan seraya mengucap : 



Jika sulit untuk mengusapnya, maka berlalulah dan teruskan thawaf. Disunnahkan memperbanyak zikir dan doa yang mampu di baca dalam semua putaran. Tidak terdapat doa dan zikir khusus dalam thawaf, hanya saja di antara rukun Yamani dan Hajar Aswad hendaknya pada setiap kali putaran membaca : 



Thawaf diakhiri pada putaran ketujuh, ditutup dengan mengusap Hajar Aswad atau memberi isyarat serta bertakbir. Setelah selesai Thawaf, pundak kanan bagi laki-laki kembali ditutup dengan kain ihram. Kemudian setelah itu menuju Maqam Ibrahim.
Selesai melakukan Thawaf, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Setelah melaksanakan thawaf, kami sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Maqam Nabi Ibrahim bukanlah kuburan, tetapi berupa cetakan telapak kaki Nabi Ibrahim di tempat dia berpijak ketika membangun Ka’bah. Ka’bah dibangun oleh Nabi Ibrahim dan putranya Ismail sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk membangun Rumah-Nya di Baitullah. Shalat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim jika memungkinkan. Jika tidak mungkin, shalatlah di mana saja di dalam masjid. 



Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah membaca surat al-Kafirun, sedang pada rakaat kedua membaca surat al-Ikhlas, itulah yang lebih utama. Adapun jika membaca surat yang lain tidaklah mengapa. 
Selesai sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Usai melaksanakan sholat sunat, dan setelah salam kami berdoa memohon kepada Allah. Tiada daya dan upaya melainkan hanya karena kekuasaan dan Rahmat Allah, semoga semua doa yang kami panjatkan di kabulkan Allah. Amin... 

Selanjutnya kami bergerak untuk meminum air zam-zam yang memang disediakan persis di area seputaran Ka’bah. Air zam-zam di area lantai dasar yang cukup dekat dengan Ka’bah ini tersedia cukup banyak. Zam-zam menurut bahasa Arab bermakna Al-Katsrah wal Ijtima', artinya banyak, melimpah ruah. Dinamai zam-zam lantaran airnya yang sangat melimpah, tidak akan surut selamanya, air yang berkah.

Dalam sebuah hadits riwayat At Thabrani disebutkan bahwa sebaik-baik air di muka bumi adalah air zam-zam. Air tersebut bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dan penawar penyakit. Air zam-zam ini benar-benar pemberian Allah yang sangat menolong, karena bisa menghidupi orang Arab sampai sekarang ini. "Maa Syaa-Allaah, Laa Quwwata illaa Billaah" (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). 

Saat ini air zam-zam dapat dijumpai di beberapa sisi halaman Masjidil Al-Haram dalam bentuk dispenser khusus yang telah dipasang beberapa kran. Jamaah dapat memilih ingin air yang dingin atau biasa. Di sekat dispenser disediakan gelas plastik bersih dan tempat pembuangan gelas plastik. Biasanya terdapat tulisan "Zamzam Water to Drink Only" (hanya untuk minum saja) dan tidak diperbolehkan untuk berwudhu karena tidak ada saluran air ke got pembuangan. Karena banyak para jamaah menggunakan air zam-zam ini selain untuk minum, juga untuk cuci muka dan kaki bahkan sampai berwudhu, sehingga membuat lantai di kawasan Masjidil Al-Haram ini basah hingga becek dan licin yang dapat membahayakan kelancaran ibadah para jamaah lainnya. Jadi saat itu gunakanlah air zam-zam itu hanya untuk minum ya... 
Zamzam Water to Drink Only (Ingat : Hanya untuk minum saja ya...)



Setelah selesai minum air zam-zam kami langsung menuju ke tempat sa'i. Tempat sa'i ini juga berada di dalam kompleks Masjidil Al-Haram. 


Sa'i 
Sa'i ialah berjalan dari bukit Safa ke bukit Marwah dan sebaliknya, sebanyak tujuh kali yang dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah. Bukit Safa dan bukit Marwah adalah dua buah bukit yang terletak dekat dengan Ka’bah (Baitullah). Bukit Safa dan bukit Marwah ini memiliki sejarah yang sangat penting dalam dunia Islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Bukit Safa dan bukit Marwah yang berjarak sekitar 450 meter itu, menjadi salah satu dari rukun haji dan umrah, yakni melaksanakan Sa’i. Prosesi sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali dan setiap perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali, begitu juga sebaliknya perjalanan dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali. Total jarak yang harus di tempuh pada saat melaksanakan Sa'i ini adalah 3,150 km.
Sa'i





Kami menuju bukit Safa, lalu mendakinya dan berdiri di situ. Pada saat mulai mendaki bukit Safa, hendaklah membaca firman Allah Ta’ala : 




Kemudian dalam posisi sudah berada di atas bukit Safa, disunnahkan menghadap Kiblat lalu bertahmid dan bertakbir seraya mengangkat kedua tangan untuk berdoa, lalu membaca :



Setelah itu berdoa dengan doa yang diinginkan seraya mengangkat kedua tangan. Setelah itu, turun dan berjalan menuju ke bukit Marwah. Bukit Safa dan bukit Marwah ini terletak di dekat bangunan Ka’bah tetapi sekarang sudah tidak ada lagi sejak Masjidil Al-Haram mengalami perluasan besar-besaran. Yang ada hanyalah tanda situsnya saja dan di antara bukit Safa dan bukit Marwah itu dibangunlah tempat melaksanakan ibadah sa’i. 
Saat berada di Bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 





Pada mulanya, hendaknya Sa’i dimulai dengan langkah-langkah biasa, sampai dekat dengan tanda pertama (lampu berwarna hijau). Kemudian dari tempat itu, hendaknya jamaah Haji/Umrah laki-laki mempercepat langkah atau berlari-lari kecil sehingga sampai di tanda lampu hijau yang kedua, kemudian dari sana berjalan kembali dengan langkah-langkah biasa. Sedangkan bagi wanita tidak di syariatkan berlari ketika berada dan melalui tanda lampu hijau tersebut. 
Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
 



Setelah itu berjalan lagi dan mendaki bukit Marwah dan berdiri padanya. Di Marwah, disunnahkan mengucapkan serta melakukan hal yang sama seperti di bukit Safa.
Saat berada di Bukit Marwah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah itu turun dan berjalan di tempat dia harus berjalan, serta berjalan cepat ditempat yang disyariatkan untuk berjalan cepat hingga sampai di bukit Safa. Begitu seterusnya, hal tersebut dilakukan selama tujuh kali putaran, perginya (Safa-Marwah) dianggap satu putaran, dan pulangnya (Marwah-Safa) dianggap satu putaran. Dan putaran ketujuh berakhir di Marwah. Tidak mengapa menggunakan kursi roda saat sa’i, apalagi jika dibutuhkan. Disunnahkan pada saat sa’i memperbanyak doa dan zikir yang mudah untuk dikerjakan.
Perjalanan dari bukit Marwah ke bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah




Perlu diketahui bahwa bukit Safa dan bukit Marwah tidak dapat dipisahkan dengan kisah istri Nabi Ibrahim as, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail as. Ritual Sa’i ini merupakan napak tilas dari upaya yang dilakukan Siti Hajar untuk mencarikan air bagi putranya Ismail yang kehausan di tengah padang pasir ketika persediaan air sudah tidak ada. Ini adalah sejarah bagaimana sumber air zam-zam itu muncul. Jadi perjalanan Safa dan Marwah ini merupakan simbol manusia agar selalu berusaha. Bukit Safa dan bukit Marwah telah menjadi saksi sejarah perjuangan seorang ibu dalam menyelamatkan anaknya dari kehausan puluhan abad silam.
Selesai melakukan Sa'i, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Selesai thawaf dan sa'i, bagi mereka yang berhaji Tamattu seperti kami, maka dapat bertahallul dengan menggundul kepala atau memendekkan rambut. 


Tahallul
Tahallul menurut bahasa berarti ‘menjadi boleh’ atau ‘diperbolehkan’. Dengan demikian tahallul ialah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut dan bagi laki-laki disunahkah mencukur bersih atau gundul.

Pada umrah pertama ini, karena waktunya berdekatan dengan pelaksanaan haji, maka saya hanya memotong dan memendekkan beberapa helai rambut saja, dan kami berencana nanti akan melakukan umrah yang kedua dan pada saat selesai berhaji nanti saya baru mencukur habis rambut saya. Sedangkan Tahallul bagi wanita, cukup dengan memotong ujung rambutnya seukuran ujung kuku (sekitar satu atau dua cm). Dengan melakukan tahallul, maka selesailah sudah semua rangkaian ibadah umrah dan sejak saat itu maka semua larangan selama berihram menjadi tidak berlaku lagi. Jamaah sudah boleh memakai pakaian biasa. Dengan demikian mereka yang mengerjakan haji Tamattu mulai saat ini bebas dari larangan-larangan ihram, sambil menunggu waktu pelaksanaan haji. 
Melakukan Tahallul, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah




Alhamdulilah... Selesailah sudah semua rangkaian kegiatan Umrah bagi Haji Tamattu kami untuk hari ini. Semua kegiatan ini tidak sampai sehari. Tepat jam 10.00 kami beserta rombongan semua meninggalkan Masjidil Al-Haram dan kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk beristirahat. 
Tata cara Umrah

Umrah Guide



Pada saat perjalanan pulang menuju Hotel Hilton Suites Makkah saya sempat mendokumentasikan foto di Masjidil Al-Haram - King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait. Hotel Hilton Suites Makkah ini memang terletak berdekatan dengan pusat perbelanjaan modern seperti Abraj Al Bait Mall dan Safwah tower dengan semua outlet merek internasional dan berbagai restoran cepat saji. 

Bangunan kompleks Abraj Al Bait ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram. Di kompleks Abraj Al Bait ini terdapat tujuh menara, dengan satu menara yang dinamakan Hotel Tower memiliki ketinggian di atas 6 menara lainnya (tinggi menara Hotel Tower adalah 601 m). Hotel Tower akan dijadikan hotel berbintang tujuh. Konstruksi Kompleks Abraj Al Bait ini dimulai pada tahun 2004 yang lalu, dan secara bertahap ketujuh menara ini selesai pada tahun 2012. 

Bangunan yang paling tinggi di kompleks Abraj Al Bait (Hotel Tower) menjadi struktur tertinggi di Arab Saudi dan kedua di dunia setelah Burj Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab, terhitung pada tahun 2011 (bertepatan dengan selesainya bagian menara Hotel Tower). Dengan luas area lantai sebesar 1.500.000 m2, bangunan ini merupakan bangunan dengan area lantai yang paling luas didunia pada saat bangunan ini selesai dibangun. Pada Juli 2013, rekor ini pecah bertepatan dengan selesainya New Century Global Centre, suatu bangunan multifungsi yang ada di Chengdu, China. 

Di Hotel Tower, diletakkan sebuah jam gadang pada setiap sisinya. Jam ini dikenal sebagai Makkah Clock Royal Tower. Jam ini memiliki panjang dan lebar 80 meter. Keempat jam ini dipasang pada ketinggian 530 meter, sehingga menjadikan jam ini sebagai yang terbesar sekaligus tertinggi di dunia.
King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Akhirnya pagi menjelang siang ini selesai semua rangkaian kegiatan ibadah Umrah bagi Haji Tamattu kami. Maka lanjutan tulisan saya berikutnya adalah mengenai rangkaian kegiatan saya dan istri berupa acara bebas yang meliputi tour wisata, kunjungan ke Museum dan semua kegiatan pribadi kami. Baru tulisan ini akan dilanjutkan dengan kegiatan mendekati saatnya berhaji dan kami mulai kembali melakukan amalan Haji bagi Haji Tamattu. 

Berhubung saat ini waktu masuknya sholat Zuhur masih lama, maka saya dan istri pun pulang ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk berganti pakaian dan beres-beres lalu beristirahat. Sampai di Hotel Hilton Suites Makkah saatnya sekarang untuk istirahat. Karena kami sudah melakukan perjalanan panjang dari Medan menuju ke Makkah Al-Mukkarammah yang langsung di lanjutkan dengan kegiatan umrah. Sekarang saatnya tidurrrrrrrr... ;-). Siang hari nanti kami bersiap kembali untuk menunaikan sholat Zuhur di Masjidil Al-Haram dan melihat suasana Masjidil Al-Haram pada siang hingga malam hari. 

Setelah istirahat sejenak dan tiba waktu sholat Zuhur kami pun menuju ke Masjidil Al-Haram untuk menunaikan sholat Zuhur. Lalu setelah sholat Zuhur dan makan siang, kami lebih banyak menghabiskan waktu hanya untuk beristirahat di Hotel Hilton Suites Makkah sambil menunggu datangnya waktu sholat Ashar, Magrib dan Isya, lalu ditutup dengan makan malam bersama. 
Makan malam di Hotel Hilton Suites Makkah



Setelah selesai makan malam dan sudah full stamina, maka jam 20.45 saya dan istri keluar kembali dari Hotel Hilton Suites Makkah dan kami berencana akan berkeliling di sekitaran Masjidil Al-Haram. Kali ini kami bukan hanya sekedar beribadah di Masjidil Al-Haram saja, tetapi saya dan istri juga akan berwisata di seputaran Al-Haram ini. Karena menurut saya niat ibadah itu hanya kita dan Allah yang tahu. Tetapi buat berwisata di Al Haram saya akan terus memberikan informasi terkini dan terbaru. Karena niat saya untuk membangkitkan semangat kaum muslimin agar segera bisa berkunjung atau malah hadir kembali ke rumah bagi 2 masjid paling suci, yaitu ke Masjid Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah dan ke Masjid Nabawi di Al-Madinah Al-Munawwarah.
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Perjalanan malam ini akan kami mulai dari salah satu kompleks bangunan yang paling super fantastis dan termegah yang ada di dunia untuk saat ini yang berada dan terletak di Makkah Al-Mukkarammah yaitu kompleks Abraj Al Bait. Bangunan kompleks Abraj Al Bait ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram berhadapan langsung dengan King Fahd Gate (Gate no 79). 
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Luaaaaaar biasa... Di salah satu rumah bagi masjid paling suci, yaitu di Masjidil Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah, terdapat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke angkasa. Berlalu melalui kompleks Abraj Al Bait, kemudian kami akan memasuki Masjidil Al-Haram pada malam hari ini dari sisi yang berbeda dengan saat pagi tadi. Masjidil Al-Haram adalah sebuah masjid di kota Makkah Al-Mukkarammah yang dipandang sebagai tempat tersuci bagi umat Islam. Masjid ini merupakan tujuan utama dalam ibadah haji. Masjid ini dibangun mengelilingi Ka'bah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah Sholat. Masjid ini juga merupakan Masjid terbesar di dunia. Titik pusat dari Masjidil Al-Haram adalah bangunan Ka’bah yang berbentuk kubus dan ditutupi selimut kain berwarna hitam yang bernama kiswah. Inilah pusat kiblat sholat umat Islam di seluruh dunia. Jika di Indonesia kita sholat dengan menghadap ke arah barat, maka di Masjidil Al-Haram kita dapat menghadap ke arah mana saja asalkan tetap menghadap ke Ka’bah. Ka’bah tidak pernah sepi dari jamaah yang sholat dan juga jamaah yang thawaf.    
King Abdullah Gate, no. 110, no. 111 dan no. 112, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Sekarang memasuki area Masjidil Al-Haram ini kita bisa melihat megahnya dekorasi eksterior dan interiornya. Kami melangkah ke area Masjid yang baru, kami melalui King Abdullah Gate, no. 110, no. 111 dan no. 112, lalu kami masuk ke dalam Masjidil Al- Haram ini melalui King Abdullah Gate, no. 122 dan no. 123. 
King Abdullah Gate, no. 122 dan no. 123, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Dari King Abdullah Gate ini kami terus berjalan masuk mendekati Ka'bah. Sesampainya kami di hadapan Ka'bah segera kami turun ke area terbuka di lantai dasar yang dekat dengan Ka'bah dan kami siap untuk melakukan Thawaf Sunah. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, bahwa Thawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, berlawanan dengan arah jarum jam (Baitullah disebelah kiri), yang dimulai dan diakhiri pada arah yang sejajar dengan Hajar Aswad. Maka pada Thawaf Sunah ini pun kami akan melakukan hal yang sama. 

Pada musim haji seperti saat ini, Anda tidak akan pernah melihat Masjidil Al-Haram sepi dari orang yang berputar mengelilingi Ka’bah sambil berthawaf. Ada di antara mereka yang mengerjakan umrah dan tidak sedikit dari mereka yang melakukan thawaf sunah. Hal ini bisa dibedakan dari pakaian yang mereka kenakan. Adapun yang sedang mengerjakan umrah maka pakaian mereka adalah pakaian ihram. Sedangkan, yang melakukan thawaf sunah, mengenakan pakaian biasa seperti yang dipakai orang kebanyakan.

Seperti yang sudah diketahui, bahwa ragam thawaf yang boleh dilakukan oleh jamaah haji selain thawaf sunah adalah thawaf qudum, kemudian thawaf ifadah dan thawaf wada. Dengan begitu, ada 4 thawaf yang boleh dilakukan di Baitullah. Namun, semua thawaf selain thawaf sunah ada saat dan waktu yang telah ditentukan dan semuanya tidak bisa dilakukan berulang kali. Berbeda dengan thawaf sunah, ia boleh dilakukan kapan saja dan bisa dikerjakan berulang kali.

Hal ini seperti yang disampaikan dari Ali bin Abi Thalib yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Perbanyaklah melakukan thawaf di Baitullah semampu kalian sebelum kalian terhalang untuk melakukannya.” 

Maka, berdasarkan hadis di atas, diperkenankan bagi setiap jamaah haji untuk memperbanyak melakukan thawaf sunah di Baitullah. Ibadah thawaf sunah ini dapat dikerjakan pada siang ataupun malam, pagi maupun sore. Tidak ada waktu haram untuk melakukan thawaf sunah. Hanya, bila shalat fardhu dilaksanakan, thawaf sunah dihentikan sesaat, lalu kemudian dilanjutkan kembali.

Thawaf sunah pun adalah sebuah tahiyyat (penghormatan) kepada Baitullah. Sangat dianjurkan bagi setiap jamaah haji begitu masuk Masjidil Al-Haram untuk mengerjakan thawaf sunah selagi sempat. Inilah satu-satunya masjid di dunia yang tahiyyatnya dengan thawaf bukannya shalat dua rakaat tahiyyatul masjid. Namun, bila waktu dan kondisi tidak memungkinkan untuk thawaf sunah, jamaah haji diperkenankan menggantinya dengan shalat sunah tahiyyatul masjid. 

Tahiyyatul masjid (penghormatan terhadap masjid) di Masjidil Al-Haram bagi orang yang sedang ihram adalah thawaf. Jadi, dia tidak perlu shalat Tahiyyatul masjid, akan tetap langsung thawaf. Adapun selain ihram, jika niatnya hendak duduk beribadah, maka tahiyyatul masjidnya adalah melakukan shalat dua rakaat seperti di masjid lain, dan jika niatnya hendak thawaf sunnah, maka tahiyyatul masjidnya adalah thawaf itu sendiri.

Adapun tata cara thawaf sunah adalah sama dengan thawaf lainnya. Dimulai dari arah Hajar Aswad, lalu melanjutkan perjalanan berputar ke arah kiri dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Usai itu, kemudian shalat sunah thawaf di belakang Maqam Ibrahim. Demikianlah tuntunan amalan thawaf sunah yang perlu diperbanyak untuk dilakukan oleh para jamaah haji. 
Selesai melakukan Thawaf Sunah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah




Oh ya di Ka'bah ini terdapat satu tempat yang menjadi rebutan jamaah untuk menyentuh dan menciumnya. Itulah Hajar Aswad atau batu hitam. Batu yang diyakini berasal dari surga ini selalu diimpikan para jamaah untuk sekedar memegang atau menciumnya. Pada mulanya batu tersebut berwarna putih, namun karena dosa-dosa manusialah maka ia berubah menjadi hitam. 

Kenapa kita ummat Islam disunnahkan mencium batu Hajar Aswad tersebut ? padahal ia tidak mendatangkan manfaat maupun mudhorat ? Jawabannya adalah karena Rasulullah pernah menciumnya, maka ummatnya pun mencontoh Rasulnya dengan ikut menciumnya pula. Dari HR. Muslim “Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberikan mudhorat (bahaya), tidak bisa pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka aku tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270). 

Hajar Aswad ini letaknya di sudut Ka’bah. Untuk bisa mencapai batu itu perjuangannya sungguh luar biasa. Semua jamaah berebut untuk sekedar memegang atau menciumnya. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal. Bila sangat sulit, cukup hanya melambaikan tangan dan mengecup dari jauh kepada Hajar Aswad sebagai simbol untuk memegang dan menciumnya. Saya sendiri sudah beberapa kali mencoba mendekati Hajar Aswad, namun selalu gagal karena tidak kuat menahan dorongan jamaah yang berdesak-desakan terutama jamaah asal Turki, Mesir dan Timur Tengah lainnya yang badannya besar-besar. Daripada badan saya terjepit atau mengalami cedera, biarlah saya mengalah dan tidak jadi mencapainya.

Setelah saya dan istri selesai melakukan thawaf sunah, kami berencana akan menuju sisi lain dari Masjidil Al-Haram yaitu ke Al-Salam Gate. Al-Salam Gate di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah terletak dekat tempat melakukan Sa'i (Safa dan Marwah). Jadi dari area terbuka di lantai dasar dekat dengan Ka'bah, tepatnya dari arah pintu Ka'bah dan Maqam Ibrahim, kita tinggal berjalan lurus saja dilantai dasar Masjidil Al-Haram ini untuk memotong perlintasan tempat Sa'i. Saat memotong perlintasan tempat Sa'i untuk menuju ke Al-Salam Gate ini, tanpa diduga dan tanpa sengaja, saya bertemu dengan teman saya yang sedang melakukan Sa'i untuk Umrah. Alhamdulilah, dari begitu ramainya jamaah saya bisa di pertemukan oleh Allah dengan teman di Masjidil Al-Haram, ini memang kuasa Allah. Kami saling mengobrol sebentar, lalu teman saya melanjutkan Sa'i nya dan kami pun naik eskalator dari lantai dasar tempat Sa'i untuk melanjutkan menuju ke Al-Salam Gate.
Saat bertemu teman di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Begitu kami keluar dari Al-Salam Gate, kami bisa melihat secara jelas megahnya Al-Salam Gate. Saat kami berada diluar dari Al-Salam Gate, maka pada sisi kanan kita bisa melihat bangunan dengan tembok yang sangat tinggi. Bangunan dengan tembok yang sangat tinggi ini ternyata adalah istana raja. Istana ini tempat bagi raja-raja Arab Saudi pada saat berada di Makkah Al-Mukkarammah. Karena ibukota Kerajaan Arab Saudi sendiri berada di Riyadh, yang berjarak sekitar 600 km dari Makkah Al-Mukkarammah.

Di luar Al-Salam Gate kita juga bisa menyaksikan jemaah dari berbagai belahan dunia hilir mudik keluar masuk dari Al-Salam Gate untuk memadati masjid terbesar dan termegah tersebut. Sebenarnya sudah beberapa kali kami datang ke Al-Salam Gate ini, tetapi kami datang pada saat umrah, maka hari ini kami datang ke Al-Salam Gate pada saat musim haji. 

Kami sengaja mencari Al-Salam Gate di saat musim haji, karena ingin melihat secara langsung Al-Salam Gate yang sering menjadi pembicaraan di tanah air. Karena banyak Calon Haji asal Indonesia tidak mau mengawali masuk Masjidil Al-Haram selain dari pintu Al-Salam Gate, meski sebenarnya untuk masuk ke Masjidil Al-Haram tersebut tersedia banyak pintu yang memiliki nama masing-masing. 

Tingginya animo jemaah haji Indonesia melintasi Al-Salam Gate, tentu ada punya latarbelakang tersendiri. Apa alasannya, hingga kini tidak ada jawaban yang memuaskan. Bagi rombongan jemaah haji Indonesia, Al-Salam Gate dikenali jika yang bersangkutan sudah melewati lokasi Maulid Nabi. Lokasi itu merupakan rumah atau kediaman Rasulullah dilahirkan. Jadi Al-Salam Gate berhadapan langsung dengan rumah Rasulullah. Rumah Nabi Muhammad karena dekat dari Al-Salam Gate tentu saja melintas dari arah itu jika hendak ke Ka'bah. 

Memang, bagi orang Indonesia, hingga kini diyakini dari kesemua pintu tersebut, Al-Salam Gate di Masjidil Al-Haram inilah yang paling populer. Jika tidak melewati pintu itu, rasanya tidak sempurna dalam menunaikan ibadah hajinya. Yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali. Kenyataan ini berbeda dengan calon haji dari India atau Pakistan. Mereka juga punya pintu masuk yang jadi favoritnya dalam mengawali masuk Masjidil Al-Haram. 

Bagi calon haji, Al-Salam Gate diyakini punya berkah tersendiri bagi yang mengawali masuk Masjidil Al-Haram. Namun lepas dari keyakinan tersebut, yang jelas saat masuk Masjidil Al-Haram melalui Al-Salam Gate tersebut kita akan dapat langsung melihat pintu Ka'bah, Hajar Aswad, Maqam Ibrahim dan Hijir Ismail yang terletak sejajar dengan rumah atau kediaman Rasulullah. 
Al-Salam Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Dari kejauhan di luar Al-Salam Gate ini kita bisa melihat masih banyak alat berat lalu lalang di atas Masjidil Al-Haram. Masih ingatkah anda semua dengan berita saat terjadinya Crane jatuh di kawasan Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi ??? Iya benar... Tepatnya pada tanggal 11 September 2015 lalu. Ratusan jemaah haji dari sejumlah negara tewas akibat robohnya mobil crane, peralatan berat konstruksi berkapasitas 1.300 ton, di kawasan Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi, pada Jumat sore Waktu Arab Saudi. 

Musibah yang juga membuat ratusan jemaah terluka itu terjadi saat badai besar melanda Makkah Al-Mukkarammah. Duka di Tanah Suci dan di Tanah Air dengan 10 WNI Tewas Korban “Crane” Roboh tersebut. Ini bukan masalah teknis sama sekali, apa yang terjadi di luar kekuatan manusia. Ini merupakan kehendak Allah dan tidak ada kesalahan manusia di dalamnya. 

Crane yang terjungkal merupakan salah satu crane utama yang digunakan untuk memperluas area thawaf bagi para jemaah. Alhamdulilah, saat kami hadir di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah, Crane tersebut semuanya terpasang dalam posisi yang tidak akan mengganggu ratusan ribu jemaah di area thawaf dan tentu dalam posisi yang profesional. Doa kami semoga kegiatan ibadah haji kami dan seluruh umat muslim di tahun 1437 H / 2016 M dan tahun-tahun seterusnya dapat berjalan lancar tanpa kesulitan sedikit pun. 
Al-Salam Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Selesailah kunjungan kami untuk mengeksplore sebagian dari Masjidil Al-Haram untuk malam hari ini. Segera kami melangkah masuk kembali ke dalam area Masjidil Al-Haram untuk jalan pulang menuju ke Hotel Hilton Suites Makkah. Saat pulang ini kami memilih keluar melalui King Fahd Gate, no. 79. Baik di area Masjid yang lama (King Fahd Gate) maupun area Masjid yang baru (King Abdullah Gate) terlihat dekorasi interior dengan begitu banyak lampu yang klasik tergantung tetapi tetap elegan. Begitu pula dengan hiasan dinding dan kaligrafi banyak terpajang. Semua dinding sangat eksotis yang dipadukan dengan marmer berkualitas, sehingga menjadikan semua interiornya bernilai high quality. 
Megahnya Interior Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah

Megahnya Interior Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Saat kami sampai di Hotel Hilton Suites Makkah waktu sudah menunjukkan jam 22.30. Segera kami beristirahat, karena dini hari besok kami sudah berkumpul kembali untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. 

Alhamdullillah semua kegiatan kami hari ini berjalan lancar. Saya dan istri bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kami hingga hari ini dalam pelaksanaan ibadah haji. Kami terus berusaha memperdalam rasa syukur. Bersyukur pada-Nya membuat kami lebih tenang dan lebih berbahagia.  


28 Dzulqa’dah  1437 H (Rabu, 31 Agustus 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Kegiatan kami hari ini dimulai dengan berangkat dini hari dari Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram. Saat ini jarum jam gadang di Makkah Clock Royal Tower yang ada pada setiap sisi dari Hotel Tower, Kompleks Abraj Al Bait, berada pada jam 02.53. Seperti hari sebelumnya, untuk masuk ke Masjidil Al-Haram kami semua melalui King Fahd Gate, no. 79. Kami akan memperbanyak ibadah di Al-Haram sambil menunggu masuknya waktu sholat Subuh. Kami berangkat dini hari agar kami bisa melakukan Qiyamul Lail dekat dengan Ka'bah. 
King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Meskipun dini hari, tapi suasana di Masjidil Al-Haram ini tetap ramai dengan para jemaah. Masjidil Al-Haram ini buka selama 24 jam setiap hari. Jamaah umrah atau haji bisa mengunjunginya kapan saja karena masjid ini tidak pernah sepi. 

Waktu tengah malam sampai subuh, adalah waktu favorit bagi jamaah yang ingin mencari sepi. Iya tapi untuk ukuran Masjidil Al-Haram, ratusan ribu orang, tinggal menjadi beberapa ribu saja, jadi iya tetap saja ramai. Yang berkain ihram putih-putih, tandanya sedang melakukan umrah. Mereka berbaur dengan ribuan orang lain yang berbaju biasa dengan gaya khas berbagai negara.

Alhamdulilah, kami berhasil memperoleh tempat sangat dekat dan berhadapan langsung dengan Ka'bah. Suasana dekat seperti ini dengan Ka'bah, selalu membuatku segera memohon dan meminta ampunan kepada Allah atas dosa-dosa dan berdoa kepada Allah agar kami tetap istikomah di jalan-Nya, Amin. 
Ramainya jemaah dekat Ka'bah menjelang sholat subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Meskipun datang saat dini hari menjelang terbit fajar, tetapi suasana itu tidak terasa di dalam Masjidil Al-Haram. Semua orang khusyuk beribadah dan waktu seolah berhenti di sana. Namun, jarum jam gadang di menara Makkah Clock Royal Tower terus berputar menjemput Subuh.

Kegiatan Qiyamul Lail kami akhiri ketika Azan Subuh mulai berkumandang. Azan di Masjidil Al-Haram ini menggetarkan jiwa siapapun yang mendengarnya, dan menjadi rindu dibuatnya. Perjalanan religi ke Masjidil Al-Haram ini saat umrah dan haji adalah kesempatan untuk mendengarkan Azan yang begitu indah dan merdu.

Semua hiruk pikuk dini hari ini, seolah berhenti ketika Azan subuh berkumandang. Dalam langit yang kelam, suara Azan membelah angkasa. Melantun merdu membangunkan dengan lembut mereka yang tertidur di pelosok Makkah Al-Mukkarammah. "Allahu akbar, Allaahu akbar...." melanggam sang muazin dengan suara indahnya.

Hingar bingar manusia di Masjidil Al-Haram seperti lenyap. Di dalam Masjidil Al-Haram, Azan itu begitu membahana dari segala arah. Kita yang sudah duduk di sekitar Ka'bah makin tenggelam dalam sujud, merasa betapa kecilnya kita manusia di hadapan Dia.

Iya, tidak sedikit yang terharu mendengar Azan semerdu itu. Panggilan sholat itu membuat seolah-olah tidak ada lagi jarak antara kita dan Sang Pencipta. Makanya, banyak jamaah yang sengaja merekam Azan dengan ponselnya untuk kenang-kenangan.

Azan yang menggetarkan jiwa, memecahkan tangis manusia yang ingin berkeluh kesah dengan Tuhannya. Dalam lirih doa, dalam sujud, dalam tengadah tangan meminta ampunan Allah. Ribuan orang ada di Masjidil Al-Haram, tapi setiap manusia di sana memohon dengan berbagi momen pribadinya hanya kepada Allah.

Ketika sholat subuh telah usai, langit mulai terang. Manusia-manusia kembali bertebaran ke luar segala penjuru Masjidil Al-Haram. Di dalam hati mereka membawa rindu. Rindu untuk kembali ke Baitullah setiap waktunya. 
Suasana ramai setelah sholat Subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah




Setelah selesai sholat Subuh, pada jam 06.00 kami pun segera keluar dari Masjidil Al-Haram untuk menuju kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Sesampainya di Hotel Hilton Suites Makkah segera kami menuju ke Al Qandeel Restaurant di lantai M untuk sarapan pagi. Sambil menikmati sarapan pagi, saya dan istri merencanakan kegiatan yang akan kami lakukan pada pagi ini setelah sarapan. Karena acara pagi ini setelah sarapan adalah acara bebas, kami memutuskan akan mengeksplore sisi luar dari Masjidil Al-Haram. Setelah kemarin malam kami mengeksplore sebagian sisi dalam Masjidil Al-Haram, maka pagi ini kami akan menyusuri bagian luar Masjidil Al-Haram, tepatnya disepanjang jalanan Ibrahim Al Khalil Road. 

Pada pagi hari ini kami berencana melihat pemandangan di sekeliling Masjidil Al-Haram. Karena disaat inilah kita dapat menyaksikan lebih jelas dan lebih terang situasi di Masjidil Al-Haram. Pada jam 08.00 kami keluar dari Hotel Hilton Suites Makkah melalui Lift ke lantai C-2. Saat ini Ibrahim Al Khalil Road sudah berada di hadapan kita. Bila kita melihat kearah kiri maka akan tampak Anjum Hotel yang super besar, lalu tepat di depan Hotel Hilton Suites Makkah tampak juga Hotel Dar Al Tawhid InterContinental yang tidak kalah besarnya. Jadi posisi Ibrahim Al Khalil Road ini diapit diantara Hotel Hilton Suites Makkah dengan Hotel Dar Al Tawhid InterContinental. Kemudian kami keluar dengan berjalan kaki belok kearah kanan, sehingga posisi Ibrahim Al Khalil Road berada di sisi kiri kita saat ini. Terus saja berjalan lurus disepanjang Ibrahim Al Khalil Road, maka kita akan melalui beberapa hotel mewah lainnya di sisi kanan kita dan tepat disebelah kiri kita terdapat Makkah Hilton Towers dan tepat disebalahnya lagi terdapat Kompleks Abraj Al Bait. Semua bangunan ini terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram - King Fahd Gate. 
Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah





Semakin ke ujung dari Ibrahim Al Khalil Road ini, maka kita akan menemukan pusat perbelanjaan dan hotel bintang 3 lainnya yang tersusun sangat rapat. Saat sekarang Ibrahim Al Khalil Road ini terkenal sebagai pusat belanja oleh-oleh sebagai pengganti Pasar Seng. 

Pada kesempatan pergi ke Tanah Suci kali ini, dalam rangka Haji dan Umrah, saya akan selalu memberikan beberapa informasi yang menjadi point of interest (tempat menarik) yang "WAJIB" dikunjungi selama berada di Tanah Suci. Tentu saja selain kunjungan yang bersifat ibadah, itu sudah wajib tahu. 

Kali ini saya akan berbagi mengenai informasi pusat belanja buat oleh-oleh dari Saudi Arabia. Ada beberapa nama tempat yang sering disebut-sebut sebagai pusat oleh-oleh, antara lain adalah Balad (di Jeddah), Pasar Seng (di Makkah Al-Mukkarammah) tapi ini sudah tinggal kenangan saja serta Kebun dan Pasar Kurma (di Al-Madinah Al-Munawwarah). 
Suasana jalanan disepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah




Untuk kali ini saya akan memberikan informasi mengenai Pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road sebagai pengganti Pasar Seng yang sangat legendaris, yang sangat disayangkan Pasar Seng itu hanya tinggal kenangan saja. Nama "Pasar Seng"  memang hanya dikenal oleh Jemaah Haji atau Umrah yang berasal dari Indonesia saja. Boleh di tanya sama kakek nenek atau ayah ibu kita yang sudah pernah berkunjung ke Makkah Al-Mukkarammah yang berangkat sebelum tahun 2007 pasti tahu letak tepatnya Pasar Seng ini. Pasar ini dulunya menjual nyaris segala macam barang kebutuhan. Pasar ini dulu terletak persis bersebelahan dengan Masjidil Al-Haram. Letaknya yang sangat strategis itulah yang membuat pasar ini selalu diserbu jemaah. Tentu karena harganya yang lebih 'miring' dibanding harga ditempat lain.  

Tetapi keberadaan pasar ini saat sekarang sudah tidak bisa kita jumpai lagi alias musnah bin raib. Sekarang telah didirikan suatu kompleks pasar yang bikin ‘pangling’ tepatnya di sepanjang jalan Ibrahim Al Khalil Road. 

Pasar di sepanjang jalan Ibrahim Al Khalil Road baik di kanan dan di kiri, betul-betul telah berubah. Pasar ini bukan Pasar Seng yang dulu terdiri dari kios-kios kecil darurat yang hanya ditutup seng lagi. Pasar Seng telah berubah jadi deretan pertokoan yang semuanya dibangun permanen seperti yang kita lihat dipertokoan di pajak ikan lama di Medan.

Sooooo bagi anda yang memiliki kesempatan untuk berkunjung ke Makkah Al-Mukkarammah jangan lupa untuk singgah ke pasar tradisional disepanjang jalan Ibrahim Al Khalil Road ya. Karena selain semua barang tersedia disini, kita juga bisa bersenang-senang untuk menyalurkan hobby bagi yang gemar tawar menawar harga. 
Jejeran toko disepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah




Di pasar tradisional di jalan Ibrahim Al Khalil Road ini kami sempat berbelanja beberapa oleh-oleh buat sanak saudara di tanah air. Ternyata benar, pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road adalah surganya belanja, semuanya ada dijual di sini.  Pasar ini menawarkan berbagai barang berkualitas seperti pakaian, kosmetik, souvenir dan barang-barang rumah tangga dengan harga yang wajar. Pasar ini bisa dikatakan buka 24 jam dalam sehari. Tutupnya hanya di saat sholat 5 waktu saja. 

Pada tulisan kali ini, saya mau sharing tentang oleh-oleh dari Makkah Al-Mukkarammah berikut harganya, tapi yang saya sharing hanya belanjaan yang khas Arab saja ya, bukan belanjaan barang bermerk dari Mall (kalau yang bermerk pun adanya di Medan, susah-susah bawa dari Makkah Al-Mukkarammah). 

Kenapa saya sharing ditulisan ini ?... Bukan maksud buat pamer hasil jalan-jalan kami sewaktu di Makkah Al-Mukkarammah kemarin, tetapi ini tujuannya untuk memberi gambaran saja buat yang mau jalan-jalan dan belanja di Makkah Al-Mukkarammah. Jadi setidaknya sudah ada bekal nanti mau belanja apa saja dan sudah tahu taksiran harga barang yang mau di beli. 

Karena saat kemarin cari info oleh-oleh Arab sebelum berangkat, sulit untuk mendapatkan gambaran barang belanjaan dan kalaupun ada banyak yang menginfokan belanja dengan harga murah tapi tanpa ada fotonya. Jadi saya bingung itu harganya murah, tapi buat barang dengan kualitas yang gimana dan ukuran dimensinya yang segede apa ? Seperti misalnya mereka menginfokan belanja Jilbab di Makkah Al-Mukkarammah, seharga 10 Real. Kenyataannya setelah sampai di Makkah Al-Mukkarammah Jilbabnya macam-macam. Jadi yang mana yang di maksud seharga 10 Real ? Yang ukurannya besar apa yang ukurannya kecil ya ? Dari pengalaman inilah maka saya ingin sharing tentang oleh-oleh khas Arab ini. 

Kita akan mendapatkan harga yang miring bila kita membeli dalam jumlah yang cukup banyak untuk satu jenis barang dagangan. Sebelum memastikan membeli, rajin singgah ke beberapa toko dulu hanya untuk cek dan ricek harga saja. Dan bila sudah pasti ingin berbelanja, maka saran saya sekalian saja belanja di satu toko dengan berbagai jenis produk, karena selain kita bakalan mendapat potongan harga, rata-rata barang yang di jual hampir-hampir sama dengan toko lain pada umumnya.

Sekali lagi, bahwa foto oleh-oleh yang akan saya tampilkan disini adalah bukan sebagai ajang buat pamer hasil jalan-jalan kami ya. Maaf sekali lagi maaf, bukan maksud mau pamer *uda masoook dia mpok hindun di bajaj bajuri*. Inilah barang-barang khas Arab berikut daftar harganya yang dapat dibeli di pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah untuk dijadikan oleh-oleh. 

Misalnya saja Jilbab ukuran XXL 8 Real, Jilbab ukuran XXXL 13 Real, Jilbab anak-anak 5 Real, Baju gamis perempuan dewasa 18 Real, Baju gamis anak perempuan 10 Real, Baju muslim pria dewasa tangan pendek dasar bercorak 40 Real, Baju muslim pria dewasa tangan panjang dasar polos 20 Real, Baju muslim anak laki-laki 10 Real, Inai Rani warna merah 1 box (12 bh) 20 Real, Inai Rani warna hitam 1 box (12 bh) 30 Real, Minyak wangi Hajar Aswad 1 box (12bh) 20 Real, Sejadah 20 Real, Sabun madu 1 buah 10 Real. 
Hasil borong di pasar tradisional sepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah



Semakin siang pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road ini semakin rame banget. Berarti nggak salah kalau Makkah Al-Mukkarammah menjual pasar ini menjadi salah satu destinasi wisata karena daya tariknya memang luar biasa. Jubelan pengunjung yang datang bukan hanya wisatawan saja, tapi juga penduduk lokal. Semuanya campur aduk menjadi satu dengan tujuan yang sama, yaitu mencari barang murah meriah !. Pasar ini memang ditargetkan sebagai pusat belanja untuk wisatawan. 

Urusan belanja di pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road bisa membuat lupa waktu dan bisa membuat anda berdiri dan berjalan hingga beberapa jam. Yeaaay oleeeh-oleeeh akhirnya beres terbeli semua. Secara keseluruhan, barang-barangnya sangat bervariasi baik jenis maupun mutunya. Harga barang dagangan di pasar tradisional ini sangat terjangkau. Prinsipnya bila berbelanja di pasar tradisional ini, tawar saja sampai seperempat atau setengah harga yang ditawarkan. Dan kalau tidak ingat bagasi, rasanya pengen diborong habis-habisan barang dagangan di pasar tradisional ini. So, brother and sister, selamat berbelanja di pasar tradisional di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah, yaaa. 

Setelah selesai berbelanja barulah terasa lelah, haus dan lapar menyergap. Waktunya sekarang kami meluangkan waktu untuk makan dan minum kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah.   

Pada jam 09.30 kami jalan kembali menuju ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk beristirahat. Setelah sejenak beristirahat, dan sebelum masuk waktu zuhur, pada jam 10.00 kami jalan menuju ke Masjidil Al-Haram. Saat itu suhu yang terpajang di tembok luar Masjidil Al-Haram menunjukkan angka 37 ° C. Dengan suhu yang cukup tinggi ini kita harus benar-benar menjaga kesehatan.  

Masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh para jamaah haji dan umrah yang berasal dari Indonesia adalah lingkungan wilayah tropis yang berbeda dengan negara tujuan yaitu jazirah Arab yang Subtropik bergurun pasir.

Masalah kesehatan dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan kita bila berada ditengah suhu yang tinggi, yaitu :
Masalah Kesehatan
1. Insensible Prespirator :
a) Suhu tinggi dan humidity rendah dapat menyebabkan proses evaporasi yang cepat menyebabkan cairan tubuh berkurang secara drastis.
b) Gejala yang ditimbulkan berupa : Dehidrasi tubuh, bibir pecah-pecah, kulit kering, kepala pusing, mual, shock sampai tidak sadar.
c) Pencegahannya berupa : melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari secara langsung seperti :
• Menggunakan payung dan penutup kepala
• Memperbanyak minum air zam-zam, air putih atau air mineral
• Gunakan spray yang bisa untuk menyemprot daerah wajah
• Bila mengalami Shock berat segera berkonsultasi dengan dokter.

2. Heat Stroke (Sengatan Panas)
Pencegahannya:
Melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari secara langsung.

3. Pengaruh debu halus padang pasir 
a) Sering mengakibatkan gangguan saluran pernafasan bagian atas, Seperti :
    • Radang Selaput lendir hidung (Rhinitis)
    • Radang tenggorokan (Pharingitis)
    • Radang selaput lendir Kelopak mata (Conjunctivitis)
b) Pencegahannya : memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya dengan menggunakan masker, menggunakan kaca mata, istirahat yang cukup dan mengkonsumsi vitamin.
Jadi saat hendak keluar dari penginapan menuju Masjidil Al-Haram biasa tas tangan yang saya dan istri bawa berisikan berbagai macam perlengkapan pribadi untuk menjaga kesehatan.  
Perlengkapan pribadi yang biasa kami bawa di tas tangan



Akhirnya kami tiba dan masuk di area dalam Masjidil Al-Haram. Langsung kami menuju ke lantai dasar dekat dengan Ka'bah, dan suasana saat itu masih sangat-sangat sepi. Kami memutuskan untuk sedikit mengambil gambar. Yang ingin saya infokan adalah kalau saudara-saudara muslim ingin memasuki Masjidil Al-Haram dengan suasana sedikit sepi (ya dari jumlah ratusan ribu orang menjadi ribuan orang) bisa datang di saat dini hari atau di saat waktu dhuha. 
Kawasan terbuka di bagian dalam lantai dasar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Mungkin tidak pernah terbayangkan bisa terjadi beberapa tahun yang lalu, yaitu fenomena jamaah berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim. Dulu pada 05 April 2011 saat pertama saya datang ke Masjidil Al-Haram kita tidak bisa membawa kamera ke dalam Masjidil Al-Haram, itu adalah tindakan terlarang, apalagi memotret Ka’bah atau berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim. Dulu pada saat kita mau masuk ke Masjidil Al-Haram semua jamaah yang membawa tas pasti diperiksa isinya. Para askar yang bertugas di Masjidil Al-Haram akan menyuruh kita menitipkan tas beserta isinya di tempat yang telah disediakan. Dan kalau kita berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim para askar akan merampas kamera kita dan tidak akan pernah mengembalikannya lagi. 

Namun lain dulu lain sekarang, saat saya datang pada 23 Desember 2015 dan saat musim haji seperti sekarang ini, karena adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram, maka larangan untuk memotret Ka’bah atau berfoto di depan Ka’bah dan Maqam Ibrahim sudah longgar bahkan tidak ada sama sekali pemeriksaan. Para jamaah tampak memotret selfie atau saling memotret dengan kamera ponselnya atau bahkan dengan kamera pocket. Kami pun menyempatkan untuk berfoto dengan latar belakang Ka’bah dan Maqam Ibrahim sebagai kenang-kenangan. 
Kawasan terbuka di bagian dalam lantai dasar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Saat kami sudah berada dekat dengan Ka'bah, tetapi karena waktu sholat Zuhur masih lama, maka kali ini kami memutuskan dari lantai dasar, lalu naik untuk mengeksplore lantai 2 dan lantai 3 dari Masjidil Al-Haram. Kami beranjak menuju ke lantai 2 terlebih dahulu. Dari atas lantai 2 ini kita bisa melihat ramainya jamaah yang thawaf mengitari Ka'bah. Terlihat jelas jamaah terus bertambah, sehingga benar-benar sudah semakin tampak ramai suasana di dalam Masjidil Al-Haram ini. 
Panorama dari lantai 2, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Kami terus berjalan sambil memutari lantai 2, untuk kemudian naik ke lantai 3. Ayo, kini saatnya kita ngubek lantai teratas Masjidil Al-Haram. Ternyata saat siang jam 12.00 seperti saat ini, di lantai 3 ini para jamaah tidak terlalu ramai, dan nantinya kami memutuskan untuk turun kembali menunaikan sholat Zuhur di lantai 2. Saat berada di lantai 3 ini, karena bagian atas lantai 3 ini merupakan bagian terbuka langsung tanpa ada atap pelindung, matahari akan terasa panas menyengat. Tetapi meskipun panas, kami tetap sangat puas, karena kami bisa berada dan menikmati tiap sisi dari Masjidil Al-Haram. Karena belum tentu setiap saat lantai 3 ini dibuka, sehingga bisa berada di lantai 3 ini meskipun dengan panas yang menyengat, tetap menjadi bagian yang patut kami syukuri. 
Panorama dari lantai 3, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Setelah puas mengeksplore lantai 2 dan lantai 3 Masjidil Al-Haram, kami pun turun kembali ke lantai 2 untuk menunggu hingga masuknya waktu sholat Zuhur. Saya melihat tidak henti-hentinya jamaah mengalir memasuki Masjidil Al-Haram. Semakin mendekati waktu sholat Zuhur, maka Masjidil Al-Haram pun semakin penuh dengan lautan manusia. Tidak lama menunggu akhirnya Azan tanda masuknya sholat Zuhur pun dikumandangkan. Setelah selesai menunaikan sholat Zuhur kami memutuskan untuk meninggalkan Masjidil Al-Haram dan kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. 
Suasana ramai setelah sholat Zuhur, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



  
Setelah kami berada di area luar, tepat di depan King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, kita dapat melihat gerai KFC yang sangat laku keras dan diserbu para calon jamaah haji dari seluruh dunia. Gerai KFC ini terletak di bagian luar lantai dasar dari Makkah Hilton Towers. Karena memang tempatnya pas langsung berhadapan dengan King Fahd Gate (Gate no.79), maka hampir semua orang dengan mudahnya bisa mengkonsumsi coca-cola dingin ketika capek dan kehausan karena udara yang panas. Dan ketika mereka lapar, maka makanan-makanan produk KFC lah yang bakalan diserbu. Meskipun sebenarnya kami bisa makan gratis di Hotel Hilton Suites Makkah tetapi kami kali ini akan mencicipi KFC rasa Arabia yang di jamin Halal ini. Segera kami antri untuk membeli dan di bungkus buat makan di hotel. Sesampainya kami di Hotel Hilton Suites Makkah, segera kami cari posisi di Al Khalil Cafe yang ada di lantai C-2. 
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah 



Kami sengaja memilih tempat di Al Khalil Cafe, karena tempat ini menghadap langsung ke Masjidil Al-Haram. Nama Al Khalil ini sendiri diambil dari nama jalan Ibrahim Al Khalil yang tepat terletak di depan cafe tersebut. Di Al Khalil Cafe ini tersedia air zam-zam secara gratis. Kita dapat dengan bebas bersantai sambil menikmati air zam-zam. Jadilah makan siang kali ini KFC + air zam-zam.
Al Khalil Cafe di Hotel Hilton Suites Makkah



Selesai makan siang dan bersantai, maka kami pun memutuskan untuk istirahat sebentar ke kamar sambil menunggu waktu datangnya sholat Ashar. Tidak terlalu lama, kami pun berangkat kembali menuju ke Masjidil Al-Haram dekat waktu sholat Ashar. Dan Azan pun berkumandang tanda saatnya sholat Ashar telah tiba.
Suasana ramai setelah sholat Ashar, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Setelah selesai sholat Ashar, kami langsung keluar untuk meninggalkan Masjidil Al-Haram. Seperti biasanya, setiap kali saat masuk maupun saat akan keluar dari Masjidil Al-Haram kami selalu menyempatkan minum air zam-zam. Mumpung masih di Tanah Haram, perbanyaklah minum air zam-zam, karena setiap jamaah nanti hanya di bekali 5 liter per orang air zam-zam untuk dibawa pulang ke tanah air.
Zamzam Water



Sore hari ini setelah pulang dari Masjidil Al-Haram, kami habiskan waktu hanya untuk beristirahat di Hotel Hilton Suites Makkah sambil menunggu masuknya waktu sholat Maghrib dan Isya. Kami kembali berangkat menuju ke Masjidil Al-Haram beberapa saat sebelum berkumandangnya Azan Maghrib dan setelah selesai sholat Maghrib, kami tetap berada di Masjidil Al-Haram sambil menunggu masuknya waktu sholat Isya. 

Sambil menunggu masuknya waktu sholat Isya, kami berkesempatan mengeksplore kembali lantai 3 Masjidil Al-Haram. Saat jam 19.50 malam seperti ini, ternyata lantai 3 Masjidil Al-Haram sangat ramai. Tidak seperti saat siang tadi. Angin diatas lantai 3 Masjidil Al-Haram ini bertiup cukup kencang. Karena tidak sepanas seperti tadi siang, maka banyak kita lihat para jamaah bersantai sambil duduk-duduk maupun berbaring di lantai 3 Masjidil Al-Haram ini untuk menunggu masuknya waktu sholat Isya.
Panorama dari lantai 3, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
  



Dan setelah sholat Isya selesai, kami pun segera kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah dan saat keluar dari dalam Masjid untuk perjalanan pulang ini saya sempat mendokumentasikan ramainya jamaah yang berada di pelataran luar dari Masjidil Al-Haram. Setiap hari semakin ramai jamaah berdatangan menuju ke depan Ka’bah. Begitu besar antusiasme umat Islam dari berbagai bangsa untuk sholat dan thawaf di depan Ka’bah. Bagi jamaah yang tidak dapat masuk mendekati Ka’bah biasanya sholat di pelataran sekeliling Masjidil Al-Haram. Di sekeliling Masjidil Al-Haram terdapat pelataran yang luas dan masih terus dibangun dengan latar belakang hotel-hotel megah yang menjulang. Pemerintah Arab Saudi sebagai pelayan dua kota suci terus memperluas Masjidil Al-Haram untuk menampung jamaah haji dan umrah yang selalu bertambah setiap tahunnya.
Suasana ramai setelah sholat Isya di pelataran luar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Setelah melalui pelataran luar Masjidil Al-Haram, kami melintasi Ibrahim Al Khalil Road untuk masuk ke Hotel Hilton Suites Makkah. Kami dapat melihat di sepanjang Ibrahim Al Khalil Road juga tidak kalah ramai dipadati dengan jamaah seperti layaknya di pelataran luar Masjidil Al-Haram. Tampak para jamaah berjalan menuju ketujuannya masing-masing. Jadi baik saat dini hari, siang, maupun malam, Ibrahim Al Khalil Road selalu dipadati dengan para jamaah yang akan menuju ke Masjidil Al-Haram, karena Ibrahim Al Khalil Road ini sendiri merupakan jalan lintas utama untuk ke Masjidil Al-Haram. 
Suasana ramai setelah sholat Isya di Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah
 

Suasana ramai setelah sholat Isya di Ibrahim Al Khalil Road, Makkah Al-Mukkarammah


Saat ini waktu telah menunjukkan jam 20.45, langsung kami menuju ke Al Qandeel Restaurant di Hotel Hilton Suites Makkah lantai M untuk menikmati makan malam. Setelah selasai makan malam segera kami menuju ke kamar di lantai 8 dan akhirnya berakhirlah kegiatan kami hari ini, dan kami pun segera beristirahat buat persiapan bangun pagi untuk dini hari esok.



29 Dzulqa’dah  1437 H (Kamis, 01 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Jabal Tsur, Makkah Al-Mukkarammah


Hari ini kami mulai berangkat dini hari seperti hari-hari sebelumnya dari Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram. Saat itu waktu di Makkah Clock Royal Tower sudah berada pada jam 04.00 dini hari. Kami selalu berusaha berangkat dini hari menuju ke Masjidil Al-Haram sehingga kami dapat melaksanakan Qiyamul Lail dekat dengan Ka'bah. Kami memperbanyak ibadah di Al-Haram sambil menunggu masuknya waktu sholat Subuh. 

Perlu anda ketahui, biasanya 1 jam sebelum setiap waktu sholat fardhu tiba, jamaah sudah berduyun-duyun memasuki kompleks Masjidil Al-Haram. Jika kita datang disaat adzan, maka jangan harap kita dapat memasuki Masjidil Al-Haram, karena pelataran masjid saja sudah penuh dengan manusia dan pintu masuk ke dalam masjid sudah pasti ditutup. 

Setelah selesai melakukan sholat Subuh kami pun segera kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Sesampainya di Hotel Hilton Suites Makkah segera kami menuju ke Al Qandeel Restaurant di lantai M untuk sarapan pagi. Kami segera sarapan dan selesai sarapan kami segera menuju ke kamar. Karena acara pagi ini setelah sarapan adalah acara City Tour, dan direncanakan rombongan untuk City Tour akan berangkat pada jam 08.00, maka kami pun berberes untuk mempersiapkan semua perlengkapan untuk perjalanan ini. Karena setelah selesai City Tour kami dijadwalkan akan kembali melaksanakan umrah, maka tidak lupa saya membawa kain ihram dalam perlengkapan saya.   
Kami siap melaksanakan City Tour, Makkah Al-Mukkarammah


Akhirnya tepat jam 08.30 kami semua dengan bus yang telah disediakan bergerak meninggalkan Hotel Hilton Suites Makkah untuk melaksanakan City Tour. Secara garis besar untuk rencana kegiatan City Tour Makkah hari ini adalah ke Jabal Tsur, Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), lalu bersiap untuk melaksanakan umrah ke dua dengan mengambil miqat di Ji'ronah. Semoga perjalanan hari ini berjalan lancar, Amiiin. 


Jabal Tsur
Jabal Tsur, Makkah Al-Mukkarammah


Tempat yang pertama kami kunjungi pada pagi ini adalah Jabal Tsur. Jabal Tsur merupakan tempat sembunyi rasul pada saat pelarian Hijrah dari Makkah ke Madinah. Jabal Tsur terletak ± 6 km di sebelah Selatan Masjidil Haram. Di salah satu puncak Jabal Tsur terdapatlah Gua Tsur, tempat yang dijadikan perlindungan Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya Abu Bakar R.A dari kejaran kaum kafir Quraiys. 
Jabal Tsur, Makkah Al-Mukkarammah

Jabal Tsur, Makkah Al-Mukkarammah


Rencananya Quraisy akan membunuh Nabi Muhammad SAW pada malam hari, karena dikuatirkan Ia akan hijrah ke Madinah dan memperkuat diri di Madinah serta segala bencana yang mungkin menimpa Makkah dan menimpa perdagangan mereka. 

Rasulullah Muhammad SAW berniat hijrah ke Kota Madinah untuk mencari tempat penyebaran Islam yang lebih kondusif. Namun, kaum kafir Quraisy yang tidak menginginkan ajaran Muhammad menyebar ke luar Makkah, melakukan pengejaran untuk menghalangi niat Rasulullah. Dalam kondisi terdesak, Rasulullah dan Abu Bakar memilih masuk ke Gua Tsur atas petunjuk yang diberikan Allah SWT melalui malaikat Jibril. Di gua yang berada di Jabal Tsur nan tandus itulah Rasulullah dan Abu Bakar berlindung selama tiga hari tiga malam. Sesungguhnya, episode gua Tsur ini adalah kisah sejarah yang paling menegangkan dan paling menentukan. 
Jabal Tsur, Makkah Al-Mukkarammah


Tidak terlalu lama kami berada di Jabal Tsur ini. Selanjutnya rombongan pun diarahkan untuk kembali masuk kedalam bus dan bus pun segera berangkat menuju ke tujuan berikutnya, yaitu ke Arafah. 


Arafah 
Padang Arafah, Makkah Al-Mukkarammah


Selanjutnya perjalanan wisata ziarah kami pada pagi menjelang siang hari ini adalah menuju tempat wukuf di Arafah. Arafah adalah tempat di wilayah Makkah Al-Mukkarammah yang menjadi tempat berkumpulnya para jamaah haji dari seluruh dunia. Hadir di Arafah merupakan salah satu rukun haji, sehingga tidak sah ibadah haji seseorang jika tidak hadir di Arafah. 

Tetapi perjalanan kami ke Padang Arafah hari ini hanyalah rangkaian perjalanan tour, bukan merupakan bagian dari kegiatan haji. Arafah adalah padang pasir yang terletak sekitar 25 kilometer di timur Kota Makkah yang merupakan simbolisasi Padang Masyar, tempat pengadilan manusia kelak. 

Pada saat sebelum wukuf setiap tanggal 9 Dzulhijjah Padang Arafah itu sungguh berbeda. Pada saat ini kita dapat melihat hiruk pikuk jemaah dengan kegiatan masing-masing. Dan pada saat sekarang ini kita juga telah dapat melihat banyak tenda terpasang di sepanjang Padang Arafah ini. Sebenarnya tenda-tenda yang digunakan para jemaah pada saat wukuf setiap tanggal 9 Dzulhijjah tersebut bukanlah tenda yang dibangun permanen seperti yang ada di Mina. Di luar masa-masa wukuf, tenda di Padang Arafah ini akan dilepas.
Padang Arafah, Makkah Al-Mukkarammah


Ada cerita lain di balik Padang Arafah yang seluas 240 ribu meter persegi atau 5,5 × 3,5 kilometer ini. Padang Arafah bukan hanya berupa hamparan tanah kosong yang ditumbuhi rumput liar, tetapi terdapat juga rimbunan pohon yang seringkali dijadikan tempat berteduh bagi warga yang ada di sana. Pohon-pohon yang merindangkan beberapa lokasi Arafah dinamakan pohon Soekarno. Sebab, pohon itu yang mengusulkan agar ditanam di sana adalah Presiden pertama RI Soekarno. 

Pohon sejenis pohon mindi (Melia azedarach) ini memang dibawa oleh Soekarno saat melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci sekitar awal dekade 1960-an. Dengan tinggi rata-rata 2 hingga 3 meter, pohon- pohon ini berdiri di sepanjang jalan utama Padang Arafah. Pohon dengan banyak manfaat ini juga tumbuh di lokasi-lokasi yang akan ditempati tenda-tenda jemaah haji dari seluruh dunia untuk melaksanakan prosesi wukuf.
Tampak dibelakang kami rimbunan pohon mindi yang hijau royo-royo ditengah Padang Pasir Arafah 


Di Padang Arafah juga terdapat bukit yang sangat terkenal, yaitu Jabal Al-Rahmah. Jabal Al-Rahmah adalah satu tempat yang tidak pernah sepi dari kunjungan para jamaah Haji dan Umroh.  

Suatu gunung yang disebut-sebut punya kisah pertemuan cinta Adam dan Hawa. Bahkan, terdapat monumen yang menandakan romantisme keduanya. Jabal Al-Rahmah berada di tepi Arafah yang merupakan suatu kawasan di bagian timur luar Kota Makkah. Jabal Al-Rahmah pun tidak jauh dari Padang Arafah, tempat para jamaah haji melakukan ibadah wukuf. 

Ketika Adam dan Hawa diturunkan ke bumi oleh Allah, mereka diturunkan secara terpisah. Adam di India dan Hawa di Jeddah. Hingga akhirnya, kedua manusia pertama di muka bumi tersebut bertemu kembali di Jabal Al-Rahmah. Untuk mengenangnya, di atas Jabal Al-Rahmah tersebut di bangun suatu tugu yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar 1,8 meter dan tingginya 8 meter. 

Jabal Al-Rahmah sendiri bisa dibilang sebagai bukit. Tingginya hanya sekitar 70 meter saja dan bisa didaki jamaah Haji dan Umroh dengan melewati sekitar 160-an anak tangga. Mendaki Jabal Al-Rahmah dari dasar hingga mencapai tugu biasanya menghabiskan waktu sekitar 15 menit saja. 
Jabal Al-Rahmah, Makkah Al-Mukkarammah


Pada musim haji seperti sekarang ini Padang Arafah dan Jabal Al-Rahmah terlihat sepi tanpa kerumunan kawanan unta yang biasanya diberi pernak pernik warna warni untuk dijadikan tunggangan jemaah yang ingin berfoto bersama unta. Kalau bukan musim haji seperti sekarang ini biasanya kita akan ditawarkan berfoto bersama unta yang lengkap dengan baju dan sehelai serban berupa kain panjang dan lebar yang diikatkan di atas kepala khas masyarakat Timur Tengah sebagai kenang-kenangan atau kita bisa menunggang unta untuk mengitari sekitaran Jabal Al-Rahmah. 

Setelah wisata di Arafah dan Jabal Al-Rahmah, selanjutnya kami menuju ke Masjid Namirah. Disini kami tidak singgah turun hanya sekedar melihat dari dalam bus. Banyak jamaah yang merasa takjub menyaksikan megahnya Masjid Namirah.  

Masjid Namirah dibangun oleh salah seorang khalifah dari Dinasti Abbasiyah sekitar abad kedua Hijriyah. Pemberian nama Masjid Namirah dihubungkan dengan lokasi masjid ini yang memang berada dekat dengan sebuah bukit kecil bernama bukit Namirah, tidak jauh dari lokasi masjid tersebut berdiri. Sebenarnya Masjid Namirah di Arafah Makkah Al-Mukkarammah adalah Masjid yang terletak di perbatasan antara tanah suci Makkah / Al-Haram dengan Arafah, karena sebagian bangunan Masjid ini berada di kawasan area Arafah dan sebagian lain berada di luar area Arafah. 
Arafah Map


Masjid Namirah sebenarnya sama seperti kebanyakan masjid di dunia ini, sama dari segi bentuk maupun pengoperasiannya. Namun perbedaanya, Masjid Namirah ini hanya dibuka sekali dalam satu tahun, yakni setiap tanggal 9 Dzulhijjah saat semua jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Arafah untuk melaksanakan wukuf sebagai salah satu rukun haji. Masjid terbesar ketiga didunia setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi ini terletak di atas hamparan padang pasir Arafah. 

Masjid yang dikenal juga dengan sebutan Masjid Ibrahim atau Masjid Arafah ini memiliki luas 110 ribu meter persegi dengan panjang 340 meter dan lebar 240 meter yang ditopang enam buah menara besar. Masing-masing menara memiliki ketinggian sekitar 60 meter. Masjid ini juga memiliki tiga buah kubah besar. Masjid ini mampu menampung hingga 350 ribu orang. Ketika musim haji tiba, masjid ini bisa menampung lebih banyak lagi jamaah.
Masjid Namirah, Arafah, Makkah Al-Mukkarammah. (http://www.skyscrapercity.com/showthread.php?t=1237079&page=122)


Fakta penting terkait Masjid Namirah saat ini adalah, tidak seluruh bagian dalam masjid ini masuk dalam zona sah wukuf, karena ada bagian dari masjid yang tidak termasuk Arafah sehingga tidak sah pelaksanaan wukuf jika dilakukan di zona tersebut. Dari papan notifikasi yang terpampang di masjid yang memiliki ratusan AC ini terlihat bahwa segmen depan masjid (bagian Timur) tidak masuk Arafah, sementara segmen belakang masjid (bagian Barat) termasuk bagian dari Arafah. Ini tanda yang sangat krusial untuk diperhatikan oleh para jamaah, karena sekali lagi tidak sah pelaksanaan wukuf jika dilakukan di luar kawasan Arafah. Papan-papan notifikasi serupa juga banyak tersebar di kawasan Arafah sebagai penanda penting zona sah wukuf. 
Tanda batas Arafah


Dari Arafah, Jabal Al-Rahmah dan Masjid Namirah selanjutnya bus kami bergerak menuju ke Muzdalifah dan Mina. Disini kami juga hanya sekedar melintas dan tidak turun dari bus. 


Muzdalifah 
Salah satu stasiun kereta listrik di Muzdalifah, Makkah Al-Mukkarammah


Muzdalifah ini terletak antara Arafah dan Mina. Menyusuri jalanan dari Arafah - Muzdalifah - Mina ini kita dapat melihat sesuatu yang baru, yaitu lintasan kereta listrik yang telah di bangun oleh Kerajaan Arab Saudi untuk menghubungkan 3 titik penting ini. Seiring dengan semakin banyaknya jemaah haji dan mendesaknya transportasi massal yang menghubungkan antara Arafah - Muzdalifah - Mina, maka Kerajaan Arab Saudi pun membuka tender pembangunan jalur kereta listrik untuk menghubungkan tiga tempat itu agar para jemaah haji lebih nyaman dan aman dalam berkendaraan. Dari sejarah pembangunannya singkat cerita, sebuah perusahaan dari China lah yang memenangkan tender pembangunan jalur kereta listrik ini. Proyek ini menelan anggaran 1,78 miliar dolar AS yang dibangun perusahaan China dengan tenaga kerja China sebanyak 14.000 orang. 

Dikarenakan ketiga tempat ini sebagiannya masuk di area Tanah Suci, dan sebagiannya di luar Tanah Suci maka pihak Arab Saudi pun menetapkan aturan bahwa hanya pekerja muslim yang boleh mengerjakan jalur kereta api di wilayah Tanah Suci, adapun untuk wilayah di luar Tanah Suci diperbolehkan pekerja nonmuslim untuk mengerjakannya.
The Mashaer Railway


The Mashaer Railway at the holy site atau Kereta 'Al-Mashaer Al-Muqaddassah' atau 'Makkah Metro Line' atau biasa disebut Hajj Metro, merupakan lompatan terbesar dari dunia angkutan jemaah haji dan salah satu proyek terbesar yang dicapai pemerintah Arab Saudi selama beberapa tahun terakhir. 

Proyek kereta listrik untuk jarak sejauh 18,2 kilometer ini terbagi atas tujuh jalur. Hajj Metro menghubungkan 9 stasiun utama, tiga di Arafah, tiga di Mina dan tiga di Muzdalifa, dengan stasiun akhir di lantai empat jembatan Al Jamarat. Hajj Metro adalah salah satu yang terpanjang di dunia, dengan setiap kabin berukuran 25 meter. Hajj Metro ini dioperasikan tanpa pengemudi alias dioperasikan secara otomatis dengan remote control. 

Saat ini Arab Saudi memiliki 17 kereta dengan masing-masing kereta sebanyak 12 gerbong dan 60 pintu di setiap sisi. Proyek double track (rel ganda) dengan kapasitas sebanyak 12 gerbong ini, dimana setiap gerbongnya dapat mengangkut sebanyak 250 jemaah dengan fasilitas kursi untuk 50 orang, dan 200 orang sisanya berdiri, sehingga dalam sekali jalan dapat mengangkut sekitar 3.000 jemaah. Total kereta ini dapat mengangkut 72.000 penumpang per jam pada kecepatan 80-120 per jam.
Hajj Metro


Arab Saudi telah mulai menggunakan kereta api atau Hajj Metro untuk mengangkut jamaah haji sejak diluncurkan selama musim haji 2010 dan mulai digunakan aktif sejak tahun 2014, dengan masing-masing tempat titik utama memiliki tiga stasiun yang dilengkapi eskalator, serta gerbang sensor yang mampu mengenali pemegang tiket secara otomatis. Stasiun yang ada memiliki ruang tunggu bersarana keselamatan dan penyejuk ruangan (AC), serta dapat menampung lebih dari 3.000 jemaah haji.

Diharapkan sejak adanya kereta listrik ini maka Kesemrawutan Transportasi Haji nantinya Mulai Terurai. Keberadaan kereta listrik yang membentang antara Kota Mekkah dan Arafah telah mengubah banyak hal. Waktu tempuh dari hitungan jam ke menit, terjadi distribusi kepadatan Jemaah yang sebelumnya menumpuk di jalan raya dengan kendaraan mobil dan bus, massa berdesakan dalam kemacetan dan yang lebih penting lagi, pengaturan transportasi Jemaah haji nantinya jauh lebih rapi dan terkontrol. 

Sejak tahun 2009 pemerintah Kerajaan Arab Saudi membangun jalur kereta listrik yang menghubungkan Kota Mekkah  ke tempat wukuf di padang Arafah - Muzdalifah - Mina. Juga dibangun jalur ke Jeddah dan Madinah untuk menjawab kebutuhan transportasi publik Jemaah umrah dan haji yang terus meningkat.

Kehadiran kereta listrik dari Kota Mekkah ke Arafah untuk keperluan haji ini dapat memangkas waktu tempuh hanya 15 menit untuk jarak 18,2 km dari stasiun Mekkah ke stasiun di Arafah, yang saat musim haji umumnya ditempuh selama 2-4 jam dengan bus. Dalam keadaan normal biasanya ditempuh dalam waktu 30 menit dengan bus, tetapi dengan kereta kapan saja hanya membutuhkan waktu 15 menit.

Kereta listrik ini memegang peranan penting dalam mobilisasi Jemaah dari Arafah ke jamarat di Mina yang sebelumnya paling memusingkan karena macet dan ruwet. Hingga saat ini penggunaan kereta listrik untuk keperluan haji ini lebih banyak untuk Jemaah dari Turki, Eropa dan Asia Tengah, sementara Jemaah haji dari Asia Tenggara masih menggunakan bus. Pembagian ini semata-mata untuk distribusi atau penyebaran populasi agar tidak menumpuk di jalur yang sama dalam waktu bersamaan. Semoga ke depannya, pemerintah Saudi terus berbenah sehingga fasilitas kereta bisa ditujukan kepada seluruh jemaah haji.

Sementara itu, untuk jalur dari Mekkah, Jeddah dan Madinah juga dalam tahap penyempurnaan akhir. Diperkirakan, kelak transportasi ini akan mengurangji jumlah bus di jalan-jalan, mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas dan mengurangi jejak polusi udara. 
Salah satu jalur kereta listrik di Muzdalifah, Makkah Al-Mukkarammah


Sambil saya mendokumentasikan suasana luar Muzdalifah dari dalam bus sebelum masuknya musim haji, maka bus kami pun terus berjalan menuju ketujuan berikutnya yaitu ke Mina. 


Mina
Ribuan tenda dan tempat melontar jumrah di Mina, Makkah Al-Mukkarammah 


Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak sekitar 5 kilometer sebelah Timur kota Mekkah, Arab Saudi. Mina ini terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah. Mina mendapat julukan kota tenda, karena berisi ribuan tenda-tenda di hamparan padang pasir untuk digunakan oleh jutaan jamaah haji seluruh dunia menginap. 

Tenda itu berukuran 8 x 8 meter, dan dibangun secara permanen oleh pemerintah Saudi pada tahun 1990. Setelah itu, tenda ditingkatkan lagi kualitasnya pada 1997 menjadi tenda tahan api. Mina yang luasnya sekitar 600 hektar dipenuhi dengan bangunan tenda yang bentuk, ukuran dan modelnya sama dengan warna putih sama semuanya. Karena bentuk, ukuran, model dan warna tenda di Mina yang sama sering membuat jemaah haji kehilangan orientasi arah, bingung menentukan arah untuk pulang.  

Tenda-tenda itu tetap berdiri sepanjang tahun meski musim haji tidak berlangsung dan kita dapat melihatnya disepanjang perjalanan. Jadi dengan demikian tenda-tenda jemaah di Mina sifatnya adalah permanen. Tenda di Mina ini terbagi-bagi dalam beberapa wilayah. Ada penomoran khusus. Nah, areal tenda-tenda inilah nanti yang akan ditempati oleh jemaah haji dari seluruh dunia. 
Penomoran khusus tenda di Mina, Makkah Al-Mukkarammah 


Pada hari biasa seperti saat ini, wilayah Mina ini sepi karena tidak ada penghuninya, kerajaan Arab Saudi melarang Mina digunakan sebagai tempat menghuni. Akses menuju perkemahan jemaah haji di Mina ditutup saat bukan musim haji. Tapi jalanannya tidak ditutup sama sekali. Mina selain di kenal dengan kota tenda, Mina juga paling dikenal sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan lempar jumrah dalam ibadah haji.   

Mina mulai didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan salat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah.

Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. Di Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11, 12 Dzulhijjah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.
Sepinya Mina yang hanya diisi oleh ribuan tenda dengan bentuk, ukuran, model dan warna yang sama, Mina, Makkah Al-Mukkarammah 


Di Mina kita juga bisa menemukan sebuah masjid yang sudah dibangun sejak masa Rasulullah, yaitu Masjid Al Khaif. Masjid Al Khaif ini terletak disebelah selatan dari jabal Shobih yang landai dekat dengan tempat melontar jumrah. Sama seperti Masjid Namirah, Masjid Al Khaif ini juga hanya dibuka ketika musim haji saja. Karena letak Masjid Al Khaif ini yang memang jauh dari pusat kerumunan warga, sehingga hanya difungsikan ketika musim haji. 

Masjid Al Khaif berdiri kokoh dengan warnanya yang khas di Mina. Masjid tersebut terkenal dengan sebutan masjid 30 hari, hal itu karena masjid ini hanya dibuka selama 30 hari per tahunnya selama musim haji. Masjid ini sudah beberapa kali mengalami pemugaran dan saat sekarang Masjid Al Khaif ini dapat menampung sekitar 100 ribu jamaah untuk melakukan shalat lima waktu. Dengan demikian Masjid Al Khaif di Mina, Makkah Al-Mukkarammah sekarang ini menjadi masjid ketiga terbesar di kota Makkah Al-Mukkarammah setelah Masjidil Al-Haram dan Masjid Namirah.

Masjid Al Khaif ini merupakan masjid di mana pada zaman Nabi Muhammad SAW beliau menjadikan Masjid ini sebagai tempat untuk melakukan mabit, sholat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah haji. 

Masjid yang memiliki 403 tiang ini terletak di dekat kantor administrasi Kementerian Keislaman Arab Saudi. Di dekatnya juga dibangun penginapan untuk tamu besar Kementerian Keislaman Arab Saudi. 
Masjid Al Khaif, Mina, Makkah Al-Mukkarammah 


Saat ini selain memperluas kawasan di sekitar Masjidil Al-Haram yang menjadi proyek unggulan pemerintah Arab Saudi terkait peningkatan layanan jamaah haji. Pemerintah Arab Saudi pun menyiapkan langkah lain untuk mendukung upaya tersebut, yaitu pembangunan terowongan. Pemerintah Arab Saudi tengah gencar melakukan peningkatan infrastruktur bagi pelayanan ibadah haji. Program itu terkait dengan keinginan pemerintah Arab Saudi menambah kapasistas jamaah haji. 

Dengan banyaknya terowongan di Makkah, selain memiliki sebutan Makkah Al-Mukkarammah (Kota yang dimuliakan Allah SWT), Makkah juga dijuluki "Kota Terowongan" karena memiliki puluhan terowongan. Wilayah yang terdiri atas gunung bebatuan ini ditembus dengan membuat terowongan. Alhasil, setiap jarak yang sebelumnya terasa jauh kini lebih terjangkau. Jadi jangan heran bila bus yang kita tumpangi bolak-balik keluar masuk terowongan. Setiap masuk, keluar, dan mengelilingi Kota Makkah, bus yang kami tumpangi selalu melewati beberapa terowongan. Puluhan terowongan di Makkah ini memilik panjang bervariasi antara 500 meter dan 2.000 meter. 

Untuk kali ini kami hanya melintasi beberapa terowongan dengan bus saja dan pada saat berada di Mina musim haji nanti saya berencana akan melihat secara langsung terowongan Mina yang menakutkan karena sering memakan banyak korban jiwa tersebut. Tetapi saat melintas dengan bus ini tidak lupa saya mengabadikan keindahan terowongan dalam sejumlah foto. 
Masuk terowongan di Mina, Makkah Al-Mukkarammah


Sejak tahun 2011, Pemerintah Kota Makkah memulai pembangunan 55 terowongan melalui pegunungan dan sejumlah ruas jalan untuk melayani jutaan jamaah dari berbagai belahan dunia saat musim haji. Pembangunan puluhan terowongan tersebut adalah upaya Pemerintah Arab Saudi menekan peluang terjadinya musibah saat puncak haji. Khususnya kejadian-kejadian di Mina, saat pergerakan jutaan manusia dari pemondokan ke Jammarat. Semua terowongan ini dibangun melewati pegunungan. Puluhan terowongan ini dilengkapi dengan sistem ventilasi udara yang cukup baik, lampu sebagai sumber pencahayaan, kipas angin berukuran raksasa dan ukuran terowongannya pun sangat besar-besar. 

Selain terowongan, ada juga jalan lingkar. Pembangunan puluhan terowongan dan jalur lingkar tersebut untuk mengatasi kemacetan lalu lintas Kota Makkah dan daerah sekitarnya seperti Muzdalifah dan Mina terutama saat puncak haji. Kini, jamaah haji sedunia layaknya berterima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi yang terus meningkatkan fasilitas dan kualitas puluhan terowongan demi kenyamanan, keselamatan, dan keamanan jamaah haji sedunia. 
Keluar terowongan di Mina, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah melintasi beberapa terowongan, saat itu waktu masih menunjukkan jam 09.27 dan bus yang membawa rombongan kami terus melaju untuk menuju ke Ji'ronah. Dan kami berencana mengambil miqat di Ji'ronah untuk melaksanakan umrah. 


Ji’ronah
Masjid Ji’ronah, Makkah Al-Mukkarammah


Ji’ronah adalah nama sebuah perkampungan Wadi Saraf (lembah Saraf) yang di kelilingi jajaran bukit-bukit berbatu yang tandus. Dulunya, sebelum ada masjid, tempat ini hanya sebuah perkampungan yang sangat sepi. Tidak ada apapun selain sebuah sumur. Tempat ini beberapa kali di jadikan lokasi Miqat oleh Nabi Muhammad SAW. Untuk menandai tempat ini, maka di buatlah sebuah masjid. Saat kami tiba di Masjid Ji'ronah, waktu saat itu sudah menunjukkan jam 10.30 siang. Segera kami semua turun dari bus dan mengganti pakai dengan ihram, lalu niat berihram untuk melakukan umrah.  

Tidak seperti masjid lain di Makkah Al Mukkarammah yang namanya di ambil karena suatu kejadian. Nama Masjid Ji’ronah justru diambil dari nama seseorang wanita penjaga masjid yang setia, yaitu Ji’ronah. Nama ini pada mulanya adalah sebuah nama seorang wanita yang mengabdikan dirinya menjaga dan membersihkan masjid di desa tersebut.

Masjid Ji’ronah di gunakan penduduk Makkah Al Mukkarammah sebagai tempat miqat untuk umrah dan haji. Masjid Ji’ronah ini terletak di bagian timur laut dari kota Makkah dan jauhnya 26 km dari kota Makkah Al Mukkarammah. Luasnya mencapai 1.600 M2 dan masjidnya bisa menampung hingga 1.000 jamaah sholat dan area parkir yang cukup luas mampu menampung lebih dari ratusan bus dan kendaraan kecil lainnya.

Saat pertama kali turun dari bus akan banyak di temui para pedagang kaki lima yang berjualan di halaman depan masjid, berbagai macam cendera mata dan lain sebagainya mereka dagangkan. Masjid ini di lengkapi dengan fasilitas kamar mandi yang cukup luas akan tetapi di saat ramai jamaah yang hendak mengganti pakaian dengan pakaian ihram maka akan mengantri cukup lama.

Karena Ji’ronah merupakan tanda batas haram, maka di masjid Ji’ronah inilah menjadi tempat miqat, dimana harus memakai pakaian ihram dan berniat ihram sebagai syarat memasuki tanah suci Makkah Al Mukkarammah. 

Paling tidak, ada dua persoalan hubungan antara kampung Ji’ronah dengan pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah. Pertama, oleh Ulama Mazhab Syafi’i berpendapat, Ji’ronah merupakan salah satu tempat yang ditentukan untuk melakukan ibadah miqat, khususnya bagi penduduk Kota Makkah Al Mukkarammah. Rasulullah SAW sendiri memulai Ihram-nya dari tempat tersebut. (HR. al-Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, ketika memasuki kampung Ji’ronah, setiap jamaah haji atau umrah harus memakai pakaian ihram dan berniat melaksanakan ibadah haji atau umrah. 

Dari segi fadhilah, berarti Ji’ronah tidak berbeda dengan tempat-tempat miqat lainnya, yaitu Dzul Hulaifah (Abyar Ali/Bir Ali), Tan’im, Hudaibiyah (asy- Syumaisyiyah), Rabigh (sebagai pengganti dari Juhfah), Yalamlam, dan Qarnal-Manazil (Sail Kabir) dan Zatu lrq.  

Kedua, disamping sebagai tempat melakukan ibadah miqat, kampung Ji’ronah merupakan salah-satu dari beberapa tempat tujuan wisata atau perziarahan oleh para wisatawan atau jamaah Haji dan Umrah yang ada di sekitar Kota Makkah Al Mukkarammah.  

Di kampung Ji’ronah ini bisa ditemukan beberapa tempat wisata atau perziarahan. Salah satunya adalah sebuah masjid dan sebuah sumur yang berada di belakang masjid tersebut yang dikenal dengan Bir Thoflah.

Menurut riwayatnya, sumur ini dahulunya terjadi sebagai salah satu mukjizat Rasulullah SAW dikala beliau bersama para pejuang Islam lainnya berhenti untuk membagi-bagi harta ghanimah sebagai hasil dari kemenangan mereka pada Perang Hunain yang baru saja mereka menangkan.

Namun karena persediaan air mereka habis, sementara Nabi dan para sahabat lainnya dalam kondisi sangat kehausan, dan di sekitarnya tidak ditemukan air. Nabi Muhammad SAW memukulkan tongkatnya. Berkat kekuasaan Allah SWT, dengan serta merta terpancarlah air yang sangat banyak sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Ajaibnya, sampai sekarang air sumur tersebut tidak pernah kering dan di tempat ini juga Rasulullah SAW bertemu dengan wanita yang menyusuinya ketika Rasulullah SAW masih bayi yang bernama “Halimatu Sa’diyah”.

Di cerita selanjutnya, Nabi Muhammad SAW kembali akan berkunjung ke tempat ini. Kaum musyrikin tahu dan segera menebar racun dalam sumur air minum yang ada di dalam Ji’ronah. Atas petunjuk Allah SWT, Rasulullah SAW pun tahu niat jahat kaum musyrikin tersebut. Kemudian, dengan mukjizat, Rasulullah SAW pun meludahi sumur tersebut. Seketika air sumur yang tadinya beracun menjadi tawar. Sayangnya, sumur ini telah di tutup oleh pemerintah Arab Saudi untuk mencegah syirik, atau perbuatan menyekutukan Allah.

Masjid Ji’ronah hampir setiap hari ramai, di kunjungi oleh para umat muslim yang akan mengambil Miqat untuk umrah atau pun haji. Masjid ini memang salah satu tempat yang di tunjuk Nabi Muhammad SAW sebagai lokasi batas, dimana seorang muslim harus mengenakan ihram dan mulai beniat sebelum melakukan umrah dan haji. Biasanya masjid ini ramai sekali di kunjungi oleh para Jemaah yang berada di Makkah atau penduduk Makkah sendiri, jadi mereka tidak perlu jauh-jauh harus ke Madinah untuk  mengambil Miqat.

Akhirnya selesai kami niat berihram dan sholat sunah 2 rakaat di Masjid Ji'ronah ini. Selanjutnya kami pun siap untuk melaksanakan ibadah Umrah. Sejak berihram ini, maka mulai berlakulah semua larangan-larangan ihram, sehingga perlu dijaga selama berihram. Larangan ihram berlaku ketika seorang jamaah telah meniatkan ibadah Umrah atau Hajinya, dan larangan ini berlaku baik untuk pria maupun untuk wanita.

Berhubung niat berihram sudah beres, maka segera kami semua beserta rombongan kembali naik ke dalam bus dan terus berangkat kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Dalam perjalanan pulang ini sambil memperbanyak bertalbiya, bus yang kami tumpangi juga melalui Jabal Nur dan Gua Hira. Karena waktu saat itu sudah menunjukkan jam 11.00 dan kami ingin mengejar sholat Zuhur berjamaah di Masjidil Al-Haram, maka untuk ke Jabal Nur dan Gua Hira ini pun kami hanya melihat dari dalam bus saja. 


Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal Nur dan Gua Hira, Makkah Al-Mukkarammah

 
Jabal Nur dan Gua Hira ini sangat penting dalam sejarah Islam, karena di gua inilah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama yang disampaikan oleh Malaikat Jibril, yaitu surat Al'Alaq dari ayat 1 sampai 5. “Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS Al-Alaq: 1-5).

Jabal Nur ini terletak kurang lebih 6 km disebelah utara Masjidil Al-Haram. Tinggi puncak Jabal Nur kira-kira 200 meter, di sekelilingnya terdapat sejumlah gunung, bukit batu dan jurang. Sekitar 5 meter dari puncak gunung, terdapat sebuah lubang kecil. Itulah yang disebut Gua Hira, di mana Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu pertamanya. 

Untuk menuju puncak Jabal Nur, seseorang rata-rata memerlukan waktu selama 1 jam bahkan lebih. Medannya cukup sulit karena tidak ada tangga. Para peziarah harus mendaki melewati batu-batu terjal. Sedangkan untuk letak Gua Hira nya sendiri berada di belakang dua batu raksasa yang sangat dalam dan sempit. Panjang gua tersebut sekitar 3 meter dengan lebar sekitar 1.5 meter, dan ketinggian sekitar 2 meter setinggi orang berdiri. Dengan luas dimensi seperti itu, gua ini hanya cukup digunakan untuk shalat dua orang.
Jabal Nur dan Gua Hira, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai melihat dan melintasi Jabal Nur dan Gua Hira, bus pun melanjutkan perjalanannya, dan kami tiba kembali di Hotel Hilton Suites Makkah pada jam 12.00 siang ini. Segera kami bergegas menuju ke Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan sholat zuhur berjamaah. Selesai sholat zuhur, kami kembali menuju ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk makan siang terlebih dahulu dan direncanakan rombongan akan melaksanakan umrah setelah makan siang pada jam 14.00. Alhamdulilah, selesai makan siang saat berada di Al Qandeel Restaurant di lantai M Hotel Hilton Suites Makkah, ketua tim rombongan kami membagikan Alat Tour Guide System (TGS) kepada kami semua. Alat Tour Guide System (TGS) kami ini sebenarnya sempat ditahan di King Abdulaziz International Airport – Hajj Terminal pada saat hari pertama datang kemarin.  
Alat Tour Guide System (TGS) yang setia mendampingi kami


Dengan Alat Tour Guide System (TGS) yang sudah aktif, maka ketua rombongan tidak perlu lagi dengan suara lantang bak layaknya pakai pengeras suara TOA untuk mengumpulkan kami. Tepat jam 14.00 kami semua dikomandokan untuk segera menuju Lift ke lantai C-2 Hotel Hilton Suites Makkah. Dengan pakaian ihram, maka siang ini kami semua siap melaksanakan umrah kembali. 
 Berihram lengkap dengan Alat Tour Guide System (TGS) saat di lobby Hotel Hilton Suites Makkah dan siap untuk melaksanakan ibadah umrah kembali

Bagi semua jamaah, kegiatan umrah ini sama seperti umrah yang pertama, ibadah umrah ini terdiri dari : Niat berihram, Thawaf, Sa'i dan Tahallul. Dengan langkah kaki kanan kami masuk ke Masjidil Al-Haram, semoga Allah menerima umrah yang kami kerjakan dan semoga semua dosa-dosa kami diampuni dan semua amalan kebaikan kami diterima oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala. Amin...
Selesai melakukan Thawaf, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Saat setelah selesai melaksanakan thawaf, kami sholat sunat dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim, lalu berdoa memohon kepada Allah. Kemudian kami bergerak untuk meminum air zam-zam. Setelah semua rangkaian kegiatan ini selesai, maka kami bersiap untuk melanjutkan Sa'i. Saat berjalan dari kawasan terbuka lantai dasar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah menuju ke bukit Safa tanpa sengaja saya dipertemukan kembali dengan teman saya yang telah selesai melakukan umrah. Alhamdulilah sekali lagi, dari begitu ramainya jamaah saya bisa kembali di pertemukan oleh Allah dengan teman di Masjidil Al-Haram, ini memang kuasa Allah. Kami pun saling mengobrol sebentar, lalu teman saya melanjutkan kegiatannya dan kami pun melanjutkan Sa'i menuju ke bukit Safa.
Saat bertemu teman di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah kami lalui sebanyak tujuh kali. Dengan selesainya tujuh kali lintasan Safa - Marwah itu, maka kami telah menyelesaikan dua hal, yakni thawaf dan sa’i. Selanjutnya saya melakukan Tahallul. Pada umrah kedua ini, karena waktunya semakin berdekatan dengan pelaksanaan ibadah haji, maka pada Tahallul ini saya juga hanya memotong dan memendekkan beberapa helai rambut saja seperti saat Umrah bagi Haji Tamattu yang pertama kemarin. 
Selesai melakukan Sa'i, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah, akhirnya kami selesai melaksanakan umrah untuk yang kedua kalinya pada hari ini. Sambil menunggu masuknya waktu sholat Ashar, kami pun beristirahat di dalam Masjidil Al-Haram. Selesai melaksanakan sholat Ashar, segera kami balik ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk istirahat. Menjelang masuknya waktu sholat Magrib dan Isya kami kembali menuju ke Masjidil Al-Haram. Sambil menunggu masuknya sholat fardhu di Masjidil Al-Haram kami pun memperbanyak ibadah. Terima kasih Ya Allah atas segala nikmat dan karunia Mu pada hari ini yang tiada terkira. Dan akhirnya hari ini pun kami tutup dengan beristirahat lebih cepat dari hari-hari sebelumnya.   


30 Dzulqa’dah 1437 H (Jum'at, 02 September 2016)
(Makkah Al-Mukkarammah)
King Abdullah Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Bagi semua rombongan jamaah, hari ini adalah hari terakhir di bulan Dzulqa’dah dan merupakan hari Jum'at pertama kami berada di Masjidil Al-Haram. Seperti biasanya, untuk memulai hari ini, kami berangkat dini hari dari Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram dan kami berencana memperbanyak ibadah di Al-Haram sambil menunggu masuknya waktu shalat Subuh. Setelah selesai melakukan shalat Subuh kami pun segera kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Sesampainya di Hotel Hilton Suites Makkah segera kami menuju ke Al Qandeel Restaurant di lantai M untuk sarapan pagi. Karena hari ini adalah hari jum'at, selesai sarapan kami segera menuju ke kamar untuk istirahat dan kami berencana akan kembali menuju ke Masjidil Al-Haram lebih cepat dari biasanya untuk menunaikan shalat Jum'at. 

Hari ini adalah saatnya Shalat Jum’at Pertamaku dan istri di saat berhaji 1437 H ke Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Sebenarnya shalat Jum'at bisa dilakukan di masjid manapun. Tapi, shalat jum’at di Masjidil Al-Haram tentu menghadirkan sensasi yang berbeda, dan pada Jum’at ini kesempatan itu datang. Pagi ini jam 10.00 WAS saya dan istri melesat dari Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan shalat jum’at. 

Jamaah haji yang ingin sholat Jum’at di Masjidil Al-Haram, terutama jika ingin sangat dekat dengan Ka’bah, pada musim haji seperti saat sekarang ini perlu perjuangan dan mempersiapkan diri lebih dini, karena jika tidak maka akan dapat tempat yang jauh, yakni di pelataran luar bahkan sampai di jalan.  

Jamaah dari berbagai bangsa dibelahan dunia, laki-laki dan wanita, sudah sangat ramai berdatangan dari segala penjuru sejak jam 10.00 WAS bahkan ada yang dari jam 09.00 WAS padahal azan baru dikumandangkan pada jam 12.23 WAS. Atmosfernya benar-benar crowded, penuh sesak dan melimpah ruah sampai keluar jauh dari area Masjidil  Al-Haram.

Seperti kita ketahui Masjidil Al-Haram adalah masjid terpenting untuk umat Islam di dunia yang tidak pernah sepi baik siang maupun malam. Untuk dapat masuk ke area dalam Masjidil Al-Haram kita bisa masuk dari beberapa pintu utama. Untuk sholat Jum'at ini kami memilih masuk melalui King Abdullah Gate yang merupakan bangunan baru dari perluasan Masjidil Al-Haram. 

Ketika sampai di dalam Masjidil Al-Haram sekitar pukul 10.30 WAS, jamaah sudah ramai dan banyak yang sudah mengambil tempat duduk. Menurut saya, bila masuk musim haji seperti sekarang ini kalau mau shalat jum’at di lingkungan dalam Masjidil Al-Haram, jamaah paling telat harus sudah tiba pukul 10-an. Jadi saat siang ini kami mendapat tempat untuk melaksanakan shalat jum’at di gedung baru Masjidil Al-Haram. Hawa sejuk air conditioner langsung menyambut kami. Beda dengan suhu udara di luar Masjidil Al-Haram yang mencapai 43 derajat celcius. 

Tidak lama ruangan pun sudah penuh. Para petugas dan Askar (tentara Arab Saudi) segera memasang pagar pembatas sambil menghalau jamaah bahwa ruangan di dalam sudah penuh. Beberapa jamaah tetap untuk mencoba masuk melalui pintu yang sudah mau ditutup ini. Di detik-detik terakhir ketika askar akan menarik pagar pembatas, beberapa jamaah masih ada yang berhasil menerobos masuk dengan berdesak-desakan dengan jamaah lain. Tampaknya semua Jamaah untuk shalat jum’at ini berlomba untuk berada di dalam Masjidil Al-Haram. 

Sebenarnya selain ingin mendapatkan tempat yang lebih dekat dengan Ka’bah dan strategis, jamaah datang lebih awal untuk melakukan thawaf sunah, sholat sunah dhuha, membaca Al Quran, zikir, memanjatkan doa dan amalan lainnya sesuai sunah Rasullah untuk lebih mendekatan diri dengan Allah SWT.

Setelah kami dapat tempat duduk, kami melihat beberapa jamaah yang datang terlambat mencoba membujuk askar, beberapa lainnya terlihat bersitegang dengan askar. Meskipun beberapa jamaah tidak memiliki kemampuan bahasa Arab, mencoba menggunakan bahasa isyarat dengan menunjuk ke arah dalam bahwa masih ada sedikit shaf yang masih kosong. Tapi, askar berkeras, ruangan sudah penuh, dan disuruh masuk melalui sisi pintu Masjidil Al-Haram yang lainnya.

Memang penutupan pintu oleh petugas dan Askar saat sholat fardhu biasapun sering kita lihat sehari-hari. Jadi bila dianggap ruangan dalam Masjidil Al-Haram sudah penuh, para askar mulai menariki pagar-pagar pembatas di sekitar halaman Masjidil Al-Haram. Mungkin maksudnya untuk membatasi ruang lingkup pergerakan jamaah untuk masuk melalui satu sisi saja, sedangkan pintu disisi lain masih banyak ruangan dan shaf yang masih kosong.

Disetiap pintu pasti ada beberapa petugas askar yang berjaga. Terkadang sering kita akan melihat meskipun  pagar pembatas telah dipasang, tetapi beberapa jamaah masih ada yang bisa masuk karena memanfaatkan si askar yang kewalahan menangani kengototan jamaah lainnya untuk masuk ke dalam Masjidil Al-Haram. 

Azan pertama berkumandang jam 11.52 WAS. Beberapa jamaah berusaha mengisi waktu dengan berzikir sambil menunggu waktu azan kedua dikumandangkan jam 12.23 WAS. Tapi, karena mungkin suhu ruangannya dingin dan sejuk dan sudah harus menunggu dua jam sebelum azan kedua dikumandangkan, ada juga jamaah yang tertidur. Khatib membacakan khutbah jum’at jam 12.26 WAS. Shalat jum’at pertamaku dan istri di saat berhaji 1437 H di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah akhirnya dimulai. Pengalaman pertama selalu saja menggoda. Alhamdulillah sholat jum’at dan ritual ibadah lainnya di Masjidil Al-Haram hari jum'at ini akhirnya berjalan lancar.
Suasana ramai setelah Shalat Jum'at, King Abdullah Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
Suasana ramai setelah Shalat Jum'at, King Abdullah Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Saat selesai shalat jum’at kami melihat begitu banyaknya jamaah yang juga tidak kebagian tempat di dalam  Masjidil Al-Haram. Mereka melakukan sholat jum’at di jalan-jalan, salah satunya di jalan Ibrahim Al Khalil Road. Memang semasa pelaksanaan shalat jum’at, maka jalan Ibrahim Al Khalil Road dari kedua sisi untuk menuju Masjidil Al-Haram akan ditutup mulai dari jam 11.00, agar memberikan kesempatan kepada jamaah yang berjalan kaki dan mencegah terjadinya kemacetan. Jadi sama sekali tidak ada lagi kendaraan yang hilir mudik di jalan Ibrahim Al Khalil Road. Semua mobil-mobil sudah dilarang lewat sehingga orang-orang harus berjalan kaki. 

Penutupan jalan Ibrahim Al Khalil Road selain mencegah kemacetan ternyata jalan Ibrahim Al Khalil Road digunakan juga oleh para Jamaah yang tidak kebagian tempat sholat, baik di dalam maupun di pelataran luar Masjidil Al-Haram. Bagi jamaah yang tidak mendapat tempat didalam Masjidil Al-Haram ini, maka akan terkena panas matahari langsung dan bisa jadi menunggunya lebih dari dua jam jika datangnya jam 10, sebelum masuknya waktu sholat jum’at .   

Yang perlu diperhatikan, jika jamaah mendapat tempat teduh di luar Masjidil Al-Haram, maka belum akan selamanya teduh, karena menjelang tengah hari maka matahari semakin bergeser sehingga bisa tepat di atas kepala.  
Suasana ramai setelah Shalat Jum'at, Ibrahim Al Khalil RoadMakkah Al-Mukkarammah


Mengingat pengalaman menunaikan sholat jum’at di Masjidil Haram ketika musim haji terutama saat menjelang wukuf di Padang Arafah yang ramainya ruaaar biasa ini dan selalu penuh sesak serta melimpah ruah sampai keluar jauh dari area Masjidil Al-Haram, maka dapat saya bagikan beberapa tips yang perlu anda perhatikan berikut ini :

1. Jika anda berniat shalat jum’at di Masjidil Al-Haram dan ingin berada sangat dekat dengan Ka’bah, maka perlu anda ingat jika tempat penginapan / pondokan yang lumayan jauh dari Masjidil Al-Haram, maka berangkatlah secepatnya dan diharapkan sudah sampai di Masjidil Al-Haram pukul 10.00 WAS. Jadi jangan berangkat terlalu siang, paling telat sebaiknya pukul 11.00 WAS sudah berada di dalam Masjidil Al-Haram, karena jamaah akan ramai sekali. 

2. Saat akan berangkat shalat jum’at ke Masjidil Al-Haram anda harus sudah dengan persiapan cukup, cukup makan minum ya. Harus cukup makan minum, karena untuk waktu tunggu masuknya shalat jum’at yang cukup lama, agar supaya anda tidak kelaparan dan atau kehausan.

3. Perjuangan lain yang perlu diperhatikan adalah agar jamaah tidak batal wudhu mengingat lamanya waktu menunggu datangnya shalat Jum’at. Jadi anda harus sudah berwudhu dari  hotel atau pondokan, tidak lagi buang hajat besar atau kecil saat tunggu waktu shalat jum’at, karena akan cukup merepotkan jika batal wudhu. Tempat mengambil air wudhu cukup jauh yakni di pelataran luar Masjidil Haram, sehingg tempat duduk yang kita dapat tadi bakalan diisi sama orang lain. Karena setelah wudhu mungkin saja jamaah tidak bisa lagi memasuki lantai bawah Masjidil Al-Haram karena jika sudah penuh maka petugas dan Askar akan melarang jamaah untuk masuk dan mengarahkan ke lantai dua dan tiga. Ya kalau sudah begini ikhlaskan saja. 

4. Biasanya cukup banyak juga jamaah perempuan ikut melaksanakan shalat jum'at, mungkin karena ikut bersama suami atau keluarga atau karena kemaunya sendiri.  Perlu anda ingat, bahwa di Masjidil Al-Haram ruang ibadah untuk jamaah lelaki dan perempuan untuk sholat juga akan di pisah secara ketat seperti juga saat ibadah sholat fardhu, terkecuali saat melakukan ibadah thawaf dan atau sa’i yang memang sulit terpisah. Jadi kalau anda pergi shalat jum’at ke Masjidil Al-Haram bersama pasangan jangan lupa buat janji saat pulangnya. Apakah ketemuan di satu titik tertentu atau pulang masing-masing ke penginapan.  

5. Saat shalat jum’at di Masjidil Al-Haram dan berada di dalam masjid sebaiknya tetap membawa serta sajadah dan keperluan sholat lainnya, seperti sandal dan sandal ini jangan ditinggal jauh-jauh. Bawa serta sandal anda dengan menggunakan tas atau kantong khusus untuk membawa sandal atau barang bawaan lainnya. Jadi sebaiknya tidak diletakkan ditempat lain atau ditempat sendal yang disediakan di depan pintu masuk Masjid, karena jamaah haji akan ramai sekali sehingga cukup menyita waktu untuk mengambil kembali barang bawaan ketika selesai melaksanakan sholat.

6. Demikian pula ketika telah selesai Shalat Jum’at, maka antrian untuk keluar Masjidil Al-Haram itu sangat padat. Jadi jangan terburu-buru pengen keluar, bersabar saja sejenak, karena jalan keluar-masuk jamaah tidak dibedakan, sehingga saat padat seperti ini bisa saling senggol.  

Demikianlah sedikit berbagi pengalaman kami ketika sholat jum’at di Masjidil Al-Haram, semoga bisa bermanfaat ya. Yang perlu diingat adalah  tidak perlu berkeluh kesah, tetap dalam bersabar saja. 
Suasana ramai setelah Shalat Jum'at, Ibrahim Al Khalil RoadMakkah Al-Mukkarammah


Setelah selesai melakukan shalat jum'at kami pun segera kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Segera kami makan siang di Hotel Hilton Suites Makkah dan setelah selesai makan siang, kami menghabiskan waktu hanya untuk beristirahat dikamar saja, sambil menunggu masuknya waktu sholat Ashar. Seperti biasanya, kegiatan kami selalu lebih banyak kami habiskan untuk melaksanakan shalat fardhu di Masjidil Al-Haram. Jadi meskipun sudah kembali dan beristirahat di Hotel Hilton Suites Makkah, tetapi bila saat waktu sholat sudah dekat maka kami akan menuju ke Masjidil Al-Haram kembali. Setelah selesai melaksanakan sholat maghrib dan isya, lalu kami makan malam di Hotel Hilton Suites Makkah. Selesai makan malam, saat itu waktu masih menunjukkan jam 21.30 WAS dan kami memutuskan untuk keluar dari hotel. Kami berencana akan menyaksikan pertunjukan laser. 

Bagi kami ini adalah saatnya menikmati Laser light show di Makkah Royal Clock Tower dalam rangka celebrate masuknya bulan baru yaitu, bulan Dzulhijjah. Saat kami tiba tepat dibawah Makkah Royal Clock Tower waktu masih jam 21.36 WAS. Lampu dan laser di menara jam Makkah Royal Clock Tower dihidupkan setiap malam yang memberikan pemandangan yang menakjubkan. Semua orang bisa menyaksikan pertunjukan laser ini dari jarak yang cukup jauh. 

Makkah Clock Royal Tower sebagai salah satu kompleks bangunan yang paling super fantastis dan termegah yang ada di dunia ini memiliki bentuk menara yang sangat mirip dengan menara jam raksasa Big Ben di London, namun ukurannya lebih besar 3 kali lipat, sehingga Makkah Clock Royal Tower menjadi jam yang terbesar sekaligus jam tertinggi di dunia. 

Saat malam cahaya laser akan tampak terpancar keluar dari puncak Makkah Clock Royal Tower, tepat diapit sebuah bulan sabit pada puncak menara setinggi 93 m. Ini adalah sebuah puncak menara “the world's largest golden minaret “, yang lengkap dengan bulan sabit emas setinggi 23 m. Bulan sabitnya sendiri terbuat dari emas mosaik yang didukung fiberglass dan beratnya mencapai 35 ton.

Pada Makkah Clock Royal Tower ini diletakkan jam pada setiap sisinya. Jam pada menara tersebut pada malam hari akan berwarna hijau bisa dilihat dari jarak 17 km, sedangkan pada siang hari akan berwarna putih dan masih bisa dilihat dari jarak 12 km. Dua juta lampu LED dibawah jam dinyalakan lima kali sehari sebagai pertanda waktu shalat. Lampu ini bisa terlihat terangnya sampai 28 kilometer. 

Menara ini juga telah dilengkapi dengan loudspeakers (pengeras suara) yang akan memancarkan suara azan yang dapat didengar sampai jarak sejauh 7 kilometer. Tepat di atas jam, terdapat juga dek yang dilengkapi dengan teleskop berteknologi tinggi yang biasa digunakan untuk mengamati bulan di saat bulan Ramadhan. Dan pada bagian bawah tiap sisi jam tampak tertulis kalimat-kalimat Al Quran yang cukup besar dan berganti tiap beberapa detik.
Laser light show di Makkah Royal Clock Tower, Makkah Al-Mukkarammah 
  

  
Selesai menyaksikan Laser light show di Makkah Royal Clock Tower, kamipun melanjutkan perjalanan malam ini. Kalau pada hari sebelumnya kami sudah menguji kemampuan tawar menawar kami di pasar tradisional di sepanjang jalan Ibrahim Al Khalil Road, maka malam ini kami akan menuju ke pusat perbelanjaan dan shopping mall yang ada di Makkah Hilton Towers. 

Pada saat berada di shopping mall Makkah Hilton Towers ini kami sempat berbelanja beberapa oleh-oleh. Kami hanya mengitari lantai 1-3. Shopping mall di Makkah Hilton Towers ini memiliki lebih dari cukup sebagai pusat perbelanjaan yang sesuai dengan semua jenis lifestyles dan budgets. Shopping di Makkah Hilton Towers adalah pengalaman berbelanja terbaik, dalam hal keragaman produk, lokasi yang mudah dijangkau karena di wilayah pusat kota dan kepuasan belanja secara keseluruhan. Kalau Anda mencari yang paling berkelas atas, paling trendi, paling funky, atau paling khusus, Anda akan menemukannya di shopping mall ini. 

Di shopping mall yang ada di Makkah Hilton Towers ini kami sempat membeli beberapa oleh-oleh. Yang paling unik saat belanja malam ini adalah kami berhasil membeli sebuah  jaket tebal musim dingin dan topi tradisional Afghanistan yaitu Topi Pakol. Kenapa saya bilang unik saat belanja sebuah  jaket tebal musim dingin ? Ya karena saya sama sekali tidak bakal menyangka saya dapat menemukan sebuah toko di negara yang sangat panas dan saat sekarang ini juga sedang musim panas yang suhunya bisa mencapai 45 derajat tetapi malah ada sebuah toko yang menjual perlengkapan musim dingin lengkap. 

Toko ini berada di lantai 3 dan khusus menjual semua perlengkapan anak-anak untuk musim dingin. Nama toko tersebut adalah Croco Kids. Tanpa pikir panjang kami langsung singgah dan berbelanja. Dan akhirnya kamipun tergiur untuk membelikan ketiga buah hati kami jaket. Memang jaket ini sangat kami perlukan buat berangkat Family Vacation dan Traveling Mandiri ke South Korea (Seoul, Sokcho, Jeju, Busan) pada Desember 2016 nanti. Jaket tebal ini di bandrol dengan harga yang sama dan masih cukup murah. Iya tiap jaket di hargai sebesar 100 Real.  
Hasil borong jaket tebal musim dingin di Croco KidsMakkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah


Satu lagi yang unik berhasil kami temukan pada saat berada di shopping mall Makkah Hilton Towers, yaitu kami berhasil membeli topi tradisional Afghanistan yaitu Topi Pakol. Iya, akhirnya saya berhasil memiliki Pakol. Pernahkan anda mengetahui apa itu Pakol...??? 

Pakol atau disebut juga Khowar, Pashto, Pakul, Khapol atau Kapor adalah Topi Khas Afghanistan. Topi untuk Laki-laki ini terbuat bahan wool. Yang mana pakol pada dasarnya adalah topi untuk cuaca dingin. Untuk menahan hawa dingin di dataran tinggi atau dimusin kemarau yang dingin. Gulungan yang terdapat pada bagian kening bisa dibuka hingga menunutupi telinga.  
Hasil borong Pakol di Makkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah


Pakol ini merupakan bagian dari budaya Hindu Kush dan mendapat popularitasnya selama perang Afghanistan ketika anggota mujahidin mulai menggunakannya. Sekarang telah menjadi bagian integral dari budaya Afghan di seluruh dunia. 
Saat berhasil memiliki Pakol, di King Fahd Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Sebenarnya Pakol ini bukanlah yang pertama saya beli. Karena pada saat umrah Desember 2015 kemarin saya juga sudah membeli beberapa buah Pakol. Kali ini selain membeli untuk diri sendiri, saya juga berencana membelikan Pakol buat Papa dan abang saya sebagai kenang-kenagan. 

Sebenarnya mereka juga sudah memiliki Pakol ini, tetapi si Papa satu hari kemarin memberi kabar melalui pesan WhatsApp "Dil kalau nemu topi kayak yang kemari kita beli, Papa titip satu warna cream ya". Duuuuch, sumpah senang sekali rasanya sebagai seorang anak ternyata masih bisa menyenangkan Papa hanya dengan sebuah titipan kecil, ringan dan tidak memberatkan. 

Kenapa saya bilang begitu ? karena Papaku itu orangnya kalau ditanyai sama ku setiap mau pergi jalan-jalan "Pa pulang nanti mau dibelikan apa untuk oleh-oleh ?". Selalu jawabnya "yang penting kalian sama anak-anak sehat-sehat semuanya". Jadi selalu saja kami bingung kalau mau beli oleh-oleh buat Si Papa. Si Papa sama sekali tidak pernah titip oleh-oleh, tetapi baru sekali ini seumur hidup ku Papa langsung bilang apa yang Papa Mau. Jadi untuk pesanan ini wajib ada dan mesti kudu ketemu. Sedangkan buat oleh-oleh Si Mama kami tak pernah bingung, karena sebelum berangkat Ceklist pesanan Si Mama sudah dapat saya pastikan tersimpan dimemori. Khe ... Khe ... Khe ...  
Saat berhasil memiliki Pakol, di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Untuk harga Pakol nya sendiri lumayan murah. Terdapat dua pilihan bahan pembuat Pakol ini, ada yang berbahan katun yang di bandrol dengan harga 15 Real sedangkan dari bahan wool di bandrol dengan harga 25 Real. Kami memutuskan untuk memborong Pakol dari bahan wool sebagai kenang-kenangan. 
Bersama teman Arab yang minta foto bareng di pelataran luar Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah berhasil menemukan Pakol yang kami cari, akhirnya pada jam 22.30 kami putuskan untuk pulang kembali menuju ke penginapan di Hotel Hilton Suites Makkah. Pada saat perjalanan pulang ini kami bertemu dengan beberapa anak muda Arab yang masih berada di pelataran luar Masjidil Al-Haram dan kami saling bertegur sapa serta mengabadikan pertemuan itu dengan berselfie. Kini saatnya langkah kaki kami menyebrangi jalan Ibrahim Al Khalil Road, untuk segera masuk ke Hotel Hilton Suites Makkah dan segera beristirahat.  
Ibrahim Al Khalil RoadMakkah Al-Mukkarammah


Setelah melintasi jalan Ibrahim Al Khalil Road ternyata malam ini belum begitu larut. Masjidil Al-Haram ini tidak pernah sepi jamaah. Malam hari menuju pagi, masjid ini pun ramai terus dengan mereka yang beribadah. masih banyak saja orang yang hilir mudik dengan segudang aktifitasnya di Masjidil Al-Haram. 
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah sampai di kamar dan membongkar hasil borongan, barulah tersadar entah kenapa pada malam ini kami malah lebih banyak berbelanja perlengkapan musim dingin semuanya. Padahal saat berangkat tadi sama sekali tidak terfikir untuk belanja kebutuhan musim dingin di negri Arab yang super panas ini. Iya, inilah yang namanya silap mata Khe ... Khe ... Khe ... Selamat berbelanja...
  

01 Dzulhijjah 1437 H (Sabtu, 03 September 2016)
(Makkah Al-Mukkarammah)
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Pagi dini hari ini jamaah haji dari berbagai bangsa sudah semakin memadati kawasan Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Dengan pakaian ihram mereka menunaikan ibadah umrah seperti thawaf dan sa'i.

Meskipun terlihat mulai padat, namun masih terlihat ruang cukup terbuka di tempat thawaf sekeliling Ka’bah maupun lintasan sa'i. Jamaah masih terlihat nyaman melakukan rangkaian ritual ibadah dengan cukup leluasa.

Masih terlihat jelas orang-orang tetap rebutan untuk mengecup langsung Hajar Aswad yang dijaga oleh beberapa orang askar. Pun berdoa di multazam dan shalat di Hijir Ismail orang-orang masih pada terus berlomba untuk mendapatkan tempat terbaiknya. Baik yang sedang thawaf wajib atau sunah, juga bisa dengan mudah shalat di sekeliling arena thawaf. Selain shalat, mereka ada yang mengaji, berdoa, ataupun istirahat sampai menunggu masuknya shalat subuh di pagi hari ini. Akhirnya sholat subuh pun di mulai dan segera kami merapatkan shaf. Usai shalat subuh pagi ini para jamaah haji tidak langsung kembali ke penginapan dan pemondokannya. Mereka mendengarkan‎ kuliah subuh di sudut Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah.

Tepat sejajar dengan Hajar Aswad kuliah subuh berbahasa Arab tersebut digelar. Tidak ada karpet tebal, minuman, atau makanan ringan, namun para jamaah begitu ‎antusias menyambut kuliah subuh singkat ini. Ratusan jamaah haji yang mengikuti kuliah subuh tampak serius mendengarkan pengajian ini. Kuliah subuh ini juga ternyata merupakan pengambilan siaran langsung Live untuk stasiun TV.    
Suasana kuliah subuh setelah selesai sholat Subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai sholat subuh dan hanya sebentar kami mendengar kuliah subuh berbahasa Arab tersebut, segera kami melangkah menuju tempat sa'i. Istri saya ada janjian ketemu sama temannya di area tempat sa'i pada jam 05.30 WAS. Mereka berjanjian akan ketemu di Bukit Safa Gate 13. Karena tempat ini yang sangat mudah untuk ditemukan disaat jamaah ramai. 
Saat berada di Bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Tetapi setelah menunggu 30 menit sampai jam 06.00 WAS diatas Bukit Safa, ternyata temannya tidak juga muncul. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Kami kembali berjalan melintasi keramai jamaah tepat dihadapan Ka'bah yang masih terus melakukan putaran thawaf. 
Suasana ramai setelah sholat Subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Sambil menuju jalan pulang tersebut, tiba-tiba saja teman istri mengirim kembali pesan WhatsApp dan mengabarkan bahwa dia sudah menunggu di Bukit Safa. Karena kami sudah dekat dengan Hotel Hilton Suites Makkah, maka tempat pertemuan kami pindah ke King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Akhirnya tepat jam 06.30 WAS kami berhasil bertemu dan mengabadikan pertemuan tersebut.  
Saat bertemu teman di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Bagi kami, semua pertemuan dengan teman-teman ini baik dengan janjian maupun yang kebetulan tidak disengaja adalah sesuatu yang terasa lain, karena kami bertemu di sebuah tempat istimewa yaitu di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Dan terjadi sama-sama pada kondisi sedang berhaji, bukan di kampung halaman. Rasanya cukup senang bisa bertemu dengan saudara setanah air ketika kita sedang melaksanakan ibadah haji yang berada jauh dari sanak saudara dirumah. 

Tanpa panjang lebar dan sudah dapat dipastikan karena teman juga tadinya berangkat menuju ke Masjidil Al-Haram dari dini hari, pasti juga belum pada sarapan pagi, maka langsung kami ajak teman ini untuk singgah ke Al Qandeel Restaurant di Hotel Hilton Suites Makkah tempat kami menginap. Jadi sambil sarapan kami saling bertukar cerita dan berbagi tips buat persiapan melaksanakan wukuf di Arafah sebagai puncaknya ibadah haji.
Saat sarapan pagi di Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT, yang sudah mempertemukan kami dengan beberapa teman di tengah lalu lalang dan kepadatan jamaah di Baitullah. Semoga pertemuan kami ini banyak memberi manfaat, menjalin tali silaturahmi, memperbanyak persahabatan dan menjalin persaudaraan untuk menambah pengetahuan dan berbagai kebaikan lainnya. Alhamdulillah, Allah selalu memberi jalan dengan segala hal yang tidak bisa kita duga sebelumnya. 

Akhirnya pada jam 08.30 WAS teman kami pulang kembali ke pemondokan. Dan kamipun bersiap untuk mengikuti acara tausiah yang diadakan di salah satu ruangan di Hotel Hilton Suites Makkah. Inti dari tausiah hari ini adalah selama jamaah berada di Makkah Al-Mukkarammah untuk menunggu waktu pelaksanaan wukuf, maka perlu persiapan yang matang. Memantapkan niat dan menanamkan keyakinan bahwa kita akan dapat melaksanakan seluruh prosesi ibadah haji baik wukuf, mabit, jumrah, maupun tawaf ifadhah. Kita diharapkan untuk mempersiapkan fisik dan kesehatan menjelang wukuf, dan para jamaah juga diharapkan mengurangi kegiatan yang berhubungan dapat menguras tenaga. 
Saat tausiah di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah

Saat tausiah di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Tausiah pagi ini berakhir pada jam 10.00 WAS. Segera kami kembali ke kamar untuk bersiap-siap menuju ke Masjidil Al-Haram. Untuk menuju ke Masjidil Al-Haram kali ini saya mencoba untuk menggunakan style fashion busana muslim modern pria Arab. Iya seperti kata pepatah yang berbunyi, dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung. Tentu artinya sudah paham bukan ? Ya, tepat sekali. Dimana kita berada, berarti di tempat itulah kita menghormati tempat dan segala isinya yang ada. Begitu pula dengan style fashion berbusana muslim pria, kebetulan saat ini saya sedang berada di negeri Arab maka tidak ada salahnya menjajal pakaian muslim ala-ala negeri Arab ini. 
Style fashion busana muslim modern pria Arab, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Setiap muslim di seluruh dunia wajib menggunakan pakaian yang menutup aurat, di Indonesia sendiri budaya menggunakan pakaian muslim dikenal dengan baju koko bagi laki-laki dan gamis bagi perempuan. Nah, Layaknya seorang wanita, seorang pria juga memiliki busana sendiri yang pastinya berbeda dengan busana wanita. Jika wanita muslimah mengenakan baju gamis wanita, maka seorang pria juga mengenakan baju muslim pria.

Adanya trend baju muslim pria ataupun wanita tentunya akan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya indonesia yang mana mayoritas umatnya beragama islam. Dan pastinya ini pas sekali dengan ajaran agama islam yang mana mewajibkan agar muslim dan muslimahnya untuk mengenakan pakaian-pakaian yang menutup auratnya. Sehingga ini menjadi kewajiban tersendiri bagi para muslim dan muslimah untuk tetap menjaga ibadahnya.

Kalau kita flashback tentang sejarah Islam, termasuk pula yang masuk ke Indonesia, semua kiblat ajaran Islam datangnya dari Arab. Seluk – beluk tentang Islam kita dapat ketahui dari Arab yang menjadi pusatnya selama ini. 

Dapat kita ketahui bahwa masyarakat negeri Arab yang mayoritas penduduknya adalah kaum muslim ini tentu menggunakan pakaian muslim dalam kesehariannya. Baik untuk bekerja ataupun untuk sekedar bersantai di rumah. Style fashion busana muslim modern pria Arab saat ini menjadi trend setter tersendiri di kalangan kaum adam di Indonesia. Pada kesempatan ini saya sedang berada di negara asalnya islam dan secara langsung mencoba Style fashion busana muslim modern pria Arab tersebut.
Style fashion busana muslim modern pria Arab, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Baju muslim pria khas Arab memang merupakan pakaian muslim yang berbentuk jubah dengan ukuran yang panjang. Tentu bahan dasar yang dipakai untuk mendesain baju-baju muslim modern khas negeri onta ini menggunakan kain yang glamour. Dengan sentuhan warna yang lebih hidup namun tetap soft. Seperti warna coklat, hitam, putih, gold, serta abu-abu. Yang menjadikannya lebih menawan lagi dengan adanya tambahan aksen benang-benang emas dan bordiran yang indah di sekitaran leher dan dada. 

Baju muslim pria Arab masa kini sudah sangatlah modern. Warna - warni yang elegan mampu untuk membuat kita tampil gaya dan modis. Tentu akan bertambah kesan kharisma dalam diri jika kita mengenakan baju terbaru yang modern pada saat ini.

Trend baju muslim modern pria Arab ini dapat kita kenakan pada setiap aktivitas. Tidak lah pada saat anda hendak sholat ke masjid atau pun mengaji saja. Tetapi dapat juga digunakan sebagai baju muslim pria sehari – hari. 

Jadi bagi kita yang ingin tetap tampil mengenakan balutan busana muslim yang sangat kental sekali akan seni religinya dan juga tetap dapat berpenampilan yang modis, gaya, kece dan keren tentu model busana muslim modern untuk pria Arab yang terbaru abad ini sangatlah bisa membuat kita tampil sempurna baik di mata Allah maupun di banyak pasang mata yang memandang anda. Selamat mencoba....
Style fashion busana muslim modern pria Arab, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Saat itu waktu sudah jam 11.00 WAS, saatnya kaki melangkah keluar dari Hotel Hilton Suites Makkah untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. Setiap jamaah selalu mengusahakan dirinya untuk shalat wajib di Masjidil Al-Haram dan shalat sunat sebanyak mungkin, karena seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, bahwa shalat di Masjidil Al-Haram pahalanya akan berlipat ganda. Dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” 

Jadi, pahala yang berlipat ganda inilah yang dikejar oleh jamaah haji dan umrah untuk shalat di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Mumpung masih berada di Makkah Al-Mukkarammah, maka sholatlah di sana sebanyak-banyaknya. Rugi rasanya jika melewatkan sholat lima waktu tidak di Masjidil Al-Haram. Jadi jika selama di Tanah Suci Makkah Al-Mukkarammah dan Al-Madinah Al-Munawwarah hanya sesekali saja ke masjid dan memilih sholat di hotel tentu sangat disayangkan, jauh-jauh pergi ke Tanah Suci hanya untuk tidur dan berdiam di penginapan, tentu rugi biaya, rugi waktu dan rugi pahala.

Setelah menunggu di dalam Masjidil Al-Haram, akhirnya kumandang adzan shalat zuhur pun terdengar, dan saatnya kami semua bersiap untuk melakukan sholat zuhur berjamaah. Masjidil Al-Haram semakin tampak penuh dengan orang yang shalat sampai sangat padat sekali, sehingga sebagian jamaah shalat sampai di sekitar pertokoan. Karena itulah yang bisa mereka upayakan secara maksimal, dan mereka telah berupaya untuk ikut bersama jama’ah yang ada di dalam Masjidil Al-Haram dalam menunaikan ibadah ini. Selesai melaksanakan shalat zuhur, kami segera kembali pulang ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk makan siang. 
Makan siang di Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah

Makan siang di Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Rutinitas kami seperti biasa adalah bila setelah makan siang, maka kami kembali ke kamar untuk beristirahat sambil menunggu waktu shalat ashar. Menjelang shalat ashar kami akan kembali ke Masjidil Al-Haram. Habis shalat ashar kami pulang dulu ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk istirahat, lalu menjelang shalat magrib baru kembali lagi ke Masjidil Al-Haram sampai shalat isya. 

Umumnya antara sholat magrib dan isya hampir semua jamaah stay di Masjidil Al-Haram, karena waktunya pendek dan banyak hal yang bisa dikerjakan. Baca Al-quran, berdzikir, baca buku, atau ngobrol dengan kenalan baru di masjid. Dan setelah shalat isya baru kami kembali pulang ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk makan malam dan beristirahat. Alhamdulilah, begitulah mudah dan enaknya kami pada saat melaksanakan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia ini. Kami masih sempat dengan leluasa mondar mandir ke Masjidil Al-Haram setiap harinya. 
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Karena berubahnya pola rutinitas keseharian, maka bagi kami malam hari di Makkah Al-Mukkarammah tidak lagi terasa bagaikan malam. Lampu-lampu jalanan, toko-toko dan restoran, hotel-hotel, semuanya terang benderang dan orang-orang juga terus berdatangan memasuki Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Akhirnya malam ini kami pun segera beristirahat dan akan memulai hari esok pada dini hari.  


02 Dzulhijjah 1437 H (Minggu, 04 September 2016)
(Makkah Al-Mukkarammah)
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Again and again... Begitulah setiap hari penambahan jumlah calon jamaah haji yang memasuki Masjidil Al-Haram. Tidak perduli saat terang maupun gelap. Pada dini hari pagi ini dapat kami lihat hampir seluruh area Masjidil Al-Haram sudah dipenuhi dengan calon jamaah haji. Tidak terasa 1 minggu sudah kami berada di Makkah Al-Mukkarammah. 

Terkhusus buat jamaah haji Indonesia, maka saat sekarang ini seluruh calon jamaah haji gelombang pertama telah meninggalkan Al-Madinah Al-Munawwarah menuju Makkah Al-Mukkarammah untuk menanti pelaksanaan puncak ibadah haji yaitu Wukuf di Arafah pada 11 September 2016. Selama di Makkah, setelah menjalani umrah wajib, maka  seluruh calon jamaah haji akan terus menunggu sampai puncak haji, Wukuf di Arafah, hingga waktunya untuk kembali dipulangkan ke Tanah Air. 

Sedangkan dari Tanah Air, hari ini 02 Dzulhijjah 1437 H  (04 September 2016) adalah akhir pemberangkatan calon jamaah haji gelombang kedua dari Tanah Air ke Jeddah. Sementara itu kedatangan calon jamaah haji Indonesia dari Tanah Air melalui King Abdulaziz International Airport (KAIA) masih berlangung hingga 03 Dzulhijjah 1437 H  (05 September 2016) dengan closing date KAIA Jeddah jam 24.00 WAS. Ini berlaku bukan hanya buat jamaah dari Indonesia saja, tetapi juga berlaku buat seluruh calon Jemaah haji dari seluruh dunia yang akan memasuki Tanah Suci. Maka tidak salah kalau semakin hari Makkah Al-Mukkarammah ini tampak semakin padat dengan para calon jamaah haji. Semua orang dari seluruh bangsa di dunia akan berkumpul disatu tempat dengan waktu bersamaan sekaligus.   

Dengan semakin ramai dan padatnya para calon jamaah haji maka kita harus selalu membawa SIM (Sabar Ikhlas Menerima) dimanapun berada.  Semua ini demi keselamatan dan kenyamanan bersama. Kita harus menjaga citra Bangsa Indonesia di forum akbar internasional seperti kegiatan haji ini. Dimana jamaah haji Indonesia memang terkenal paling sopan, santun, dan ramah kepada semua orang termasuk dari negara lain. Itulah mengapa jamaah kita dihormati, karena mereka juga menghormati jamaah dari negara lain.

Selesai melakukan Qiyamul Lail dan shalat subuh berjamaah, kami pun keluar meninggalkan Masjidil Al-Haram. Perjalanan pagi ini kami langsung menuju ke shopping mall Makkah Hilton Towers. Saya berencana mencari beberapa buah topi unik dari negara berbeda yang masih dapat digunakan untuk shalat. Setelah hari kemarin saya berhasil memiliki Pakol dari Afghanistan, maka pada pagi subuh ini saya berhasil memiliki Sindhi cap yang berasal dari Pakistan. Selesai berbelanja sedikit oleh-oleh di shopping mall Makkah Hilton Towers, kami memutuskan untuk kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk sarapan dan beristirahat
Hasil borong Sindhi cap di Makkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah


Sebelum memulai sarapan kami sempat singgah di lobby Hotel Hilton Suites Makkah hanya untuk mengabadikan Sindhi Cap. Sindhi Cap yang juga dikenal sebagai Topi Sindhi atau Topi Saraiki ini adalah topi yang dikenakan oleh orang-orang Sindhi dari provinsi Sindh, Pakistan. Namun, hal itu juga telah diadopsi oleh orang-orang Saraiki dan orang-orang Baloch termasuk Pashtun dan bersama dengan ajrak atau Saraiki Ajrak. Topi Sindhi  dianggap sebagai bagian penting dari budaya Sindhi dan budaya Saraiki. Ini juga merupakan simbol nasionalisme Sindhi selama ratusan tahun.
Saat berhasil memiliki Sindhi cap di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Topi ini berbentuk melingkar kecuali untuk sebagian dipotong di depan untuk mengekspos dahi. Desain geometris yang rumit yang lengkap dengan bordir dan payet. Dalam budaya Sindhi, Topi Sindhi sering diberikan sebagai hadiah atau sebagai tanda hormat. Pada bulan Desember 2009 , "Sindhi Cap Day" dirayakan di provinsi Sindh Pakistan untuk merayakan Sindhi cap, dan budaya Sindhi pada umumnya. Lalu pada tahun 2010, hari ini berganti nama menjadi "Sindhi Cultural Day". Topi Sindhi terutama diproduksi di Tharparkar, Umerkot, Sanghar, Kandhkot, Larkana, Nawabshah dan beberapa kabupaten lain dari Sindh. Untuk harga 1 buah Sindhi cap ini di bandrol dengan harga 10 Real. 
Saat berhasil memiliki Sindhi cap di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah selesai mendokumentasikan Sindhi cap yang berhasil saya miliki, segera kami menuju ke Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah untuk sarapan pagi. Seperti biasa baik sarapan pagi, makan siang dan makan malam restoran ini selalu di penuhi dengan makanan bercitarasa daging. Jadi selama di negri Arab ini kami mau tak mau lebih banyak mengkonsumsi daging untuk bahan makanan. 

Orang Arab memang suka makan daging karena struktur geografinya memang mendukung. Di jazirah Arab yang dipenuhi gunung-gunung batu dan gurun pasir, hewan yang hidup hanyalah kambing gunung dan unta gurun. Karena air terbatas, maka ikan-ikanan sulit hidup di jazirah Arab. Jadi jangan heran kalau orang Arab lebih banyak makan daging. 

Iya 1 minggu ini kami masih bisa beradaptasi dengan kondisi ini, tetapi untuk beberapa hari kedepan kami pasti akan sangat kangen sekali makanan Indonesia sebagai negara yang menurut saya memiliki makanan terenak di dunia. Saya pikir paling lama hanya 7-10 hari kedepan kami bisa bertahan dengan makanan asing ini. Setelah itu, tentu akan terbayang-bayang bakso, mie ayam, sate, soto, dan masih banyak lagi (Aduh sambil ngetik ini, jadi  Ngeces, Ngiler, Nelan ludah sendiri).
Sarapan pagi di Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah
  

Selesai sarapan kami pun kembali ke kamar untuk sekedar beristirahat. Sudah 1 minggu ini kami berada di Hotel Hilton Suites Makkah, tetapi kami belum pernah singgah ke shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah ini. Jadilah siang ini kami berencana akan mengeksplore shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah ini untuk pertama kalinya. Tepat jam 10.30 WAS kami bergerak meninggalkan kamar menuju ke shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah. 

Yang cukup menarik perhatian pada saat berada di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah ini adalah, adanya peringatan di eskalator bagi pengguna abaya. Karena jamaah dari Arab, Mesir dan Turki umumnya menggunakan abaya hitam panjang dan beberapa bercadar. Saking panjangnya kain abaya yang digunakan, saat akan naik eskalator, kainnya bisa terinjak bahkan bisa terjepit di eskalator. Maka untuk menghindari hal tersebut terjadi, dibuatlah petunjuk peringatan agar selalu berhati-hati dengan abaya yang digunakan.
Petunjuk peringatan untuk abaya di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah
  

Saat berada di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah ini kami sempat membeli beberapa oleh-oleh lagi. Ini sebagian kecil belanjaan yang unik menurut saya yang wajib saya simpan di memori cerita blog ini. Pada saat ini kami sempat membeli parfum Non Alkohol dengan beragam aroma. Parfum Arab adalah salah satu oleh-oleh yang banyak diburu oleh jamaah haji dan umrah. Terlebih, parfum Arab murni tanpa alkohol dengan aroma yang khas dengan bunga dan kayu-kayuan dan dipastikan hampir semua jamaah haji dan umrah menggunakan parfum jenis ini. Parfum Arab dengan aneka aroma khas Timur Tengah ini sangat digemari masyarakat. Parfum Arab yang tidak mengandung alkohol ini yang menjadi salah satu alasan mengapa parfum Arab banyak digunakan di Indonesia.

Merk parfum Arab juga bermacam-macam. demikian juga dengan wangi parfum Arab ini macam-macam, dari mulai wangi yang tajam sampai wangi yang lembut. Kali ini giliran istri yang membeli parfum. Dari sejarahnya kami menikah istriku ini tidak pernah membeli parfum sekalipun. Istri memang tidak memakai parfum, karena dengan riwayat alergi. Tetapi kali ini parfum Arab ingin dijadikan kenang-kenangan dari Tanah Suci, itulah alasan kali ini mengapa istri berniat membeli parfum. 

Kemasan parfum Arab ini juga cantik, dikemas apik dalam botol kaca kecil. Kemasan yang praktis ini juga membuat parfum Arab praktis dibawa kemana-mana. Tidak membuat penuh tas karena kemasannya kecil, bahkan bisa disimpan di saku. 

Banyak aroma parfum Arab yang memberikan aroma khas Timur Tengah. Kita bisa datang dan mencoba aroma parfum Arab sebelum membelinya. Sanking banyaknya aroma tersebut, kita bingung sendiri. awalnya pada saat dites kita masih bisa membedakan satu aroma dengan aroma lainnya. Tetapi lama ke lamaan kok jadi sama semua ya aromanya. ketimbang hanya membeli satu aroma saja, maka kali ini kami putuskan membeli parfum dengan aroma 2000 bunga, Khe ... Khe ... Khe ... Biar lebih hemat. Parfum ini di bandrol dengan harga 20 Real isi 10 ml.   
Hasil borong parfum di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah
  

Di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah ini kami juga sempat membeli satu lagi barang kecil unik nan unyu-unyu. Iya kami membeli Siwak atau Miswak. Jutaan pengunjung dari berbagai negara yang datang ke Makkah dan Madinah pasti akan berbondong-bondong membeli Siwak atau Miswak dari kota suci ini. Orang-orang dari berbagai negara yang berbeda berbondong-bondong membeli siwak, baik untuk pribadi atau sebagai hadiah kepada keluarga dan teman-teman setelah pulang dari salah satu tanah suci umat Islam itu.
Hasil borong siwak di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah



Saat membeli siwak ini kita dapat menemukan berbagai model siwak. Ada siwak yang diproduksi dan dikemas dalam wadah plastik warna-warni, sementara ada juga kayu siwak lain dalam berbagai ukuran dan jenis hanya ditempatkan di depan penjual tanpa dikemas. Harga Siwak atau Miswak ini sangat bervariasi, tergantung bahan dan kemasan Siwak. Harganya juga berbeda dari satu tempat dengan tempat lain. Ada harga 1 Real per batang tanpa di kemas sampai harga 5 Real perbatang untuk yang dikemas dalam wadah plastik. Malah ada harga borongan satu ikat isi 20 batang tanpa di kemas seharga 2 Real. Kami membeli siwak yang dikemas dalam wadah plastik untuk di bawa sebagai oleh-oleh. 
Saat berhasil memiliki Siwak/Miswak di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Siwak atau Miswak adalah dahan atau akar dari pohon Salvadora persica yang digunakan untuk membersihkan gigi, gusi dan lidah. 

Bersiwak merupakan Sunah Nabi SAW yang kita perlu melaksanakannya sebagai bukti kecintaan peneladanan kita pada ajaran beliau. Sebuah hadis berbunyi “Siwak membersihkan gigi, dan ini menyenangkan Allah. Setiap kali Jibril mengunjungiku, dia menyuruhku menggunakan siwak, hingga aku pun khawatir bahwa menggunakan siwak diwajibkan. Seandainya tidak khawatir akan membebani (merepotkan) umatku, aku akan mewajibkannya.” (HR: Bukhori dan Muslim, Irwaul Golil No 70).

Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits “Siwak adalah pembersih bagi mulut, sesuatu yang membuat Allah ridho”. (HR. Ahmad) selain itu keutamaan sholat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali sholat dengan tidak memakai siwak. (HR. Ahmad).  

Siwak yang berasal dari pohon Salvadora persica banyak tumbuh di kawasan Semenanjung Arab, juga daerah-daerah kering lainnya di Asia Barat dan Afrika. Pohon Salvadora persica adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas. Selain dari pohon Salvadora persica Siwak juga dipakaikan untuk pembersih gigi yang berasal dari ranting pohon lainnya seperti Zaitun atau sejenis pohon sambur. 

Siwak atau miswak dapat digunakan dengan cara batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat diambil dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus.  Siwak memiliki sifat obat untuk mengatasi plak, resesi gusi, kerusakan gigi, gusi berdarah dan masalah gigi lainnya. Pengguna memulai dengan mengunyah Miswak sampai lembut bentuk bulunya sehingga dapat menggunakannya sebagai sikat gigi tapi tanpa pasta gigi.

Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur. 

Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, gusi dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah. Kalau siwak sudah mekar, dipotong, sisanya masih bisa dipakai lagi. Anjuran menggunakan siwak untuk membersihkan gigi, gusi dan lidah ini membuat Allah ridho karena kita mengikuti sunnah Nabi-Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selamat mencoba... 
King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Saat itu waktu sudah menujukkan jam 11.00 WAS, segera kami meninggalkan shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah untuk menuju ke Masjidil Al-Haram sambil menunggu masuknya waktu sholat zuhur. Kami selalu berusaha untuk datang lebih awal ke Masjidil Al-Haram. Ini karena kami ingin mendapatkan tempat sholat di dalam Masjidil Al-Haram dan sedekat mungkin dengan Ka'bah. Karena bila telat sedikit saja, maka semua pintu masuk ke dalam Masjidil Al-Haram akan segera ditutup. Otomatis sambil menunggu masuknya waktu sholat, maka kita akan berada lama dipelataran luar Masjidil Al-Haram. Berada di luar dengan waktu yang lama dan suhu panas yang berkisar 41 ° C - 45 ° C ini, bisa menyebabkan ganguan kesehatan. Jadi sebaiknya datanglah secepatnya ke Masjidil Al-Haram biar bisa mendapatkan tempat didalam. 

Selesai melaksanakan sholat zuhur, kami memutuskan kembali singgah ke lantai dasar shopping mall Makkah Hilton Towers untuk membeli donat. Sebenarnya cukup banyak makanan yang disediakan di Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah tempat kami menginap. Tetapi berhubung kami sudah mulai sedikit bosan dengan aroma rempah-rempah, jadilah kami putuskan untuk membeli donat kampung dengan taburan gula halus diatasnya di salah satu toko donat di shopping mall Makkah Hilton Towers, yaitu di toko House of Donuts. Sesuai dengan slogan mereka "We are the best", House of Donuts ini merupakan Rumah Donat terlezat yang saya temukan, tidak ada donat yang lebih baik di kota ini, saat itulah mereka sebagai donat terbaik. Setelah berhasil memperoleh beberapa buah donat untuk dibawa pulang ke penginapan, lalu segera kami kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk makan siang dan istirahat.
Hasil borong donat di House of Donuts, Makkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai istirahat, saat menjelang masuknya waktu sholat ashar, kembali kami bergegas menuju ke Masjidil Al-Haram. Seperti biasanya kami akan melaksanakan sholat berjamaah di Masjidil Al-Haram. Selesai melaksanakan sholat ashar berjamaah, sekali lagi karena efek hampir bosannya dengan pilihan makanan hotel, maka kami berfikir untuk mencari makanan alternatif pengganti lain. Bagi jamaah yang sudah bosan dengan makanan beraroma Arabia, maka ada alternatif pilihan makanan ayam goreng layaknya KFC atau McDonald's. Di Makkah Al-Mukkarammah dapat kita temukan restoran cepat saji lainnya yang rasa ayam gorengnya, burger dan kentang gorengnya tidak kalah dibandingkan dengan KFC dan McDonald's. Nama restoran tersebut adalah Al-Baik. 

Setiap jamaah haji atau umrah pasti pernah menyempatkan diri berwisata kuliner sambil menikmati ayam goreng di resto ini. Ditengah gempuran resto sejenis dari barat seperti KFC dan McDonald's, namun Al-Baik dapat berdiri tegak dengan 40 cabang diseluruh Saudi Arabia. Salah satu gerai Al-Baik yang terus masih bisa saya jumpai sejak pertama kali saya datang ke Saudi Arabia pada April 2011, lalu datang kembali ke Saudi Arabia pada Desember 2015 adalah gerai Al-Baik yang terletak di jalan Ibrahim Al Khalil Road yang sampai saat sekarang September 2016 ini masih terus berjualan. 

Restoran Al-Baik ini terletak sangat dekat sekali dengan Masjidil Al-Haram. Saat kita keluar dari King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, arahkan pandangan ke arah kanan, berjalan terus ke arah Hotel Dar Al Tawhid InterContinental. Gerai Al-Baik ini terletak sangat dekat sekali dari Hotel Dar Al Tawhid InterContinental dan Hotel Hilton Suites Makkah tempat kami menginap. Gerai Al-Baik ini ditandai dengan warnanya yang kuning-merah sangat menyolok dan eye catching. Sedangkan dari segi ukuran bisa dibilang gerai Al-Baik ini sangat kecil, jadi saat membeli jangan berharap ada ruangan dan bangku kosong untuk menunggu ataupun makan ditempat. Semuanya pelayanan serba berdiri, meskipun demikian gerai Al-Baik ini selalu saja ramai diserbu oleh para pembeli. 
Gerai Al-Baik, Makkah Al-Mukkarammah


Gerai Al-Baik ini selalu ramai menjelang waktu makan. Al-Baik selain menyajikan ayam goreng, resto ini juga menyajikan nuget ayam, kentang goreng, jagung serut dan masih banyak lagi. Hampir semua menu termasuk juara dalam soal cita rasa. Bukan cuma jamaah haji atau umrah, penduduk lokal Saudi pun rela mengantri panjang demi merasakan menu di resto ini. Karena selain rasanya yang lebih enak, harganya pun jauh lebih murah bila dibandingkan dengan KFC dan McDonald's. Yang perlu diingat, potongan ayamnya berukuran cukup besar yang dapat membuat kenyang 2 hingga 3 orang dengan hanya membeli 1 paket berisikan 4 potong ayam dan kentang goreng. 

Ayam goreng tepung ala Arab ini berbeda dengan yang ada di Indonesia. Gerai Al-Baik ini bisa kita temukan hampir di setiap sudut kota Makkah Al-Mukkarammah, jumlahnya sangat masif. Sedangkan untuk restoran siap saji Kolonel asal Amerika itu ada sich, tapi ngak banyak. Hanya ada di pusat-pusat kota. Perbedaannya resto cepat saji di Arab dan di Indonesia adalah, mereka membedakan tempat antrian cowok dengan cewek, ngak ada nasi, sausnya hanya saus tomat, dan ada saus bawang putih.

Pengganti nasinya ada kentang goreng ataupun roti burger. Ada juga salad isinya wortel dan letuce. Oh iyah ukuran ayam di sana lebih besar-besar. Dua kali lipat dengan ukuran di Indonesia, tetapi ayamnya kesat dan ngak pake tambahan ada darahnya gitu. Ada juga nugget ayam dan ikan. Menariknya nugget di Arab itu, seperti potongan daging ayam utuh, bukan ayam yang diolah seperti di Indonesia, lebih mantap. Untuk rasa lebih spicy dan bumbunya itu meresap sampai ke dalam. Aduuuh, kembali dech sambil ngetik ini, jadi nelan ludah lagi sendiri.
Menu Al-Baik


Dengan bekal ayam goreng Al-Baik sudah di tangan, kami pun bersantai-santai sejenak sambil menikmati ayam gorengnya yang begitu lunak. Seperti kebanyakan masyarakat Indonesia asli, umumnya menyantap ayam goreng harus dengan nasi putih hangat. Paling-paling, tambahan lainnya adalah pakai saus sambal agar rasanya tidak terlalu hambar. Tetapi dengan sedikit trik dan ide kreatif, ayam goreng Al-Baik dengan kentang goreng dan roti burger dapat disulap menjadi sajian yang mengesankan sehingga mampu menambah semangat makan. Bagi kamu yang mulai bosan dengan hidangan Arabia yang itu-itu saja, kreasi ayam goreng Al-Baik ini bisa membuatmu makan dengan lahap. 

Tidak terasa waktu untuk melaksanakan sholat magrib pun hampir tiba dan kami kembali bersiap untuk menuju ke Masjidil Al-Haram untuk menunaikan sholat magrib yang kami lanjut sambil menunggu saat masuknya waktu untuk sholat isya. Selesai melaksanakan sholat magrib dan sholat isya kami segera pulang menuju ke Hotel Hilton Suites Makkah. Saat ini kami sempat singgah ke salah satu toko di lantai dasar shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah untuk membeli beberapa barang. 

Kali ini kami membeli beberapa sepatu karet dengan merek Rokama. Rokama ini adalah produsen sepatu karet yang mirip-mirip seperti Crocs. Rokama ini didesain untuk kegiatan outdoor. Rokama ini terbuat dari bahan karet yang anti-slip dan pastinya tahan air sehingga mudah untuk dikeringkan karena berbahan dasar Croslite yang anti-bacteria. Sepatu Rokama ini sangat ringan, empuk dan nyaman, sepatu ini juga sangat nyaman digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Tetapi hati-hati dengan banyaknya tiruan dari Rokama ini. Selain itu kami juga menemukan sebuah gunting kuku unik. Uniknya karena gunting kuku ini mirip sekali seperti sebuah Tang dengan ujung sedikit tumpul dan gagang berkaret. Meskipun modelnya tidak seperti gunting kuku biasanya tapi cukup nyaman untuk digunakan. Akhirnya selesai sedikit berbelanja, segera kami menuju ke Al Qandeel Restaurant, Hotel Hilton Suites Makkah untuk makan malam. 
Hasil borong di shopping mall Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah



Bagi kami Tanah Suci Makkah Al-Mukkarammah tidak hanya menyediakan dan menyiapkan wisata religius dan ibadah semata. Namun juga menyimpan hal yang unik lainnya yang terkadang baru kami alami seumur hidup kami. Malam ini kami habiskan untuk mengemasi seluruh koper bawaan kami, karena besok adalah hari terakhir kami berada di Hotel Hilton Suites Makkah dan kami akan berpindah ke apartemen yang jaraknya nanti akan lebih dekat lagi ke Arafah. Semua koper harus sudah dikeluarkan dari kamar, karena koper akan di ambil oleh pihak biro perjalanan pada jam 21.00 WAS. Setelah berberes akhirnya kami letakkanlah 4 buah koper kami tepat di depan pintu kamar no. 813 Hotel Hilton Suites Makkah tempat kami menginap. Dan segera kami menutup malam ini dengan beristirahat.  



03 Dzulhijjah 1437 H (Senin, 05 September 2016)
(Makkah Al-Mukkarammah)
King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Subuh ini ribuan orang semakin tampak ramai keluar masuk dari gerbang Masjidil Al-Haram. Mereka semua adalah jamaah yang akan melaksanakan ibadah di Masjidil Al-Haram. Setiap jam jumlah jamaah haji yang datang ini akan terus bertambah hingga dimulailah ritual haji. Meskipun ramai jamaah, tetapi semuannya tetap tertib. Seperti hari-hari sebelumnya, kami berangkat dini hari dari Hotel Hilton Suites Makkah menuju ke Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan Qiyamul Lail sambil menunggu masuknya waktu sholat subuh. Dan Alhamdulilah kami masih bisa melaksanakan sholat subuh di dalam Masjidil Al-Haram. 

Selesai melaksanakan sholat subuh, keramaian jamaah semakin jelas terlihat padat, mungkin bukan cuma ribuan jamaah, bahkan saya perkirakan uda mencapai jutaan jamaah. Ditengah keramaian ini biasanya kita sangat mudah untuk menemukan calon jamaah haji asal Indonesia. Cukup mudah untuk mengenalinya, yaitu dari seragam batik khas Indonesia yang digunakan calon jamaah haji. Memang sudah dikenal mendunia kalau negara Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan jamaah haji hampir setiap tahunnya. Demikian juga halnya untuk tahun ini, negara Indonesia tercatat sebagai negara terbanyak dalam pengiriman jemaah haji Tahun  1437 H / 2016 M ini, sehingga Indonesia menempati Peringkat Pertama kemudian di peringkat kedua ditempati Pakistan, selanjutnya India, Banglades dan Nigeria. Sementara itu, Turki yang pernah menjadi pusat pemerintahan Islam, kini hanya menempati posisi ke 6 setelah Nigeria. Sejatinya Nigeria adalah negara yang terletak di Afrika Barat dengan persentase penduduk Muslim sekitar 41%.
Suasana ramai setelah sholat Subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Dari 255 juta jiwa, terdapat 204 juta penduduk beragama Islam. Itulah sebabnya Indonesia ini dikenal sebagai negara terbanyak dalam pengiriman jamaah haji setiap tahunnya. Berdasarkan KTT OKI pada tahun 1987, kuota haji telah disepakati untuk masing-masing negara dengan formula perbandingan 1:1.000. Dengan demikian jumlah jamaah haji terbanyak berasal dari Indonesia, karena negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia berasal dari Indonesia. Kemudian diiringi dengan negara-negara di Asia Selatan seperti, Pakistan, India dan Banglades. Dari besar negara yang paling banyak mengirimkan jamaah haji tahun ini, semuanya berada di luar Semenanjung Arabia. Negara-negara tersebut terbilang jauh dari Makkah dan Madinah, namun antuasias masyarakat Muslim di sejumlah negara tersebut begitu besar untuk menunaikan haji tahun ini.

Tentunya jumlah yang telah tercatat ini masih akan terus bertambah dari tahun ketahun,  mengingat jamaah haji yang diterima oleh Pemerintah Saudi pada tahun ini hanya sekitar 1,7 juta jiwa, ini disebabkan karena adanya proyek perluasan Masjidil Al-Haram, sehingga kuota pada masing-masing negara dipotong. Maka selama proyek perluasan Masjidil Al-Haram terus berlangsung, kuota haji tidak akan ditambah. Meskipun seluruh Negara di dunia telah mengetahui bahwa Iran tidak mengirimkan jamaah haji pada tahun ini, namun kuota haji Iran tidak dapat diambil oleh Negara lainnya untuk penambahan kuota haji 2016.

Hubungan kedua negara (Arab Saudi - Iran ) memburuk setelah awal tahun ini Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkenal, Nimr al-Nimr, yang memicu unjuk rasa di Iran, antara lain dengan serangan atas Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran, yang bermuara dengan pemutusan hubungan diplomatik oleh Arab Saudi. Sehingga dalam ibadah haji tahun lalu, keduanya bersitegang dan akhirnya hubungan diplomatik Arab Saudi dan Iran terputus. Iya kami doakan semoga hubungan Arab Saudi dengan Iran ini tidak akan semakin memburuk di masa mendatang. Amiiiin. 
Suasana ramai setelah sholat Subuh, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai mendokumentasikan keramaian jamaah setelah melaksanakan sholat subuh, akhirnya tepat jam 05.25 WAS kami meningalkan Masjidil Al-Haram dan segera kami jalan kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah untuk sarapan dan berberes terakhir kalinya sebelum nanti jam 09.00 WAS kami akan meninggalkan Hotel Hilton Suites Makkah dan pindah penginapan ke Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim. 
King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah selesai sarapan dan semua barang kami kemas, maka kami putuskan untuk kembali menuju ke Masjidil Al-Haram. Kami berniat untuk melaksanakan sholat sunah dhuha. Saat itu waktu menunjukkan jam 07.28 WAS dan papan billboard yang berada di depan King Fahd Gate menunjukkan suhu udara di pagi hari ini tercatat 33 ° C dan akan terus merangkak naik hingga mencapai 43 ° C pada siang tengah hari nanti jam 12.00 Waktu Arab Saudi. Suhu udara tersebut diperkirakan akan terus naik pada saat seluruh jamaah haji melakukan prosesi haji. 
Papan billboard penunjuk waktu dan suhu, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Cuaca Makkah Al-Mukkarammah yang ekstrim karena telah memasuki puncak musim panas ini diprediksi akan menyulitkan jamaah haji, terutama dari Indonesia yang tidak terbiasa dengan suhu udara di atas 40 derajat Celcius, terutamanya lagi buat jamaah risiko tinggi yang kesehatannya tidak prima. Sehubungan dengan itu selalu para pembimbing mengingatkan jamaah diminta untuk menjaga kesehatannya dengan tidak melakukan terlalu banyak kegiatan di luar ruangan, di luar kegiatan-kegiatan wajib saat berhaji. Jamaah juga dianjurkan untuk selalu membawa payung, topi dan semprotan air jika berada di luar ruangan. Kita harus bisa melakukan adaptasi dan pandai-pandai mengatur kegiatan sebelum prosesi puncak haji pada 11 September 2016 untuk menghindari kelelahan. 
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai melaksanakan sholat sunah dhuha kami berjalan mendekati Ka'bah. Foto Selfie Depan Ka’bah ? Boleh Nggak ya  ? Beberapa tahun lalu memang pemerintah kerajaan Arab Saudi melarang keras para jamaah haji dan umroh membawa perangkat kamera atau pun handphone yang ada kameranya saat memasuki Masjidil Al-Haram, namun sepertinya peraturan tersebut belakangan tampaknya diperlunak. 

Kami sempat mengabadikan beberapa momen saat kami berada begitu dekat dengan Ka’bah. Ini sesuatu yang nggak dapat kami bendung karena efek dari rasa kebahagiaan, luapan rasa haru dan campur bersyukur yang tidak bisa dibendung karena dapat bertamu ke Baitullah sujud di depan Ka’bah. Rasulullah SAW bersabda “Ya Allah, Ku tunaikan haji ini, maka jadikanlah hajiku ini tanpa riya’ dan sum’ah”. (HR Ibnu Majah)

Bahagianya bisa selfie bareng istri tercinta. Merupakan keberkahan tersendiri untuk kami yang dimampukan bisa berhaji bareng. Saya rasa selfie di depan Baitullah merupakan salah satu cita-cita hampir seluruh pasangan muslim tentunya. Dapat bersujud di depan Ka’bah bersama pasangan tercinta, memanjatkan doa, memperkuat tali cinta kami di Baitullah memohon dapat bersama hingga tetap dipertemukan dengan pasangan tercinta di Surga Kelak... Amiiiiin.

Supaya tidak mendramatisir hasil selfie kami yang sangat ekspresif dan natural ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa foto selfie kami ini merupakan luapan rasa bersyukur kami yang ingin kami tularkan kepada sanak keluarga dan keluarga muslim lainnya saat melihat foto kami nantinya. 

Semoga teman muslim dapat menata niatnya, bila memang benar-benar harus berfoto di depan Ka’bah. Niatkan untuk mensyiarkan kepada teman muslim lainnya, menceritakan kepada sanak keluarga, famili dan teman melalui foto untuk segera berangkat ke tanah suci menjadi tamu Allah. Aaamiiiiin. 
Selfie bareng istri tercinta di Depan Ka’bahMasjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Tepat jam 08.00 WAS kami meningalkan Masjidil Al-Haram dan segera kami jalan kembali ke Hotel Hilton Suites Makkah. Setelah 1 minggu kami menginap di Hotel Hilton Suites Makkah, maka hari ini saatnya kami akan berpindah ke penginapan yang berupa Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim. Pada jam 08.45 WAS tampak semua rombongan sudah siap berkumpul di Lobby Hotel Hilton Suites Makkah di lantai GMelakukan perjalanan secara rombongan seperti ini bisa jadi akan sangat menyenangkan. Namun bisa juga menjadi tidak menyenangkan karena ketidaksiapan mental, fisik, dan faktor ketidaktahuan. Ketentuan-ketentuan pergi bersama yang harus dipatuhi selama perjalanan, terutama adalah ketepatan waktu yang tepat untuk memulai perjalanan rombongan harus kami patuhi secara bersama agar semua acara yang telah direncanakan dapat berjalan lancar. 
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah



Memang sejak jauh-jauh hari dari sebelum keberangkatan, perpindahan penginapan dari Hotel Hilton Suites Makkah ke Apartemen ini sudah diberitahukan kepada seluruh jamaah. Alasan perpindahan penginapan ini pun sudah dijelaskan sejak sebelum berangkat, sehingga seluruh jamaah telah siap dengan situasi dan kondisi dilapangan. Ada saatnya kami menginap di hotel berbintang dan ada pula saatnya kami harus berpindah dan menginap di Apartemen. Inilah yang namanya warna-warni pelangi dalam perjalanan haji kami kali ini. 
Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Tanpa menunggu lama, tepat jam 09.00 WAS kami beserta seluruh rombongan berangkat dengan bus meninggalkan Hotel Hilton Suites Makkah. Jarak dari Hotel Hilton Suites Makkah ke Apartemen di Nusha Murrur Hashim ini kurang lebih 5 Km.   
Bus yang membawa rombongan kami 


Alhamdulilah perjalanan dengan bus ini berjalan lancar tanpa kemacetan. Tidak butuh waktu lama kami pun sampai di Apartemen di Nusha Murrur Hashim. Tinggal di unit Apartemen merupakan pengalaman pertama buat hidup kami berdua. Apalagi ini menempati sebuah Apartemen yang berada di luar negri yang jauh dari tanah air. Saat itu bagi kami tinggal di Apartemen ini akan menjadi tantangan banget buat saya dan istri. 

Tapi tinggal di Apartemen saat musim haji seperti ini jangan bayangkan kita akan memperoleh fasilitas satu unit Apartemen yang lengkap dengan kamar terpisah plus satu ruang TV ya. Atau membayangkan nantinya akan ada foodcourt, minimarket, kolam renang, lapangan basket, lapangan sepak bola dan playground untuk tempat bermain anak-anak. Jawabannya tidak, semua fasilitas ini memang tidak tersedia di unit Apartemen ini.  
Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim
    

Sekarang tinggal di unit Apartemen ini semua jamaah di disatukan dengan beberapa teman yang baru dalam 1 kamar. Yang mana pada saat di Hotel Hilton Suites Makkah saya dan istri hanya berbagi kamar berdua saja, maka pada saat di Apartemen ini kami laki-laki dan perempuan semua dipisahkan. Apartemen yang terdiri dari 5 lantai ini, semuanya akan di isi oleh rombongan kami. Saya berada di lantai 3 sedangkan istri berada di lantai 2. Satu kamar saya diisi dengan 4 orang laki-laki sedangkan satu kamar istri diisi dengan 3 orang perempuan. 

Tiap unit Apartemen ini dilengkapi tempat tidur terpisah sesuai dengan jumlah orang didalamnya (single bed), lemari kecil tiap tempat tidur, satu kamar mandi didalam dengan pemanas air, kloset duduk, shower, wastafel, AC yang bekerja dengan baik, kulkas dan sofa untuk tamu. Terdapat 2 lift yang bersih siap mengangkut jamaah ke kamar masing-masing. Disetiap kamar juga terdapat window. Tempat untuk menjemur pakaian terletak di lantai 5, berupa atap terbuka yang cukup luas. Ruang makan terletak dilantai dasar berupa hall yang tidak terlalu besar yang juga dimanfaatkan sekaligus untuk ruang pertemuan. Pengalaman baru tinggal di unit Apartemen ini bakal seru dan emang benar saja berasa seru sich. Karena semuanya disini saling membaur satu sama lain. 
Kamar di unit Apartemen saya khusus laki-laki 

Istri bersama teman sekamar di unit Apartemen khusus perempuan  


Aktifitas kami setelah sampai di Apartemen ini adalah berberes dengan mengatur semua barang bawaan kami sambil menunggu masuknya waktu sholat fardhu. Satu hari ini kami hanya akan melaksanakan sholat fardhu di sekitaran Apartemen. Keunggulan Apartemen ini adalah dekat dengan Masjid. Iya karena Apartemen tempat kami menginap ini memang sangat dekat sekali denga masjid, yaitu  Masjid Jami Sha'ban. Lokasi masjidnya ini bila kita keluar dari Apartemen, lalu belok ke arah kanan dan berjalan hanya 50 meter, maka kita akan sampai ke Masjid Jami Sha'ban. Masjid ini hanya akan di buka 30 menit menjelang masuknya waktu sholat fardhu. 
Masjid Jami Sha'ban di Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah


Saat ini semua rombongan melakukan sholat zuhur, ashar, magrib hingga isya di Masjid Jami Sha'ban ini. Seusai melaksanakan sholat isya berjamaah, beberapa jamaah enggan untuk kembali ke Apartemen. Mereka menghabiskan waktu sesudahnya dengan melakukan shalat Sunnah, berdzikir mengingat Allah dan memperbanyak membaca Al Qur’an. 
Malam di Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim


Bagi kami selepas sholat isya karena kantuk yang tak tertahankan, kami memutuskan kembali ke Apartemen. Karena Apartemen ini mempunyai fasilitas yang memadai, maka malam ini pun kami dapat beristirahat dengan nyaman. Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunianya yang telah diberikan kepada kami hari ini. Kami sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk dapat menghirup udara segar serta berbagai macam kenikmatan lainnya yang tidak dapat kami hitung. Semoga hari esok kami masih memiliki waktu, kehidupan dan nikmat dari Allah SWT.


04 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 06 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah


Pagi dini hari ini kami mulai dengan berangkat dari Apartemen jam 04.30 WAS menuju ke Masjid Jami Sha'ban yang berada hanya 50 meter dari Apartemen tempat kami menginap. Karena masjid ini baru akan dibuka disaat sholat fardhu saja, makanya kami datang beberapa saat sebelum masuknya waktu sholat. Sambil menunggu masuknya waktu sholat subuh, kami berusaha senantiasa mengisi waktu ini dengan tilawah Al-Qur’an dan berdzikir. Tidak berapa lama pemberitahuan dan seruan adzan di kumandangkan oleh muadzin yang menandai masuknya waktu shalat subuh. Suara adzan yang dikumandangkan oleh muadzin dengan alat pengeras suara ini sangat jelas terdengar keseluruh pelosok seputaran Apartemen kami. 

Sholat subuh berjamaah pun selesai kami lakukan. Banyak hal yang kami lakukan setelah shalat subuh berjamaah di masjid ini. Kami memanfaatkan waktu di pagi hari ini dengan duduk di dalam masjid untuk membaca Al-Qur’an. Berkenaan dengan mengisi waktu setelah shalat subuh ini, ada sebuah amalan yang sangat besar fadhilahnya apabila dilakukan seseorang dalam rangka memanfaatkan waktu di pagi hari. Hal ini dapat kita ketahui dari sebuah hadits : “Barangsiapa shalat fajar (shalat subuh) berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk berdzikir mengingat Allah, hingga terbit matahari lalu shalat dua rakaat (shalat dhuha), maka seakan-akan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna, dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)

Subhanallah…! Betapa besar pahala orang shalat subuh dengan berjamaah di masjid, kemudian tetap duduk untuk berdzikir hingga terbit matahari, lantas dilanjutkan dengan shalat dhuha, seakan ia mendapatkan pahala haji dan umrah dengan sempurna. Betapa besar pahalanya. Semoga kami nantinya tetap terus bisa mengerjakan amalan ini sampai di tanah air.     

Tepat jam 06.30 WAS kami kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. Setelah sarapan, pada jam 07.00 WAS pagi ini diisi dengan tausiah. Tausiah pagi ini terutama berisi materi tentang persiapan apa yang harus dilakukan calon jamaah haji sebelum wukuf di Arafah. Selain itu pada tausiah kali ini juga diingatkan kembali kepada seluruh jamaah agar tetap bisa menjaga kondisi fisiknya, supaya pada saat melaksanakan puncak haji nantinya hingga selesai dalam kondisi sehat. 
Tausiah pagi di Apartemen

Tausiah pagi di Apartemen

Tausiah pagi di Apartemen


Tausiah pagi dengan penuh tanya jawab ini pun diakhiri pada jam 09.00 WAS. Semua jamaah kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat sambil menunggu waktu sholat zuhur. Tiba waktunya sholat zuhur kami pun kembali menuju ke Masjid Jami Sha'ban. Selesai melaksanakan sholat zuhur kami kembali ke Apartemen untuk makan siang secara bersama. 

Selesai makan siang, maka mulai hari ini akan disediakan free shuttle bus services untuk seluruh jamaah kami menuju ke Masjidil Al-Haram. Shuttle bus ini siap mengantar jemput para jamaah mulai habis zuhur sampai selesai sholat magrib. Jadi nantinya kita dapat melaksanakan sholat berjamaah ashar dan magrib di Masjidil Al-Haram, lalu sholat isya kembali lagi ke Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen. Tetapi tidak semua jamaah mendapatkan kesempatan ini, karena pihak biro perjalanan menseleksi secara ketat terutama bagi jamaah dengan kondisi fisik yang tidak baik. Karena perjalanan ini bakalan bolak-balik naik turun bus, sehingga akan menyulitkan pagi para jamaah. 

Seluruh Jamaah yang telah mendapat izin menunggu di Lobby Apartemen untuk menunggu bus yang akan mengantar kami semua ke Masjidil Al-Haram. Saya yang kurang kerjaan, memotret sekitar hotel, orang-orang yang lalu lalang, gedung-gedung, dan para jamaah yang sudah siap-siap untuk berangkat. Tepat jam 14.00 WAS kami berangkat dari Apartemen.   
Free shuttle bus yang akan membawa kami dari Apartemen 


Sebenarnya shuttle bus ini hanya akan membawa kami dari Apartemen sampai ke Terminal Kuday, lalu dari Terminal Kuday nantinya kami akan lanjut menaiki free shuttle bus yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. 

Di sepanjang perjalanan saya melihat dan memperhatikan dengan jelas kota ini. Kota Makkah Al-Mukkarammah, kota yang panas. Keadaan Geografis tanah kota Makkah juga tidak rata. Di sana gunung, di sini gunung. Jalannya naik turun, ada juga gunungnya yang terpaksa dilubangi untuk dibuat terowongan. Pembangunan gedung pencakar langit dimana-mana. Benar-benar kota yang sibuk. 15 Menit perjalanan dari Apartemen, kami akhirnya sampai di Terminal Kuday, segera kami turun dari bus. 

Lalu di Terminal Kuday ini kami berjalan langsung menuju ke terminal Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO” dan kami mengantri bersama para jamaah lain dari seluruh dunia untuk mengambil bus yang akan membawa kami semuanya ke Masjidil Al-Haram. Dalam waktu 15 menit perjalanan dari Terminal Kuday, akhirnya kami semua penumpang diturunkan tepat di UnderPass di bawah Al Haram. Jadi kita tinggal naik 1 kali Eskalator atau tangga jalan lalu arahkan pandangan kearah kanan, maka kita sudah berada diluar tepat di Pelataran Al Haram depan King Fahd Gate (Gate no. 79). Hanya cukup 6-7 menit berjalan kaki dari terminal yang berada di UnderPass untuk sampai ke Masjidil Al-Haram ini. 

Memang semakin dekat dengan puncak haji yaitu wukuf di Arafah, maka semua pintu masuk menuju ke Masjidil Al-Haram sudah tertutup buat semua kendaraan. Semua kendaraan hanya bisa berhenti sampai radius 1 km dari Masjidil Al-Haram. Lalu jamaah diwajibkan berjalan kaki untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. Jadi memang wajar saja kalau pihak biro perjalanan melarang keras para jamaah yang tidak siap secara fisik ikut pergi ke Masjidil Al-Haram hari ini. Mengingat bolak balik harus berpindah dan naik turun bus. Ma Syaa Allah, dari pelataran luar Masjidil Al-Haram saja saya sudah melihat keramaian seluruh umat Muslim ini. Masjidil Al-Haram ini semakin ramai saja dan akan terus ramai mendekati wukuf di Arafah.  
Suasana ramai menjelang sholat Ashar, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Masuk ke dalam Masjidil Al-Haram ini sudah mulai terasa berdesak desakan. Karena jumlah jamaah semakin ramai dan saat ini Masjidil Al-Haram masih dalam tahap perluasan, sehingga masih banyak alat-alat konstruksi menghiasi Masjidil Al-Haram, sehingga semakin kurang elok lah dipandang. Lalu kami masuk ke dalam Masjidil Al-Haram untuk menunggu saatnya waktu sholat ashar. Kami menuju sedekat mungkin dengan Ka’bah, Bangunan berbentuk segi empat yang ditutupi kain berwarna Hitam yang disebut Qiswah. Once Again, Saya mengucapkan Ma Syaa Allah. Alhamdulillah Ya Allah, engkau membawa kami semua kesini. Begitulah saya bergumam. Tak henti-henti saya bersyukur meski itu belum bisa mengungkapkan bagaimana rasanya terus bisa berada di Masjidil Al-Haram ini. 

Bagi kami Makkah Al-Mukkarammah adalah kota yang tidak pernah berhenti beribadah. Di setiap saat kota Makkah Al-Mukkarammah akan kami dapati orang-orang datang dari berbagai penjuru, berjalan menuju ke Masjidil Al-Haram, Masjid dimana Ka’bah, kiblat umat Islam berada. 

Selesai melaksanakan sholat ashar, berhubung perut sudah lapar, maka kami beranjak keluar dari Masjidil Al-Haram. Kami langsung menuju ke shopping mall Makkah Hilton Towers untuk mencari jajanan. Kali ini pilihan jajanan kami jatuh pada Beef Burger punya McDonald's. Sambil duduk santai menikmati Beef Burger ini, kami memperhatikan lalu lang para jamaah. 

Tampak jelas Kota Makkah Al-Mukkarammah ini merupakan salah satu pusat roda perekonomian, disini bisa kita dapati berbagai franchises berkelas internasional hadir di sekitaran tempat suci milik umat Islam ini. Makkah Al-Mukkarammah saat ini sangat mirip dengan kota metropolitan. Disini, orang-orang terlihat selalu bergerak, mereka berjalan menuju suatu tempat untuk membeli sesuatu. Makkah Al-Mukkarammah, benar-benar kota yang tidak pernah tidur, it never stops ! 

Selesai menikmati jajanan sore ini, segera kami kembali masuk ke dalam Masjidil Al-Haram untuk mencari tempat untuk sholat magrib. Tidak berapa lama, akhirnya waktu sholat magrib pun tiba dan segera kami menunaikan kewajiban sholat ini. Selesai melaksanakan sholat magrib, kami langsung menuju ketempat titik kumpul yang sudah di janjikan di depan locker room yang berada tepat di depan Hotel Dar Al Tawhid InterContinental. Setelah semua rombongan berkumpul, kini saatnya kami harus kembali ke Terminal Kuday. 

Perlu diketahui bahwa pada saat masuk ke area Masjidil Al-Haram semua bus, taksi dan mobil pribadi yang membawa Jamaah (penumpang) masih mendapat ijin untuk menurunkan penumpang tepat di UnderPass di bawah Al Haram. Jadi saat datang ini semua jamaah lebih mudah, karena kita hanya tinggal naik 1 kali Eskalator lalu akan sampai tepat di Pelataran Al Haram depan King Fahd Gate (Gate no. 79). 

Tetapi berbeda pada saat kita akan menuju pulang dan keluar dari area Al Haram. Untuk keluar dari Al Haram tidak akan semudah pada saat kita datang tadi. Karena pada saat kita mau pulang semua kendaraan kosong yang tidak berpenumpang tidak bisa mendapat ijin masuk alias dilarang masuk ke area UnderPass Masjidil Al-Haram. Sehingga semua para jamaah di haruskan berjalan kaki untuk menuju Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO” yang berada 1 Km di belakang dari Makkah Clock Royal Tower. SAPTCO memberikan layanan transportasi publik di kerajaan Arab Saudi sejak 07/03/1399 H. Kita dapat mengambil  bus SAPTCO ini dari area bawah Makkah Clock Royal Tower. 

Petunjuknya cukup jelas, dari depan locker room yang berada di depan Hotel Dar Al Tawhid InterContinental kita berjalan kearah King Abdul Aziz Gate (Gate no.1), lalu dari sini kita tinggal berjalan lurus menuju ke arah Makkah Clock Royal Tower. Nah nanti kita akan menemukan UnderPass dengan petunjuk "Shuttle bus", maka ikuti petunjuk tersebut dan kita akan sampailah di terminal Shuttle bus SAPTCO.

Busnya cukup banyak dan tiap saat ada, sehingga tidak perlu saling berebutan. Rute transportasi SAPTCO ini akan membawa kita dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday. Bus SAPTCO ini berwarna merah menyala, jadi cukup mudah untuk menandainya. Dan ongkosnya free alias gratis. Oh ya, Pada masa Armina Tanggal 6-13 Dzulhijjah nanti, selama 8 hari Bus SAPTCO ini tidak akan beroperasi, sehingga tidak ada layanan bus sama sekali, karena peraturan kerajaan Arab Saudi semua bus harus di persiapkan untuk Arafah Mina. Tidak kurang dari 15 menit waktu perjalanan kami dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday. 
Bus Saudi Public Transport Company “SAPTCO” Si merah menyala di Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah
  

Bagi kami ini adalah pertualangan seru saat berada di Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah. Kenapa demikian ? Iya karena ini adalah momen dan pengalaman baru kami saat naik turun bus di Makkah Al-Mukkarammah. Saat kami semua telah sampai di Terminal Kuday, maka bus pariwisata kami pun sudah siap menunggu dan kami bisa langsung duduk manis berangkat menuju ke Apartemen tempat kami menginap. 
All Tim lelaki di Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah

All Tim wanita di Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah, perjalanan dari Terminal Kuday menuju ke Apartemen hanya berlangsung 15 menit saja. Dan akhirnya kami semua beserta rombong tiba dengan selamat kembali di Apartemen. Selalu kami memanjatkan puji syukur atas keagungan dan kebesaran Allah hingga hari ini kami semua masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk terus dapat beraktivitas.  
Malam di Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim


Kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas semua kenikmatan, anugerah yang setiap hari kami rasakan. Dari jutaan arus manusia yang datang silih berganti memasuki Masjidil Al-Haram dari berbagai pintu yang terbuka untuk para tamu Allah kami masih memiliki kesempatan untuk terus dapat hadir di Masjidil Al-Haram. Akhirnya malam ini setelah sholat isya berjamaah di Masjid Jami Sha'ban, kami pun segera bergegas kembali ke Apartemen untuk makan malam dan istirahat mempersiapkan fisik buat kegiatan esok hari.  


05 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 07 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Museum Haramain (Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture), Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi


Seperti pagi dini hari sebelumnya, maka pagi ini kami juga akan melaksanakan sholat subuh di Masjid Jami Sha'ban yang memang cukup dekat dengan Apartemen tempat kami menginap. Hari pun masih gelap, sebelum adzan subuh pada jam 04.30 WAS saya sudah bangun dan bersiap untuk menuju ke Masjid Jami Sha'ban. Tampak pagi ini beberapa petugas kebersihan sudah sibuk dengan pekerjaan mereka menyapu dan mempersiapkan ruangan untuk shalat. 

Setelah selesai shalat subuh semua orang mulai betebaran, tampak para pekerja semakin banyak yang keluar untuk memulai aktifitas mereka. Tepat didepan pintu keluar masuk Masjid Jami Sha'ban setiap hari dan setiap habis shalat selalu bisa kita temukan ada beberapa mobil yang sedang membagikan amal berupa bahan makanan kepada orang-orang. Mulai dari roti, buah segar, kurma sampai makanan pokok yang lengkap dengan lauk pauk plus minuman juga dibagikan secara gratis. Tidak sedikit para jamaah yang antri untuk mendapatkan makanan ini. 

Setelah shalat subuh, kami pun segera kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. Seperti biasa, setelah sarapan pagi maka pada jam 06.30 WAS - 07.30 WAS akan di isi dengan tausiah. Tausiah kali ini berisi tentang persiapan utama yang perlu dilakukan untuk melaksanakan Ibadah Haji yang sebentar lagi akan kami jalani.

Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri”. (HR. Ibnu Majah no 2893). 

Begitu luar biasa pahala dari berhaji. Semoga kami pun termasuk orang-orang yang dimudahkan oleh Allah untuk menjadi tamu-Nya di rumah-Nya. Semoga kami dapat mempersiapkan ibadah tersebut dengan kematangan, fisik yang kuat, dan kesehatan yang prima untuk bisa sampai di tanggal 11 September 2016.

Semoga Allah mengaruniakan kami haji yang mabrur yang tidak ada balasan selain surga.
Tausiah pagi di Apartemen


Selesai tausiah, pada jam 08.30 WAS kami beserta rombongan berangkat melakukan City Tour Makkah. Berada di Makkah Al-Mukkarammah untuk memenuhi rasa keingintahuan akan sejarah Islam, maka kunjungan ke museum yang lengkap dengan segala artefak yang dimilikinya bisa menjadi pilihan. 

Sebagai agama yang paling baik, Islam memiliki sejarah yang kompleks dan tiada bandingannya. Kita yang beragama Islam pasti ingin sekali mengetahui dan mempelajari bagaimana perkembangan Islam dan seluk beluknya dengan baik. Untuk memenuhi hastra ingin tahu lebih lengkap tentang sejarah islam ini, maka perjalanan City Tour Makkah ini pun di arahkan menuju ke perbukitan Ummul Joud menuju ke Museum Haramain

Museum Haramain ini terletak di tengah perbukitan di daerah Ummoul Joud, Makkah. Karena posisi museum ini berada di antara jalan tol lama Makkah-Madinah menuju Hudaibiya, di perjalanan kita bisa melihat tempat dimana Perjanjian Hudaibiyah dilaksanakan. Ummul Joud sendiri merupakan daerah di Makkah yang tidak terlalu ramai dan Museum Haramain ini terletak dekat dengan pabrik Kiswah (kain pembungkus Ka’bah). 
Bus yang membawa rombongan kami City Tour Makkah



Kunjungan rombongan kami pagi ini adalah untuk melihat jejak islam di masa lalu. Bagi anda yang menyukai sejarah dan ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah Islam, museum adalah salah satu destinasi yang pas untuk anda. Museum yang berada di kota Makkah Al-Mukkarammah salah satunya adalah Museum Haramain. 

Dalam bahasa Arab, Haramain berarti "dua tanah haram". Dua tanah haram melambangkan kota Makkah dan Madinah. Maka apabila seseorang menyebut Haramain berarti yang ia maksud adalah tanah Makkah dan Madinah. 

Jam 09.00 WAS kami sudah sampai di parkiran khusus bus di Museum Haramain ini. Kita harus berjalan lebih kurang 100 meter dari parkiran ini untuk sampai ke gerbang masuk utama Museum Haramain. Ukuran Museum Haramain ini tidak terlalu besar. Walaupun demikian, museum ini memiliki halaman yang cukup luas dan asri
Parkiran bus di Museum Haramain, Ummul Joud Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi


Museum Haramain adalah Museum Dua Tanah Suci, yang terletak di perbukitan Ummul Joud, Makkah. Museum yang dibangun oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz ini juga dikenal dengan Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture. 

Di museum ini kita bisa mempelajari seluk beluk dan sejarah Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Di samping pintu masuk Museum Haramain terdapat tulisan Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture (Museum Arsitektur Dua Masjid Suci). Tulisan tersebut menandakan bahwa museum ini disebut juga sebagai Museum Arsitektur Dua Masjid Suci. Yang disebut sebagai dua masjid suci tentu saja Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. 

Tampak dari luar, museum ini memiliki 4 pilar penyangga. Warna cat gedung bagian luar didominasi oleh putih dan abu-abu. Pintu masuk berwarna coklat tua dan di pinggirnya terdapat ornamen khas Arab Saudi berwarna emas. Museum ini digunakan kerajaan Arab Saudi untuk menyimpan benda-benda dari dua masjid suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Umur benda-benda tersebut sudah hampir 10 abad Hijriyah. 
Museum Haramain (Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture)Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi


Museum ini terbagi atas tujuh area. Ketika anda melangkahkan kaki masuk ke arah kanan dalam museum, display pertama yang akan terlihat adalah Maket dari Masjidil Haram. Termasuk koleksi terbarunya adalah maket masa depan bangunan Masjidil Haram. Pembangunan dan perluasan masjid tersebut saat ini sedang dilaksanakan secara besar-besaran. Di dinding sekitar maket tersebut ada figura besar yang berisi foto-foto Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 
Maket dari Masjidil Haram

Maket dari Masjidil Haram figura yang berisi foto-foto Masjidil Haram dan Masjid Nabawi


Di sebelah kanan tidak jauh dari maket Masjidil Haram, anda akan menemukan sebuah tangga kayu berwarna coklat tua dengan roda di bawahnya. Tangga ini dibuat sejak tahun 1240 Hijriah dan dulu digunakan untuk Ka’bah. Sekarang tidak digunakan lagi dan sudah diganti dengan yang baru. 
Tangga kayu yang dulu digunakan untuk Ka’bah


Beberapa langkah ke arah kanan dari display tangga lama Ka’bah, anda akan menemukan display kepala mimbar yang terbuat dari kuningan. Display ini adalah display terlama yang berada di Museum Haramain.

Di sekitar area ini, anda juga akan menemukan display penutup Maqam Ibrahim yang biasa digunakan sebelum penggantian yang dilakukan pada masa pemerintahan Raja Fahd bin Abdul Aziz. 
Penutup Maqam Ibrahim


Tidak jauh dari display Maqam Ibrahim ada juga display bebatuan yang terpahat ayat-ayat suci Al Quran. Semua display yang di pajang di sini terawat dengan cukup bersih, rapi dan teratur. 
Display bebatuan yang dipahat 


Display yang paling menarik perhatian pengunjung adalah display Pintu Ka’bah yang digunakan pada era Sultan Murad Khan. Pintu Ka’bah ini memiliki tinggi lebih dari tiga meter dengan kedalaman sekitar setengah meter dan lebar sekitar dua meter. Berat pintu tersebut sekitar 280 kilogram. Seluruhnya terbuat dari bahan kuningan murni. Selain display pintu Ka’bah pada era Sultan Murad Khan, adapula display pintu Ka’bah lain yang dibuat berdasarkan perintah dari Raja Abdul Aziz al-Saud, tetapi sekarang sudah tidak digunakan. 
Pintu Ka’bah


Tepat di sekitar display pintu Ka’bah, ada display kain pembungkus Ka’bah (Kiswah) serta alat pemintalnya yang lengkap dengan benangnya diletakkan di alat pemintal tersebut.
Kain pembungkus Ka’bah (Kiswah)

Kain pembungkus Ka’bah (Kiswah)

Alat pemintal Kiswah




Kemudian diruangan ini kita juga bisa menemukan model sumur Zamzam jaman dulu. Kita dapat menemukan railing sumur yang terbuat dari besi, lengkap dengan tali katrol (kerekan) dan embernya. Modelnya seperti model sumur yang ada di pedesaan di Indonesia. 
Sumur Zamzam jaman dulu

Sumur Zamzam jaman dulu



Display-display sejarah penting lainnya juga terdapat di sekitar area ini, misalya : display pintu Masjidil Haram yang terbuat dari tembaga (bahan kuningan murni) dan yang terbuat dari kayu, display gembok dan kunci Ka’bah pada masa Ottoman Sultan Abdul Hamiid II, display pilar yang terbuat dari tembaga. Pilar ini pernah berada pada tempat anda ber-tawaf (mataf), display penutup Hajar Aswat, dan masih banyak lagi display yang tidak kalah menarik. 
Pintu Masjidil Haram

Gembok dan kunci Ka’bah

Pilar Masjidil Haram

Penutup Hajar Aswat


Disini kita juga bisa melihat koleksi terbaru maket masa depan bangunan Masjid Nabawi. Semua display yang ditampilkan di Museum Haramain ini dilengkapi dengan penjelasan dalam bahasa Arab dan Inggris, sehingga kita cukup mudah untuk mengenal dan mengidentifikasi setiap display
Maket dari Masjid Nabawi


Setelah berkeliling di area display properti Masjidil Haram dan Masjid Nabawi anda dapat menuju ke area terakhir di ruangan Museum Haramain ini yaitu ruang display untuk meletakan kenang-kenangan dari berbagai negara. 

Mengunjungi museum ini kita seperti diajak menjelajahi lompatan perkembangan peradaban masyarakat Arab dari masa ke masa. Anda tidak akan terasa lelah dan kepanasan saat berkeliling museum, karena museum ini sangat bersih, dingin, nyaman, dan tertata rapi. Anda juga bisa berfoto-foto di museum ini, tetapi tetap tidak boleh merusak properti museum ya. 

Tepat jam 10.00 WAS kami semua bergegas meninggalkan Museum Haramain ini dan kami semua kembali ke Apartemen. Selanjutnya kami mengisi waktu hari ini dengan melaksanakan shalat zuhur, ashar, maghrib dan isya di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen tempat kami menginap. 
Museum Haramain (Exhibition of The Two Holy Mosques Architecture)Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi


Alhamdulilah, begitulah ucapan terbaik yang selalu kami ucapkan untuk mensyukuri semua nikmat Allah yang telah kami peroleh. Sebuah kata yang baik dan yang paling indah untuk bersyukur kepada Allah. Sebuah cara bersyukur yang simpel dan termudah yang tak henti-hentinya selalu kami ucapkan. Selamat beristirahat... 


06 Dzulhijjah 1437 H (Kamis, 08 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim



Pagi hari ini masih gelap dan sebelum adzan subuh pada jam 04.30 WAS kami sudah bangun dan bersiap untuk menuju ke Masjid Jami Sha'ban yang terletak dekat dengan Apartemen tempat kami menginap. Tampak pagi ini jamaah Indonesia dari rombongan lain sudah mulai semakin ramai shalat di masjid ini. 

Selesai melaksanakan sholat subuh berjamaah di Masjid Jami Sha'ban kami kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. Setelah sarapan, pada jam 07.00 WAS pagi ini diisi dengan tausiah. Pada tausiah pagi ini pembimbing mengimbau agar para jamaah tidak banyak melakukan aktivitas fisik di luar aktivitas ibadah. Jangan melakukan banyak aktivitas di luar ibadah, ibadah saja yang di imbau untuk lebih mementingkan yang wajib. 
Tausiah pagi di Apartemen


Pada tausiah ini pembimbing juga mengimbau agar para jamaah tidak harus memaksakan diri ke Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan ibadah wajib. 

Karena mulai hari ini Tanggal 6-13 Dzulhijjah (selama 8 hari) sampai masa Armina nanti, semua Bus Saudi Public Transport Company “SAPTCO”  tidak akan beroperasi, sehingga tidak ada layanan bus sama sekali. Karena peraturan kerajaan Arab Saudi semua bus harus di persiapkan untuk Arafah Mina. Sehingga apabila kita memaksakan harus shalat wajib ke Masjidil Al-Haram, maka akan merepotkan diri sendiri. Karena selain taksi yang harganya mahal selangit tidak ada moda transportasi yang bisa mengangkut jamaah dari terminal bayangan seperti dari Terminal Kuday untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. Saat seperti ini harga taksi sekali jalannya menuju Al Haram di bandrol dengan harga 100-150 Saudi Arabian Riyal (SAR). Nilai tukar pada saat kami berangkat ini 1 SAR = Rp. 3.620.  

Jadi  pembimbing menekankan kepada jamaah bahwa shalat di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen selama masih berada di Makkah Al-Mukkarammah sama seperti shalat di Masjidil Al-Haram. Pembimbing menekankan kepada jamaah kalau ibadah di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen ini juga masih dapat pahala yang sama seperti di Masjidil Haram, karena masih masuk tanah haram. 

Selesai tausiah pada jam 09.00 WAS, sebagian besar rombongan hanya menghabiskan waktu hari ini untuk beristirahat saja. Berhubung saya juga hanya melakukan aktivitas ringan saja, maka pada hari ini saya akan berbagi sedikit info teknologi buat para calon jamaah haji. 

Bagi saya saat berhaji ini, selain membaca buku panduan Manasik Haji dan Umrah yang lumayan sangat tebal, berhaji di zaman canggih ini kita harus sudah menggunakan teknologi, khususnya teknologi Islam. Menurut saya sudah tiba masa dan saatnya Berhaji menggunakan Smartphone yang Cerdas dan Pintar.

Kita tahu bahwa Smartphone sekarang sudah menjadi barang yang selalu wajib hadir di dalam genggaman kemanapun dan dimanapun kita berada. Smartphone sudah menjadi teman dekat yang kehadirannya akan selalu dibutuhkan.

Tapi tahukah kamu bahwa Smartphone bisa untuk mempermudah pelaksanaan ibadah haji kamu ? Naaaah… Kalau belum tahu, mari cari tahu apa saja aplikasi yang “WAJIB” kamu Download di handphone android mu sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Berdasarkan pengalaman Perjalanan Ibadah Haji Tahun 1437 H / 2016 M ini, setidaknya harus ada 4 aplikasi yang kamu Download di Smartphone kamu sebelum berangkat berhaji. Menurut saya ini merupakan fasilitas untuk Jamaah Haji yang sangat berguna dan sangat-sangat membantu.

Aplikasi yang “WAJIB” kamu Download di Smartphone kamu adalah  :

1. Aplikasi Haji Pintar
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji, maka dengan memanfaatkan teknologi informasi, Kementerian Agama mengembangkan sebuah aplikasi yang dioperasikan menggunakan ponsel pintar atau smartphone yang diberi nama "HAJI PINTAR".
Aplikasi Haji Pintar



Dengan bahasa Pengantar, bahasa Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Kementrian Agama RI, telah meluncurkan Aplikasi Haji Pintar yang sudah masuk ke versi ke dua. Aplikasi ini terintegrasi dengan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) secara online dan real time.

Aplikasi ini berisi panduan dan informasi dalam melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Untuk mengetahui data jamaah haji melalui aplikasi ini, kita bisa log in terlebih dahulu dengan memasukkan nomor porsi dan juga tanggal lahir.

Melalui aplikasi ini, kita dapat mengetahui beberapa hal, diantaranya : Cek Keberangkatan (Porsi), Peta Lokasi dan Petunjuk Arah untuk mengetahui lokasi tenda maktab / tempat menginap (pemondokan) yang ada di Makkah dan Madinah, dan juga petunjuk arah yang terkoneksi dengan google maps. Kita juga dapat melihat Jadwal Penerbangan, yang meliputi jadwal keberangkatan, kepulangan dan informasi bandara. Akomodasi selama di Makkah dan di Madinah juga dapat kita lihat di aplikasi ini. Dan informasi-informasi berguna lainnya seperti Bus Shalawat, Info Kesehatan, Informasi pelayanan katering dan informasi lainnya.

Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play “Haji Pintar“
Aplikasi Haji Pintar



2. Aplikasi Salam : Hajj & Umrah Guide
Aplikasi dengan bahasa Pengantar : Arab, Inggris, Perancis, Urdu, Indonesia, Melayu, Turki, Rusia dan Hindi hasil besutan Hajjnet ini wajib di Download di Smartphone kamu.

Aplikasi Salam ini merupakan Panduan ibadah Haji dan Umrah, lengkap dan mudah diikuti. Aplikasi Salam dapat menghemat waktu dan memudahkan untuk berdoa, melakukan ibadah Haji dan Umrah dan tetap memusatkan perhatian dalam beribadah.
Aplikasi Salam : Hajj & Umrah Guide



Melalui aplikasi ini, kita dapat mengetahui beberapa hal, diantaranya : Panduan Ibadah Haji dan Umrah, sehingga apabila kita sedikit terlupa dengan urutan-urutan haji ataupun umrah, kita hanya perlu membuka aplikasi ini saja. Aplikasi ini juga berisi Waktu Shalat, Arah Kiblat, Pengingat hari besar dan Perayaan umat Islam. Quran Reader yang disusun mengikuti surat dan bab-bab sehingga mudah di baca dan dimengerti. Peta Melacak Teman Sewaktu Ibadah Haji Dan Umrah juga tersedia, sehingga kita tidak akan terpisahkan dari teman, keluarga atau rombongan dalam perjalanan.

Selain itu, fitur lain yang menurut saya sangat keren adalah Thawaf counter dan Sa’i counter. Fitur ini digunakan untuk menghitung putaran thawaf dan putaran sa’i, tanpa takut terlupa sudah berapa putaran thawaf dan sa’i yang kita lakukan. Sehingga kita tidak ada lagi harus menghitung dan kehilangan jejak berapa banyak putaran yang telah diselesaikan.
Thawaf counter dan Sa’i counter


Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play “Salam : Hajj & Umrah Guide”
Aplikasi Salam : Hajj & Umrah Guide


3. Aplikasi AlMaqsad - AlHaram Navigation
AlMaqsad adalah aplikasi perangkat mobile dengan bahasa Pengantar : Arab, Inggris, Perancis dan Jerman yang memberikan layanan navigasi elektronik (penunjuk arah) bagi jamaah di Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah.

Aplikasi yang diterbitkan oleh Presidensi Umum untuk Masjidil Al-Haram yang manfaatnya sudah dapat dinikmati oleh kaum muslimin sejak Sya’ban 1437 H (Juni 2016 M).
Aplikasi AlMaqsad - AlHaram Navigation


Aplikasi ini dirancang untuk membantu jama’ah di kota Makkah. Aplikasi ini dengan sangat akurat menentukan posisi para pengguna aplikasi selama berada di dalam area Masjidil Al-Haram, sehingga para jamaah mengetahui tempat-tempat dan arah kemana pun mereka ingin pergi, sehingga dengan sistem navigasi baru ini akan membantu jamaah haji ataupun umrah agar tidak mudah tersesat.
Aplikasi AlMaqsad - AlHaram Navigation


Dalam pengoperasiannya, aplikasi AlMaqsad, tidak membutuhkan hubungan kedalam jaringan internet. Aplikasi ini bekerja dengan blue low energy sensors atau yang masyhur dikenal dengan istilah Bluetooth, dan terdapat sebanyak 1.500 perangkat sensor yang tersebar diseluruh lantai dasar Masjidil Al-Haram.

Aplikasi ini dapat menginstruksikan penggunanya dengan suara kemana mereka harus pergi untuk mencapai tempat yang ingin mereka tuju. Aplikasi ini juga menyediakan peta 3D untuk membantu pengguna.

Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play “AlMaqsad - AlHaram Navigation”
Aplikasi AlMaqsad - AlHaram Navigation


4. Aplikasi Al-Quran Indonesia
Ini merupakan Al Quran digital dengan semua fitur Gratis Tanpa Pembatasan. Al Quran digital dengan bahasa Pengantar : terjemahan Bahasa Indonesia ini dilengkapi audio mp3 murottal full, 114 surah atau 30 juz.

Al Quran digital ini dapat dibaca saat offline, serta tampilannya user yang sangat friendly.
Aplikasi Al-Quran Indonesia


Fitur-fitur yang terdapat didalamnya antara lain : Surah Index (daftar Surah), Juz Index (daftar Juz), Tulisan latin (Transliterasi), Terjemahan Bahasa Indonesia, pilihan terjemahan (KemenAg-RI dan Tafsir Al Jalalain Indonesia), Salin (copy) ayat-ayat Al Quran, Penanda bacaan terkahir, Jadwal sholat, Kalender hijriah dan masih banyak fitur lainnya.

Aplikasi ini dapat diunduh di Google Play “Al-Quran Indonesia”
Aplikasi Al-Quran Indonesia


Aplikasi-aplikasi tersebut semuanya benar-benar harus kamu Download sebelum kamu berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji atau umrah. Ibarat paket, ini adalah paket lengkap yang “WAJIB” ada di handphone android kamu. Semoga info teknologi ini bisa bermanfaat ya... 
Aplikasi yang “WAJIB” ada di Smartphone kamu saat berhaji


Pada akhirnya, hari ini kami semua melaksanakan kewajiban shalat zuhur, ashar, maghrib dan isya di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen tempat kami menginap. Bagi kami semua beberapa hari kedepan Masjid Jami Sha'ban dan Apartemen adalah tempat kami berkumpul mengisi waktu sampai saatnya tiba wukuf di Arafah pada 11 September 2016. *Lagi nulis ini jadi rindu suasana saat tinggal di Apartemen kemarin jadinya.* 
Masjid Jami Sha'ban di Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah


Bagi kami hari ini adalah salah satu hari dari nikmat Allah SWT yang akan kami manfaatkan untuk beribadah dengan baik. Dengan memperbanyak syukur tentunya hubungan kita dengan Allah SWT sebagai sang pencipta akan lebih dekat dan kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Semoga beberapa hari kedepan menjelang wukuf di Arafah, kami bisa terus selalu benar-benar mensyukuri segala nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kami. Amiiin.  


07 Dzulhijjah 1437 H (Jum'at, 09 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Kawasan terbuka di depan Apartemen Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah


Hari ini adalah hari Jum'at kedua kami berada di Makkah Al-Mukkarammah. Seperti hari-hari sebelumnya, karena kami sudah menginap di Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim, maka kami akan melakukan semua aktivitas ibadah untuk hari ini di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen di Nusha Murrur Hashim ini. 

Pagi jam 04.30 WAS kami berjalan kaki pergi ke Masjid Jami Sha'ban beramai-ramai dengan calon jamaah haji lainnya, untuk melaksanakan rutinitas ibadah shalat subuh. Ternyata semakin mendekati saat menjelang wukuf di Arafah, pagi ini Masjid Jami Sha'ban semakin ramai dipenuhi oleh jamaah, khususnya calon jamaah haji dari Indonesia.

Selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah, kami pun kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. Berhubung sudah hampir 12 hari kami mengkonsumsi makanan ala Arabia, maka pagi ini pilihan sarapan kami jatuh ke "Indomie Seleraaaaaaa ku..."  
"Indomie Seleraaaaaaa ku..." Mari Makan


Inilah Produk Indonesia yang digemari di Arab Saudi, salah satu produk Indonesia yang telah sukses menembus pasar Arab Saudi. Setelah rendang dinobatkan sebagai makanan terenak sedunia oleh CNN, maka sekarang giliran Indomie dinobatkan sebagai mie instan terenak sedunia. Biasalah, kalau Amerika yang membuat penilaian, selalu ngomongnya untuk seluruh dunia. Berhubung yang menang Indomie, maka saya 100 persen percaya saja. Please cekidot infonya kalau tidak percoyoooo... 

Mie instan Indomie levelnya sudah super-brand di seluruh dunia. Hampir seluruh jazirah Timur Tengah dan Afrika Utara sudah akrab dengan mie instan Indomie. Nama Indomie secara jelas dan gamblang sudah menjadi nama generik untuk mie instan. 

Sebenarnya calon jamaah umroh dan haji tidak perlu repot-repot membawa Indomie dari Indonesia. Karena mie instan produk Indonesia, Indomie ini sudah mempunyai pabrik di Saudi. Indomie sudah diproduksi di Arab sejak 1990-an, sehingga Indomie sudah 26 tahun perusahaannya ada di Saudi. 

Akhirnya setelah sekian lama bertarung dengan daging onta, daging kambing, daging sapi, daging ayam dan makanan lainnya yang pasti 100 HALAL. Akhirnya hari ini kami berhasil menemukan yang satu ini. Iya, Indomie Seleraaaaaaa ku... Rasa kare pula, tambah sedikit saus sambal dengan minum air zam zam. Makyoooos benar...

Soal rasa Indomie produksi Arab ini sama persis dan tidak berbeda dengan produksi Indonesia seperti yang ada di Negara tercinta Indonesia. Bedanya cuma satu. Tulisan Indomie dan tulisan rasa kare nya pakai versi Arab dan versi Inggris. 

Masyarakat Arab juga suka akan rasa spicy dan pedasnya. Bumbu dan kualitas gandum Indomie yang dipakai produksi Arab sama dengan bumbu dan kualitas gandum Indomie produksi Indonesia. Jadi menurut saya ngapain perlu repot-repot membawa Indomie sebagai bekal dari tanah air atau kalau kamu takut tidak cocok dengan rasa Indomie Arab ini , maka itu adalah sebuah kesalahan besar. Khe ... Khe ... Khe ... Silakan Anda coba sendiri kalau mampir ke Arab ya…..
"Indomie Seleraaaaaaa ku..." Mari Makan


Selesai sarapan pagi, kami segera mengambil posisi untuk mendengarkan tausiah pagi. Sama seperti tausiah pada hari-hari sebelumnya, pembimbing selalu memberikan bekal pemantapan bimbingan ibadah, memberikan motivasi, serta penguatan pemahaman manasik dan persiapan Armina kepada seluruh jamaah. 

Seluruh jamaah diminta untuk mematuhi seluruh ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar pelaksanaan ibadah haji berjalan baik dan lancar. Pembimbing juga berpesan agar calon jamaah haji melaksanakan rukun Islam ini sesuai dengan aturan yang ada, tidak semaunya sendiri. Selain itu selalu di tekankan kembali agar seluruh calon jamaah haji memperhatikan faktor kesehatan diri, karena yang paling tahu tentang kondisi kesehatan diri adalah individu masing-masing. Kondisi fisik setiap jamaah berbeda-beda sehingga perlakuannya pun berbeda. Setiap jamaah agar segera berkonsultasi dan meminta pertolongan kepada dokter yang bertugas bila mengalami gangguan kesehatan.

Tausian ini pun akhirnya selesai pada jam 09.00 WAS, dan segera kami bersiap-siap untuk melaksanakan shalat jum'at. Mengingat pengalaman sebelum-sebelumnya karena sudah beberapa kali menunaikan shalat jum’at di Masjidil Al-Haram ketika musim umrah dan juga saat musim haji pada jum'at minggu lalu yang ramainya luar biasa, selalu penuh sesak dan melimpah ruah sampai keluar jauh dari area Masjidil  Al-Haram, yang jika jamaah tidak mendapat tempat didalam masjid, akan terkena panas matahari langsung. Maka hari ini karena kami semua shalat di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen, maka kami tidak perlu sampai berdesak-desakan. 

Kami sudah di dalam Masjid Jami Sha'ban pada jam 10.30 WAS, yang mana shalat jum'at baru akan dimulai pada jam 12.23 WAS, kurang lebih 2 jam sebelum masuk waktu shalat. Alhamdulillah, kami mendapat tempat di dalam masjid dan shalat jum’at serta ritual ibadah lainnya di Masjid Jami Sha'ban hari jum'at ini berjalan lancar.

Selesai melaksanakan shalat jum'at kami kembali ke Apartemen untuk makan siang dan beristirahat. Semua kegiatan kami hari ini hanya di seputaran Apartemen saja, karena kami harus menjaga kondisi fisik. Tiba saatnya shalat ashar, shalat magrib dan shalat isya kami selalu kembali ke Masjid Jami Sha'ban untuk shalat berjamaah. Dan untuk menutup hari ini adalah saatnya makan malam dengan menu berbeda.

Sebagai orang Asia dan Indonesia sejati khususnya lagi suku Batak, tentu saja kami ngak bisa jauh-jauh dari yang namanya nasi. Buat kami, nasi adalah makanan wajib. Kalau belum makan nasi, sepertinya kami belum makan, belum nendang istilahnya kalau di Medan.  Kali ini untuk makan malam, kami memilih nasi lengkap dengan olahan daging (again). Soooo... Kalau datang ke Makkah, Madinah, Saudi Arabia, cobalah untuk mencicipi makanan bernama Nasi Mandi. Nama makanan ini memang sedikit lucu dan unik. Nasi Mandi atau biasa disebut Hadramaut sendiri sebenarnya nama daerah di Yaman dimana konon katanya asal muasal makanan ini.

Nasi Mandi adalah sajian makanan khas Arab yang dibuat dari beras basmathi dengan campuran dari beberapa rempah-rempah. Nasi Mandi ini akan disajikan dengan daging, baik daging ayam, daging kambing atau daging domba yang di oven. Kita hanya tinggal memilih daging apa yang akan menemani makan Nasi Mandi tersebut. Nasi Mandi ini diolah dengan diberikan bumbu-bumbu khas Timur Tengah seperti kayumanis, kapulaga, pala, yang aromanya cukup kuat. Sajian Nasi Mandi biasanya didampingi daging kambing atau daging domba yang dimasak diungkep ataupun daging ayam panggang. Ada juga bawang bombay, dan cabai hijau besar yang rasanya ngak pedas sama sekali diletakan di atas Nasi Mandi tersebut .   

Alhamdulilah... Malam ini seusai sholat isya saya beserta istri dan rombongan mendapat kesempatan cicip mencicip makanan khas Arab Saudi yang satu ini. Katanya kalau Menunaikan ibadah haji di Makkah tanpa mencicipi makanan khas Arab Saudi rasanya kurang lengkap. Sebab, ada beragam makanan khas Saudi yang tidak dijumpai di negara mana pun. Kalaupun ada, Ya pasti beda. Ya beda masaknya, ya beda rasanya. Makanya, kalau di Arab tidak nyoba Nasi Mandi, rugi rasanya.

Nasi Mandi ini disajikan dengan nampan besar yang ditutup kertas aluminium foil. Begitu tutup dibuka, asap tampak mengepul dari Nasi Mandi yang berwarna putih bening keemasan. Hmm... harumnya menggoda untuk segera dicicipi. Porsi nasi Mandi ini sangat banyak. Mungkin kita tidak bisa menghabiskan karena ini porsinya orang Arab. Satu porsi Nasi Mandi bisa dimakan berlima sampai bertujuh. Maklum porsi Arab itu memang jumbooooo. Khe ... Khe ... Khe ...

Kali ini kami berhasil mencicipi 2 jenis Nasi Mandi sekaligus, yaitu Nasi Mandi Kambing dan Nasi Mandi Ayam. Tidak sulit untuk mencari Nasi Mandi jenis ini. Terdapat beberapa restoran khas Arab yang menyajikan menu Nasi Mandi ini. 

Untuk Nasi Mandi kambing, maka di atas Nasi Mandinya akan dijejerkan beberapa potongan daging kambing. Ada bagian kaki, paha, dada, jeroan, ati, dan daging kambing yang potongannya super besar. Kambing panggang yang digunakan untuk melengkapi makan nasi mandi ini biasanya masih muda, berumur sekitar 3 bulan. Daging kambing muda ini sangat lembut, hanya perlu dipanggang sekitar 25 menit saja. Meski daging kambing, tetapi baunya tidak terasa. Saat dicomot dari tulangnya, mak yuuuuus.... Dagingnya sangat empuk. Rasanya, jangan ditanya lagi. Ueenak Tenan... Top Markotop...
Nasi Mandi Kambing, Rasanya La terkata katakan... Ueenak Tenan... 


Sedangkan untuk Nasi Mandi ayam, diatas nasinya juga akan diletakkan ayam potongan dengan ukuran jumbo (kurasa 1 ayam potong dua nich, abis gede banget ukurannya sich). Hanya tampak bagian paha dan dada ayam saja yang disajikan diatas Nasi Mandi ayam tersebut. Rasa Nasi Mandi ayam juga tidak kalah makyosnya dari Nasi Mandi kambing. Rasanya sama-sama gurih dan keduanya juga tidak terlalu menyengat seperti nasi kebuli atau nasi buchori ataupun nasi briyani (Jadi pengen mencoba semuanya dari tempat aslinya nich, lagi-lagi aku mengenceeeees  saat menulis tulisan ini).
Nasi Mandi Ayam, Rasanya La terkata katakan... Ueenak Tenan... 


Satu hal lagi yang perlu di ketahui, bahwa acara memakan Nasi Mandi kita pakai tangan, di bawah nampan tersebut digelar plastik tipis sebagai alas makan. Tujuannya, sisa atau kotoran nasi dan tulang tidak tercecer ke mana-mana. Begitu selesai makan, semua sisa makan dibungkus alas plastik itu, lalu dibuang ke tempat sampah. Sangat praktis. 

Makan Nasi Mandi ini memang seru. Dimakannya bareng-bareng. Seru sekali terutama saat rebutan daging atau cabainya. Selamat menikmati...
Saatnya bersantap Nasi Mandi Kambing dan Nasi Mandi Ayam, Yummy...


Selesai saling mencomot dan mengambil daging, ternyata Nasi Mandi tersebut masih juga bersisa. Tapi karena Nasi Mandi ini ngak terlalu pulen (apayah bahasa Indonesianya untuk pulen?) alias nasi yang berderai, jadi Nasi Mandi ini masih bisa disimpan dan masih bisa kami makan untuk sarapan keesokan harinya. Hemat kan jadinya? Khe ... Khe ... Khe ... Sekarang tibahlah waktunya buat kami semua untuk menutup hari ini dengan beristirahat.



08 Dzulhijjah 1437 H (Sabtu, 10 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
Kawasan terbuka di depan Apartemen Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah


Hari ini adalah hari terakhir kami semua berada di Apartemen Nusha Murrur Hashim. Seperti hari sebelumnya, mulai jam 04.30 WAS kami berjalan kaki menuju ke Masjid Jami Sha'ban beramai-ramai dengan calon jamaah haji lainnya, untuk melaksanakan rutinitas ibadah shalat subuh. Hari ini kami akan melakukan semua ritual ibadah di Masjid Jami Sha'ban dekat Apartemen.  

Selesai melaksanakan shalat subuh, kami jalan pulang ke Apartemen untuk sarapan pagi. Saat perjalanan pulang ini, tepat di depan Apartemen tempat kami menginap telah tampak beberapa bus besar yang terparkir rapi dan sudah siap untuk memberangkatkan para calon jamaah haji. Bus yang terparkir ini bukan hanya dari rombongan kami saja, tetapi banyak juga bus dari rombongan lainnya. Sebenarnya bus ini akan memberangkatkan kami pada dini hari tanggal 09 Dzulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016)
Bus yang siap membawa rombongan kami untuk tanggal 09 Dzulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016) 


Selesai sarapan, kegiatan pagi jam 07.00 WAS ini dilanjutkan dengan tausiah. Tausiah pagi ini selain diisi dengan materi buat bekal persiapan menjalankan wukuf di Arafah, juga diisi dengan materi tentang tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah) ini mengapa kami tidak Mabit di Mina.

Ihram untuk haji bagi mereka yang melakukan Haji Tamattu sunnah dilakukan di pagi hari Tarwiyah, yaitu hari tanggal 8 Dzulhijjah, sebelum matahari tergelincir, yaitu sebelum masuk waktu Zuhur, di tempat saat itu dia berada, di Makkah atau sekitarnya di tanah haram. 
Haji Hari Pertama


Tetapi bagaimana bila tidak Mabit di Mina di Hari Tarwiyah ini, tidak sesuai Sunnah kah ? Biasanya jamaah haji Indonesia saat tanggal  8 Dzulhijjah, tidak pergi ke Mina tetapi langsung ke Arafah. Begitu juga halnya dengan kami. Pada hari Tarwiyah ini kami juga tidak melaksanakan Mabit di Mina, kami akan berencana langsung menuju ke Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah dini hari nanti. 

Pertanyaannya manakah yang lebih utama, langsung ke Arafah atau ke Mina dulu ? Pada dasarnya semua detail manasik ibadah haji kita ini harus mengacu kepada manasik haji Rasululah SAW. Sebagaimana perintah Rasululah SAW sendiri dalam hadits : Ambillah dariku tata cara haji kalian (HR. Muslim). Namun dalam bentuk realnya, tidak semuanya berstatus wajib dijalankan. Tetapi ada variasi dan pembagian status hukum. Ada manasik statusnya menjadi rukun, dimana haji tidak sah kalau ditinggalkan. Contohnya adalah wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun ada juga yang statusnya hanya sekedar sunnah. Dan salah satu contohnya adalah bermalam (mabit) di Mina sejak tanggal 8 Dzulhijjah (hari Tarwiyah). Yang dimaksud dengan sunnah haji adalah bagian dari ritual ibadah haji, yang apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala bagi pelakunya, namun apabila ditinggalkan, tidak berdampak apa-apa, tidak perlu mengulang, tidak perlu bayar denda, dam atau kaffarah, dan ibadah hajinya tetap sah. Jadi bukan berarti hambatan untuk sahnya ibadah haji.

Oleh karena itu statusnya merupakan pilihan. Bila dirasa bermalam di Mina mudah dilakukan dan mampu tanpa harus memaksakan diri, silahkan saja dikerjakan. Sebaliknya, bila untuk bermalam itu ternyata akan menimbulkan masalah baru, tidak dikerjakan pun tidak mengapa. Memang ada sebagian kalangan yang agak memaksakan kehendak, sehingga harus bersusah-susah memaksakan diri bermalam di Mina pada saat itu. Tentu saja tujuannya pasti mulia, yaitu ingin ittiba' atau ikut sunnah Nabi SAW. Cuma kadang-kadang cara yang dilakukannya agak berlebihan atau agak terlalu memaksakan. Bahkan tidak jarang sampai bertindak agak di luar batas, yaitu menjelek-jelekkan mereka yang tidak bermalam di Mina pada hari itu. Seolah-olah yang tidak bermalam di Mina itu hajinya keliru, salah, tidak sesuai sunnah dan berbagai macam julukan yang kurang baik lainnya.

Padahal Rasulullah SAW sendiri tidak mewajibkan dan tidak mengharuskan. Rasulullah SAW tahu bahwa kemampuan tiap jamaah itu tidak sama. Ada yang kuat dan ada yang lemah. Ada yang mampu menginap di Mina dan ada yang tidak mampu. Oleh karena itulah sesungguhnya di dalam ritual manasik ibadah haji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, selalu saja terdapat celah-celah keringanan bagi umatnya. Dan celah itu justru bagian dari keistimewaan ibadah haji yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sendiri. Dan tugas para ulama adalah membuatkan daftar mana saja yang menjadi rukun yang tidak boleh ditinggalkan, dan mana saja yang hukumnya jadi wajib atau sunnah dalam haji. Jadi mengikuti arahan rombongan, itu akan lebih baik. Wallahu a'lam bishshawab.

Tausiah pagi ini selesai lebih cepat dari biasanya. Pada jam 08.00 WAS tausiah ini sudah selesai, dan saat selesai tausiah ini kami semua di bagikan bekal penting buat selama pelaksanaan puncak ibadah haji yaitu kartu identitas dan gelang Barcode (kode batang). 

Kartu identitas ini berupa dokumen kartu yang dikeluarkan oleh pemerintah Saudi Arabia sebagai tanda pengenal bagi setiap warga negara calon jamaah haji. Kartu ini dibuat dalam artian baik dari segi fisik maupun penggunaannya berfungsi sebagai Kartu identitas. Kartu identitas ini memiliki format informasi Maktab dan nama biro perjalanan yang bertanggung jawab.
Kartu identitas 


Selain kartu identitas, kami juga diberikan gelang Barcode (kode batang). Gelang Barcode (kode batang) yang di bagi hari ini, sebenarnya untuk apa kegunaannya ya ?

Barcode ini berisi data dan identitas setiap calon jamaah haji dan wajib di pakai di pergelangan tangan kanan atau kiri sebagai tanda sejak hari ini 08 Dzulhijjah 1437 H / 10 September 2016 M.  Barcode ini berguna untuk memudahkan pemerintah kerajaan Arab Saudi mengidentifikasi setiap calon jamaah haji pada saat melontar jumrah.
Gelang Barcode (kode batang) 


Kenapa Barcode ini penting sekali ? karena berdasarkan hasil evaluasi dari kerajaan Arab Saudi maka dibuat peraturan untuk melontar. Tidak bisa sesuka hati lagi. Hal ini dibuat untuk menghindari kejadian tragedi Mina pada Kamis 24 September 2015 yang lalu, maka sejak tahun 2016 ini jadwal melontar jumrah ditetapkan berdasarkan jadwal dari kerajaan Arab Saudi dan jadwal ini harus di ikuti oleh seluruh para calon jamaah haji dari seluruh dunia. Yang mana jadwal ini tidak dapat dirubah atau pun di ganti semaunya. 

Barcode ini bertuliskan nomor maktab dan diberi warna sesuai dengan maktab nya. Dari Barcode yang kami peroleh maka kami mendapatkan Barcode berwarna hijau dan tertulis maktab 113. Berdasarkan hasil keputusan kerajaan Arab Saudi maka maktab 113 yang terdiri dari 4 agen biro perjalanan dengan total kurang lebih 250 calon jamaah haji untuk kegiatan jadwal melontar Maktab 113 pada tanggal 10 Dzulhijjah jam 15.00 WAS. Pada tanggal 11 Dzulhijjah jam 03.00 WAS dan pada tanggal 12  Dzulhijjah jam 21.00 WAS. 
Gelang Barcode (kode batang)


Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang telah resmi berizin yang memberangkatkan jamaah haji dengan persyaratan yang ketat ini harus mengikuti semua peraturan ini dan bila mereka melanggar ketentuan, ada sanksi berupa tertulis, pembekuan operasi, dan pencabutan izin operasi. 

Dalam pelaksanaan haji tahun 2016 ini, secara khusus kerajaan Arab Saudi dan pemerintah Indonesia mengingatkan agar para jamaah haji memenuhi aturan jadwal melontar jumrah yang telah diterbitkan oleh  kerajaan Arab Saudi.
Gelang Barcode (kode batang)


Upaya ekstra dilakukan untuk memastikan pengamanan proses melontar jumrah bagi jamaah haji Indonesia. Karena tahun 2015 lalu 126 jemaah haji Indonesia tewas dalam Tragedi Mina. Maka larangan melontar jumrah terus-menerus disampaikan ke jamaah untuk mengurangi resiko jamaah kita bertemu dan berdesakan dengan jamaah lain dari negara-negara lain.

Jadi tahun ini sejak jauh-jauh hari para calon jamaah haji kita telah diinformasikan untuk mematuhi jadwal waktu melontar jumrah. Larangan ke Jamarat untuk melontar jumrah itu adalah pada jam :
1. 06:00-10:30 pada 10 Dzulhijjah
2. 14:00-18:00 pada 11 Dzulhijjah
3. 10:30-14:00 pada 12 Dzulhijjah
Gelang Barcode (kode batang)


Hari ini penyelenggaraan ibadah haji sudah dilengkapi berbagai fasilitas yang jauh lebih baik. Para calon jamaah haji agar mensyukuri fasilitas yang ada ini dengan lebih bersungguh-sungguh dalam beribadah haji dan ibadah-ibadah lainnya.

Untuk mempersiapkan fisik buat wukuf di Arafah sebagai puncak ibadah haji besok, maka hari ini kami lebih banyak beristirahat di Apartemen. Setiap setelah selesai sholat zuhur, ashar, magrib dan isya kami semua segera menuju ke kamar buat istirahat. Karena malam ini kami semua akan di bangunkan pada jam 23.00 WAS untuk mempersiapkan diri sebelum berangkat menuju ke Arafah. Dan sebelum istirahat malam ini sekali lagi saya cek dan ricek barang bawaan jangan ada sampai yang tertinggal. 
Barang bawaan saya menuju ke Arafah


Sebelum berangkat ke Arafah, sebaiknya disadari, bahwa meskipun jaraknya dekat dan hanya memakan waktu sehari atau dua hari, namun kita akan melalui perjalanan yang cukup berat, karena kepadatan manusia yang luar biasa. Sebab ibadah wukuf adalah ibadah yang semua jamaah haji berkumpul pada waktu dan tempat yang sama dan terbatas. Karena itu bekalilah diri dengan kesabaran yang prima, tawakkal dan doa memohon kemudahan. 

Berikutnya lakukan antisipasi dengan baik, seperti makan sebelum berangkat. Jangan sekali-kali berangkat dalam keadaan perut kosong. Perhatikan pula kualitas makanan agar tidak mengganggu perut anda di perjalanan. Bawa pula bekal makanan ringan seperti biscuit atau makanan kering lainnya, dan jangan lupa membawa air mineral. Juga bawa tikar kecil untuk nanti bermalam di Muzdalifah. Jangan lupa pula obat-obatan khusus, jika anda memiliki penyakit khusus, atau obat-obatan standar seperti obat demam, obat diare, penghilang rasa nyeri dan semacamnya. 

Handphone boleh jadi sangat penting kalau kamu sudah mendownload Aplikasi di Smartphone kamu seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya (Aplikasi Haji Pintar, Aplikasi Salam : Hajj & Umrah Guide, Aplikasi AlMaqsad - AlHaram Navigation, Aplikasi Al-Quran Indonesia). Persiapkan agar kondisi batereinya full, bahkan kalau perlu menyiapkan baterei cadangan.  

Semoga pada saat wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta pelaksanaan melontar jumrah, kondisi kami bersih, mendapat ampunan dari Allah, dan memperoleh predikat haji mabrur. Amiiin... 



09 Dzulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah - Arafah - Muzdalifah)
Arafah, Saudi Arabia, 09 Dzhulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016)



"How Old Are You ? Berhaji-lah selagi muda… Hmmm... Mengapa tidak ?”

Well, baiklah… Pergi berhaji selagi muda, memang berbeda tantangannya. Sebelum pergi berangkat haji saya memang sering melihat sendiri banyak saudara, teman or tetangga yang sebetulnya secara fisik dan financial mampu, bahkan lebih dari mampu tapi masih ragu untuk pergi berhaji. Barangsiapa berkemampuan menunaikan haji lalu ia tidak menunaikannya, maka terserah baginya memilih mati dalam keadaan yahudi atau nasrani. Hal inilah yang telah melecut diriku untuk membulatkan niat pergi berhaji sejak 4 tahun sebelum keberangkatan 1437 H / 2016 M ini.

Jika memang kewajiban berhaji itu telah sampai kepada kita. Sebaiknya jangan ditunda, apalagi dengan alasan klasik “Aku belum siap, Aku merasa ilmuku belum memadai” dan beragam alasan lainnya. Ingatlah, karena kita tidak pernah tahu sampai kapan akhir umur kita ini. Kematian bukan cuma milik Kakek, Nenek, Opa, Oma Eyang dan Mbah Buyut saja. Kematian juga bisa datang pada kita yang muda.

Menunaikan haji adalah kewajiban setiap manusia terhadap Allah. “Dan diantara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengikari kewajiban haji, maka ketahuilah bahwa Allah maha kaya, tidak memerlukan sesuatu dari seluruh alam (Ali Imran 97)”.

Berhaji diusia muda, memang berbeda tantangannya. Secara fisik insya Allah tidak banyak kendala bagi ku, secara aku adalah seorang atlet (aceeem benar aja). Ujian lebih banyak mendera di perasaan bathin. Sangat menguras dan melatih emosi (secara awak masih imut-imut, Khe … Khe … Khe …).  Sabar… Sabar... Sabar adalah obat yang harus ditelan setiap hari dengan ikhlas. Kalau sehari menelan pil sabar hanya 3 kali, maka untuk keberangkatan haji ini dosis harus ditinggkatkan menjadi 8-10 kali sabar lagi. Yang pasti dosis segini tidak akan pernah over dosis, malah yang ada kurang dosis. 

Cepat-cepatlan kalian menunaikan haji, yakin haji adalah wajib malah masih berani menundanya, karena sesungguhnya seseorang diantara kamu tidak tahu apa yang akan terjadi pada umur mu. 

Berhaji-lah selagi muda, karena memang berbeda hikmahnya. Menurut ku berhaji di usia muda memiliki beberapa kelebihan. 
1. Usia muda, usia dimana fisik dan stamina masih kuat dan sehat, sehingga kita mampu untuk melakukan berbagai macam hal tanpa keluh kesah. 
2. Usia muda, usia dimana kemampuan berfikir masih prima dan kemampuan ingatan masih kuat, yang didukung dengan banyaknya sumber-sumber ilmu yang ada di sekitar, maka di usia muda akan lebih mudah untuk banyak belajar. 
3. Usia muda, usia dimana kita bisa lebih mandiri. Dengan fisik, stamina dan kemampuan berpikir yang masih sehat, usia muda relatif akan lebih mandiri ketika menjalani ibadah haji. Pergi kemana-mana tidak perlu ada yang ditakuti, karena usia muda masih punya keberanian dan ingatan yang kuat, sehingga tidak perlu khawatir akan tersesat, malah kita memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengeksplore hampir semua tempat di Tanah Suci. 
4. Usia muda, usia dimana kita memiliki kesempatan yang banyak untuk bisa berbuat baik dengan lebih banyak membantu jamaah lain yang sudah sepuh. Mulai dari hal-hal kecil yang sangat sederhana seperti misalnya membantu membuat panggilan telepon, memang kesannya sepele, tetapi buat orang sepuh bantuan ini yang paling banyak saya temukan sendiri, atau kita bisa membantu mengangkat barang jamaah lain, sampai hal-hal yang besar seperti membantu mendorong kursi roda dan menolong jamaah yang tersesat dari rombongan sendiri ataupun dari rombongan lain (ini juga termasuk yang banyak saya alami). 
5. Usia muda, usia dimana kita Insya Allah masih memiliki sisa umur yang masih panjang, sehingga bisa dimanfaatkan dalam jalan yang di ridhoi Allah. Sepulang dari berhaji, insyaallah masih akan ada banyak waktu untuk mengubah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saat masih muda nan unyu-unyu ini kita masih memiliki banyak kesempatan untuk meraih dan menabung kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat, masih banyak waktu untuk beribadah dan untuk berbuat baik dalam rangka mewujudkan tujuan yang utama yaitu selamat di dunia dan selamat di akhirat.

Well… Sesungguhnya perjalanan haji itu adalah hal yang sangat personal alias pribadi. Berhaji selagi muda, memang berbeda tantangannya. Selain kekuatan fisik dan financial, justru saat berhaji selagi muda kita perlu harus selalu membawa SIM. Iya Berhaji selagi muda, HARUS ingat bawa SIM  (Sabar… Ikhlas… Menerima…) dimanapun kita berada. Karena meskipun kita akan “MENGALAMI” perjalanan haji yang sama, tetapi belum tentu kita akan “MERASAKAN” perjalanan haji yang sama. Semua itu tergantung pola pikir, cara pandang dan kedewasaan emosi. 

Tulisan di papaaidil.blogspot.com ini sengaja saya terbitkan untuk sekedar berbagi pengalaman bersama dengan teman-teman yang sudah berhaji. Berbagi tips dan info buat teman-teman yang memang sudah niat untuk berangkat berhaji. Serta memberikan semangat dan motivasi buat teman-teman yang sudah mampu namun masih ragu untuk berhaji. Karena niat saya untuk membangkitkan semangat kaum muslimin agar segera bisa berkunjung atau malah hadir kembali ke rumah bagi 2 masjid paling suci, yaitu ke Masjidil Al-Haram di Makkah Al-Mukkarammah dan ke Masjid Nabawi di Al-Madinah Al-Munawwarah. 

Berikut ini akan saya sharing catatan moment dalam pejalanan Ibadah haji kami yang berkesan. Banyak pengalaman berkesan kami lewati. Banyak moment berharga yang kami jalani. 
Kami bersiap menuju ke Arafah   



Sejak malam di tanggal 08 Dzulhijjah 1437 H (Sabtu, 10 September 2016) jam 23.00 WAS kami semua sudah di bangunkan dari tidur nyenyak kami untuk segera bersiap-siap melaksanakan puncak ibadah haji. 

Kami mulai melakukan amalan Haji Bagi Haji Tamattu. Suasana sangat excited tetapi juga tegang. Diawali dengan mandi membasahi seluruh tubuh dan memakai wewangian bagi orang laki di tubuhnya. Setelah itu kami pun mulai berihram untuk haji Tamattu di tempat saat itu kami berada, di Makkah atau sekitarnya di tanah haram. 

Saat tanggal 09 Dzulhijjah 1437 H (Minggu, 11 September 2016) jam 00.30 WAS kami semua sudah berkumpul di lobby Apartemen. Semuanya sudah mengenakan pakaian ihram dan hanya boleh membawa tas tenteng saja. Dan sebelum berangkat, pagi dini hari ini kami masih mendapatkan bekal tausiah. Diingatkan kembali akan pentingnya rekonstruksi niat untuk membersihkan hati dengan memperbanyak berzikir. Wukuf bukan sekadar datang, duduk, dan diam di Arafah, tetapi merupakan proses perenungan diri untuk mengetahui hakikat siapa diri kita sesungguhnya. Untuk itu, ketulusan dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah haji menjadi faktor penting. Karenanya, segala bentuk identitas yang menjadi pembeda satu dengan yang lain harus sudah dilepaskan pada saat niat berihram ini. 

Dengan memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT, semoga kami dimampukan berkonsentrasi penuh mengikuti semua ritual haji ini dan mendekatkan diri sepenuhnya ke Sang Pencipta. Karena beberapa hari kedepan, ibadah ini memasuki tahap yang paling membutuhkan kesiapan fisik.

Setelah tausiah dan semua persiapan ihram telah siap, maka kami secara bersamaan melakukan niat ihram untuk haji, seraya mengucapkan :


Tepat jam 01.00 WAS kami semua segera naik ke bus. Berangkatlah kami mengarungi jalanan macet dari Apartemen Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah untuk menuju padang Arafah. Dengan pertimbangan teknis, agar tidak kecebak macet biasanya membuat sebagian besar jamaah sudah harus berangkat ke Arafah sebelum Subuh. Ya Allah, jadikan haji kami haji yang mabrur...
Kami bersiap menuju ke Arafah 

Kami bersiap menuju ke Arafah 


Meski pun dini hari, hampir semua jalanan di Kota Makkah yang mengarah ke Arafah macet total. Jutaan orang jamaah bergerak dari segala penjuru menuju Arafah untuk melakukan wukuf.

Jemaah haji sedunia akan berdatangan, sehingga laju bus akan melambat. Kemacetan di dalam kota Makkah serta jalan menuju Arafah, Muzdalifah dan Mina, merupakan hal yang lumrah karena ada 15 ribu bus yang akan mengantarkan jamaah calon haji sementara jarak Makkah sampai Arafah hanya 13 kilometer sehingga antrean kendaraan sepanjang jalan cukup panjang. Kita dapat melihat ekor antrean yang mengular mencapai berkilometer di masing-masing jalur lalu lintas.

Beruntung pada musim haji kali ini Pemerintah Arab Saudi membatasi jumlah bus yang masuk ke kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina dengan pemasangan stiker. Kendaraan apapun tanpa kelengkapan striker maka tidak bisa masuk kawasan itu. Pembatasan itu cukup efektif membuat pergerakan jamaah haji dari Makkah-Arafah, Arafah-Muzdalifah dan Muzdalifah-Mina menjadi relatif tidak mengalami kemacetan parah seperti tahun-tahun sebelumnya (Iya tapi tetap aja macet loh mboook...).
Kemacetan parah di jalur Makkah ke Arafah


Macetnya sejumlah ruas jalan membuat jalan kaki menjadi solusi terbaik bagi sebagian jamaah. Sepanjang perjalanan, kami melihat kelompok-kelompok kecil jamaah yang berjalan kaki. Salut... 

Alhamdulilah, sekitar satu setengah jam perjalanan, tepat jam 02.30 WAS dini hari kami sudah sampai di tenda Arafah. Sebagai catatan, perjalanan Makkah ke Arafah yang hanya berjarak 13 kilometer, ternyata baru dapat ditembus dengan waktu 1 jam 30 menit.  

Setelah kami tiba di area kemah Arafah. Bus yang kami tumpangi berhenti tepat di depan pintu maktab nomor 113. Nomor maktab ini akan terus dipakai hingga ke Mina. 

Kami langsung turun dari bus masuk ke area perkemahan kami. Pada saat hendak masuk ke area dalam maktab 113, tepat didepan pintu maktab 113 dilakukan pengecekan oleh para penjaga pintu dengan menunjukkan gelang ber barcode warna hijau, lalu setelah itu baru boleh masuk. Saat kami sampai, belum banyak jamaah lain di tenda Arafah ini. 
Papan petunjuk Maktab nomor 113 di Arafah

Saat berada tepat di pintu masuk Maktab nomor 113 di Arafah


Setelah tiba di Arafah, sebelum melakukan wukuf, rukun haji yang paling besar dan paling utama, pastikan anda sudah berada di area Arafah dengan melihat tanda-tanda yang ada. Tanda batas Arafah, ini tanda yang sangat krusial untuk diperhatikan oleh para jamaah, karena sekali lagi tidak sah pelaksanaan wukuf jika dilakukan di luar kawasan Arafah. Papan-papan notifikasi banyak tersebar di kawasan Arafah sebagai penanda penting zona sah wukuf. 

Tanda batas Arafah dengan tiang-tiang besar layaknya rambu-rambu lalu lintas terpampang nyata cukup besar dan tersebar di setiap area Arafah. Bila jamaah haji tidak memperhatikan batas area Arafah, dan melakukan wukuf di luar Arafah, hal ini menjadikan wukufnya tidak sah, padahal wukuf merupakan rukun haji. Kalau rukun haji tidak sah bermakna hajinya batal dan harus diulang. 

Mereka yang wukuf di luar area wukuf tidak ada haji padanya, berdasarkan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Haji adalah wukuf di Arafah.” HR. Tirmizi no. 889.

Maka siapa yang tidak wukuf di tempat yang termasuk area Arafah dan pada waktu yang khusus ditetapkan untuk wukuf, hajinya tidak sah berdasarkan hadits yang telah disebutkan di atas. Ini perkara bahaya.

Karena itu, telah dipasang tanda-tanda yang jelas batas-batas Arafah, tidak ada yang tidak mengetahuinya kecuali orang masa bodoh dan menganggap remeh. Maka, wajib bagi setiap jamaah haji untuk melihat batasan-batasan ini, agar dia dapat memastikan bahwa dirinya wukuf di Arafah, bukan di luarnya.

Para petugas yang mengurus masalah haji juga akan selalu memberikan pengumuman yang dapat sampai kepada seluruh jamaah haji dengan berbagai bahasa dan memperhatikan para pembimbing haji untuk memberikan peringatan kepada jamaah haji akan hal ini. Agar mereka memiliki pemahaman terhadap masalah ini sehingga mereka dapat menunaikan ibadah haji yang dapat menggugurkan kewajiban mereka. 
Tampak depan suasana tenda kami di Arafah



Pada kesempatan saat berada di Arafah ini tentu saja selain kegiatan yang bersifat ibadah, itu sudah wajib tahu, maka saya akan memberikan beberapa informasi situasi dan kondisi terkini selama di Arafah.

Sebelum masuk ke dalam tenda saya sempat mengecek fasilitas tenda yang akan kami gunakan selama di Arafah. Tenda kami selama di Arafah berukuran kurang lebih 5 x 15 meter dengan daya tampung 78 calon jamaah haji. Satu tenda ini di bagi dua. Pria berada di barisan depan, sedangkan wanita berada di barisan belakang yang hanya di batasi dengan tirai kain. Selain itu disisi lain kita dapat juga melihat tenda yang berukuran lebih besar lagi 10 x 15 meter, bahkan ada yang mencapai 25 x 15 meter, karena menyesuaikan bidang tanah di Arafah dan jumlah jamaah haji.

Tenda kami ini dilengkapi dengan pendingin AC baru sebanyak enam unit, 3 unit berada di sisi kanan tenda dan 3 unit berada disisi kiri tenda. Di bagian luar tenda dapat di temukan beberapa unit kipas angin besar yang dilengkapi dengan spray air. AC dan kipas angin dengan spray air ini sangat diperlukan, karena suhu udara pada puncak haji 2016 diperkirakan sangat panas. Tahun 2016 ini tercatat suhu mencapai 45-50 derajat Celcius pada saat jamaah haji melakukan wukuf atau tinggal di padang Arafah. Dengan cuaca panas, risiko calon jamaah haji mengalami heatstroke sangat tinggi. Oleh sebab itu, penyelenggara haji terus berupaya meningkatkan fasilitas bagi jamaah haji.
Tampak depan tenda kami di Arafah yang dilengkapi dengan 3 unit AC di tiap sisi tenda


Saya sempat juga mendokumentasi suasana bagian dalam tenda kami di Arafah. Saat kami masuk ke dalam tenda, selain AC yang baru untuk membuat jamaah terasa nyaman beristirahat, juga karpet didalam tenda yang digunakan di Arafah ini terlihat relatif baru. Tenda-tenda jamaah haji di Arafah, Arab Saudi, akan terasa lebih nyaman dengan AC dan karpet baru. Tenda Arafah jamaah haji khusus PT. Siar Haramain International Wisata tahun 2016 ini juga dilengkapi kasur lipat tebal, bantal dan selimut.
Suasana dalam tenda kami di Arafah

Perlengkapan dalam tenda kami di Arafah


Kami sangat beruntung karena ritual haji baru akan dimulai besok siang tanggal 9 Zulhijjah, sementara kami sudah tiba lebih awal tanggal 9 Zulhijjah dini hari. Waktu yang begitu banyak ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk beribadah dan istirahat.

Karena masih gelap, dengan kondisi tenda yang cukup nyaman, maka sambil menunggu shalat subuh kami sempatkan untuk beristirahat. Malam ini, alhamdulillah tidur kami nyenyak hingga menjelang subuh. 
Suasana dalam tenda kami di Arafah


Tepat jam 04.45 WAS shalat subuh berjamaah pun kami lakukan di dalam tenda. Selesai melaksanakan shalat subuh, kami pun melakukan sarapan pagi pada jam 06.00 WAS. Makanan untuk sarapan pagi ini disediakan makanan Prasmanan sederhana yang terdiri dari makanan tradisional Indonesia seperti sayur asem, sayur sop bening, capcai, kare daging, ayam goreng kalasan, ikan teri, sambal merah sampai beraneka macam buah-buahan dan cemilan kacang dan lainnya tersedia. Untuk minumannya juga tidak kalah banyak pilihan, mulai dari air zam zam botol kemasan, kopi, teh, susu hingga beragam juice segar. 

Saat acara makan ini jamaah asal rombongan lain tidak segan berbagi antri bersama makan dengan kami, semua kami saling membaur satu sama lain. Meskipun antri makanan yang tersedia berlimpah, jadi jangan kuatir... Antrian juga relatif cepat dan kalau mau tidak antri, tunggu sekitar setengah sampai satu jam setelah peak hour, maka antrian akan tidak ada lagi. Selama di Arafah ini kami mendapatkan pelayanan makan sebanyak 3 kali. 

Di Arafah, makanan dan minuman amat melimpah. Diluar pagar maktab mulai pagi ini dapat kami lihat bertruk-truk air mineral, jus kotak, snack, bahkan makanan kotakan dibagikan pada jamaah haji yang melintas menuju ke Arafah sepanjang hari. Baik dari Perusahaan atau pun perorangan seperti berlomba mengais pahala hari ini.  
Menu sarapan pagi super besar kami di Arafah


Sambil sarapan, pada jam 06.30 WAS sang raja tata surya matahari mulai tampak terbit dari sebelah timur. Saat ini di lokasi tenda kami telah tampak jelas pemandangan Padang Arafah. Padang Arafah ini sudah bukan padang pasir luas tak berpohon lagi. Arafah masa kini sudah banyak ditumbuhi pohon, sehingga begitu sejuk dan indah dipandang mata. Pepohonan yang terletak disela-sela tenda ini sangat membantu mengurangi panas dari teriknya matahari. 
Suasana pagi di Arafah


Selesai sarapan, saya sempat memutari area maktab 113. Maaf pada kesempatan ini saya akan memposting info seputaran toilet khususnya toilet pria di Arafah. Karena fasilitas lain yang tidak kalah penting menurut saya adalah ketersediaan toilet yang memadai. Mengapa sedemikian penting masalah toilet ini sampai saya posting khusus ? Karena masalah toilet ini akan kita hadapi selama berada di Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina). Memang kesannya sepele, tapi ini penting loh... Jamaah haji akan berada di Arafah selama satu hari, di Muzdalifah semalam, di Mina tiga hari, tentunya urusan buang air adalah sesuatu yang penting sekali, oleh karenanya perlu dipahami suasana dan kondisi toilet yang ada di sana. Plus tipsnya. Serius, saya mau cerita tentang yang satu ini. Waaaaaw jadi deg deg serrrr.....
Fasilitas kamar mandi pria di Arafah


Seluruh Jamaah haji dari segala penjuru dunia akan wukuf atau berhenti di Arafah mulai Minggu, 09 Dzhulhijjah 1437 H / 11 September 2016 M hingga tengah hari lalu kemudian bergerak menuju ke Muzadalifah dan akan menetap di Mina hingga Kamis, 13 Dzhulhijjah 1437 H / 15 September 2016 M.

Kita ketahui bahwa perbandingan antara jamaah laki-laki dan perempuan, jumlah jemaah perempuan lebih banyak dan jamaah perempuan juga lebih lama menggunakan toilet, sehingga antrean pasti lebih panjang. Maka di buatkanlah jumlah toilet perempuan dan laki-laki adalah 60:40. Tetapi kali ini saya khususnya akan memberikan gambaran kondisi dari toilet pria (because I am male).

Kalau kita membayangkan dua kata : Arab Saudi, maka hal yang terlintas dalam pikiran adalah negara padang pasir, tandus, kering, onta, kurma, Makkah dan Madinah. Tapi jangan dikira kalau tandusnya negara itu malah kalah jauh dengan ijo royo-royonya Indonesia tercinta menyebabkan mereka kekurangan air.  Tidak.... Bahkan melimpah sekali dan semuanya tersedia dalam sediaan air hangat loooh.

Selama perjalanan haji tahun 1437 H / 2016 M terutama di Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina), saya sama sekali jarang bahkan tidak pernah sama sekali menjumpai air yang hangat ini mengalir lemah keluar dari kran. Semuanya kencang. Tekanannya tinggi. Sama seperti kalau kita pergi ke toilet yang ada di Masjidil Al-Haram.

Fasilitas toilet yang tersedia di Arafah ini terdiri dari 10 deretan kamar mandi dibeberapa tempat yang masing-masing di lengkapi dengan kloset jongkok, kran air + selang air untuk cebok / membasuh setelah buang hajat serta tempat sampah. Satu lagi, kamar mandi ini dilengkapi juga dengan pancuran / Shower yang memiliki banyak lubang air kecil yang digunakan untuk mandi, yang memiliki tekanan semprot dan suhu air yang cukup hangat. Jadi kita serasa merasakan efek terkena percikan hujan di padang pasir. Khe ... Khe .... Khe ...
Fasilitas toilet pria di Arafah


Fasilitas lain yang tidak kalah penting iyalah adanya tempat kencing pria dengan menggunakan jenis urinoir (tempat kencing) berdiri. Disetiap toilet juga dilengkapi dengan Wastafel yang lengkap dengan cermin mengkilat. Oh ya, kran air untuk berwudhunya juga cukup banyak, sehingga tidak akan terjadi antrian panjang. Semua fasilitas ini dilengkapi dengan air yang keluar cukup kencang. 
Fasilitas urinoir di Arafah


Fasilitas toilet yang memadai ini tentunya menentramkan hati kalau kita mau bersuci ataupun mandi. Meyakinkan saya kalau najis-najis yang ada di badan ataupun di sekitar toilet akan cepat hilang kalau disiram. Mandi dan buang air jadi terbantu. Toilet pun jadi tidak bau dan pada dasarnya kebersihan toilet tergantung para jamaah haji sendiri. 

Kita tidak bisa membayangkan kalau air yang keluar itu sedikit. Jutaan orang akan mengalami ketidaknyamanan yang luar biasa. Antrian akan semakin panjang karena orang yang sedang buang hajat itu akan lama memastikan bahwa dirinya sudah suci. Mandi apalagi. Alhamdulillah ini tidak pernah terjadi pada saat perjalanan haji saya.

Saya bersyukur bahwa selama ritual haji yang utama di Arafah ini saya tidak mendapatkan kesulitan dalam masalah ini. Karena satu hal juga : saya meminta kepada Allah atas hal yang sepele ini. Saya benar-benar berdoa kepada Allah agar saya dimudahkan segala urusan dalam mandi dan bersuci. Enggak perlu antri panjang dan lancar-lancar saja. Kenyataannya memang demikian. 
Fasilitas kran air untuk berwudhu pria di Arafah


Tentunya saya juga memperhitungkan kapan waktu yang lebih sepinya agar saya bisa bebas, lebih lama serta tidak menzalimi yang lain. Kalau waktu menjelang sholat itu yang antriannya bisa panjang, tiga sampai empat orang berderet ke belakang. Kalau sudah begini, maka toleransi kita perlu dipertajam kalau sudah ada di dalam, tidak perlu lama-lama. Seperlunya saja.

Itulah gambaran suasana toilet yang ada di Arafah yang dapat saya ceritakan sedikit. Semoga calon jamaah haji dapat mempersiapkan mental dan dirinya. Tentunya kesabaran juga perlu dipupuk karena ada juga yang enggak mau antri untuk bisa mandi ataupun buang hajat. Yang paling penting adalah minta sama Allah untuk dimudahkan dalam segala urusan menyangkut air selama di sana. Bertoilet di Arafah cukup dengan sabar, tahu waktu, tertib mengantri, seperlunya, dan berdoa. Semoga bermanfaat. Semoga keyakinan dalam bersuci menjadi jalan menuju haji yang mabrur. Amiiiiiin.....
Fasilitas wastafel di Arafah


Saat pagi ini waktu masih menunjukkan jam 07.00 WAS. Saya dan istri menyempatkan untuk berkeliling area maktab 113. Di area dalam maktab 113 ini kita juga dapat menemukan banner dengan design dan warna keren beserta gambar menarik yang dilengkapi dengan penjelasan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Ukuran bannernya juga relatif besar, sehingga kita mudah untuk membacanya. 
Banner peraturan yang harus di patuhi oleh setiap jamaah


Penyelenggara haji menempatkan banner ini dengan jumlah yang cukup banyak dan dengan tata letak yang teratur sehingga memudahkan untuk dilihat dan di baca oleh setiap calon jamaah haji.  
Banner peraturan yang harus di patuhi oleh setiap jamaah


Sangat saya akui bahwa banner ini merupakan sebuah alat yang memiliki peranan penting sebagai media info. Banner ini tidak hanya menyajikan peta lokasi setiap maktab yang ada, tapi banner ini juga menampilkan beberapa info lain diantaranya peraturan yang harus di patuhi oleh setiap jamaah, petunjuk keselamatan dan juga jadwal untuk melontar jumrah musim haji tahun 1437 H / 2016 M. 
Banner petunjuk keselamatan dan peta lokasi setiap maktab 


Dengan design banner yang dibuat bagus dan menarik mau tidak mau membuat minat setiap orang yang lewat untuk sekedar melihat atau membacanya sampai selesai. Malah tidak sedikit juga saya melihat para jamaah keliling satu per satu menyelesaikan bacaan yang ditampilkan di banner tersebut.  
Banner jadwal untuk melontar jumrah musim haji tahun 1437 H / 2016 M


Saat ini waktu baru menunjukkan sekitar pukul 07.30 Waktu Arab Saudi. Puluhan jamaah haji memadati jalan aspal di luar pagar maktab, termasuk saya dan istri. Para jamaah sedang menikmati udara pagi Arafah sembari berjalan-jalan. Matahari mulai tampak muncul dari balik bukit di Padang Arafah saat para jamaah berjalan-jalan pagi. Cahaya sunrise ditambah kesejukan udara Arafah membuat jamaah semakin nyaman berjalan-jalan. Tidak lupa kami berfoto mengukir kenangan di padang Arafah pada pagi ini. Sebagian jamaah lain tampak duduk bersantai-santai bersama teman-temannya di tenda payung yang lengkap dengan sofa yang telah disediakan. Di setiap maktab memang telah disediakan tempat duduk untuk sekedar bersantai bagi jamaah haji.
Suasana pagi di Arafah


Waktu pagi saat ini baru menunjukkan jam 08.00 WAS. Jelang wukuf, suasana pagi menjelang siang didalam perkemahan, tampak sibuk. Para jamaah tampak melakukan aktivitas yang sangat beragam, ada yang diam di tenda sembari berdzikir, ada yang beristirahat tidur di tenda menjelang wukuf, ada pula yang mengisi waktu mengobrol dengan teman satu tenda sambil memakan cemilan. 

Pagi ini kami pun manfaatkan istirahat, sambil beribadah, berzikir dan berdoa sambil menunggu wukuf. Kami mempersiapkan diri dengan banyak berdoa untuk keselamatan diri dan keluarga, termasuk tidak lupa berdoa untuk keselamatan dan kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia. 

Tidak terasa ternyata waktu sudah menunjukkan jam 11.00 WAS. Sekarang saatnya semua calon jamaah haji di persilakan makan siang terlebih dahulu sebelum masuknya saat wukuf. Disetiap tenda tempat makan, kita dapat melihat banner yang ditempelin daftar menu makan sejak dari tanggal 08 Dzhulhijjah sampai tanggal 13 Dzhulhijjah. Menu makan pagi, siang dan malam setiap harinya akan berbeda. Selama pelaksanaan ibadah haji ini kita akan mendapat makan pagi dari jam 06.00-09.00 WAS, lalu makan siang dari jam 11.00-13.00 WAS dan makan malam dari jam 18.00-20.00 WAS. 
Banner menu makanan musim haji tahun 1437 H / 2016 M


Saat mengantri untuk makan, tampak terlihat suasana dapur umum yang menggunakan panci-panci raksasa. Para tukang masak sebagian besar juga didatangkan dari Indonesia. Sama seperti saat sarapan pagi tadi, makanan untuk makan siang ini bagi saya enak dan pas di lidah. Ada sayur dan selalu pakai daging sapi atau ayam. 
Saat kami makan siang di Arafah


Selesai makan siang, semua jamaah bersiap-siap untuk melaksanakn puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Padang Arafah. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling utama, sehingga Rasulullah bersabda, “Al-Hajju Arafah” Haji adalah (wukuf) di Arafah. 

Ini adalah waktu 5 jam terpenting dan sangat berharga dalam hidup saya dan istri, yaitu saatnya wukuf di Arafah. Bagi kami disinilah waktu sekitar 5 jam yang paling pas untuk meminta kehadirat-Nya. Disinilah nikmatnya kita mendekatkan diri dan meminta ke Allah sebagai sang Rabb... 

Inilah inti dari haji. Melaksanakan wukuf di Arafah. Tidak sah haji seseorang jika tidak melaksanakan wukuf. 

Setiap tahun, jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di tempat ini. Menanggalkan status sosial, karena semua berpakaian sama. Ihram !!!. 

Mungkin seperti inilah gambaran padang Mahsyar. Di mana seluruh manusia kelak dikumpulkan setelah dibangkitkan untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah diperbuat di dunia. 
Suasana di dalam tenda pria saat melaksanakan wukuf di Arafah


Hari ini menjadi sangat istimewa bagi saya dan istri. Masih belum percaya rasanya berada di tengah jutaan manusia karena proses keberangkatan kami berdua yang terhitung mendadak. Di tempat yang jutaan orang lainnya rela mengantri bertahun-tahun untuk bisa hadir dan berada di sini. Tempat dimana do'a-do'a diijabah, dan ampunan Allah S.W.T diturunkan disaksikan para malaikat... 

Wukuf ini dimulai sejak tergelincirnya matahari, atau sejak masuknya waktu Zuhur pada jam 12.23 WAS. Dimulai dengan mendengarkan khutbah, lalu mengumandangkan azan, kemudian iqamah. Setelah itu lakukan shalat Zuhur dua rakaat, kemudian iqamah lagi, lalu lakukan shalat Ashar dua rakaat, dengan cara qashar dan jama' pada waktu Zuhur (jama' taqdim).

Selesai shalat Zuhur dan Ashar dengan satu azan dan dua iqamah tersebut, kami seluruh jamaah menghadapkan diri ke arah kiblat, lalu kami semua memperbanyak membaca doa, zikir, tilawatul qur'an. Karena doa yang paling utama adalah doa pada hari Arafah. Sejak siang ini, ketika matahari mulai tergelincir ke arah barat dan waktu Shalat zuhur dimulai, kegiatan ibadah wukuf kami di Arafah mencapai puncaknya. Semua tenda-tenda semakin penuh dan lorong-lorong di luar tenda juga semakin padat. Baik di dalam ataupun diluar tenda-tenda dapat kita lihat suasana yang seragam, semua jamaah tertunduk dalam doa dan kekhusyukan. 
Suasana di dalam tenda wanita saat melaksanakan wukuf di Arafah


Saat itu kita semua berada di tempat dan waktu yang sangat berharga dan sangat mustajabah. Saat itu Allah membanggakan hamba-hamba-Nya yang datang dari berbagai penjuru memenuhi panggilan-Nya, karenanya Dia akan memenuhi apa yang mereka minta dan mengampuni orang-orang yang bertaubat. Tampak jelas suasana wukuf di Lembah Arafah ini sungguh sangat mengharukan. Rombongan-rombongan jamaah yang sudah datang sejak semalam, tidak pernah meninggalkan aktifitas ibadah. Tenda-tenda dan semua tempat di Arafah ini selalu dipenuhi jamaah yang sedang berdzikir dan bertafakkur. Semua jamaah tidak lagi beranjak dari tempatnya masing-masing. Mereka terus menerus berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT. Masing-masing terpekur dengan pikiran dan persiimpuhan munajatnya masing-masing. 

Maka, jangan lewatkan waktu yang sangat berharga ini dengan hal-hal yang sepele, seperti jalan kesana kemari, mengobrolkan hal yang tidak penting, belanja atau malah poto sana-sini. Manfaatkan dengan banyak beribadah. Jika merasa letih, kita boleh istirahat sebentar, atau makan dan minum untuk mengembalikan stamina. 

Suasana siang menjelang sore ini masih terlihat cukup sepi, karena sebagian besar jamaah masih khusyu' berdoa didalam tenda. Sesekali dapat terlihat suasana pinggiran perkemahan menjelang sore ini juga masih dipenuhi jamaah yang memisahkan diri dari tenda membawa tikarnya untuk lebih khusyu' berdoa sendiri di luar tenda. Memang didalam tenda relatif lebih banyak jamaah dan lebih ramai. Di luar tenda, di antara sela-sela lorong tenda, trotoar-trotoar dan ruangan-ruangan terbuka atau di bawah-bawah pohon, hampir-hampir tidak ada yang sepi dari jamaah yang sedang berdoa, berdzikir maupun membaca Al-Qur`an. Pemandangan seperti ini berlangsung hingga sore hari. 

Upayakan untuk membaca doa dan zikir yang telah ada ketetapannya dalam Al-Quran dan Sunnah. Perbanyaklah membacanya dengan khusyu dan penuh penghayatan, begitu pula dengan zikir dan doa-doa yang lain. Tidak ada batasan jumlah yang dibaca. Jangan lupa doakan orang-orang terdekat dengan kita, dan kaum muslimin secara umum, khususnya mereka yang tertimpa kemalangan. Jika letih duduk, maka kita dapat berdiri, atau mencari tempat lain yang lebih sepi untuk berdoa. 
Suasana siang di luar tenda saat melaksanakan wukuf di Arafah



Wukuf ini kami laksanakan dengan berdiam sebentar di Arafah setelah matahari tergelincir pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan wajib bagi setiap jamaah untuk berdiam di Arafah ini hingga matahari terbenam. 

Saat ketika matahari semakin rendah dan bayang-bayang mentari telah melebihi benda-benda di atas bumi, dan waktu saat itu sudah menunjukkan jam 16.30 WAS, pemandangan mendadak berubah. Pemandangan ini rupanya sangat berbeda dari waktu zuhur tadi. Sore ini Padang Arafah pun berubah menjadi lembah yang dipenuhi keharuan oleh hujan tangis. Suasana haru kini meliputi wajah setiap jamaah, mata-mata menjadi sembab memerah dan suara-suara tertahan dalam isak parau. Sementara lantunan doa terus mengalun di setiap tenda dengan air mata yang bercucuran dari tiap pasang mata jamaah. Hingga akhirnya keharuan berangsur reda dengan sendirinya. Para jamaah haji di semua tenda hampir serempak berdiri dan bersalam-salaman. Mereka berbaris berjajar dan saling berpelukan dengan mata berkaca-kaca. 

Alhamdulilah, seluruh jamaah hari ini berhasil melaksanakan wukuf di Arafah. Ya Allah, jadikan haji kami ini haji yang mabrur... Amiiin.  
Haji Hari Kedua



"Hai malaikat-Ku ! Apa balasan (bagi) hamba-Ku, ia bertasbih kepada-Ku, ia bertahlil kepada-Ku, ia mengangungkan-Ku, ia mengenali-Ku, ia memuji-Ku, ia bershalawat kepada nabi-Ku. Wahai para malaikat-Ku ! Saksikanlah, bahwasanya Aku telah mengampuninya. Aku memberi syafaat (bantuan) kepadanya. Jika hambaku memintanya tentu akan Kuberikan untuk semua yang wukuf di Arafah ini" (Imam al-Ghozali). 
Alhamdulilah, bersama teman hari ini sesaat setelah  melaksanakan wukuf di Arafah


Selesai melaksanakan wukuf, pada jam 17.00 WAS semua jamaah haji di persilakan untuk makan sore menjelang malam. Sebenarnya jadwal makan malam baru akan di mulai pada jam 18.00 WAS. Tetapi jadwal makan malam ini memang sengaja dipercepat, karena penyelenggara ibadah haji ingin memberikan pelayanan terbaik. Dimana saat sore mulai menjelang, jamaah haji di tenda-tenda telah tampak memulai kesibukan. Jamaah haji semua akan bergerak menuju ke Muzdalifah untuk melaksanakan mabit (bermalam/menginap) di sana. Karena akan segera berangkat lebih awal sebelum matahari terbenam, makanya penyelenggara ibadah haji tidak akan membiarkan tamu Allah ini berangkat menuju ke Muzdalifah dalam keadaan perut kosong. Alhamdulilah, kami sudah makan malam sebelum bergerak menuju Muzdalifah.    
Saat kami makan sore menjelang malam di Arafah


Selesai makan sore ini, tepatnya jam 17.30 WAS, saya dan istri menyempatkan diri untuk jalan keliling perkemahan sejenak dan keluar dari pagar area maktab 113. Ternyata di bagian luar area kemah kami terdapat area terbuka yang di penuhi jamaah. Saat ini kami melintasi menyebrang jalan menjauhi pagar maktab 113. Dengan suasana di jalan yang tertata rapi di area Arafah, tampak kami lihat light box berjajar menandakan nomor area kemah (maktab). Di depan pagar-pagar maktab yang bercat putih sudah banyak jamaah haji yang masuk dan keluar area maktab. Diluar area maktab juga terlihat banyak para jamaah yang sudah berjalan kaki untuk menuju ke Muzdalifah. 
Suasana sore di luar pagar maktab 113 di Arafah



Suhu sore ini di Arafah sudah cukup nyaman bagi para jamaah. Dengan suhu yang nyaman ini, tidak hanya kami saja yang keluar dari area maktab, ternyata banyak juga para jamaah lain yang mau beraktivitas di luar tenda. Sinar mentari perlahan tenggelam dan memerahkan langit di Padang Arafah. Akhirnya perjalanan sore kami ini terhenti di satu tempat yang cukup bagus untuk menyaksikan indahnya sore Padang Arafah. Ditempat ini kami banyak bertemu jamaah lain dari berbagai negara.
Suasana sore di Arafah


Dari tempat kami berdiri ini, kami bisa menyaksikan secara jelas bukit yang sangat terkenal, yaitu Jabal Al-Rahmah yang lengkap dengan tugu beton persegi empat yang tegak berdiri tepat diatas bukit tersebut. Hari ini Jabal Al-Rahmah benar-benar berbeda. Jabal Al-Rahmah bukan lagi sebuah bukit batu yang sepi tanpa kerumunan orang-orang seperti yang kami lihat saat City Tour tanggal 29 Dzulqa’dah  1437 H (Kamis, 01 September 2016) kemarin. 

Saat mengunjungi Jabal Al-Rahmah, bukit cinta Adam dan Hawa, yang terletak di kawasan Arafah, 10 hari yang lalu, belum ada satu tenda pun yang dipasang di Arafah. Padahal, pada hari itu jutaan jamaah dari seluruh dunia akan datang ke Arafah, untuk menunggu waktu wukuf yang merupakan puncak ibadah haji. Tetapi hari ini Padang Arafah sudah di penuhi dengan tenda-tenda dan Jabal Al-Rahmah pun semua telah tampak putih, karena dipenuhi oleh para jamaah yang ingin mendaki bukit tersebut. 
Suasana sore di Arafah, tampak Jabal Al-Rahmah telah menjadi putih


Di Padang Arafah ini selain sudah dipenuhi dengan tenda dan jutaan jamaah haji, dari tempat kami berdiri ini juga kami dapat menyaksikan bahwa Padang Arafah ini memang bukan lagi padang tandus, pasir berbatu-batu. Kawasan ini sekarang telah hijau royo-royo. Pemandangan menghijau tampak hampir diseluruh kawasan Padang Arafah. Meski hanya ada satu jenis pohon yang tumbuh, warna hijau daunnya paling tidak menyegarkan mata. Panas terik udara padang pasir Jazirah Arab paling tidak akan terkurangi dengan kesejukan dari pepohonan yang tumbuh di Arafah ini. 

Kondisi Padang Arafah saat ini menurut saya “Bukan Padang Arafah, yang tepat adalah Taman Arafah”. Kondisi Arafah yang hijau royo-royo, tidak terlepas dari peran dan gagasan Bung Besar kita, Presiden Soekarno. Ide menghijaukan Padang Arafah muncul saat presiden pertama Republik Indonesia itu sedang wukuf menunaikan ibadah haji pada awal tahun 1960-an. 
Suasana sore di Arafah, tampak kondisi Arafah yang hijau royo-royo


Pohon setinggi empat meter hingga enam meter, yang kini tumbuh di Arafah ini adalah jenis pohon Mindi (Melia azedarach). Pohon ini di Arafah dikenal dengan nama ”Pohon Soekarno”. Jenis pohon mindi ini memang langsung dibawa dari Indonesia. Pohon ini tahan hidup di padang pasir. 

Penanaman pohon Soekarno di padang seluas 1.250 hektar itu oleh Pemerintah Arab Saudi merupakan bentuk penghargaan atas gagasan Bung Karno menghijaukan Padang Arafah. Pemerintah Arab Saudi mengundang ahli kehutanan Indonesia untuk menjalankan program itu. Upaya itu membuahkan hasil. Sejak bertahun-tahun lalu, Arafah sudah hijau royo-royo. Kelestarian pohon itu diharapkan tetap terjaga meskipun jutaan lebih jamaah akan datang setiap tahunnya, baik saat menunggu maupun saat wukuf berlangsung.
Suasana sore di Arafah, “Bukan Padang Arafah, yang tepat adalah Taman Arafah”


Pada saat berjalan pulang untuk menuju ke maktab 113, dijalanan Arafah ini dapat kami lihat bus-bus yang telah terparkir rapi dan siap mengantar para jamaah menuju ke Muzdalifah. Lalu lintas yang menuju ke Muzdalifah nantinya akan sangat ketat dengan kendaraan yang bergerak sangat lambat sebelum matahari terbenam. Karena pada saat yang sama seluruh jamaah haji yang jumlahnya jutaan orang akan menuju tempat yang sama, sehingga semua bus harus tertib menaati jadwal yang sudah disepakati agar membantu kelancaran angkutan. 
Suasana sore di Arafah, tampak puluhan bus yang telah terparkir rapi


Seluruh komponen pemerintah Arab telah memobilisasi sumber daya manusia untuk menyambut jamaah. Semua fasilitas untuk jamaah di kota-kota suci ada di titik maksimal mengingat atmosfir spiritual yang sangat tinggi. Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, telah memberi instruksi kepada departemen pemerintah dan badan publik demi memperluas kenyamanan tamu-tamu Allah SWT selama berada di Makkah dan Madinah. Upaya maksimal dilakukan untuk memberi umat akomodasi yang memadai demi menjaga keamanan dan mengendalikan lalu lintas, sehingga kelancaran arus kendaraan bagi jamaah dari Arafah menuju ke Muzdalifah dapat terjamin. 
Suasana sore di Arafah, tampak keramaian jamaah mulai menaiki puluhan bus yang telah terparkir rapi


Matahari telah terbenam. Waktu menunjukkan jam 18.00 WAS, wukuf pun telah berakhir. Ketika matahari terbenam pada hari Arafah, kami semua bersiap-siap akan berangkat ke Muzdalifah untuk mabit pada malam tanggal 10 Dzulhijjah. 

Secara teknis masalah keberangkatan dari Arafah ke Muzdalifah sangat tergantung dengan keadaan, arus manusia dan kendaraan yang sangat-sangat padat dan berjubel membuat kita harus ekstra sabar. Sunnahnya ketika matahari terbenam, atau ketika waktu Maghrib tiba, jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah, dengan harapan tiba di Muzdalifah pada pertengahan malam. Lalu setibanya di sana segera lakukan shalat Maghrib dan Isya dengan cara jama' dan qashar. 

Tetapi karena kondisi dan situasi Arafah yang begitu padat, maka semua ibadah shalat Maghrib dan Isya dengan cara jama' dan qashar ini kami lakukan di Arafah. Lakukan azan, kemudian iqamah, lalu shalat Maghrib tiga rakaat, lalu iqamah lagi, kemudian shalat Isya dua rakaat. Setelah selesai kami melaksanakan shalat Maghrib dan Isya dengan cara jama' dan qashar, kami semua berberes untuk siap bertolak ke Muzdalifah untuk mabit. 

Saat itu waktu sudah menunjukkan jam 19.00 WAS. Jamaah dari tenda kami sudah mulai bersiap-siap untuk melakukan rangkaian ibadah selanjutnya yaitu bermalam di Muzdalifah. Namun rombongan kami belum juga bisa beranjak dari dalam tenda, karena masih menunggu kedatangan bus. 

Tampak para petugas haji hilir mudik mengumpulkan dan memastikan semua jamaah harus terangkut dan berangkat menuju ke Muzdalifah. Tim petugas haji benar-benar sweeping ketat, jangan ada sampai jamaah yang tertinggal ketika rombongan akan meninggalkan Arafah dan semua jamaah harus terangkut ke Muzdalifah.  

Demi kelancaran angkutan, maka di depan setiap tenda maktab ada disediakan ruang khusus yang berfungsi sebagai halte. Nantinya para jamaah akan naik bus dari halte ini lanjut ke Muzdalifah. 

Akhirnya bus yang di tunggu-tunggu datang juga. Bus kami berhenti tepat persis didepan gerbang pintu exit/entrance maktab 113. Segera kami satu per satu antri naik ke dalam bus. Tepat jam 20.00 WAS kami semua berangkat dari Arafah menuju ke Muzdalifah. Selamat tinggal Arafah... Insya Allah saya sekeluarga masih bisa diberi kesempatan lagi untuk datang kesini... Amiiin...
Suasana malam di Arafah, Selamat tinggal Arafah...


Jamaah yang telah melakukan wukuf di Arafah ini akan diangkut ke Muzdalifah untuk mabit sekaligus mencari batu untuk lempar jumrah. Para jamaah sudah menyiapkan kantong sebagai tempat menyimpan dan mengumpulkan kerikil. Karena kondisi jalanan yang macet, maka tampak jamaah haji hampir seluruhnya mulai bergerak menuju Muzdalifah sejak selepas maghrib. Dan untuk menjamin kelancaran, masih tampak para petugas haji yang terus memeriksa seluruh jamaah yang sudah harus terangkut semua ke Muzdalifah sebelum jam 24.00 WAS malam atau 10 Dzulhijah dinihari waktu setempat. 

Untuk rute Arafah ke Muzalifah sebenarnya jaraknya cukup pendek. Jarak Arafah ke Muzdalifah sekitar 3 kilometer. Seperti yang direncanakan, rombongan kami akan berangkat ke Muzdalifah dengan bus. Tetapi banyak juga kami lihat para jamaah yang berjalan kaki, mengingat jalan yang pasti penuh sesak dengan kendaraan dan lautan manusia. 

Diperkirakan perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah dengan bus memakan waktu 3 hingga 4 jam. Padahal normalnya hanya sekitar 15 menit saja. Jadi jalan kaki adalah pilihan yang realistis, daripada hanya duduk 3-4 jam didalam bus. Tapi pilihan ini harus butuh kondisi yang benar-benar prima untuk perjalanan kaki ini. Informasi dari pihak PT. Siar Haramain International Wisata, bus yang mengangkut jamaah maktab 113 dari Arafah ini akan tiba di Muzdalifah sekitar pukul 23.00. 

Situasi jalanan tampak sangat crowded sekali pada malam ini. Tampak mobil, bus ditambah gelombang manusia tumplek jadi satu memenuhi jalanan. Sangkin macetnya, bus yang kami tumpangi hanya terdiam ditengah jalan tak bergerak sama sekali. 

Diluar tampak asap kendaraan bermotor benar-benar amat menyiksa. Belum lagi debu gurun dan suhu udara yang lumayan panas. Jadi buat yang memilih berjalan kaki dari Arafah ke Muzdalifah malam ini juga akan sangat menyulitkan. Tetapi tidak sedikit pula saya melihat orang-orang tua renta berjalan dengan langkah kaki cepat, orang yang mendorong orang tuanya dengan kursi roda, menggendong dan menuntun anak-anak dengan semangat untuk segera sampai di tujuan.

Alhamdulilah, meskipun bus kami jalan lambat tertatih-tatih. Tetapi kabar gembira sudah mulai tampak di depan mata. Muzdalifah 1 km lagi, begitulah petunjuk yang terpampang dipinggiran jalan. Sudah banyak orang-orang yang berhenti di lapangan terbuka sambil beristirahat sebelum melanjutkan perjalanannya. 
Suasana crowded jalanan dari Arafah menuju ke Muzdalifah


Alhamdulilah, karena jalanan yang sangat macet akhirnya rombongan kami sampai di Muzdalifah pada jam 23.30 WAS. Mabit di Muzdalifah artinya barmalam atau berhenti sejenak atau menginap di Muzdalifah pada malam 10 Dzulhijjah selepas wukuf di Arafah. Oh ya begitu sampai di Muzdalifah, jangan kaget. Fasilitasnya apa adanya, kita tidak akan menemukan tenda dan alas. 

Berbeda dengan yang ada dalam bayangan saya, ternyata di Muzdalifah ini tidak disediakan tenda seperti halnya di Arafah. Kita tidur ngemper di sembarang tempat. Tidak ada ibadah khusus ketika mabit di Muzdalifah ini.

Di Muzdalifah ini, sajadah yang biasa kami gunakan sehari-hari berfungsi sebagai alas sholat, beralih fungsi menjadi untuk alas tidur. Tidur kami malam ini benar-benar beralaskan tanah dan beratapkan langit. Berada diantara jutaan manusia dengan tujuan yang sama. 

Bagi kami mabit dan istirahat di Muzdalifah itu bagai pasukan tentara yang sedang menyiapkan tenaga. Dan memungut kerikil di Muzdalifah itu bagaikan menyiapkan senjata dalam rangka berperang melawan musuh manusia, yaitu setan. Karena melempar jumrah adalah lambang memerangi setan.

Mabit di Muzdalifah merupakan bagian dari rangkaian ibadah Haji. Semua calon Haji yang menginginkan ibadah hajinya sempurna dan mabrur di mata Allah, harus Mabit di Muzdalifah. 

Selanjutnya kami tertunduk di Muzdalifah ini, kami akan mencari batu senjata rahasia untuk melawan setan yang telah menantikan kedatangan kami di Mina nanti. Setan di Mina seolah tak pernah mati, walau jutaan batu yang dibalut dengan sentuhan keikhlasan, dilemparkan oleh jutaan jamaah haji di hari adha dan di hari-hari tasyrik.
Suasana malam di Muzdalifah, saat istirahat beralaskan tanah dan beratapkan langit


Di Muzdalifah ini para jamaah akan mengambil batu kerikil untuk bekal melempar jumrah di Mina. Ada 49 batu kerikil yang harus dikumpulkan untuk jamaah yang melaksanakan nafar awal dan ditambah 21 kerikil lagi bagi jamaah yang yang melaksanakan nafar tsani. Mencari batu kerikil pada malam hari saat berada di Muzdalifah bukanlah hal yang sulit, karena lampu yang tersedia sangat terang seperti lampu stadion sepak bola di Eropa. 

Kerikil yang dikumpulkan untuk melontar jumrah di nafar awal sebanyak 49 butir kerikil itu akan digunakan 7 butir untuk lontar jumrah aqabah, dan 42 sisanya untuk melontar di 3 jamarat 2 hari kedepan. Sedangkan yang melakukan nafar tsani, kerikil yang dikumpulkan sebanyak 70 butir kerikil. 7 butir untuk lontar jumrah aqabah, dan 63 sisanya untuk melontar di 3 jamarat 3 hari kedepan. Akhirnya kami pun berhasil mengumpulkan 49 butir kerikil yang kira-kira mantap buat kami lontarkan ke dinding jamarat esok hari.

Mengenai batu kerikil untuk melontar jumrah, tidak harus diambil di Muzdalifah, dapat juga di ambil di Mina atau di mana saja di tanah haram. Namun jika sudah anda siapkan sejak di Muzdalifah akan lebih baik dan lebih mudah. Ukuran batu kerikil tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Kurang lebih ukuran sebiji kelereng, standarnya batu tersebut dapat disentil dengan jari. Tidak juga disyariatkan untuk mencuci batu tersebut, karena tidak ada contohnya dari Rasulullah.
Kerikil hasil memungut di Muzdalifah


Sebaiknya setelah beres keperluan pribadi, segera tidur untuk istirahat dan mengembalikan stamina. Dengan fasilitas apa adanya, mabit di Muzdalifah memang berat, namun justeru disanalah kita dapat merasakan kenikmatan beribadah haji yang sesuai dengan tuntunan dan ajaran Rasulullah. 


10 Dzulhijjah 1437 H (Senin, 12 September 2016)
(Muzdalifah - Makkah Al Mukkarammah - Mina)
King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Ibadah haji adalah ibadah fisik. Karenanya membutuhkan stamina tubuh yang sehat dan prima. Untuk bisa menjalankan ibadah tersebut, jamaah dianjurkan untuk istirahat sejenak, untuk memulihkan kembali kesehatan fisik dan mental agar tetap terjaga.

Salah satunya adalah Mabit (bermalam) di Muzdalifah sebagai rangkaian ibadah sebelum melanjutkan ritual ibadah berikutnya. Mabit di Muzdalifah ini dilakukan pada malam 10 Dzulhijjah selepas wukuf di Arafah. Memang, kegiatan mabit atau bermalam di Muzdalifah bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada jamaah haji untuk beristirahat. Sebab, rangkaian kegiatan ibadah haji keesokan harinya sangat berat. Karena selanjutnya besok hari, jamaah haji bisa melakukan Thawaf Ifadah di Masjidil Al-Haram dan melempar jumrah Aqabah di Mina. 
Suasana malam di Muzdalifah



Muzdalifah adalah tempat jamaah haji diperintahkan untuk singgah dan bermalam setelah bertolak dari Arafah pada malam hari. Muzdalifah disebut juga dengan Jama’ (perkumpulan). Dinamakan demikian, karena orang-orang berkumpul di sana. 

Muzdalifah merupakan Masy’aril Haram yang disebutkan Allah SWT dalam Alquran, “Bukanlah suatu dosa bagi kalian mencari karunia dari Rabb kalian. Maka apabila kalian bertolak dari Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy’aril Haram. Dan berzikirlan kepada-Nya sebagaimana Dia telah memberi petunjuk kepada kalian, sekalipun sebelumnya kalian benar-benar termasuk orang yang tidak tahu.” (QS Al-Baqarah: 198). 

Di Muzdalifah tidak ada tenda khusus, di sini siapapun dan apapun derajatnya, kaya-miskin, pejabat-rakyat, semuanya tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit dengan berselimutkan bintang-bintang. 

Di dalam Haji, semua status pribadi disingkirkan, dan semua harus seperti lainnya dan bersama-sama merampungkan kegiatan ibadah haji. Baik secara perorangan, berkelompok dan bersama-sama, janganlah kalian merasa berhak mendapat superioritas dari orang lain. Semua tidak ada beda dihadapan Allah. 
Suasana malam di Muzdalifah


Saat ini waktu di Muzdalifah sudah menunjukkan jam 00.30 WAS. Saat berada di Muzdalifah ini tidak ada ibadah dan amalan khusus, sunnahnya adalah segera tidur di awal malam. Mabit di Muzdalifah ini adalah wajib haji, jika tidak maka bayar dam haji. 

Bagi kami berada di Muzdalifah ini cukup nyaman. Batas Muzdalifah adalah dari Ma’zamain Arafah hingga perbatasan Muhassir yang mencakup semua tempat di sisi kanan dan kiri, depan dan belakang, jalan-jalan di sela-sela bukit dan pepohonan, semuanya termasuk Muzdalifah. Jadi semua tempat di Muzdalifah ini bisa kita gunakan dan yang dilakukan jamaah haji di Muzdalifah ini adalah hanya bermalam saja dan beristirahat untuk aktifitas esok hari yang padat dan bisa jadi melelahkan. 

Dari info yang kami peroleh, bahwa kawasan Muzdalifah, Arab Saudi ini, diharapkan telah bersih dari calon jamaah haji sebelum pukul 07.00 Waktu Arab Saudi sebagai antisipasi cuaca ekstrim yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko kesehatan jamaah. Untuk mengosongkan kawasan Muzdalifah sebelum pukul 07.00 Waktu Arab Saudi, maka semua pemberangkatan jamaah ke Makkah Al-Mukkarammah maupun ke Mina akan dilakukan tepat setelah lewat tengah malam atau dini hari.  

Dengan pemberangkatan jamaah segera setelah tengah malam, diharapkan pada pukul 07.00 Waktu Arab Saudi tidak ada lagi jamaah yang tertinggal di Muzdalifah, sebab di Muzdalifah tidak ada layanan tenda sehingga jamaah berada di tempat terbuka. Keputusan itu diambil mengingat suhu udara di Kota Makkah yang diperkirakan terus naik. Hingga hari ke-14 yaitu 9 Dzulhijjah 1437 H saat kami berada di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji, tercatat suhu maksimal Kota Makkah sudah mencapai 43 derajat Celcius, sementara menurut catatan bahwa suhu saat puncak haji di Arafah pada hari ke-14 kemarin sudah mencapai 50 derajat Celcius. Ini dikarena prosesi haji tahun ini terjadi saat puncak musim panas dunia.

Maka untuk kelancaran pemberangkatan, bus yang akan kami tumpangi pada pukul 00.45 Waktu Arab Saudi sudah ada di pintu naiknya jamaah. Semua diutamakan bagi jamaah-jamaah yang memerlukan bantuan khusus, yang pakai kursi roda, pakai tongkat, yang sakit, yang sepuh dan lain sebagainya. Proses menaikkan jamaah pun dimulai, sehingga pada pukul 01.00 Waktu Arab Saudi semua jamaah kami sudah berada kembali di dalam bus. 

Hanya dari sisi teknis saja bila prosesi penjemputan bus kami ini telat sedikit saja, maka kami akan terlambat 1 sampai 1,5 jam untuk sampai di Makkah Al-Mukkarammah. Kami akan diangkut dari Muzdalifah menuju Makkah Al-Mukkarammah dengan menggunakan bus dan segera kami akan melaksanakan Thawaf Ifadah. 
Suasana crowded jalanan di Muzdalifah


Alhamdulilah, proses wukuf di Arafah dan mabit (bermalam) di Muzdalifah kami telah berjalan dengan lancar dan aman. Meski pun begitu kami masih terus tetap menjaga kesehatan dan tetap waspada untuk prosesi haji selanjutnya, berupa pelemparan jumrah di Mina, Thawaf Ifadah, Sa'i hingga Thawaf Wada. 

Tepat pada pukul 01.00 WAS, bus yang membawa rombongan kami bergerak meninggalkan Muzdalifah. Semua jamaah tertib menaati jadwal yang sudah disepakati agar membantu kelancaran angkutan. Karena pada saat yang sama seluruh jamaah haji yang jumlahnya jutaan orang akan menuju tempat yang sama, sehingga kalau tidak tertib, justru yang akan terjadi adalah angkutan tidak lancar dan malah tidak sampai ke tujuan. Pada dini hari ini tampak jutaan jamaah mulai bergerak secara bersamaan dari Muzdalifah untuk menuju ke Makkah Al-Mukkarammah ataupun ke Mina.   
Suasana dini hari di MuzdalifahSelamat tinggal Muzdalifah...

Saat perjalanan dari Muzdalifah menuju ke kota Makkah Al-Mukkarammah tampak jelas jalanan dipenuhi dengan antrian bus dan jamaah di sepanjang jalan. Semua bus-bus akan sulit mendekati Masjidil Al-Haram maupun gedung-gedung yang berada di sekitarnya. Jadi sebenarnya di mana bus kami ini akan berhenti  ? 

Iya seperti pada perjalanan kami pada 04 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 06 September 2016) kemarin saat kami berangkat dari apartemen menuju ke Masjidil Al-Haram, maka pada dini hari ini kami juga akan menuju ke Terminal Kuday, lalu dengan Bus Saudi Public Transport Company “SAPTCO” merah menyala dari Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah kami akan menuju ke Masjidil Al-Haram. 

Tepat jam 02.00 WAS bus kami sampai di Terminal Kuday. Di Terminal Kuday ini, sebelum kami melanjutkan perjalanan kami semua berwudhu di toilet umum di stasiun bus Terminal Kuday ini. Berwudhu  di Terminal Kuday ini kami lakukan agar begitu sampai di Masjidil Al-Haram kami semua bisa langsung melakukan Thawaf Ifadah. Tidak perlu lagi antri di toilet yang bakalan penuh dengan jutaan jamaah. 

Selesai urusan wudhu, lalu jam 02.15 WAS kami melanjutkan perjalanan dengan free shuttle bus services “SAPTCO” ke Al Haram. Terminal Kuday tampak begitu ramai. Kami ikut mengantri bersama para jamaah lain dari seluruh dunia untuk mengambil bus yang akan membawa kami semuanya ke Masjidil Al-Haram. Dalam waktu 15 menit perjalanan dari Terminal Kuday, akhirnya kami semua penumpang diturunkan tepat di UnderPass di bawah Al Haram. Bus SAPTCO pun berhenti dan jamaah dipersilakan jalan kaki, karena memang bus tidak bisa mendekat ke Masjidil Al-Haram.

Tepat jam 02.30 WAS kami semua sudah berada di pelataran luar Al Haram. Semua kendaraan hanya bisa berhenti sampai radius 1 km dari Masjidil Al-Haram. Lalu semua jamaah diwajibkan berjalan kaki untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. Berhubung kami berada di UnderPass bawah Al Haram, maka kami harus naik 1 kali Eskalator. Dan begitu sampai diatas lalu arahkan pandangan kearah kanan, maka kami sudah berada tepat di pelataran Al Haram depan King Fahd Gate (Gate no. 79). Hanya cukup 6-7 menit berjalan kaki dari terminal yang berada di UnderPass untuk sampai ke Pelataran Masjidil Al-Haram ini. Sebelum memulai Thawaf Ifadah ini, kita selalu diingatkan agar tetap berada di regu dan rombongan, tidak ambil inisiatif sendiri. 
Haji Hari Ketiga


Pada tanggal 10 Dzulhijjah hari ini adalah hari Idul Adha, namun bagi jamaah haji, pada hari tersebut tidak melakukan shalat Id, tapi ada beberapa amalan haji yang dilakukan. Amalan bagi jamaah haji yang melakukan Tamattu seperti kami ini adalah, melontar jumrah Aqabah, menggundul kepala atau memendekkan rambut, baik bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita menggunting rambut seukuran ujung jari, lalu Thawaf Ifadah dan Sa’i. Ditambah dengan menyembelih seekor kambing jika mampu sebagai hadyu, atau lebih dikenal sebagai Dam. Namun jika tidak mampu mendapatkannya atau membelinya, kewajiban tersebut dapat diganti dengan puasa sepuluh hari, tiga hari pada saat haji, dan tujuh hari di kampung halaman. Untuk urusan menyembelih seekor kambing sebagai hadyu, yaitu Dam Tamattu / Dam bagi Haji Tamattu ini kami telah menitipkannya kepada PT. Siar Haramain International Wisata dengan membayar 100 USD / orang untuk di lakukan penyembelihan. 

Tapi apakah boleh mendahulukan Thawaf Ifadah dan Sa'i sebelum melontar jumrah Aqabah atau sebelum wukuf di Arafah ? Berdasarkan petunjuk nabi, amalan-amalan pada hari ini dapat dimundur-majukan. Boleh mendahulukan Thawaf Ifadah dan Sa'i haji sebelum melontar jumrah Aqabah, tapi tidak boleh melakukan Thawaf Ifadah sebelum wukuf di Arafah atau sebelum tengah malam Idul Adha. Namun jika seseorang bertolak dari Arafah dan singgah di Muzdalifah pada malam Idul Adha maka dia boleh Thawaf dan Sa’i pada paruh kedua malam Idul Adha atau pada hari Idul Adha sebelum melontar jumrah Aqabah. Sebab dalam hadits disebutkan. “Artinya : Seseorang bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata : ‘Saya Thawaf Ifadah sebelum melontar ?’ Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Tidak mengapa’. [Hadits Riwayat Darimi dan Ibnu Hibban]. 

Sehingga jika seseorang mendahulukan sebagian atas sebagian yang lain, misalnya seseorang Thawaf dahulu baru kemudian dia melontar, atau mencukur habis dahulu baru dia melontar, atau mencukur habis sebelum menyembelih kurban, atau Thawaf sebelum menyembelih kurban, atau Thawaf sebelum mencukur, maka masing-masing tersebut telah mencukupi dan hal tersebut tidak mengapa. Sebab ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang mendahulukan dan mengakhirkan maka beliau bersabda : “Tidak mengapa, tidak mengapa”.

Jika seorang jamaah haji telah melakukan dua dari tiga perbuatan berikut, melontar Jumrah, menggundul atau memendekkan serta Thawaf dan Sa'i, maka dia telah mendapatkan tahallul awwal, dan jika semuanya telah dilaksanakan, maka dia sudah mendapatkan tahallul tsani. Tahallul awwal adalah anda terbebas dari larangan-larangan ihram, kecuali berhubungan intim dengan isteri. Maka anda sudah boleh mandi dengan memakai wewangian dan mengenakan pakaian biasa. Sedangkan tahallul tsani, adalah dibebaskannya jamaah haji dari seluruh larangan ihram termasuk berhubungan intim dengan isteri. Secara teknis, pelaksanaan masing-masing amalan di atas sangat disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Bukan langkah bijak mengejar keutamaan jika harus mengorbankan keselamatan dan keamanan diri, selama di sana masih ada keleluasaan dalam syariat.
Perjalanan Sa'i Haji dari bukit Safa ke bukit Marwah, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Setelah proses ritual haji di Arafah dan Muzdalifah, kami semua akan melaksanakan Thawaf Ifadah yang disebut sebagai thawaf rukun karena merupakan rukun haji. Ifadah sendiri artinya adalah ‘meninggalkan’ atau thawaf setelah meninggalkan Arafah. Thawaf Ifadah adalah di antara rukun haji yang mesti dilakukan. Jika tidak melakukan thawaf yang satu ini, maka hajinya tidak sah atau batal. Sebagian jamaah haji melaksanakan Thawaf Ifadah pada hari raya Idul Adha. Dengan status hukum Thawaf Ifadah sebagai rukun haji dan sebagian besar melaksanakan pada saat bersamaan pada 10 Dzulhijjah, maka tingkat kepadatan Masjidil Al-Haram meningkat tajam. 

Saat ini waktu sudah menunjukkan jam 03.00 WAS, sekarang saatnya kami semua akan melaksanakan Thawaf Ifadah. Kami memulai ibadah Thawaf Ifadah ini bersama-sama. Saat melakukan Thawaf Ifadah ini kami berada pada lantai dasar yang cukup dekat ke Ka’bah.  Saat itu jamaah thawaf sangat padat. Semua orang dari berbagai bangsa di dunia melebur menjadi satu. Tidak ada lagi perbedaan si kaya dan si miskin, berpangkat atau tidak, pejabat atau rakyat biasa, semua sama di hadapan Allah, sama-sama berputar mengelilingi Ka’bah.

Adapun cara melaksanakan Thawaf Ifadah ini sama dengan sebagaimana thawaf lainnya. Thawaf Ifadah dilakukan dengan tujuh kali putaran. Dimana posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jamaah. Setiap putaran tersebut merupakan rukun. Sebelum thawaf, pastikan anda telah bersuci dari hadats besar dan hadats kecil. Kemudian, karena ini adalah Thawaf Ifadah yang kami lakukan sebelum melontar jumrah Aqabah serta belum menggundul kepala atau memendekkan rambut, maka kami masih lengkap dengan berpakaian ihram, maka disunnahkan bagi orang laki untuk melakukan idhtiba' (membuka pundak kanannya). Thawaf diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad yang di beri tanda lampu hijau pada sisi kanan kita. Karena posisi  Ka'bah berada di sebelah kiri jamaah, berarti orang yang Thawaf berputar mengelilingi Ka'bah pada posisi berlawanan arah jarum jam.

Setelah selesai Thawaf, pundak kanan bagi laki-laki kembali ditutup dengan kain ihram. Kemudian setelah itu menuju Maqam Ibrahim. Setelah melaksanakan thawaf, kami pun sholat sunnah dua rakaat di belakang Maqam Ibrahim. Usai melaksanakan sholat sunnah, dan setelah salam kami berdoa memohon kepada Allah. Tiada daya dan upaya melainkan hanya karena kekuasaan dan Rahmat Allah, semoga semua doa yang kami panjatkan di kabulkan Allah. Amin... 

Selanjutnya kami bergerak untuk meminum air zam-zam yang memang disediakan persis di area seputaran Ka’bah. Air zam-zam di area lantai dasar yang cukup dekat dengan Ka’bah ini tersedia cukup banyak. Setelah selesai minum air zam-zam kami langsung menuju ke tempat Sa'i. Tempat Sa'i ini juga berada di dalam kompleks Masjidil Al-Haram. 

Bagi yang melaksanakan haji Tamattu seperti kami, maka harus menunaikan Sa'i haji setelah Thawaf Ifadah. Maka setelah mengerjakan Thawaf Ifadah kemudian kami melaksanakan Sa’i dari bukit Safa ke bukit Marwah yang jarak keduanya sekitar 450 meter. Bukit Safa dan bukit Marwah yang berjarak sekitar 450 meter itu sangat penuh disetiap lantainya. Saat itu jamaah Sa'i haji juga tidak kalah sangat padat. Prosesi Sa’i dilakukan sebanyak tujuh kali dan setiap perjalanan dari bukit Safa ke bukit Marwah dihitung satu kali, begitu juga sebaliknya perjalanan dari bukit Marwah ke bukit Safa dihitung satu kali. Total jarak yang harus di tempuh pada saat melaksanakan Sa'i ini adalah 3,150 km. 

Selesai thawaf dan sa'i, bagi mereka yang berhaji Tamattu seperti kami, maka dapat bertahallul dengan menggundul kepala atau memendekkan rambut. Dengan bertahallul maka sudah diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang dari larangan atau pantangan ihram. Pembebasan tersebut ditandai dengan tahallul yaitu dengan mencukur atau memotong rambut sedikitnya 3 helai rambut dan bagi laki-laki disunahkah mencukur bersih atau gundul. Disini saya hanya memotong dan memendekkan beberapa helai rambut saja, dan saya berencana nanti akan menggundul kepala dan mencukur habis rambut saya pada saat selesai melontar Jumrah Aqabah di Mina. Dengan melakukan tahallul, maka selesailah sudah semua rangkaian ibadah haji Tamattu dan sejak saat itu maka semua larangan selama berihram menjadi tidak berlaku lagi. Kami sudah boleh memakai pakaian biasa.  
Perjalanan Sa'i Haji dari bukit Marwah ke bukit Safa, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah, pada jam 04.40 WAS kami semua selesai melakukan Thawaf Ifadah, Sa’i haji dan bertahallul memotong rambut di bukit Marwah (Qureish Gate). Segera kami langsung mengambil posisi di pelataran jalan bukit Marwah ke bukit Safa untuk mengatur shaf shalat subuh berjamaah. Tidak lama kemudian pada jam 04.45 WAS adzan subuh di Masjidil Al-Haram pun berkumandang. Rerata jeda antara adzan dan iqomat subuh di Masjidil Al-Haram sekitar 25-30 menit. Waktu menunggu shalat subuh yang jarang terjadi di masjid-masjid di tanah air, kecuali tukang adzannya bangun kesiangan. Khe ... Khe ... Khe ... 

Tiba saatnya kami melaksanakan shalat subuh berjamaah dan setelah selesai melaksanakan shalat subuh segera kami keluar menuju ke pelataran luar Masjidil Al-Haram. Waktu saat itu menunjukan jam 05.35 WAS. Ada pemandangan yang menarik saat pagi Idul Adha di Masjidil Al-Haram hari ini. 

Saat kami berada di pelataran luar Masjidil Al-Haram mendadak kami terkejut. Masjidil Al-Haram menjadi lautan warna seperti pelangi pada pelataran luarnya. Lautan anak-anak bak pelangi menghiasi pelataran luar Masjidil Al-Haram. Warna-warni seperti pelangi ini berasal dari warna baju yang di pakai anak-anak tersebut. Anak-anak ini ada yang memakai baju berwarna merah, biru, hijau, kuning, ungu dan lainnya. Suasana itu bak pelangi yang sedap dipandang mata. 

Banyak kami melihat pakaian lebaran anak laki-laki dan perempuan yang branded dengan model terbaru. Ternyata meskipun orang dewasanya mengenakan busana muslim, tetapi buat lebaran Idul Adha ini baju anak-anaknya dapat kami temukan dengan berbagai model yang keren, juga mengalami inovasi dan modifikasi dengan kombinasi warna-warna cerah yang membuat tampilan anak-anaknya semakin lucu, modis dan modern. 

Dress ala balerina dengan panjangnya yang mencapai lutut dengan bagian bawahnya yang melebar dipadukan dengan aksesoris dan model rambut berpita banyak kami jumpai. Pemandangan seperti ini tidak pernah kami jumpai pada hari-hari sebelumnya. Bagi kami hari ini saat berada di Masjidil Al-Haram sangat berbeda. Pagi Idul Adha di Masjidil Al-Haram hari ini benar-benar terasa suasana lebaran. 
Pelangi menghiasi pelataran luar Masjidil Al-Haram 


Makkah Al-Mukkarammah adalah kota yang tak pernah tidur. Rasanya setiap saat selalu sibuk, ada saja orang yang berlalu lalang kesana kemari. Saat ini Makkah juga masih selalu sibuk berdandan untuk mempercantik dirinya, dimana-mana ada pembangunan. Gunung-gunung batu yang memeluk kota Makkah sepertinya dari hari ke hari semakin terkikis dengan bangunan-bangunan baru yang saling bermunculan dimana-mana.  

Bangunan raksasa Masjidil Al-Haram yang dikenal sebagai masjid terbesar didunia dan sebagai denyut nadi kota Makkah selalu sibuk setiap waktu. Makkah adalah kota impian bagi setiap muslim. Dan kesempatan berhaji ditempat suci ini selalu akan kami kenang. Kami mensyukuri sebuah berkah yang akhirnya menghantarkan kami ke tempat mulia yang banyak dirindukan orang ini. 

Bagi orang yang tidak sering datang ke Masjidil Al-Haram seperti kami ini, maka setiap sudut bangunan di Masjidil Al-Haram begitu menarik untuk saya amati, dari mulai lampu-lampu cantik yang bergantung diseluruh langit-langit Masjidil Al-Haram sampai deretan botol-botol air zam-zam begitu juga dengan setiap sudut bangunan-bangunannya saya amati lekat-lekat ketika sudah selesai melaksanakan ibadah. Begitu juga ketika di pelataran luar Masjidil Al-Haram saya selalu mengawasi tempat-tempat disekitarnya.  

Setiap saat tampak merpati-merpati disekitar pelataran luar Masjidil Al-Haram dan sepertinya hidup dengan senang, tak perlu susah untuk mencari makanan, banyak jamaah yang memberikan makanan. Mereka sepertinya sudah akrab dengan lautan manusia yang hilir mudik kesana kemari, merpati-merpati Makkah itu juga menambah cantik kota Makkah Al-Mukkarammah.    
King Fahd Gate dan Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Waktu masih menunjukkan jam 05.40 WAS saat kami berada di bagian luar King Fahd Gate (Gate no. 79), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah dan rombongan masih belum terkumpul semuanya, maka kami pun segera melangkahkan kaki menuju ke zam-zam Tower. Kami langsung menuju ke lantai 4 food court zam-zam Tower buat sarapan. Di food court yang ada di lantai 4 zam-zam Tower ini ada Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut, Texas Fried Chicken dan lainnya. Kami tidak mau terlalu lama pilih sana pilih sini, jadi pada kesempatan ini kami memilih untuk membeli Texas Fried Chicken untuk sarapan pagi kami. Selesai sarapan, segera kami kembali ke lobby zam-zam Tower yang terletak tepat di depan King Abdul Aziz Gate (Gate no.1), Masjidil Al-Haram. Ternyata kami belum telat dari jadwal janjian yang telah di sepakati bersama. 

Akhirnya pada jam 06.20 WAS kami meninggalkan Masjidil Al-Haram menuju ke terminal shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO”. Karena sebelumnya kami sudah pernah pulang dengan bus SAPTCO ini, maka kami tidak menemukan kesulitan untuk mencapai stasiun bus tersebut. 

Saat menuju pulang dan keluar dari area Al Haram ini tidak akan semudah pada saat kita datang tadi. Karena pada saat kita mau pulang semua kendaraan kosong yang tidak berpenumpang tidak bisa mendapat ijin masuk alias dilarang masuk ke area UnderPass Masjidil Al-Haram. Sehingga semua para jamaah di haruskan berjalan kaki untuk menuju Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO” yang berada 1 km di belakang dari Makkah Clock Royal Tower. Untuk menuju ke terminal shuttle bus SAPTCO dari King Abdul Aziz Gate (Gate no.1), kita tinggal berjalan lurus menuju ke arah Makkah Clock Royal Tower. Nah nanti kita akan menemukan UnderPass dengan petunjuk "Shuttle bus", maka ikuti petunjuk tersebut dan kita akan sampai di terminal Shuttle bus SAPTCO. 
Saat berada di UnderPass untuk menuju ke terminal Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO”


Saat di terminal Shuttle bus SAPTCO, busnya cukup banyak dan tiap saat ada, sehingga tidak perlu saling berebutan. Bus SAPTCO yang berwarna merah menyala ini akan membawa kami dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday dengan ongkosnya free alias gratis. 

Tidak kurang dari 15 menit waktu perjalanan kami dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday. Pada jam 06.35 WAS kami semua telah sampai di Terminal Kuday, dan bus pariwisata kami pun sudah siap menunggu. Pada jam 06.45 WAS kami semua langsung duduk manis berangkat dari Terminal Kuday menuju ke Apartemen di Nusha Murrur Hashim tempat kami menginap. Alhamdulilah, perjalanan dari Terminal Kuday menuju ke Apartemen hanya berlangsung 15 menit saja. Dan akhirnya pada jam 07.00 WAS kami semua beserta rombong tiba dengan selamat kembali di Apartemen di Nusha Murrur Hashim dan segera kami semua berberes.
Terminal Kuday, Makkah Al-Mukkarammah


Saat tiba di Apartemen di Nusha Murrur Hashim, kami diberi waktu dari jam 07.00-10.00 WAS untuk beres-beres. Dengan sisa waktu yang sempit ini maka hal pertama yang kami lakukan adalah bersih-bersih. Karena kami telah memendekkan rambut serta Thawaf dan Sa'i, maka kami telah mendapatkan tahallul awwal. Dengan Tahallul awwal, maka kami terbebas dari larangan-larangan ihram, kecuali berhubungan intim dengan isteri. Maka kami sudah boleh mandi dengan memakai wewangian dan mengenakan pakaian biasa. Setelah beres bersih-bersih, sarapan pagi pun telah disediakan buat teman-teman yang belum sarapan. Pada pagi ini kami langsung menyempatkan sejenak untuk istirahat sambil cek dan ricek kembali bekal perlengkapan yang akan di bawa ke Mina. 

Akhirnya pada jam 10.30 WAS kami berangkat dari Apartemen di Nusha Murrur Hashim menuju ke Mina. Perjalanan ke Kota Mina dari Apartemen di Nusha Murrur Hashim, Makkah ini memakan waktu hampir dua jam karena jalanan yang padat di musim haji. Arus lalu lintas yang tersendat membuat para jamaah merasa bosan. Untuk mengatasinya, pembimbing jamaah memberikan tausiyah di dalam bus kepada jamaah sebelum tiba di Mina. 

Tepat jam 12.00 WAS bus yang kami tumpangi sampai di Kota Mina. Bus ini tidak boleh masuk melintasi area perkemahan. Jadilah kami semua di turunkan dipinggir jalan tepat di atas King Khaled Bridge. Lalu untuk sampai ke Maktab nomor 113 di Mina kami semua harus berjalan kaki kurang lebih 1 km di sepanjang King Fahd Road. Maktab nomor 113 di Mina ini sama seperti nomor maktab kami di Arafah. 
Lokasi maktab nomor 113 di Mina 

Lokasi tempat kami turun di King Khaled Bridge, Mina


Saat berada di atas King Khaled Bridge, saya sempat mengabadikan Kota Mina ini dari ketinggian. Mina adalah perkampungan kecil yang dihuni oleh manusia hanya setahun sekali dengan tujuan mabit (bermalam) dalam rangka ibadah haji. Mina merupakan tempat Masy’aril Haram dan termasuk juga Tanah Haram (Tanah Suci) karena sangat berdekatan dengan Makkah. Jaraknya dengan Makkah kurang lebih 5 km. 

Mina ini terletak di antara Makkah dan Muzdalifah. Dari atas King Khaled Bridge, bila kita melihat ke sisi kanan kearah Muzdalifah maka akan tampak ribuan tenda dan bila kita melihat ke sisi kiri kearah Makkah maka selain kita bisa melihat ribuan tenda kita juga dapat melihat tempat melempar jumrah. Karena berisi ribuan tenda-tenda di hamparan padang pasir untuk digunakan oleh jutaan jamaah haji seluruh dunia menginap tidak salah kalau Mina mendapat julukan sebagai kota tenda. Dimana sejauh mata memandang, akan tampak tenda-tenda menutupi ruang area kota Mina, yang disusun baris berbaris dan semua tenda-tenda tersebut diatur dengan pendekatan sains  
Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Makkah maka akan tampak ribuan tenda dan tempat melempar jumrah di Mina



Di Mina setiap tahun hanya ramai pada waktu jamaah haji mabit, yaitu bermalam beberapa hari saja. Selebihnya, kota tua ini sepi dan hanya dihuni oleh beberapa penduduk saja. Hampir tidak ada bangunan permanen di Mina, yang tampak adalah tenda-tenda kerucut warna putih tempat para jemaah menginap. Tanah di Mina ini tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja.  

Dengan riwayat kebakaran tenda pada tahun 1997 yang meletus di kamp-kamp, membakar tenda-tenda kain dan membunuh ratusan orang, terus menghantui pihak berwenang. Maka sejak saat itu mereka mengganti tenda tua dengan yang terbuat dari fiberglass yang dilapisi dengan Teflon dan penyiram air panas yang sensitif. Tenda baru yang berbentuk kerucut warna putih itu berukuran 8 x 8 meter, dan dibangun secara permanen oleh pemerintah Saudi dengan kualitas tenda tahan api. Mina yang luasnya sekitar 600 hektar dipenuhi dengan bangunan tenda yang bentuk, ukuran dan modelnya sama dengan warna putih sama semuanya. Karena bentuk, ukuran, model dan warna tenda di Mina yang sama sering membuat jamaah haji kehilangan orientasi arah, bingung menentukan arah untuk pulang. 

Tenda-tenda di Mina ini tetap berdiri sepanjang tahun meski musim haji tidak berlangsung dan kita dapat melihatnya disepanjang perjalanan. Jadi dengan demikian tenda-tenda jamaah di Mina sifatnya adalah permanen. Tenda di Mina ini terbagi-bagi dalam beberapa wilayah. Ada penomoran khusus.
Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Muzdalifah maka akan tampak ribuan tenda di Mina




Selanjutnya dari King Khaled Bridge ini kami menyusuri King Fahd Road untuk menuju ke Maktab nomor 113 di Mina. Karena semua tenda di Mina ini memiliki bentuk, ukuran, model dan warna tenda yang sama, maka oleh pembimbing diberitahu bahwa Maktab nomor 113 di Mina itu terletak dekat dengan Mena Towers. Jadi bila mengalami disorientasi arah, bingung menentukan arah untuk pulang maka sebagai patokan adalah Mena Towers. 
Dari King Khaled Bridge tampak Mena Towers dikejauhan


Pada awalnya pihak berwenang Saudi melarang kamp / tenda VIP di Mina sebagai kota tenda terbesar di dunia, karena mereka "menentang semangat haji", yang seharusnya tentang daya tahan dan ketaatan kepada Allah.  Di Kota Mina tua, selama ratusan tahun dulu peziarah berkemah di lingkungan sekitar dan di antara penduduk Mina. Dulu, Mina adalah lingkungan yang sebenarnya diduduki oleh penduduk dan semarak dengan pasar dan dagangan. Tapi satu dekade yang lalu, lingkungan itu benar-benar dihancurkan, membuat jalan bagi kota tenda dengan jembatan, jalan setapak pejalan kaki, stasiun kereta api dan fasilitas kesehatan. Saat sekarang Mina benar-benar sepi sepanjang tahun, kecuali untuk periode haji, ketika lebih dari satu juta orang menghabiskan beberapa malam di Mina, kota tenda terbesar di dunia sebagai bagian ziarah yang dipersyaratkan. Dan pada hari ini jutaan orang mulai membanjiri kota tenda terbesar di dunia ini.

Semua orang di Mina menjadi musafir. Jamaah haji dari seluruh dunia meninggalkan kenyamanan peradaban dan membubarkan perbedaan kelas dan budaya. Mina mencakup area seluas sekitar 20 kilometer persegi atau kurang dari dua meter persegi untuk setiap peziarah. Pengalaman tinggal selama tiga sampai empat malam di Mina ini akan memberikan pengalaman baru bagi kami. Sebagian besar peziarah akan tinggal di kota tenda Mina, di mana lebih dari 100.000 tenda putih dibangun berdampingan di lembah rendah Kota Mina. Mayoritas satu tenda ini bisa menampung sekitar 50 orang, dan harga rata-rata untuk setiap peziarah adalah $ 500.  

Saat sekarang ini di dekat tenda-tenda dan di antara pegunungan berbatu di lingkungan Mina, baru-baru ini berdiri enam menara menjulang tinggi yang digunakan untuk mengakomodasi jumlah jamaah yang melonjak. Sejak tahun 2015, terdapat ruang VIP seharga $ 7.000 semalamnya di lingkungan perkemahan ini, yaitu Mena Towers  yang dimiliki oleh pengusaha Saudi Saad Qurashi. 

Mena Towers  itu berada di lingkungan Makkah yang tandus di Mina, sebuah daerah yang menjadi pusat ziarah Muslim tahunan ke Arab Saudi. Meskipun kami tidak menginap di Mena Towers ini, tapi dari info yang didapat meski harganya lumayan mahal, kamarnya bahkan tidak setara dengan kamar hotel bintang lima. Ini adalah kamar polos, dua kali dua meter yang hanya dilengkapi dengan dua tempat tidur dan sebuah lemari kecil dan toilet kecil dengan dinding berpanel putih yang di bandrol  dengan label harga $ 3.500 untuk setiap orang semalam. Sehingga ruang darurat di Mina ini berharga senilai $ 7.000 per malamnya. Masing-masing menara berkapasitas 1.500 peziarah, dengan jumlah lebih dari $ 16 juta per tahun, dan disewakannya hanya pada masa haji saja.

Sangat Waaaaaaaw ya harganya… Bayangkan saja harga “SEMALAM” nya kamar di Mena Towers  ini hampir sama mewahnya dengan biaya perjalanan Keberangkatan Haji Khusus Kuota Kementerian Agama Republik Indonesia yang saya dan istri bayar untuk 26 hari. Jadi bila menetap di Mena Towers hanya selama 3-4 hari saja, maka total biayanya bahkan lebih mahal lagi dari seluruh total biaya Keberangkatan Haji Khusus kami pada tahun 1437 H / 2016 M ini. Jadi pantas saja saya bilang harga Mena Towers ini sangat fantastis.

Pemerintah mencoba untuk waktu yang lama untuk melestarikan sifat Mina, tapi ini menjadi semakin tidak mungkin. Kamp / tenda VIP sekarang telah mengambil tempat yang sangat dibutuhkan untuk sejuta setengah peziarah haji. Semuanya demi kenyamanan para peziarah.
Mena Towers dikejauhan


Alhamdulilah, tepat jam 12.15 WAS kami sudah sampai di tenda maktab nomor 113 di Mina. Kami langsung masuk ke area perkemahan kami. Sama seperti saat di Arafah, pada saat hendak masuk ke area dalam maktab 113, tepat didepan pintu maktab 113 dilakukan pengecekan oleh para penjaga pintu dengan menunjukkan gelang ber barcode warna hijau, lalu setelah itu baru boleh masuk. Saat kami sampai, sudah banyak jamaah lain di tenda Mina ini. 

Sebenarnya Mina ini sudah mulai didatangi oleh jamaah haji sejak tanggal 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal di sini sehari semalam sehingga dapat melakukan shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah shalat Subuh tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji berangkat ke Arafah. 

Jamaah haji datang lagi ke Mina ini setelah selesai melaksanakan wukuf di Arafah dan selesai mabit di Muzdalifah, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah dan wajib untuk bermalam dan melempar jumrah pada hari-hari tersebut. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumrah. Tempat atau lokasi melempar jumrah ada 3 yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula. 

Di Mina jamaah haji wajib melaksanakan mabit (bermalam) yaitu malam tanggal 11, 12 Dzulhijjah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani. Adapun pergi ke Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah (Tarwiyyah) hukumnya sunah. Sementara itu mabit atau menginap di Mina sejak tanggal 10 Dzulhijjah sampai dengan tanggal 12 Dzulhijjah atau 13 Dzulhijah dan melontar Jumrah merupakan wajib haji, artinya bila tidak dikerjakan maka hajinya tetap sah namun dia harus membayar denda /dam.
Papan petunjuk Maktab nomor 113 di Mina tepat berada dibawah Mena Towers


Tepat jam 12.23 WAS kami semua bersiap untuk melaksanakan shalat Zuhur. Saat jamaah haji berada beberapa hari di Mina pada hari Idul Adha dan hari-hari Tasyriq (10-13 Dzulhijjah) banyak aktivitas ibadah yang dilakukan di sana. Di antaranya adalah mabit (bermalam), melontar jumrah, shalat lima waktu, dan ibadah-ibadah sunah lainnya.

Ada tuntunan Rasulullah SAW dalam menjalani hari-hari di Mina, salah satunya adalah pelaksanaan shalat lima waktu yang sedikit berbeda dengan pelaksanaan yang biasa dilakukan. Ketika berada di Mina, semua shalat yang empat rakaat di qashar menjadi dua rakaat. Shalat-shalat yang di qashar itu adalah Zuhur, Ashar, dan Isya. Sehingga pada hari-hari Mina ada empat shalat yang dilakukan dua rakaat. Shalat yang satunya lagi tentulah shalat Subuh, sedangkan Maghrib tetap dilakukan tiga rakaat.

Kesemua shalat ini dilakukan pada waktunya masing-masing tanpa jamak. Maka itu, semua shalat yang bilangan rakaatnya empat di qashar menjadi dua rakaat, namun tidak di jamak. Di qasharnya shalat yang empat rakaat ini, sebagaimana disampaikan dari para sahabat yang menyaksikan secara langsung sunah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dari Abdullah bin Umar RA yang berkata bahwa Rasulullah SAW melakukan shalat di Mina dua rakaat. Hal ini juga dilakukan oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Usman bin Affan radhiyallahu anhum. ( HR Bukhari 1572 ).

Dari Haritsah bin Wahab Al Khuza’i RA yang berkata, “Kami shalat bersama Rasulullah SAW dan belum pernah kami shalat dengan jamaah sebanyak itu. Kami shalat bersama Nabi SAW di Mina dua rakaat.” ( HR Bukhari 1573 ).

Dari Abdurrahman bin Yazid dari Abdullah RA yang berkata, “Aku shalat (di Mina) bersama Nabi SAW dua rakaat. Aku pun shalat bersama Abu Bakar RA juga dua rakaat. Bersama Umar RA, aku pun melakukannya dua rakaat. Namun, rupanya kalian berada di persimpangan jalan (ada yang melakukan dua rakaat, ada yang empat rakaat). Aku beruntung pernah mengikuti dari mereka empat shalat yang dilakukan dengan dua rakaat.” ( HR Bukhari 1574 ).

Itulah tiga hadis yang menceritakan kepada kita bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat yang utama juga mengqashar shalat yang empat menjadi dua rakaat selama berada di Mina. Karena kami sedang dalam perjalanan dan kami juga sedang berada di Mina, maka kami juga akan mengqashar shalat.

Setelah mengqashar shalat Zuhur, pada jam 13.00 WAS kami pun makan siang bersama. Sekarang saatnya kami semua di persilakan makan siang terlebih dahulu sebelum pergi melontar Jumrah. Sama seperti saat di Arafah, di Mina ini juga terdapat banner menu makanan musim haji tahun 1437 H / 2016 M. Kita dapat melihat banner yang ditempelin daftar menu makan sejak dari tanggal 10 Dzhulhijjah sampai tanggal 13 Dzhulhijjah. Menu makan pagi, siang dan malam setiap harinya akan berbeda. Selama pelaksanaan ibadah haji ini, selama di  Mina kita akan mendapat makan pagi dari jam 06.00-09.00 WAS, lalu makan siang dari jam 11.00-13.00 WAS dan makan malam dari jam 18.00-20.00 WAS. Dan untuk yang melakukan Nafar Tsani sampai tanggal 13 Dzhulhijjah akan tetap mendapat makan siang sebelum meninggalkan Mina. 
Banner menu makanan musim haji tahun 1437 H / 2016 M


Selesai makan siang, sambil menunggu keberangkatan untuk melontar Jumrah kami sempatkan untuk beristirahat sebentar di dalam tenda. Mina telah mengalami perubahan luar biasa saat pemerintah mengucurkan milyaran riyal untuk proyek infrastruktur guna memberi kenyamanan selama masa ibadah haji. Penyelenggara ibadah haji terus berupaya meningkatkan fasilitas bagi jamaah haji.

Di Mina tenda dalam jumlah yang massif di ruang terbuka ini dilengkapi  dengan fasilitas tenda yang cukup nyaman. Tenda kami selama di Mina ini berukuran lebih besar dari pada tenda yang ada di Arafah. Di Mina ini tenda kami berukuran kurang lebih 10 x 15 meter dengan daya tampung 78 jamaah haji. Satu tenda ini di bagi dua. Pria berada di barisan depan, sedangkan wanita berada di barisan belakang yang hanya di batasi dengan terpal panjang. 

Saya juga sempat mendokumentasi suasana bagian dalam tenda kami di Mina. Tenda Mina jamaah haji khusus PT. Siar Haramain International Wisata tahun 2016 ini dilengkapi dengan kasur lipat tebal, bantal dan selimut. Tenda-tenda jamaah haji di Mina, Arab Saudi, akan terasa lebih nyaman dengan AC dan karpet tebal, sehingga membuat jamaah terasa lebih nyaman beristirahat. Di bagian luar tenda dapat juga di temukan beberapa unit kipas angin besar yang dilengkapi dengan spray air. AC dan kipas angin dengan spray air ini sangat diperlukan, karena suhu udara pada puncak haji 2016 yang sangat panas. Dengan cuaca panas, risiko calon jamaah haji mengalami heatstroke sangat tinggi. 

Sedangkan untuk urusan toilet khususnya toilet pria di Mina ini hampir sama dengan toilet di Arafah. Ketersediaan toilet di Mina ini sangat memadai. Fasilitas toilet yang tersedia di Mina ini terdiri dari 5 deretan kamar mandi yang tersusun dua lapis saling bertolak belakang. Jadi totalnya terdapat 10 kamar mandi. Setiap kamar mandi masing-masing di lengkapi dengan kloset jongkok, kran air + selang air untuk cebok / membasuh setelah buang hajat serta tempat sampah. Kamar mandi ini juga dilengkapi dengan pancuran / Shower yang memiliki banyak lubang air kecil yang digunakan untuk mandi. Airnya melimpah sekali dan semuanya tersedia dalam sediaan air hangat. Semua airnya kencang, tekanan semprotannya tinggi. 
Suasana dalam tenda kami di Mina


Setelah makan siang dan sejenak beristirahat, maka pada jam 14.15 WAS kami semua bersiap-siap untuk berangkat melempar jumrah Aqabah. Tidak ada persiapan khusus. Kami hanya perlu membawa 7 butir kerikil dalam kantong sebagai senjata dalam rangka berperang melawan musuh manusia, yaitu setan. Karena melempar jumrah adalah lambang memerangi setan. 

Tiap-tiap maktab sudah mendapatkan jadwal resmi tertulis dari kerajaan Arab Saudi dan harus menandatangani surat pernyataan bahwa akan mengikuti kegiatan melempar jumrah sesuai jadwal. Bila tidak mengikuti aturan akan di kenakan sangsi keras dari pihak keraajaan Arab Saudi.

Berdasarkan hasil keputusan kerajaan Arab Saudi maka maktab 113 yang terdiri dari 4 agen biro perjalanan dengan total kurang lebih 250 jamaah haji mendapatkan jadwal kegiatan melontar pada tanggal 10 Dzulhijjah jam 15.00 WAS, pada tanggal 11 Dzulhijjah jam 03.00 WAS dan pada tanggal 12  Dzulhijjah jam 21.00 WAS.

Jam 14.30 WAS sekarang saatnya kami jalan berangkat melempar jumrah Aqabah.  Ini merupakan tantangan terbesar, karena tragedi di Jamarat sudah menjadi sebuah momok yang menakutkan. Tetapi saat ini, menjalankan ritual melempar jumrah ini sudah sangat mudah. 

Dengan di berlakukannya Barcode identitas untuk setiap jamaah haji, maka semua sistem melontar jumrah sekarang sangat tertib dan sangat teratur. Selain itu juga pemerintah Saudi juga telah memutuskan untuk merubah alur pejalan kaki dengan sebuah kompleks besar untuk menghindari kepadatan jamaah. Arus pergi jamaah untuk melempar jumrah di bedakan dari arus pulang jamaah dari melempar jumrah. Milyaran uang dihabiskan untuk membangun semua fasilitas jalan, konstruksi bertingkat dengan banyak pintu keluar, bahkan di lokasi tersebut terdapat sebuah helipad untuk mengevakuasi jamaah saat dibutuhkan ketika terjadi kepadatan. 
Tampak jalanan sepi jamaah saat pergi melempar jumrah dan jalanan ramai jamaah saat pulang melempar jumrah


Jadwal melontar Maktab 113 pada tanggal 10 Dzulhijjah 1437 H / 12 September 2016 ini adalah jam 15.00 WAS. Dan 30 menit sebelum jadwal melontar kami semua sudah diperbolehkan berangkat menuju ke area jamarat. Setiap pintu keluar dari maktab ini semuanya terjaga secara ketat. Sebelum dapat ijin keluar gerbang, pimpinan rombongan maktab akan dicek ketepatan jadwal keluar dari aturan. Jamaah harus tertib berbaris secara teratur 2 barisan. 
Gerbang Maktab 113 yang selalu dijaga oleh petugas


Setiap rombongan jamaah yang akan keluar dari gerbang maktab, maka akan di pimpin oleh 1 pemandu yang memegang tulisan nomor maktab. Semua jamaah harus tertib mengikuti pemandu tersebut agar prosesi melontar jumrah ini berlangsung aman. Yang mana kita ketahui bahwa mengerjakan amalan haji pada tanggal 10 Dzulhijjah adalah dikerjakan secara serentak di waktu dan tempat yang sama yaitu di Mina oleh seluruh umat muslim di seluruh dunia. 

Bayangkan betapa banyaknya jumlah jamaah haji dari seluruh dunia hadir untuk melontar jumrah Aqabah. Tetapi semuanya bisa tertib dan mengikuti aturan baru dari kerajaan Arab Saudi. Semuanya serba teratur dan tertib. Semoga dengan diterapkannya jadwal melontar sebagai aturan baru ini bisa mengurangi risiko kepadatan jamaah haji.
Pemandu Maktab 113



Perjalanan pergi dari Maktab 113 untuk menuju ke area jamarat kami tempuh dalam jarak 800 meter. Kami akan melalui jalur yang berbeda untuk saat pergi dan saat pulang nanti. Dengan semua aturan yang super ketat ini, maka melontar jumrah saat sekarang ini sangat-sangat tertib. Semua sistem ini di terapkan untuk mengurangi resiko jamaah bertemu dan berdesakan dengan jamaah lain dari negara-negara lain. 
Perjalanan pergi dari Maktab 113 untuk menuju ke area jamarat


Pada saat pergi melempar jumrah Aqabah tanggal 10 Dzulhijjah ini, kami menuju jamarat melalui jalan King Fahd Road. Sebelum sampai ke area melempar jumrah yang akan kami lempar, dari kejauhan kami hanya bisa melihat gedung tinggi 5 lantai yang dikelilingi oleh 11 gedung melingkar mirip ramp parkiran yang banyak bisa kita temui di mall-mall besar. 

Perkembangan jamarat dari waktu ke waktu selalu mendapatkan perhatian. Karena dalam ibadah haji pada tahun-tahun sebelum jembatan jamarat dan gedung tinggi 5 lantai yang sekarang ini dibuat, melempar jumrah merupakan titik rawan dari semua kegiatan ibadah haji. Bagaimana tidak, jika ribuan jamaah haji berkumpul pada satu titik di jamarat yang sempit untuk melempar jumrah, menjadikan jamarat suatu lokasi yang penuh sesak oleh jamaah. Tentu saja keadaan ini sering menimbulkan korban karena saling berdesakan. Oleh karena itu bangunan Jamarat terus diperluas agar bisa menampung jumlah jamaah sebanyak-banyaknya.  

Kami terus berjalan mendekati gedung melingkar mirip ramp parkiran tersebut. Setelah dekat barulah kami sadar bahwa 11 gedung melingkar tersebut merupakan ruangan escalator building. Tujuan dibuatkan building yang demikian banyak adalah untuk mendistribusikan jamaah agar bisa merata tersebar di semua lantai jamarat. Selain menggunakan escalator building, ke jamarat juga bisa diakses melalui beberapa jembatan yang langsung diarahkan ke lantai 2 dan lantai 3 bangunan jamarat dengan berjalan kaki. Jumlah pintu masuk menuju jamarat ada 11 buah dan pintu keluar sebanyak 12 buah. Saat ini kami masuk melalui escalator building (2) dan akan keluar dari sisi gedung yang lain.

Pengaturan jamaah menuju jamarat ini diatur sedemikian rupa sehingga jamaah yang masuk melalui suatu pintu tidak akan bertubrukan dengan jamaah yang masuk melalui pintu lain. Misalnya Jamaah yang datang dari Mina barat langsung mengarah ke lantai satu, yang datang dari Mina selatan langsung menuju ke lantai dua, yang datang dari Mina pusat seperti kami dari jalan King Fahd Road langsung menuju ke lantai 3, sedangkan jamaah yang masuk melalui jalan King Abdul Aziz akan diarahkan langsung menuju lantai 2. Sedangkan lantai 4 digunakan bagi jamaah yang menggunakan kereta api, dan lantai paling atas yaitu lantai 5 digunakan untuk para orang tua dan atau penyandang cacat untuk melempar jumrah yang dibantu dengan menggunakan kendaraan mobil listrik yang membawa jamaah dari lantai dasar sampai lantai paling atas. 
Pintu masuk kami menuju jamarat melalui escalator building (2) 


Dari tahun ke tahun gedung yang terdiri dari 5 lantai ini memang terus dibenahi, dilengkapi fasilitas seperti escalator dan sistem pendingin udara yang menyemprotkan butir-butir uap air untuk menjaga suhu udara agar tidak lebih dari 29 derajat Celcius. 

Begitu kami masuk melalui escalator building (2) maka kami langsung disambut dengan para penjaga berseragam militer dan polisi kerajaan Arab Saudi yang selalu menyemprotkan spray air kewajah para jamaah dengan maksud memberi kesegaran kembali kepada setiap jamaah yang telah berjalan jauh di bawah teriknya panas matahari. Selain faktor tempat jamarat yang lebih baik dari tahun ke tahun, pengamanan jamaah haji juga terus mendapatkan perhatian kerajaan Arab Saudi. Petugas berseragam ini tersebar di berbagai tempat suci termasuk di jamarat. 
Saat naik escalator di escalator building (2) untuk menuju ke lantai 3  


Escalator yang kami naiki ini cukup panjang dan cukup tinggi dari biasanya. Saat ini bangunan jamarat terdiri dari lima lantai, setiap lantai bisa menampung ribuan jamaah yang akan melakukan melempar jumrah. Dan kami yang datang dari Mina pusat, King Fahd Road diarahkan langsung menuju ke lantai 3. 
Saat naik escalator di escalator building (2) untuk menuju ke lantai 3  

Saat naik escalator di escalator building (2) untuk menuju ke lantai 3  


Tepat jam 15.00 WAS kami tiba di lantai 3 tempat melontar jumrah. Saat keluar dari escalator, semua jamaah diarahkan ke jalan sebelah kiri. Dengan ditetapkan aturan jadwal melontar ini, maka daerah melontar saat sekarang ini benar-benar sepi tidak perlu berdesak-desakan. Cukup nyaman bagi setiap jamaah haji. Seluruh jamaah haji khusus maupun reguler dari seluruh dunia harus mengikuti aturan dan penjadwalan yang diterapkan oleh kerajaan Arab Saudi ini. 

Tanpa diduga saat di lantai 3 tempat melontar jumrah ini ternyata kami bertemu dengan sepupu dari ibu mertua saya. Dan kami sempat sejenak mengobrol saling menanyakan kabar dan menanyakan tempat dan maktab beliau. Tidak lupa juga kami mengabadikan momen pertemuan ini dengan berfoto bersama untuk memberi kabar kepada ibu mertua bahwa kami sempat bertemu dengan saudara saat sedang berada di Mina.  
Saat bertemu saudara di lantai 3 tempat melontar jumrah, Mina


Tidak lama, kami pun harus berpisah dengan saudara  kami dan kami melanjutkan perjalanan untuk menuju ke area melempar jumrah Aqabah. Saudara kami mengikuti rombongan maktabnya dan kami mengikuti rombongan maktab kami. 

Lantai-lantai di gedung jamarat ini sangat luas, sehingga sangat leluasa bagi para jamaah untuk berjalan menuju area melempar jumrah. Kami berjalan dengan mengikuti petunjuk yang begitu banyak terpasang di setiap pojok gedung dengan cukup besar dan jelas. Disini dapat kita lihat, bahwa dengan di terapkannya peraturan baru dari kerajaan Arab Saudi tentang aturan jadwal melontar maka dapat dilihat betapa sunyi dan sepinya kondisi melontar jumrah di Mina.  
Sepinya jalanan lantai 3 saat menuju area melempar jumrah, Mina.

Sepinya jalanan lantai 3 saat menuju area melempar jumrah, Mina.


Kami terus berjalan menuju ke tempat melempar jumrah Aqabah. Letak jumrah Aqabah jika kita datang dari arah Mina atau dari arah Muzdalifah, maka letaknya yang paling ujung. Kita akan melalui Jumrah Ula dan Jumrah Wushtha terlebih dahulu. 
Tempat pelemparan Jumrah Ula, Jumrah Wushtha dan Jumrah Aqabah


Saat ini pemerintah Kerajaan Arab Saudi membangun tempat pelemparan jumrah di Mina yang aman, dengan lima tingkat jalur lalu lintas jamaah yang tidak saling bertabrakan.  

Oleh karena harus bisa menampung banyak jamaah dalam satu waktu, BinLaden Corporation membangun jembatan tanpa kolom di tengahnya pada setiap lantai. Tempat pelemparan Jumrah Ula, Jumrah Wushtha dan Jumrah Aqabah jaraknya sangat berdekatan. Sehingga gedung jamarat ini dibangun dengan panjang 950 meter dan lebar 80 meter, sedangkan tugu Jumrah yang akan dilempar memiliki bentangan 20 meter. 

Saat ini jemaah bisa melempar jumrah tanpa harus saling berpapasan alias satu jalur searah, sehingga lebih aman. Ini adalah proyek raksasa dengan dana raksasa. Bayangkan, dana yang dikeluarkan untuk sesuatu yang hanya dipakai tiga hari saja setiap tahun.   
Perjalanan menuju ke Jumrah Aqabah setelah melalui Jumrah Ula dan Jumrah Wushtha 


Selain gedung Jamarat yang terdiri dari 5 lantai yang terus dibenahi, ternyata langkah cerdas juga dilakukan pemerintah Saudi pada tempat pelemparan batu yang dibuat jauh lebih mudah dengan mengubah bentuk pilar yang melambangkan Setan. 

Terdapat pilar bulat di masa lalu dimana jamaah akan melempar dan kadangkala mengenai orang lain dengan lemparan batu. Terkadang juga mereka akan meleset dan akan mengulangi ritual lagi dan lagi sehingga mengarah ke bencana. 

Bentuk pilar dirubah dari bulat menjadi elips. Ketika anda mendekatinya, bentuk Jumrah Ula, Jumrah Wushtha dan Jumrah Aqabah sekarang lebih pada bentuk dinding tembok "V" dengan panjang lebih kurang 20 meter dan tinggi lebih kurang 4,5 meter. Hal ini dimaksudkan agar para jamaah haji tidak berdesak-desakan lagi dalam melempar jumrah, sehingga sangat mudah untuk melemparnya. 

Di gedung jamarat ini juga dilengkapi menara pengendali, CCTV, sejumlah exhaust fan, toilet, keran air dan pos keamanan sehingga menambah suasana nyaman saat melempar jumrah. Namun saat kami jalan untuk melempar Jumrah Aqabah ini sama sekali kami tidak menemukan adanya toilet di dalam gedung.  
Dinding Jumrah Aqabah yang berbentuk elips


Melontar jumrah pada tanggal 10 Dzulhijjah ini hanya melontar di satu jumrah dengan tujuh lontaran, yaitu Jumrah Aqabah. Perlu diketahui, bahwa dalam melontar, yang paling penting adalah agar batu tersebut jatuh ke dalam wadah penampung batu, bukan harus mengenai tembok. 

Lakukanlah melontar dengan tenang, satu demi satu, tidak sekaligus dan tidak terburu-buru serta tidak dengan emosi berlebihan, tapi bacalah “Allahu Akbar” setiap lontaran. Karena, seperti halnya thawaf dan sa'i, melontar sebagaimana dikatakan Aisyah radhiallah'anha disyariatkan untuk berzikir kepada Allah. Melontar tidak boleh sekaligus dengan tujuh batu, tapi satu demi satu. Kalau ada yang melontar sekaligus dengan tujuh batu, itu dianggap satu lontaran. 

Sebenarnya hakekat melempar jumrah ini adalah antara kecintaan Nabi Ibrahim as pada puteranya Ismail dan kewajibannya untuk mentaati perintah Allah. Kecintaan pada Ismail merupakan ujian bagi Ibrahim, kehidupan Ismail sedang dipertaruhkan, oleh karena itu Nabi Ibrahim as digoda oleh setan. 

Ismail bukan hanya seorang putera bagi Ibrahim, ia adalah buah yang didambakan seumur hidupnya dan hadiah yang diterimanya sebagai imbalan karena telah memenuhi hidupnya dengan ketaatan kepada Allah. Namun tiba-tiba Allah mewahyukan untuk menyembelih Ismail dengan tangannya sendiri, maka kedudukan hatinya tidak terbayangkan, ia gemetar, goyah sekan-akan hendak akan roboh, batinnya sangat goncang menerima wahyu itu. Tetapi wahyu itu adalah perintah Allah.  

Di akhir kisah sejarah Ibrahim, bapak dari nabi Islam, tokoh yang paling mulia karena memiliki semangat kemanusiaan dan dikasihi Allah, berada di pinggir jurang karena ”kecintaannya yang wajar pada puteranya Ismail”. Setelah hidup sebagai manusia yang sholeh dan beriman, Ibrahim hendak diperdayakan oleh setan. 

Apabila merenungi bahwa keharusan itu adalah perintah Allah, maka ia benar-benar pasrah, tetapi apabila ia merenungi pula bahwa yang harus dikorbankan itu adalah puteranya Ismail, maka ia merasakan kegundahan yang tidak tertanggungkan. Menyaksikan Ibrahim dalam keadaan kegundahan dan sengsara itu setan berusaha untuk memperdayanya. 

Setan adalah musuh manusia ! Dimana saja, kapan saja dan siapa saja yang memperlihatkan tanda-tanda ketakutan, kelemahan, keraguan, kecemburuan, kebodohan dan bahkan cinta, maka disitulah setan tampil untuk melancarkan tipu dayanya yang jahat. Setan membuat kita terlengah dari kewajiban sehingga kebenaran perintah Allah, tidak dapat kita pahami. 

Akhirnya Ibrahim pasrah kepada Allah. Kemudian Ibrahim mulai membunuh perasaannya yang terpusat pada dirinya sendiri dan pasrah kepada Allah dan membawa Ismail untuk disembelih. Sebelum pisau menyentuh kulit Ismail, tiba-tiba Allah menggantinya dengan seekor domba yang didatangkan dari surga. 

Maha Besar Allah telah memberikan sebuah pelajaran kepada kita, bahwa sejak saat itu tidak ada lagi manusia yang harus dikorbankan sebagai persembahan kepada Allah, namun yang di korbankan adalah domba-domba. Pelajaran penting lagi bahwa sesungguhnya Allah tidak haus darah manusia, berbeda dengan tuhan-tuhan lain yang lapar, penganiaya manusia dan mengharapkan persembahan manusia. Allah yang Maha besar tidak membutuhkan sesuatu apapun juga, Ia tidak seperti kita yang memiliki segala macam kebutuhan.  
Saat melontar kerikil di Jumrah Aqabah 10 Dzulhijjah 1437 H (Senin, 12 September 2016), Mina


Melempar jumrah ini adalah wajib haji yang sangat berat karena dalam waktu yang sangat terbatas dan dalam ruang yang sangat terbatas, jutaan orang berdesak-desakan untuk berjuang melaksanakan rangkaian ibadah ini. Tetapi berkat perhatian kerajaan Arab Saudi, melempar jumrah saat sekarang ini cukup nyaman. Melempar jumrah dianalogikan perlawanan kita pada setan. Pada hari pertama ini Jumrah Ula dan Jumrah Wushtha dilalui saja, kami langsung menembak Jumrah Aqabah yang terbesar. 

Kerikil yang dilemparkan ini ibarat peluru dan kita harus menembakkan batu kerikil yang kita bawa dari Muzdalifah sebanyak 7 butir sebagai peluru kepada musuh di pertemuan Mina. Peluru harus di tembakkan tepat sasaran kearah musuh karena hanya peluru yang tepat sasaran yang akan diperhitungkan. Mina adalah medan tempur. Mina adalah negeri Allah dan setan. Dengan berhasilnya kita melempar jumrah tepat pada sasaran berarti kita telah berhasil melawan setan.

Melempar jumrah adalah simbol perlawanan terhadap setan, musuh abadi kita. Setan telah bersumpah untuk menggelincirkan manusia dari jalan kebenaran. Perlawanan terhadap setan adalah perjuangan sepanjang hidup kita. Kita tidak boleh lengah sedikit pun dan jatuh mengikuti godaan dan rayuan setan. Dengan cara ini, hidup kita akan selamat, di dunia kini, hingga akherat kelak. Insyaallah !  
Selesai melontar kerikil di Jumrah Aqabah 10 Dzulhijjah 1437 H (Senin, 12 September 2016), Mina


Alhamdulilah, pada jam 15.30 WAS kami semua selesai melontar Jumrah Aqabah. Setelah selesai melontar Jumrah Aqabah, maka kegiatan kami berikutnya adalah menyembelih seekor kambing (hadyu) bagi haji Tamattu, lalu menggundul kepala atau memendekkan rambut, baik bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita menggunting rambut seukuran ujung jari. 

Menyembelih hadyu (dam) untuk haji Tamattu dapat dilakukan dengan menyembelih seekor kambing untuk satu orang, atau bisa juga menyembelih seekor onta yang dapat berlaku untuk tujuh orang. Waktu menyembelih berdasarkan pendapat yang paling kuat, berlaku sejak hari Idul Adha, tanggal 10 Dzulhijjah setelah shalat Id hingga tanggal 13 Dzulhijjah. Semakin cepat semakin baik. Tempat penyembelihan harus di tanah haram. Dagingnya dibagikan kepada kaum fakir di tanah haram, dan boleh dimakan sendiri sebagiannya. Untuk urusan menyembelih seekor kambing sebagai Hadyu atau Dam Tamattu / Dam bagi Haji Tamattu ini PT. Siar Haramain International Wisata yang akan melakukan penyembelihan. Kami sudah menitipkan pembelian hadyu (dam) untuk disembelih kepada PT. Siar Haramain International Wisata. 

Selanjutnya selesai melempar Jumrah Aqabah dari segi teknis, kami akan kembali dari tempat melontar jumrah ke maktab 113 dan kami akan melalui jalur yang berbeda dari saat pergi tadi. Perhatikan terus pemandu yang membawa tulisan Maktab 113. Pulang ini kami harus melalui pintu keluar escalator building (7). Saat pulang ini jarak yang akan kami tempuh untuk sampai kembali ke maktab 113 akan lebih jauh dari saat pergi tadi. Jarak dari escalator building (7) ke maktab 113 tempat tenda kami di Mina ini kurang lebih 1 km.
Pintu keluar kami menuju maktab 113 melalui escalator building (7) 


Setelah turun dari escalator building (7) kami berencana mau langsung menggundul kepala. Kami terus berjalan meninggalkan escalator building (7).  Tampak restoran ayam goreng Al-Baik dengan warnanya kuning-merah sangat menyolok dan eye catching di sisi kiri kami. Kami bukan berencana mau makan di gerai Al-Baik ini. Tetapi tepat disebelah gerai Al-Baik ini banyak berjejer tempat yang menyediakan layanan untuk mencukur rambut. 

Sebenarnya tidak sulit untuk mencari tempat mencukur dan menggundul kepala di Mina ini. Karena memang semua tempat di jadikan tempat mencukur. Ada tempat mencukur yang dibangun permanen, tapi banyak juga kami temukan tempat mencukur dadakan di pinggir-pinggir jalanan. Kami memutuskan berpisah dari rombongan dan berencana akan pulang sendiri ke maktab 113 dan kami segera masuk ke salah satu tempat mencukur dan bersiap untuk menggundul kepala. 
Bersiap mencukur dan menggundul kepala di Mina


Masuk ke tempat mencukur, meskipun jamaah haji ramai yang bercukur tetapi kita tidak perlu mengantri. Karena tukang cukurnya cukup ramai juga. Begitu masuk ke tempat mencukur kita langsung di kasih sebuah bon pembayaran seharga 20 real per orang untuk mencukur dan menggundul kepala di Mina ini. Dan kita harus segera membayarnya. 

Fasilitas yang diberikan adalah mencukur dan menggundul kepala dengan menggunakan pisau cukur disposable yang sekali pakai buang. Selain itu kita juga diberikan appron / celemek bahan plastik yang juga disposable. Jadi meskipun sangat-sangat ramai, semua bahan yang di gunakan adalah bahan disposable yang sekali pakai buang. Sehingga kesehatan jamaah tetap terjaga dari tertular penyakit saat mencukur dan menggundul kepala di Mina ini. 
Proses mencukur dan menggundul kepala di Mina


Menggundul rambut atau memendekkannya tidak identik dengan tahallul. Dia adalah ibadah khusus dalam haji yang di syariatkan sejak tanggal 10 Dzulhijjah. Boleh jadi seseorang belum menggundul rambutnya namun dia sudah tahallul awal, kalau misalnya seperti kami yang sudah melontar dan thawaf ifadah. 

Meski bercukur terkesan "REMEH", namun bercukur merupakan wajib haji, sehingga apabila ditinggalkan, maka orang tersebut harus membayar dam yang disembelih dan dibagikan kepada fakir miskin di Tanah Haram, serta tidak diperkenankan baginya untuk mengambil sedikit pun dari dam tersebut, dan hajinya tetap sah. Buat laki-laki yang terbaik adalah dengan menggunduli rambut kepala dan memendekkannya, sesuai dengan Surat Al-Fath ayat 27, yang artinya : Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.
Selesai mencukur dan menggundul kepala di Mina


Selesai menggundul rambut kami melanjutkan perjalanan menuju ke maktab 113 di Mina. Jalan yang kami lalui ini berbeda dari  pada saat datang tadi. Karena kami sudah memisahkan diri dari pemandu jalan kami, maka kami harus memperhatikan secara detail petunjuk jalan agar kami tidak tersasar. Salah satunya adalah kami harus mencari tahu letak Mena Towers. 

Karena berdasarkan info, banyak jamaah haji yang tersasar ketika kembali setelah melontar jumrah. Ini karena ketika berangkat, jalan yang di lalui ketika pulang menempuh jalan yang berbeda. Meskipun ini hanya sekedar masalah teknis, namun jika tersasar cukup lama akan sangat mengganggu kekhusyu'an ibadah kita. Sebab apabila tersesat, anda bisa berjalan berpuluh-puluh kilometer tanpa tujuan jelas, dan tentu saja dapat mengganggu kondisi fisik dan kejiwaan. 

Karena itu, setelah melontar jumrah Aqabah, kalau belum mengerti betul jalan yang akan ditempuh atau malah tidak tahu sama sekali patokan letak tenda di Mina, sebaiknya jangan langsung jalan, perhatikan dahulu jalan-jalan yang tampak, atau perhatikan rambu-rambu jalan, atau bertanya kepada petugas. 

Alhamdulilah tepat jam 16.00 WAS kami sampai kembali di maktab 113 tenda kami di Mina. Segera kami melakukan shalat ashar yang dilanjut dengan bersih-bersih setelah tadi bercukur menggundul rambut kepala. Jam 17.00 WAS saatnya tiba untuk makan malam. Selesai makan malam kami sempatkan untuk beristirahat sejenak sambil menunggu masuknya waktu magrib dan isya. Selesai melaksanakan kewajiban shalat magrib dan isya, pada jam 21.00 WAS kami putuskan untuk segera tidur. Karena kami harus bangun dini hari pada 11 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 13 September 2016) untuk bersiap-siap melontar ke tiga jumrah.  
Papan petunjuk Maktab nomor 113 di Mina tepat berada dibawah Mena Towers


Alhamdulilah, kegiatan melontar Jumrah Aqabah hari ini berjalan lancar. Dapat kami lihat bahwa pada hari ini begitu besar perhatian kerajaan Arab Saudi untuk menjaga keselamatan para tamu Allah untuk kegiatan melontar Jumrah. Semoga area pembangunan yang semakin luas dan dengan jadwal yang ketat untuk waktu melontar serta usaha-usaha yang masih terus di tingkatkan kerajaan Arab Saudi, bisa membuat nyamanan para jamaah.  



11 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 13 September 2016)
(Mina)
King Khaled Bridge, Mina


Malam tanggal 11 Dzulhijjah melakukan mabit di Mina, hukumnya adalah wajib. Sunnahnya jamaah haji tetap berada di Mina sepanjang siang dan malam, sebagaimana dilakukan Rasulullah. Mabit di Mina dapat teraih jika seorang jamaah haji berada di Mina dan mendapatkan sebagian besar waktu malamnya di sana. Jika diperkirakan waktu malam itu antar Maghrib hingga terbit Fajar berlangsung selama 12 jam, maka kami pada hari ini akan berada di Mina pada waktu tersebut untuk mabit.

Tanggal 11 Dzulhijjah ini kami semua masih berada di Mina dan kegiatan hari ini akan di isi dengan melontar jumrah. Jumrah yang dilontar adalah ketiga-tiganya, dimulai dari Jumrah Ula, kemudian Jumrah Wushtha, lalu Jumrah Aqabah.

Untuk melontar jumrah pada tanggal 11 Dzulhijjah, maktab 113 sudah mendapatkan jadwal resmi tertulis dari kerajaan Arab Saudi untuk melempar ke tiga jumrah pada jam 03.00 WAS. Maka pada jam 02.15 WAS kami semua bersiap-siap untuk berangkat melempar ke tiga jumrah. “Bapak-bapak … Ibu-ibu... Sebelum melempar jumrah pagi ini jangan dalam keadaan kondisi perut kosong... makan dulu ya... minum air dulu yang hangat… kalo badan dah hangat.. baru dech kita jalan melempar jumrah …” begitu pesan singkat bapak pembimbing kami didalam tenda di Mina. 

Kami pun bergegas mengambil air panas di dapur umum, lalu menyeduh dua Mie instan Indomie rasa kare yang telah di bawa oleh PT. Siar Haramain International Wisata dari Makkah. Setelah kami usai makan, walau cuma Mie instan Indomie, Alhamdulillah badan sudah terasa lebih hangat. Setelah sarapan kami bersiap berangkat menuju ke area jamarat. Tidak ada persiapan khusus. Kami hanya perlu membawa 21 butir kerikil dalam kantong sebagai senjata dalam rangka berperang melawan musuh manusia, yaitu setan.

Pada jam 02.45 WAS sekarang saatnya kami jalan berangkat menuju ke area jamarat. 15 menit sebelum jadwal melontar kami semua sudah diperbolehkan berangkat menuju ke area jamarat. Sama seperti pada tanggal 10 Dzulhijjah kemarin, maka sebelum mendapat ijin keluar dari gerbang maktab 113, pimpinan rombongan maktab akan dicek ketepatan jadwal keluar dari aturan. 
Perjalanan pergi dari Maktab 113 untuk menuju ke area jamarat


Melontar pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, dimulai sejak matahari tergelincir atau masuk waktu Zuhur. Waktu yang paling utama adalah saat matahari tergelincir. Namun dengan adanya aturan jadwal melontar jumrah dari kerajaan Arab Saudi maka jangan memaksakan diri harus melontar jumrah saat matahari tergelincir, karena kondisinya bisa saja akan sangat berdesakan bila tidak sesuai jadwal. Apalagi bila kondisi fisik sedang tidak fit, ini juga membahayakan bila melontar jumrah disaat padat. 

Jadwal waktu yang sudah di atur oleh kerajaan Arab Saudi untuk melontar jumrah malam hari atau selepas Ashar juga tidak mengapa. Kehati-hatian selalu diutamakan. Khususnya sekarang tempat jumrah telah dibangun bertingkat lima dan diperluas, insya Allah tidak terlalu mengkhawatirkan. Melempar jumrah dalam kondisi kosong, adalah hal yang kami inginkan. Dengan nafas teratur kami berjalan santai menuju ke pintu masuk jamarat melalui escalator building (2). Dengan menaiki escalator yang cukup panjang dan cukup tinggi dari biasanya kami diarahkan langsung menuju ke lantai 3.
Pintu masuk kami menuju jamarat melalui escalator building (2) 


Tepat jam 03.00 WAS kami tiba di lantai 3 tempat melontar jumrah. Saat keluar dari escalator, semua jamaah diarahkan ke jalan sebelah kiri. Yang mau saya tunjukkan disini adalah bahwa dengan di terapkannya peraturan jadwal melontar dari kerajaan Arab Saudi maka dapat dilihat suasana jalanan Kota Mina sekarang betapa nyaman dan terarah. Situasi jalanan Kota Mina untuk menuju ke area melontar ke 3 jumrah ini sangat sunyi dan sepi tidak perlu berdesak-desakan. Dengan semua aturan yang super ketat ini, maka melontar jumrah sangat-sangat tertib sehingga tidak berdesakan dengan jamaah lain.
Sepinya jalanan Kota Mina dilihat dari lantai 3 area tempat melempar jumrah, Mina.

Sepinya jalanan Kota Mina dilihat dari lantai 3 area tempat melempar jumrah, Mina.


Dini hari ini, pertama-tama kami akan melempar Jumrah Ula yang letaknya jika kita datang dari arah Mina atau Muzdalifah, terletak paling awal. Batu kerikil yang dilemparkan ke Jumrah Ula ini ibarat peluru dan kita harus menembakkan batu kerikil yang kita bawa dari Muzdalifah ini sebagai peluru kepada musuh di pertemuan Mina. Jika banyak yang bilang akan ada orang yang histeris saat melempar jumrah ternyata benar. Beberapa jamaah terlihat melempar dengan sengit. Mungkin mereka terlalu terbawa emosi teringat akan riwayat keluarga Nabi Ibrahim yang melempar batu pada setan yang mengoyahkan imannya untuk melaksanakan perintah Allah, untuk mengorbankan Ismail. 

Melontar jumrah ini adalah ibadah dan zikir kepada Allah, tidak perlu melontar dengan emosi seakan-akan melempar setan. Lakukan dengan khusyu' dan iringi dengan zikir, yaitu membaca “Allah Akbar” pada setiap lontaran. Dengan membaca takbir, kami melempar satu demi satu batu yang sudah dipersiapkan. Total tujuh batu. Pastikan batu yang kita lontar masuk ke dalam wadah penampung kubangan. Sehabis melontar pada Jumrah Ula, jangan langsung berangkat ke Jumrah Wustha. Menepilah sebentar, hadapkan wajah ke arah kiblat, lalu angkat tangan anda untuk berdoa memohon segala kebaikan dan berlindung dari segala keburukan kepada Allah Ta'ala. Tidak ada doa khusus, baca doa apa saja yang baik. Mestinya disunnahkan berdoa yang lama di sana sebagaimana Rasulullah lakukan, namun jika kondisi sangat sesak, sebaiknya pertimbangkan keadaan.
Selesai melontar kerikil di Jumrah Ula 11 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 13 September 2016), Mina



Melempar jumrah ini merupakan simbol perlawanan manusia terhadap setan. Manusia harus melakukan perlawanan kepada setan karena selalu berupaya menyesatkan manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkan manusia dari jalan Allah SWT. Melempar jumrah adalah simbol keteladanan manusia yang menunjukkan sikap perlawanan terhadap setan. 

Segera setelah melempar Jumrah Ula dan berdoa, kami menuju ke Jumrah Wustha yang terletak di tengah. Kami melakukan hal yang sama yaitu melontar jumrah dengan zikir kepada Allah. Total tujuh batu kerikil yang kami lontar masuk ke dalam wadah penampung kubangan Jumrah Wustha. Setelah selesai melempar Jumrah Wustha kami menepi sebentar menghadap ke arah kiblat lalu berdoa.
Selesai melontar kerikil di Jumrah Wustha 11 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 13 September 2016), Mina


Silih berganti jamaah haji mendatangi Jamarat di Mina, Makkah, Arab Saudi ini untuk melaksanakan salah satu prosesi wajib haji, yakni melempar jumrah. Tetapi saat ini situasinya lebih lengang sehingga membuat jamaah bisa melempar jumrah dengan tenang tanpa berdesakan. Terlebih di lantai 3 jamarat ini, yang terbilang sepi pada siang kemarin dan dini hari ini. 

Segera setelah melempar Jumrah Wustha dan berdoa, kami menuju ke Jumrah Aqabah yang letaknya paling ujung jika kita datang dari arah Mina atau Muzdalifah. Kami bersiap melontar Jumrah Aqabah dengan tetap berzikir kepada Allah. Total tujuh batu kerikil yang kami lontar masuk ke dalam wadah penampung kubangan Jumrah Aqabah. Setelah selesai melontar Jumrah Aqabah, tidak perlu berdoa lagi, akan tetapi langsung meninggalkan tempat area melempar jumrah.
Selesai melontar kerikil di Jumrah Aqabah 11 Dzulhijjah 1437 H (Selasa, 13 September 2016), Mina


Meskipun melempar ke tiga Jumrah ini dilaksanakan pada dini hari, tetapi tampak jamaah haji pada umumnya semua sangat bersemangat dan tidak ingin meninggalkan satupun prosesi haji yang telah lama ditunggu-tunggu ini. Apalagi masa tunggu haji Indonesia yang sudah mencapai 30 tahun. Tahun 2016 ini ada 3,2 juta pengantre dan setiap tahun hanya berangkat 168 ribu jamaah. Maka kesempatan berhaji sudah sewajarnya dimanfaatkan semaksimalnya. 
Haji Hari Keempat




Selanjutnya setelah selesai melempar ke tiga Jumrah kami akan kembali ke maktab 113 dan kami akan melalui jalur yang berbeda dari saat pergi tadi. Pulang ini kami harus melalui pintu keluar escalator building (7). 

Saat itu waktu masih menunjukkan jam 04.00 WAS. Jadi begitu keluar dari escalator building (7) saya dan istri memutuskan memisahkan diri dari rombongan. Berbeda dari kemarin siang saat melempar Jumrah Aqabah, ini begitu kita keluar dari escalator building (7) banyak kami temukan jamaah haji yang tidur beralaskan tanah dan beratapkan langit disekitaran area jamarat. Umumnya, saat mabit sebelum melempar jumrah sebagian besar jamaah haji dari seluruh dunia tidur di alam terbuka, terutama di sekitar tempat melempar jumrah sehingga hampir tidak ada tempat tersisa. Mereka sengaja mendekat ke area jamarat agar dapat melaksanakan lemparan segera.  

Saya dan istri terus melanjutkan perjalanan. Sambil menunggu masuknya waktu shalat subuh, kami memutuskan berjalan keliling untuk mengeksplore Kota Mina dini hari ini. Kami akan berjalan sedikit kearah Makkah lalu berjalan sedikit kearah Muzdalifah. Pertama kami akan melangkahkan kaki kearah Makkah. Kalau keluar dari escalator building (7) kearah kiri adalah ke Makkah lalu kalau kearah kanan adalah ke Muzdalifah.      

Berjalan kearah Makkah ini banyak dijumpai pegunungan batu dan bebatuan sepanjang mata memandang. Tidak tahu darimana batu-batu tersebut, karena sudah ada dari jaman dahulu kala. Mungkinkah itu muntahan dari gunung berapi ? 

Tetapi pada kenyataannya sangat-sangat jarang dijumpai gunung berapi di Jazirah Arab, yang ada gunung batu yang nampak kokoh berdiri dengan angkuhnya. Ini batu betulan dan sangat keras, serta sebagian puncaknya banyak yang runcing, dan sampai sekarang saya masih belum menemukan jawabannya dari mana batu-batu ini berasal. 

Yang pasti batu-batu besar segede gajah tersebut, tidak mungkin ada begitu saja, apalagi lokasinya di tengah gurun dan jauh dari laut. Begitu banyak dijumpai gunung batu, terpecah-pecah tersusun menjadi bukit dengan kokohnya. Yang jelas gunung batu sangat banyak dijumpai di Saudi Arabia ini. 

Selain menemukan gunung batu yang besar, ternyata di area ini, Mina menjadi kota dadakan. Dikatakan demikian karena di daerah ini menjadi daerah perdagangan yang sangat ramai. Daerah ini dipadati dengan pedagang kaki lima. 

Padatnya pedagang kaki lima ini terlihat hampir di sepanjang jalan menuju kearah Makkah. Berbeda dengan para pedagang kaki lima di Makkah atau di Madinah yang harus kucing-kucingan dengan petugas karena setiap saat dilakukan penertiban, di Mina justru sangat bebas. 

Tak heran bila kebanyakan pedagang juga menggelar kemah kecil atau membawa kasur busa untuk bermalam. Suasana keramaian ini mirip pasar malam di Tanah Air di satu daerah yang digelar selama satu pekan. Sebagian besar pedagang di Mina ini berjualan oleh-oleh haji. Para pedagang ini menggelar dagangannya tidak beraturan, hanya beralaskan kain diatas tanah. Hal itu terjadi karena Pemerintah Arab Saudi sendiri tidak menyediakan tempat khusus untuk mereka
Tampak di kejauhan ke tiga menara Jumrah (Jumrah Ula, Jumrah Wushtha, Jumrah Aqabah)


Tidak terasa kami sudah jauh melangkah kearah Makkah. Lalu kami putuskan untuk jalan putar balik menuju kearah Muzdalifah. Berjalan kearah Muzdalifah sebenarnya kami sudah melewati gerbang maktab 113 tempat tenda kami. Tapi kami terus melangkah melalui King Fahd Road untuk menuju ke arah King Khaled Bridge. Dari King Khaled Bridge ini dapat kami lihat di kejauhan seluruh sisi Kota Mina yang begitu semarak dengan sorotan lampu dan jalanan masih terasa sepi. Selama di Mina, jamaah haji harus menempuh jarak lumayan jauh untuk sampai ke tempat melempar jumrah. Kepadatan daerah jamarat juga dari tahun ke tahun tidak pernah surut. Oleh karena itu diperlukan banyak kesiapan antara lain memperhatikan jalur dari tenda ke jamarat agar tidak tersesat.
Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Makkah maka akan tampak jalanan yang masih sepi dan tempat melempar jumrah di Mina

Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Makkah maka akan tampak jalanan yang masih sepi dan tempat melempar jumrah di Mina



Berbeda dari saat berjalan kearah Makkah, maka saat berjalan kearah Muzdalifah dari atas King Khaled Bridge ini kita tidak akan lagi menemukan pegunungan batu, tetapi kita lebih banyak menemukan ribuan tenda putih di hamparan padang pasir. Dimana sejauh mata memandang, akan tampak tenda-tenda menutupi ruang area kota Mina dengan bentuk, ukuran, model dan warna tenda yang sama. 
Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Muzdalifah maka akan tampak ribuan tenda di Mina

Melihat dari King Khaled Bridge ke kearah Muzdalifah maka akan tampak ribuan tenda di Mina


Selanjutnya kami Jalan-jalan lagi di sekitaran Mina. Kali ini tujuan kami adalah kearah terowongan Mina yang terkenal karena tragedi musibah di terowongan tersebut. Terowongan Mina sekarang tidak lagi menakutkan. Jamaah Indonesia yang akan berangkat haji sekarang tidak perlu khawatir atau trauma dengan kemungkinan terjadinya lagi musibah di terowongan Mina yang sering memakan banyak korban jiwa. Setelah peristiwa berdesak-desakan pada 02 Juli 1990 adalah musibah terbesar di Mina yang menimbulkan korban sebanyak 1.426 orang jamaah haji tewas, termasuk 631 di antaranya jamaah haji Indonesia. Kebanyakan dari Asia, akibat terperangkap di dalam terowongan Mina. Kejadian ini tercatat sebagai tragedi terbesar perhajian dalam sejarah. 

Terowongan ini adalah terowongan pejalan kaki dari pemondokan (tenda maktab) di Mina menuju ke lokasi lontar jumrah (Jamarat). Setelah musibah besar tersebut maka Pemerintah Kerajaan Arab Saudi terus mengadakan perbaikan pada terowongan yang panjangnya mencapai 1 kilometer ini. Yang semula terowongan Mina ini hanya satu jalur, maka pada tahun 2008 terowongan Mina mulai dibangun menjadi dua jalur. 

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi kemudian memperbesar luas terowongan dengan konstruksi berdiameter sekitar 14 meter dan meninggikan terowongan hingga menjadi 40 meter. Terowongan Mina ini dilengkapi dengan ventilasi yang besar memanjang di atas. Lalu ditambah dengan mesin-mesin besar yang tergantung di atas terowongan yang berfungsi sebagai pengisap udara dan memompa oksigen ke dalam terowongan. Keindahan terowongan-terowongan tersebut didukung ratusan unit lampu interior natrium dan lampu neon sebagai sumber pencahayaan, puluhan unit kipas angin berukuran raksasa, perangkat untuk mengukur kadar karbonmonoksida, jaringan pemadam kebakaran, sensor dan sistem komputer.

Pembangunan puluhan terowongan tersebut adalah upaya Pemerintah Arab Saudi menekan peluang terjadinya musibah saat puncak haji, utamanya ketika jutaan jamaah haji melakukan ritual lontar jumrah. 
Jalan-jalan di sekitaran terowongan Mina


Saat itu waktu sudah menunjukkan jam 04.30 WAS, bergegas kami jalan kembali menuju ke King Khaled Bridge lalu menyusuri King Fahd Road untuk kembali ke maktab 113. Pada jam 04.45 WAS kami sampai di maktab 113 dan berkumandanglah suara adzan subuh mengayun memecah sunyi Kota Mina. Segera kami melaksanakan shalat subuh berjamaah. Selesai shalat subuh sambil menunggu dibukanya dapur umum, banyak para jamaah melakukan ritual paginya. Urusan yang perlu diperhatikan adalah urusan buang hajat. Untuk masalah ini disaat peak hour seperti ini harus mengantre panjang. Toilet tersedia cukup banyak di sekitaran tenda. Satu kompleks perkemahan setiap blok terdapat toilet sekitar 10 kamar mandi, disampingnya ada lima kran untuk wudhu.

Tepat jam 06.00 WAS semua jamaah di persilakan untuk sarapan dengan makanan Prasmanan sederhana menu tradisional Indonesia. Selesai sarapan beberapa jamaah tampak mengobrol santai di sudut dalam tenda permanen ini. 

Sunnahnya bagi jamaah haji untuk tetap di Mina sepanjang hari. Artinya para jamaah tetap tinggal di Mina, sebagaimana menetapnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam di sana pada malam dan siang. Ini semua untuk mengikuti perbuatan Nabi shallallahu alaihi wa sallam, karena beliau tidak keluar dari Mina kecuali untuk Thawaf Ifadah. Wajib bagi jamaah haji untuk bermalam di Mina pada sebagian besar malam. 

Tidak diragukan lagi bahwa sunnahnya adalah tetap tinggal di tenda di Mina, karena haji adalah semacam jihad di jalan Allah Azza wa Jalla, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadap Aisyah radhiallahu anha ketika beliau berkata, 'Apakah wanita harus berjihad ?' Beliau berkata, 'Ya, jihad yang tidak ada perang di dalamnya, Haji dan umrah'. Maka yang disyariatkan bagi jamaah haji adalah tetap tinggal di Mina sepanjang malam dan siang.

Ketika tinggal di tenda Mina ini, kegiatan yang dilakukan para jamaah bermacam-macam, ada yang berzikir, membaca doa, membaca Al Quran, atau sekadar ngobrol dan tidur-tiduran. Tidak lupa juga ada yang membawa makanan ringan ke dalam tenda agar memiliki cukup energi. Untuk minuman mungkin tidak terlalu dirisaukan karena cukup banyak, sejauh ini tak ada keluhan jamaah kekurangan air di Mina.
Suasana di dalam tenda pria saat siang di Mina


Satu tenda kami di Mina ini sangat besar. Tenda kami ini berukuran sekitar 10 x 15 meter yang dibagi dua antara jamaah laki-laki dan perempuan. Untuk kenyamanan, tenda kami disekat dengan terpal panjang. Satu sekat memanjang untuk satu rombongan di satu tenda yang diisi dengan puluhan jamaah haji. Didalam tenda ini karena tempatnya pas-pasan jatah tiap orang cuma sebesar satu kasur lipat tebal, kita harus bisa saling berbagi.

Untuk keleluasaan kaum perempuan, dengan di pasangnya sekat terpal panjang untuk hijab antara laki laki dan perempuan, maka kaum perempuan diberikan tempat dan ruang khusus tertutup. Untuk sekedar ganti baju dan ganti kerudung bisa dilakukan dalam tenda dibelakang hijab of course !! Tanpa perlu ke toilet umum yang antriannya di toilet perempuan sangat panjang bak ular melingkar-lingkar di pagar pak umar, teputar-putar, lalu tepar, dipukul mistar, dan akhirnya modar (Khe ... Khe ... Khe ... Ngejelimet Membuat Lidah Keseleo)
Suasana di dalam tenda perempuan saat siang di Mina


Rangkaian puncak haji sudah berlangsung di Arafah, Muzdalifah dan sekarang saatnya di Mina. Mina adalah titik krusial ibadah haji di mana jamaah mulai kelelahan, setelah melalui perjalanan panjang dengan cuaca ekstrem. Ibadah haji membutuhkan stamina yang sehat dan prima, agar semua ritual dapat dijalankan. Wajah-wajah lelah namun tetap semangat tergambar dari para jamaah. Meski harus berjalan jauh, tidur ala kadarnya, sampai kelelahan karena kurang istirahat, tetap dijalani demi menyempurnakan ibadah haji. 

Untuk mengurangi risiko kelelahan, maka pada siang hingga sore ini para jamaah haji dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat sejenak sambil menunggu saatnya bermalam atau mabit. Sambil menunggu masuknya waktu shalat zuhur dan makan siang kami semua beristirahat di tenda di Mina. Saat masuk waktu shalat zuhur kami melaksanakan shalat berjamaah dan setelahnya kami makan siang. Selama istirahat di Mina jamaah akan mendapat 3 kali makan yang sudah menjadi haknya.

Saat beristirahat siang ini setelah shalat zuhur sangat terasa cuaca siang hari yang panas, sedangkan malam nanti kami harus melawan angin, karenanya kami harus cerdik menyiasati waktu istirahat dan makan yang cukup. Dan waktu shalat ashar pun tiba, saatnya kami kembali melaksanakan shalat berjamaah. Setelah beristirahat  yang cukup, maka wajah-wajah sumringah para jamaah haji terlihat kembali saat menjalani wajib haji ini. Waktu malam setelah kami melaksanakan shalat maghrib dan shalat isya kembali kami di jamu dengan makan malam yang cukup komplit. Jadi untuk urusan isrirahat dan makan hari ini kami semua mendapatkan yang terbaik.
Saat kami makan malam di Mina


Malam hingga terbit fajar hari ini kami akan berada di Mina untuk mabit. Mabit di Mina adalah proses bermalam terakhir dari ibadah haji, setelah melalui Arafah dan Muzdalifah. Bermalam atau mabit di Mina adalah momen jamaah Haji istirahat serta memperbanyak zikir. 

Pada jam 20.30 WAS malam ini kami berencana sedikit keluar dari gerbang maktab 113. Saya dan istri ingin melihat suasana Kota Mina dari waktu yang berbeda. Karena malam ini adalah malam terakhir kami berada di Mina. Setelah sebelumnya pada siang dan dini hari kami telah melalui Kota Mina dengan suasana yang begitu sepi, lantas apakah malam ini akan sama dengan hari-hari sebelumnya ?.  
Maktab nomor 113 di Mina tepat berada dibawah Mena Towers


Tidak percaya ternyata daerah perkemahan jamaah haji di daerah padang tandus Kota Mina pada malam ini sangat ramai. Perkemahan massal haji anti-api yang terbaik yang disediakan tidak lebih hanya sebagai tempat peristirahatan ini tampak dilalui oleh ratusan ribu jamaah haji. Bayangan saya, Mina malam ini akan sunyi seperti hari sebelumnya. Ternyata tidak sudara-saudara. Semua orang yang ke Mina khusyuk tertuju beribadah untuk melontar jumrah. 

Tak heran bila malam hari ini jamaah haji seperti tak putus-putus melakukan lempar jumrah. Mina yang sekarang tidak sekadar disibukkan oleh kegiatan-kegiatan melempar justru membuat Mina menjadi kota dadakan yang sangat ramai. 
Melihat ke kearah Makkah maka akan tampak jalanan yang ramai dan tempat melempar jumrah di Mina

Melihat ke kearah Muzdalifah maka akan tampak jalanan yang ramai di Mina


Sekitar pukul 21.00 Waktu Arab Saudi saya dan istri kembali balik ke tenda maktab 113. Sebenarnya malam ini maktab 113 sedang mengusahakan agar jadwal melontar jumrah pada tanggal 12 Dzulhijjah besok bisa di majukan. Karena kami mengambil nafar awal, maka syaratnya adalah kami harus sudah meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah sebelum tenggelam matahari atau sebelum Maghrib. Sedangkan untuk jadwal melontar jumrah pada tanggal 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016) besok berdasarkan hasil undian, maktab 113 sudah mendapatkan jadwal resmi tertulis dari kerajaan Arab Saudi untuk melempar ke tiga jumrah pada jam 21.00 WAS yang artinya kami sudah melewati jadwal nafar awal. 

Lalu secara langsung datang seorang Arab tinggi besar utusan perwakilan kerajaan Arab Saudi dari Muassasah (organisasi penyelenggara ibadah haji di Arab Saudi) menjelaskan bahwa jadwal melontar nafar awal secara peraturan kementerian Agama Arab Saudi untuk tanggal 12 Dzulhijjah baru akan selesai dan berakhir pada jam 23.00 WAS, meskipun jadwal ini sebenarnya sudah masuk di tanggal 13 Dzulhijjah. 

Jadi secara peraturan kerajaan Arab Saudi kami masih tetap melakukan nafar awal bukan melakukan nafar tsani. Memang perbedaan waktu nafar awal ini membuat kami sebagai tamu Allah dan tamu kerajaan Arab Saudi harus tunduk dan patuh dengan semua keputusan dan semua itu telah diputuskan secera matang oleh para ulama Arab Saudi. Ini adalah yang terbaik yang telah diatur dan di tetapkan. 

Dengan adanya peraturan ini maka rombongan agen biro perjalanan di maktab 113 harus mengikuti peraturan ini dan direncanakan jamaah haji baru akan meninggalkan Mina setelah melontar ketiga jumrah pada jam 22.00 WAS di tanggal 13 Dzulhijjah 1437 H atau pada jam 22.00 WAS Rabu, 14 September 2016. Setelah ada keputusan ini, maka kami semua akan tetap melaksanakan nafar awal, meskipun jadwal melontarnya dilakukan pada tanggal 13 Dzulhijjah.
Perwakilan kerajaan Arab Saudi dari Muassasah (organisasi penyelenggara ibadah haji di Arab Saudi) saat menjelaskan tentang jadwal melontar 


Akhirnya malam ini kami tutup dengan memanfaatkan waktu-waktu luang untuk berdoa yang bermanfaat. Seperti, memperbanyak zikir dan doa maupun membaca Al Quran. Angin kencang dan deru debu sepanjang tenda dan Jamarat di Mina tidak menghalangi jamaah haji untuk menjalankan ibadahnya dan petugas haji untuk melayani tanpa kenal lelah. Tidak lupa kami melafalkan doa untuk diri sendiri dan keluarga. Pada malam ini juga tampak sebagian para jamaah yang sudah kelelahan sedang tiduran dengan menggunakan selimut yang telah dibagikan secara gratis. 

Memang ibadah haji adalah ibadah yang amat mulia, ibadah yang spesial bukan cuma memerlukan uang dan ilmu, tapi juga kondisi fisik dan mental yang prima. Ketika berhaji baiknya berusahalah untuk menjaga kesehatan dan menjauhi pikiran-pikiran yang menggangu yang dapat membuat kosentrasi ibadah berkurang. Satu hal lagi ibadah haji memerlukan kesabaran berlipat ganda ya.


12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016)
(Mina - Makkah Al Mukkarammah)
King Khaled Bridge, Mina


Pada malam ke 12 Dzulhijjah, kami telah mabit lagi di Mina. Kemudian pada siang harinya, kembali melontar ketiga jumrah seperti tanggal 11 Dzulhijjah sebelumnya. Bagi jamaah haji yang ingin cepat-cepat keluar dari Mina, dapat menjadikan hari ini sebagai hari terakhir rangkaian ibadahnya di Mina, sebagaimana diisyarakatkan dalam surat Al-Baqarah ayat 203 yang artinya : Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang. Barangsiapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya, bagi orang yang bertakwa. Dan bertakwalah kepada Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya.

Syaratnya jamaah harus sudah meninggalkan Mina sebelum Maghrib. Karenanya melontar jumrah baginya tidak dapat ditunda sampai malam. Sebelum Maghrib dia harus sudah melontar dan meninggalkan Mina. Hal ini disebut sebagai Nafar Awal. 

Orang yang melakukan nafar awal tidak diwajibkan lagi mabit pada malam tanggal 13 Dzulhijjah, juga tidak diwajibkan melontar pada keesokan harinya. Tapi jika dia masih berada di Mina setelah Maghrib, maka dia harus bermalam di Mina pada malam 13 Dzulhijjah dan melontar keesokan harinya. 

Kecuali jika dia sudah rapikan barang sebelum maghrib untuk berangkat namun karena macet atau sebab lain dia terhalang sehingga masih tetap berada di Mina setelah Maghrib, maka tidak mengapa baginya mengambil nafar awal. 

Konsekwensi dari hukum ini, melontar jumrah di siang hari pada tanggal 12 Dzulhijjah, khususnya selepas Zuhur akan sangat padat sekali. Karena itu, jika anda ingin memilih hal ini, persiapkan diri dengan baik dan jaga kondisi agar terus fit. 

Bagi yang ingin terus berada di Mina pada malam tanggal 13 dan melontar keesokan harinya, maka dia harus mabit pada malam harinya dan melontar pada keesokan harinya. Hal ini disebut sebagai Nafar Tsani.

Saat berada di Mina ini memang sudah direncanakan kami akan mengambil nafar awal, maka syaratnya adalah kami harus sudah meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah sebelum tenggelam matahari atau sebelum Maghrib. Tetapi untuk melontar jumrah pada tanggal 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016) hari ini, maktab 113 mendapatkan jadwal resmi tertulis dari kerajaan Arab Saudi untuk melempar ke tiga jumrah pada jam 21.00 WAS yang artinya kami sudah melewati jadwal nafar awal. Jadwal ini sebenarnya sudah masuk di tanggal 13 Dzulhijjah. 

Memang perbedaan waktu nafar awal ini membuat kami sebagai tamu Allah dan tamu kerajaan Arab Saudi harus tunduk dan patuh dengan semua keputusan dan semua itu telah diputuskan secera matang oleh para ulama Arab Saudi. Ini adalah yang terbaik yang telah diatur dan di tetapkan. Pemerintah Arab Saudi mengingatkan kepada seluruh jamaah haji juga mengingatkan kepada seluruh petugas, baik pembimbing haji, petugas daerah kerja, ketua regu, maupun ketua rombongan untuk mengawasi rekan-rekannya dan seluruh jamaah supaya mematuhi jadwal melempar jumrah yang telah dibuat. 

Disiplin pada jadwal itu perlu dilakukan untuk menghindari insiden Mina 2015 lalu agar tidak terjadi dan tidak terulang lagi. Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi menetapkan regulasi terkait waktu yang dilarang bagi jamaah untuk melakukan lempar jumrah. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi penumpukan jamaah di waktu yang sama. Agar pelaksanaan ibadah haji bisa lancar, aman dan nyaman

Tetapi buat saya dan istri karena uda niat nafar awal dari pertama, maka kami akan memberanikan diri untuk melontar ketiga jumrah di luar jadwal yang telah ditetapkan pada tanggal 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016) jam 21.00 WAS. Jadi pagi ini setelah shalat subuh berjamaah, lalu pada jam 06.00 WAS disaat sarapan saya mendatangi ketua rombongan kami dan saya meminta ijin untuk melontar ketiga jumrah pada pagi ini secara sendiri dan segera meninggalkan Kota Mina juga secara mandiri. 

Ijin pun di dapat, maka saya dan istri berangkat dari tenda pada jam 07.00 WAS dengan mengikuti rombongan dari maktab lain agar bisa masuk ke area melontar jumrah. Karena sudah sejak tanggal 10 dan 11 Dzulhijjah kemarin kami sudah bolak balik ke area jamarat, maka pagi ini dengan berjalan santai kami juga langsung menuju ke pintu masuk jamarat melalui escalator building (2). Tepat jam 07.15 WAS kami tiba di lantai 3 tempat melontar jumrah. Pagi ini ternyata area melontar ke 3 jumrah ini masih sunyi dan sepi sehingga tidak perlu berdesak-desakan.

Pertama-tama kami akan melempar Jumrah Ula dengan batu kerikil. Jumrah Ula ini terletak paling awal jika kita datang dari arah Mina atau Muzdalifah. Melontar jumrah ini adalah ibadah dan zikir kepada Allah, tidak perlu melontar dengan emosi seakan-akan melempar setan. Lakukan dengan khusyu' dan iringi dengan zikir, yaitu membaca “Allah Akbar” pada setiap lontaran. 

Dengan membaca takbir, kami melempar satu demi satu batu yang sudah kami bawa dari Muzdalifah sebagai peluru kepada musuh di Jumrah Ula pada pertemuan di Mina ini. Total tujuh batu. Sehabis melontar pada Jumrah Ula, kami tidak langsung berangkat ke Jumrah Wustha. Kami menepi sebentar, menghadapkan wajah ke arah kiblat, lalu mengangkat tangan untuk berdoa memohon segala kebaikan dan berlindung dari segala keburukan kepada Allah Ta'ala. 

Segera setelah melempar Jumrah Ula dan berdoa, kami menuju ke Jumrah Wustha yang terletak di tengah. Kami melakukan hal yang sama yaitu melontar jumrah dengan zikir kepada Allah. Total tujuh batu kerikil yang kami lontar masuk ke dalam wadah penampung kubangan Jumrah Wustha. Setelah selesai melempar Jumrah Wustha kami menepi sebentar menghadap ke arah kiblat lalu berdoa.
Selesai melontar kerikil di Jumrah Ula dan Jumrah Wustha 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016), Mina


Melempar jumrah memang rawan. Semua jamaah ingin melaksanakan melempar jumrah karena mungkin pengalaman sekali seumur hidup. Segera setelah melempar Jumrah Ula dan Jumrah Wustha serta berdoa, kami menuju ke Jumrah Aqabah yang letaknya paling ujung jika kita datang dari arah Mina atau Muzdalifah. Dengan tetap berzikir kepada Allah, kami bersiap melontar Jumrah Aqabah. Total tujuh batu kerikil yang kami lontar masuk ke dalam wadah penampung kubangan Jumrah Aqabah. Setelah selesai melontar Jumrah Aqabah, tidak perlu berdoa lagi, akan tetapi langsung meninggalkan tempat area melempar jumrah.
Selesai melontar kerikil di Jumrah Aqabah 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016), Mina


Sebenarnya kami bisa memberanikan diri untuk melempar jumrah diluar jadwal pada hari ini, karena kami sebelum berangkat ke area jamarat sudah melihat jadwal resmi yang keluarkan Pemerintah Arab Saudi terkait larangan untuk melempar jumrah bagi jamaah asal Indonesia. 

Adapun waktu yang dilarang bagi jamaah asal Indonesia untuk melempar jumrah, yakni tanggal 10 Dzulhijjah 1437 H jam 06.00 - 10.30 Waktu Arab Saudi (WAS). Tanggal 11 Dzulhijjah 1437 H jam 14.00 - 18.00 WAS. Kemudian tanggal 12 Dzulhijjah 1437 H jam 10.30 - 14.00 WAS. 

Jadi untuk hari ini 12 Dzulhijjah saat berangkat ke area jamarat kami masih dalam waktu yang masih relatif sepi. Aturan itu sudah dikaji oleh pemerintah Arab Saudi. Sehingga tidak mungkin jamaah asal Afrika dijadwalkan bareng dengan Asia. Karena kita tahu itu akan berdesak-desakan, pasti kita kalah postur. 
Haji Hari Kelima



Alhamdulilah proses melontar hari ini 12 Dzulhijjah 1437 H (Rabu, 14 September 2016) yang kami lakukan ini berjalan lancar tanpa hambatan. Sejak awal saya dan istri menetapkan untuk nafar awal. Means hanya tiga hari dua malam kami berada di Mina, dan kami bersiap meninggalkan Mina, kembali ke Makkah Al Mukkarammah. 

Tetapi sebagian jamaah dari rombongan lain ada juga yang memutuskan untuk mengambil nafar tsani, yang artinya bermalam semalam lagi dan melempar jumrah sekali lagi. Dengan demikian akan mabit kembali di Mina sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah 1437 H (Kamis, 15 September 2016) dan akan kembali melontar ketiga jumrah pada tanggal 13 Dzulhijjah. Tidak ada yang lebih utama antara nafar awal dan nafar tsani. Keduanya sama. 

Dengan selesainya melempar ketiga jumrah pada hari ini, maka kami pun telah selesai untuk nafar awal. Kami telah melaksanakan agenda manasik haji di Mina dan juga telah melakukan Thawaf Ifadah dan Sa'i haji, maka tinggal satu kewajiban lagi yang harus kami lakukan, yaitu Thawaf Wada.
Petunjuk harian pelaksanaan ibadah haji

Petunjuk harian pelaksanaan ibadah haji

Petunjuk harian pelaksanaan ibadah haji


Setelah selesai melempar ketiga Jumrah pada hari ini, kami segera menuju pulang melalui jalur yang berbeda dari saat pergi tadi. Pulang ini kami harus melalui pintu keluar escalator building (7). Saat itu waktu masih menunjukkan jam 07.45 WAS. Segera saya dan istri berjalan untuk kembali ke tenda maktab 113 di Mina. Tidak lama berjalan tepat pada jam 08.00 WAS kami sampai kembali di maktab 113. 

Sampai di maktab 113 segera kami berkemas meninggalkan rombongan agen biro perjalanan untuk menuju ke arah King Khaled Bridge, Mina untuk mengambil bus umum menuju ke Al Haram. Pada saat puncak pelaksanaan haji, tanggal 09 – 12 Dzulhijjah atau 09 – 13 Dzulhijjah, jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul pada satu waktu dan satu tempat yang sama (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Jumlahnya berkisar 3 – 4 juta orang. Hal ini dapat membawa konsekuensi tersendiri, yakni berupa kesehatan dan keselamatan diri para jamaah. Untuk itu selalu prioritas pada keselamatan, persiapkan diri dengan baik dan jaga kondisi kesehatan.

Sejak tanggal 10 Dzulhijjah - 12 Dzulhijjah kami berada di kota dadakan, Mina. Tampak jamaah pun kini perlahan-lahan mulai meninggalkannya. Mina pun kembali mulai sepi menunggu musim haji datang kembali. Jemaah haji yang mengambil nafar awal mulai meninggalkan Mina. Sejak pagi, jamaah dari berbagai penjuru dunia sudah mulai meninggalkan Mina. Mereka melontar jumrah untuk hari ketiga, lalu berangsur berjalan ke kota Makkah Al Mukkarammah. Sebagian ada yang mengarah ke penginapan, sisanya ada yang langsung ke Masjidil Al-Haram untuk Thawaf Ifadah. 

Untuk seluruh jamaah dari PT. Siar Haramain International Wisata, maka Panitia Penyelanggara Ibadah Haji bidang transportasi baru akan menyediakan bus dari Mina ke Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim itu pada malam jam 23.00 WAS. Karena sesuai jadwal terakhir melontar jumrah untuk rombongan kami hari ini adalah jam 21.00 WAS. Sehingga pagi ini saya dan istri untuk menuju ke Masjidil Al-Haram memilih menggunakan angkutan umum. 

Pantauan sekitar pukul 08.15 Waktu Arab Saudi pagi ini, sebagian besar jamaah ada yang memilih berjalan kaki ke penginapan. Sisanya ada yang naik bus. Untuk jamaah yang ke Masjidil Al-Haram, ada bus-bus yang menawarkan angkutan dengan tarif tertentu. Sisanya, ada tukang ojek dadakan yang penuh di sepanjang jalan. Jam 08.30 WAS saya dan istri memutuskan naik minivan yang bisa dimuat sebanyak 25 orang untuk menuju ke Al Haram dengan ongkos 30 real per orang.  
Perjalanan menggunakan minivan dari Kota Mina ke Masjidil Al-Haram


Bagi yang mengambil nafar awal, hari ini menjadi waktu terakhir jamaah haji berada di Mina. Lalu lintas dari Kota Mina ke Masjidil Al-Haram, Makkah pagi ini sama sekali belum mengalami kemacetan, karena pergerakan jutaan jamaah haji belum berlangsung. Kondisi jalanan belum tampak semrawut karena jutaan manusia belum tumpah ke jalanan. Arus lalu lintas pun belum tersendat.

Jamaah nafar awal rata-rata akan mulai diangkut dari Mina untuk kembali ke hotel di Makkah diperkirakan sejak jam 10.00 Waktu Arab Saudi (WAS). Kami telah mengantisipasi hal ini, sehingga saat akan berangkat pagi ini sudah tampak banyak bus-bus parkir di King Khaled Bridge yang siap untuk mengangkut jamaah dari setiap maktab. Bus akan bolak balik menembus kemacetan untuk mengantar jamaah ke Makkah. 

Alhamdulilah pada jam 09.10 WAS saya dan istri sampai di Al Haram. Kami turun persis di sekitaran kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah. Segera kami berjalan menuju kearah kompleks Abraj Al Bait.
Kompleks Abraj Al Bait, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Sampai di kompleks Abraj Al Bait lalu kami berjalan menuju ke Al-Safwah Towers. Al-Safwah Towers ini terletak di Makkah Al-Mukkarammah di sebelah barat Jalan Ajyad dan 50 meter dari pelataran selatan Al-Haram yang menghadap ke King Abdul Aziz Gate (Gate no.1). Dengan pusat komersial dan perbelanjaan mulai dari lantai dasar sampai ke lantai tiga. Menara mulai dari lantai 3 sampai lantai 22 merupakan hunian hotel bintang lima dengan 1800 unit suite yang dilengkapi dengan perabotan mewah untuk kenyamanan para peziarah. Al-Safwah Towers saling berhubungan dengan tujuh menara bangunan kompleks Abraj Al Bait yang juga terletak tepat di depan Masjidil Al-Haram. Al-Safwah Towers ini memiliki lokasi yang strategis dekat dengan terowongan, jalan raya dan akses untuk angkutan transportasi umum.
Al-Safwah Towers 


Saat berada di lantai dasar Al-Safwah Towers ini kami sempat berbelanja emas yang merupakan komoditas populer di kalangan jamaah haji, dan kami membelinya untuk oleh-oleh dan investasi. Pada tulisan kali ini, saya mau sharing tentang membeli emas dan berikut harganya. Kenapa saya sharing ditulisan ini ?... Bukan maksud buat pamer hasil belanja kami sewaktu di Makkah Al-Mukkarammah ya, tetapi ini tujuannya untuk memberi gambaran saja buat yang mau membeli emas di Makkah. Jadi setidaknya sudah ada bekal nanti ketika mau belanja emas dan sudah tahu taksiran harga emas yang mau di beli. Maaf sekali lagi, ini bukan mau pamer ya !!!. 

Puluhan toko emas berjajar di luar Kabah, tempat yang paling suci bagi umat Islam, dan rak serta jendela mereka berkilauan dengan gelang, kalung, cincin, anting, liontin dan rantai yang diukir dengan desain tradisional khas Timur Tengah dan India. Bagi banyak Muslim, ibadah haji mewakili keinginan seumur hidup dan banyak diantaranya yang ingin memperingati perjalanan tersebut dengan membeli hadiah atau oleh-oleh yang memiliki arti religius khusus.

Tampak puluhan ribu jamaah haji sudah tiba kembali di Makkah Al-Mukkarammah. Selain untuk beribadah di Masjidil Al-Haram dan berwisata religi ke situs-situs sejarah Islam, banyak pula jamaah yang mulai berburu oleh-oleh khas Arab Saudi. Salah satunya, perhiasan emas. Mereka mungkin menggunakan pakaian ihram, yang hanya merupakan kain putih panjang, selama menunaikan ibadah haji. Namun dalam membeli oleh-oleh, jamaah haji tidak sungkan memilih komoditas yang mengkilap, yaitu emas.

Para jamaah haji dari tempat-tempat yang lebih kecil dan tidak sekosmpolitan Makkah, merasa perhiasan emas di Makkah ini berkualitas lebih baik, lebih detil daripada yang ada di tanah airnya meskipun dengan harga sedikit mahal. Desainnya cantik. Semuanya indah. Kita akan bingung yang mana yang harus di pilih. Emas yang dijual di Makkah ini murni dan tidak dicampur. Hal ini membuat Makkah menjadi sebuah pasar besar tahunan untuk logam mulia tersebut.

Saat berada di sekitaran toko emas ini, kita seakan mau membeli emas kiloan. Padahal ini semua adalah emas perhiasan loh, bukan emas batangan. Ini benaran loh ya… Kami berdua saja sampai kagum melihat deretan perhiasan emas di etalase toko emas disini. Emasnya gede-gede amat. Pertanyaannya gimana entar orang yang membelinya memakainya ya ? Apa kalau lehernya dikalungi emas segede itu apa entar ngak keberatan ? Apa tindikan kupingnya ngak jadi melebar karena digantungi anting-anting segede mangga ? Penting ngak penting sich untuk dibayangkan. Tetapi emang disini kalau mau beli emas dari ukuran sekecil semut sampai segede gajah ada ukurannya. Tinggal sediakan duitnya saja.
Emas Arab yang merupakan komoditas populer di kalangan jamaah haji


Berderet-deret semua toko emas disini sama sekali tidak memiliki sekuriti. Hanya ada beberapa pelayan toko saja dan jumlahnya juga tidak begitu banyak. Kadang tampak satu orang pelayan yang melayani beberapa orang calon pembeli. Saat calon pembeli yang satu dikasih barang yang ingin dilihat, maka barangnya di tinggal sambil dilihat-lihat dulu sama calon pembeli tadi, si pelayanan nyambi melayani beberapa calon pembeli lainnya. Calon pembeli melihat-lihat dan mikir emas mana yang paling disukai dan sambil tawar menawar harga. Penjual emas disini tidak takut emasnya dicuri atau dirampok. Negara ini cukup aman.

Kami sempat kesalah satu toko untuk melihat puluhan bahkan ratusan pajangan emas dengan berbagai model. Yang pasti banyaaaak sekali. Kami sempat berbelanja. Saat ini harga emas Saudi per gramnya berkisar antara SR 170 - 180 (Saudi Arabia Riyal) atau setara dengan Rp. 615.000 – Rp. 651.000 (Nilai tukar pada saat kami berangkat ini 1 SAR = Rp. 3.620). Ini untuk harga emas dengan kadar 21 karat atau 85 persen. Harga ini bisa berbeda tergantung modelnya. Untuk ongkos pembuatan juga sesuai modelnya.  

Pagi ini istri berkesempatan membeli gelang dan cincin buat kenang-kenangan, di toko emas “KUNOOZ” For Gold & Jewelry, Kompleks Al-Safwah Towers, Masjidil Al-Haram, Makkah, Arab Saudi. Mengenai harga yang ditawarkan toko emas tersebut sebenarnya cukup tinggi. Harga ini tergantung pada model perhiasan yang dicari pembeli. Saat ini istri sempat membeli 2 buah gelang emas dan 1 buah cincin emas dengan kadar 21 karat, dengan harga per gramnya adalah SR 180 (Saudi Arabia Riyal). Bayarnya bisa tunai maupun pakai kartu kredit. Total berat ke dua gelang adalah 60,7 gram dengan total biaya SR 10.900. Sedangkan satu cincin berat 6,4 gram dengan total biaya SR 1.150. Hebatnya hampir semua para pedagang Arab bisa fasih berbahasa Indonesia dan pintar menulis dalam aksara nusantara Indonesia.   
2 buah gelang emas Arab


Emas Saudi adalah yang terbaik di dunia. Kualitasnya tinggi. Sebagian besar perhiasan tersebut dibuat di Jeddah, Arab Saudi, dari emas 21 karat, sementara yang berdesain India diimpor lewat Dubai. Tidak seperti emas putih bertahtakan berlian dan batu permata seperti yang ada di pertokoan mewah di tanah air, emas di pasar Makkah hampir tidak memiliki aksesoris tambahan, yang lebih menarik bagi para konsumen yang membelinya sebagai investasi. 

Emas menjadi barang favorit yang dicari jamaah, karena emas Arab dikenal memiliki kualitas yang tinggi di dunia. Kualitas emas di sini bagus, dari sisi berat maupun produksi. Ini emas solid dan harganya bagus, lebih baik dari membeli kain atau baju. Ditambah lagi ini dibeli dari Tanah Suci.  
1 buah cincin emas Arab



Jam 10.00 WAS saya dan istri selesai berbelanja di lantai dasar Al-Safwah Towers. Karena waktu shalat zuhur masih lama, maka kami putuskan untuk kembali ke Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim. Sesuai dengan peraturan pemerintah Arab Saudi, maka bus Saudi Public Transport Company “SAPTCO” pada masa Armina dari Tanggal 6-13 Dzulhijjah, selama 8 hari tidak akan beroperasi, sehingga tidak ada layanan bus sama sekali, karena peraturan kerajaan Arab Saudi semua bus harus di persiapkan untuk Arafah Mina.

Sehingga rute transportasi bus SAPTCO yang biasa membawa kami dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday hari ini belum ada yang beroperasi. Sebenarnya kami sudah sering dan terbiasa naik turun bus Saudi Public Transport Company “SAPTCO” dari Al Haram ke Terminal Kuday, lalu dari Terminal Kuday lanjut lagi naik bus ke Apartemen. Tetapi karena pada masa Armina dari Tanggal 6-13 Dzulhijjah bus SAPTCO ini tidak akan beroperasi, maka saat seperti ini pilihan transportasi yang ada hanya tinggal taksi saja.  

Bagi semua jamaah yang hendak ke Masjidil Al-Haram atau yang akan pulang dari Masjidil Al-Haram ke penginapan, baru bisa kembali menggunakan bus SAPTCO mulai tanggal 14 Dzulhijjah 1437 H atau 16 September 2016 atau dua hari lagi. Bus SAPTCO akan mulai beroperasi pada 16 September 2016 sehabis shalat zuhur. Sehingga kalau jamaah berangkat untuk shalat zuhur di Masjidil Al-Haram, maka pulangnya baru ada dan bisa menggunakan bus SAPTCO tersebut. Bus SAPTCO ini akan kembali melayani jamaah dari penginapan ke Masjidil Al-Haram dan sebaliknya selama 24 jam. 

Jadi untuk perjalanan pulang dari Al Haram menuju ke Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim ini kami putuskan menggunakan taksi. Kami lanjut naik taksi menuju pulang ke Apartemen di Nusha Murrur Hashim samping Masjid Jami Sha'ban dengan ongkos 100 Saudi Arabian Riyal (SAR). Sebelum naik taksi pastikan benar alamat dan tempat kita turun baru pandai-pandailah tawar menawar harga. Selama musim haji ongkos taksi bisa naik beberapa kali lipat. Karena hari biasa ongkos taksi dari Al Haram menuju Nusha Murrur Hashim hanya sekitaran 20 riyal menurut pihak pengelolah Apartemen tempat kami menginap.  

Jadi ya mau tidak mau hari ini kami agak sedikit Waaaaaw. Kami mengambil taksi untuk menuju ke Apartemen, tapi tetap juga harus berjalan jauh untuk mendapatkan taksi ini yaitu sekitar 1 km dari pelataran Al-Safwah Towers dan yang penting kita harus pintar tawar menawar harga. Jarak jauh dekat dari Al Haram menuju seputaran Makkah di bandrol dengan harga 100-150 Saudi Arabian Riyal (SAR). Meskipun harga mahal tetapi tetap saja kami agak sulit untuk menemukan taksi yang kosong. Semua taksi penuh, tidak ada taksi yang ngetem di pinggir jalan menunggu penumpang. Dan pada jam 10.15 WAS akhirnya kami berhasil memperoleh taksi yang siap mengantarkan kami pulang ke penginapan. 

Alhamdulilah jam 10.30 WAS kami sampai di Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim. Segera kami berberes. Dengan selesainya kami melontar Jumrah, menggundul atau memendekkan rambut serta Thawaf dan Sa'i, maka kami sudah mendapatkan tahallul tsani. Semuanya telah kami laksanakan dengan lancar tanpa hambatan. 

Satu hal bagi jamaah yang istirahat di penginapan khusus buat jamaah pasangan suami-istri terutama buat yang pasangan muda tapi tidak menutup kemungkinan juga buat pasangan tua dengan suasana kamar penginapan yang rada-rada eksklusif ditambah jamaah lain belum ada yang pulang untuk istirahat dari Mina dan suasana penginapannya memang sepi jadi bisa mengundang romantisme berlebih, akhirnya terjadilah hal yang boleh terjadi dan memang boleh terjadi… Khe… Khe… Khe… Apa itu ? Yaitu berhubungan intim atau berjimak. Berhubungan intim ketika hajinya selesai tahallul tsani bukanlah suatu pelanggaran, bukan pula membatalkan hajinya atau tidak pula harus membayar dam / denda. Tetapi memang dengan tahallul tsani, kami terbebaskan dari seluruh larangan ihram termasuk berhubungan intim dengan isteri. Sooooo Kami sudah Amaaaaan…

Saat waktu menunjukkan jam 12.23 WAS dan kumandang adzan zuhur sudah terdengar, maka kami bersiap melaksanakan shalat zuhur di Masjid Jami Sha'ban di dekat Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim. Segera selesai shalat pada jam 13.00 WAS kami jalan bersama seorang mutawif yang memang tinggal di Makkah untuk jalan mencari makan siang masakan Indonesia dengan mobil pribadinya. Lumayan dapat tumpangan gratis. Tetapi ternyata oh ternyata selama hari tasyrik hampir semua toko dan tempat makan di Makkah ini tutup. Jadi hampir 45 menit kami mutar-mutar mencari restoran yang buka. 
Hari tasyrik di Makkah sebagian besar toko dan restoran tutup


Alhamdulilah akhirnya pada jam 13.45 WAS kami berhasil menemukan salah satu restoran Indonesia. Kenapa kami harus repot-repot mencari makan siang ? Iya karena semua rombongan yang lain masih berada di Mina, dan baru akan kembali ke Apartemen pada tengah malam nanti. Sehingga di Apartemen memang tidak disediakan makan siang dan malam. Di restoran khas Indonesia ini kami menyempatkan makan siang langsung di tempat dengan menu nasi campur seharga 18 riyal per porsinya. Sedangkan para mutawif dibungkus bawa pulang. Sebenarnya ini adalah untuk kali pertama kami akan menikmati makan siang diluar jadwal makan dari pihak agen biro perjalanan. Apa saja sih menu makanan yang akan jadi 'bahan bakar' kami untuk hari ini ? Hari ini kami memilih Menu Makan Siang Ala Indonesia berupa Nasi putih, Daging dendeng, Daging kare, Telur bulat sambal, Pergedel, Tumis buncis dan Terong Balado. Semua disajikan dalam porsi jumbo.  
Makan siang porsi jumbo kami


Saya lupa apa nama restoran ini, tetapi restoran ini menyediakan semua makanan dengan cita rasa Indonesia dan menyajikan berbagai macam menu berbeda. Sebenarnya pemilik restoran ini adalah seorang Arab yang mempekerjakan semua pekerjanya dari Nusa Tenggara Barat. Karena yang memasak dan mengolah makanannya orang asli Indonesia maka menu makanannya benar rasa Indonesia. Bumbunya sesuai dengan rasa menu Indonesia. 
Makan siang sepiring berdua


Jam 14.30 WAS selesai makan siang kami melanjutkan perjalanan. Kami sengaja memisahkan diri dengan mutawif karena kami mau menuju ke Al Haram. Kami menuju ke Al Haram dengan taksi dan ongkosnya 50 riyal. Ini juga harga taksi diluar harga biasa. Karena selama di restoran kami sempat bertanya ke pelayan kalau naik taksi dari restoran menuju ke Al Haram pada hari biasa hanya berkisaran 15 riyal.

Akhirnya pada jam 14.45 WAS kami sampai di sekitaran Al Haram. Kami minta di turunkan di Anjum Hotel Makkah sebagai daerah yang terdekat dengan Masjidil Al-Haram. Sambil menunggu masuknya sholat ashar kami segera masuk ke area dalam Masjidil Al-Haram. Tepat pada jam 15.48 WAS kami melaksanakan shalat ashar berjamaah. 

Selesai melaksanakan shalat ashar, kami berjalan keluar menuju ke lantai dasar Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah. Karena kami sudah pernah kemarin beberapa hari menginap di Hotel Hilton Suites Makkah ini, maka kami sudah hapal benar tempat apa saja yang bisa kami kunjungi hari ini. Pada bagian luar Masjidil Al-Haram, di hari tasyrik ini dapat ditemukan semua toko tetap buka seperti biasa. Sore ini kami berencana untuk mencari makanan ringan buat mengisi perut dan tidak lupa kami juga membeli magnet kulkas buat kenang-kenangan di pusat perbelanjaan Hotel Hilton Suites Makkah. 
Hasil borong makanan ringan di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah

Hasil borong magnet kulkas di Hotel Hilton Suites Makkah, Makkah Al-Mukkarammah


Selesai berbelanja di Hotel Hilton Suites Makkah kemudian kami berpindah ke pusat perbelanjaan Makkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah. Di lantai 3 Makkah Hilton Towers ini saya sempat kembali membeli sebuah topi buat kenang-kenangan. "Who you are ??? ".... Begitulah topi dapat digunakan sebagai tanda identitas suatu suku bangsa di dunia. Hari ini saya berhasil memperoleh topi Kalpak.

Kalpak atau biasa disebut juga " Ak Kalpak " ( white Kalpak ) merupakan topi khas dari Kyrgyzstan yang terbuat dari empat panel putih yang dijahit dengan pola dan dekorasi tradisional. Kalpak ini dikenakan oleh pria Kyrgyzstan dari segala usia terutama di pedesaan Kyrgyzstan dan merupakan simbol bangsa.

Orang Kyrgyzstan sangat respect dengan Kalpak yang mereka gunakan. Sehingga Topi Kalpak  dianggap "holiest" sebagai pakaian nasional untuk orang Kyrgyzstan. Gaya kuno dari topi ini menghubungkan orang yang mengenakan dengan sejarah dari orangtuanya dan asal orang tersebut. "If you lose your kalpak you lose your head", begitulah selogan yang dipegang teguh oleh semua pemakai Kalpak warga Kyrgyzstan.

Ada satu hal yang berbeda dari Kalpak ini. Topi Kalpak ini dapat dilipat hingga rata hanya tinggal tipis selembar saja bila ingin di simpan atau dibawa pada saat tidak dipakai. Kalpak  dapat dibentuk kembali dengan membuka lipatan pada bagian bawah topi. Pada bagian bawah Kalpak dengan beberapa model ditemukan semua lipatan penuh melingkar mengarah ke atas dan pada  beberapa model ada bagian yang terpotong dua - runcing pada bagian tengah Kalpak sebagai " puncak " Kalpak. Kalpak putih polos biasa digunakan untuk acara Festival dan acara-acara khusus, sedangkan Kalpak  yang memiliki garis hitam digunakan untuk sehari-hari. 

Tutup kepala ini sangat praktis menjaga kepala tetap hangat di musim dingin dan melindungi kepala dari panas saat di musim panas. Dengan demikian mengenakan Kalpak anda akan hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas.
Hasil borong topi Kalpak di Makkah Hilton Towers, Makkah Al-Mukkarammah


Mendekati waktu shalat magrib tepat jam 18.00 WAS, kami kembali masuk menuju ke area Masjidil Al-Haram melalui King Abdul Aziz Gate (Gate no.1) dan kami berencana melaksanakan shalat maghrib berjamaah. Setelah selesai melaksanakan shalat maghrib berjamaah, tepat jam 19.00 WAS segera kami meninggalkan Masjidil Al-Haram untuk menuju pulang ke Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim.

Pulang dari Al Haram kami sengaja berniat ambil taksi untuk menuju ke Apartemen di daerah Nusha Murrur Hashim. Karena semua jalanan di Al Haram tertutup, maka kami harus berjalan jauh ke pusat keramaian taksi. Karena tadi pagi kami sudah pernah mencoba naik taksi, maka malam ini kami sudah cukup yakin dimana tempat harus menunggu taksi dan harga sekali jalan ke Nusha Murrur Hashim. Ongkos naik taksi ini dari Al Haram ke daerah Nusha Murrur Hashim juga sama seperti tadi pagi yaitu 100 riyal. 
Menjelang maghrib di King Abdul Aziz Gate (Gate no.1), Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah, berkat usaha dan doa maka segala aktifitas kami hari ini dapat berjalan dengan lancar. Tepat pada jam 19.30 WAS akhirnya kami sampai kembali di Apartemen tempat kami menginap. Atas karunia yang telah Allah limpahkan kepada kami, meskipun kami berada di suhu udara yang cukup menyengat, tetapi dengan kandungan oksigen yang bebas kami hirup setiap harinya, dengan badan yang segar dan fit, hingga beribu nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, maka dengan leluasa kami dapat merampungkan semua kegiatan ibadah haji tahun ini. 

Kami mensyukuri apa yang telah kami jalani hari ini, maupun hari-hari yang lalu tanpa ada berkeluh kesah dan penyesalan diri. Kami akan terus menjalani hari-hari berikutnya dengan penuh semangat dan kegigihan serta kesadaran diri akan kehadiran Allah Sang Pencipta yang telah memudahkan langkah kami untuk berhaji tahun ini. Segera malam ini setelah menunaikan shalat isya kami pun beristirahat. Semoga hari esok kami masih diberi kesehatan dan dapat melaksanakan Thawaf Wada dengan lancar. 


13 Dzulhijjah 1437 H (Kamis, 15 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah)
King Fahd Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Menjelang masuknya waktu shalat subuh maka pada jam  04.30 WAS dini hari ini kami mulai berangkat dari Apartemen menuju ke Masjid Jami Sha'ban yang berada hanya 50 meter dari Apartemen tempat kami menginap. Sambil menunggu masuknya waktu shalat subuh pada jam 04.45 WAS, kami mengisi waktu ini dengan tilawah Al-Qur’an dan berdzikir. Tidak berapa lama seruan adzan subuh di kumandangkan oleh muadzin yang menandai masuknya waktu shalat subuh. Selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah kami kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. 

Setelah sarapan, pada jam 07.00 WAS pagi ini diisi dengan tausiah. Tausiah pagi ini terutama berisi tentang persiapan keberangkatan menuju ke Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan Thawaf Wada pada tengah malam nanti dan persiapan menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah besok pada tanggal 16 September 2016. Pada tausiah ini tetap diingatkan kembali kepada seluruh jamaah agar tetap bisa menjaga kondisi fisiknya, sehingg sisa beberapa hari kedepan sampai selesai pulang ke tanah air seluruh jamaah tetap dalam kondisi sehat.

Rencananya kami akan menghabiskan satu hari ini hanya di Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim ini. Kami hanya akan beristirahat dan melaksanakan ibadah shalat di Masjid Jami Sha'ban. Kami akan melaksanakan shalat zuhur, ashar, maghrib dan isya di Masjid Jami Sha'ban ini. Masjid Jami Sha'ban ini baru akan dibuka disaat menjelang masuknya waktu shalat fardhu saja, makanya kami biasa datang beberapa saat sebelum masuknya waktu shalat. Suara adzan yang dikumandangkan oleh muadzin dari Masjid Jami Sha'ban dengan alat pengeras suara ini sangat jelas terdengar keseluruh pelosok seputaran Apartemen kami.   

Hari ini untuk mengisi waktu sore setelah shalat ashar saya dan istri akan berjalan-berjalan kearah luar Apartemen. Dari kejauhan tampak jelas banyak dijumpai gurun pasir, pegunungan batu dan bebatuan sepanjang mata memandang disekitaran Apartemen kami.  

Bangsa Arab menyebut kata gurun pasir dengan kata sahara. Kota-kota yang terkenal di wilayah Arab Saudi ini selain kota suci Makkah dan Madinah adalah ibu Kota Riyadh yang semuanya terletak di tengah gurun pasir. 

Makkah yang merupakan kota suci umat Islam ini terdiri dari struktur tanah dari pasir dan batu-batuan sejenis pualam. Batu-batu tersebut sangat kuat dan keras. Akibat tingkat kepadatan dan kerapatannya yang luar biasa tersebut, menyebabkan curah hujan tidak teresap oleh tanah dan langsung mengalir begitu saja.

Arab Saudi yang beriklim Gurun dan wilayahnya sebagian besar padang pasir dengan suhu di musim panas bisa mencapai 50-60 ° C merupakan Negara sub tropis yang sangat unik. Bisa kita lihat Infrastruktur jalan antar kota memang sangat bagus dan sangat mulus. Kita bisa terpukau dengan jalanan yang melewati lereng-lereng pegunungan batu yang terjal. Jalanan yang panjang, curam, meliuk-liuk tampak tikungan yang sangat curam dan belokan tajam dibangun dengan megah di atas gunung-gunung batu. 

Saya tidak bisa membayangkan berapa lama pemerintah Saudi membangun jalanan tersebut. Biarpun medannya terlihat menakutkan tapi sangat aman dan nyaman untuk dilalui. Keselamatan sangat diperhatikan. Disepanjang sisi kanan dan kiri jalur jalan disekat dengan beton panjang. Di pinggiran jalan yang mengarah ke lembah juga dibangun beton-beton tinggi dan kokoh. Tiap jalur berukuran cukup lebar.

Selain jalanannya yang lebar dan mulus, juga disediakan tempat-tempat khusus bagi yang ingin menepi. Biasanya orang-orang menepi untuk bersantai sejenak sambil menikmati hamparan perbukitan batu dari atas. Banyak juga yang merekam indahnya jejak alam ini melalui kamera. Subhanaala, Alahamdulilah.... Kami juga sempat menikmati ke indahan alam di Makkah ini.
Tampak jalanan yang melewati lereng pegunungan batu di Nusha Murrur Hashim, Makkah Al-Mukkarammah


Malam ini setelah melaksanakan shalat isya kami semua menyempatkan diri untuk beristirahat dan berkemas membereskan semua koper, karena pada jam 21.00 WAS semua koper harus sudah di serahkan ke pihak agen biro perjalanan. Beres urusan koper, jam 22.00 WAS segera kami bersiap-siap untuk bergerak menuju ke Masjidil Al-Haram untuk menunaikan Thawaf Wada. 

Pada jam 23.00 WAS kami semua berangkat ke Al Haram untuk menunaikan Thawaf Wada. Kami telah melaksanakan agenda manasik haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) dan kami juga telah melakukan Thawaf Ifadah dan Sa'i haji, maka tinggal satu kewajiban lagi yang harus kami lakukan, yaitu Thawaf Wada. Dengan tetap bertawakal dan selalu berdoa kepada Allah untuk kelancaran ibadah kami semua, maka berangkatlah kami semua dengan bus menuju ke Al Haram. 

Seperti hari sebelumnya, dari Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim ini kami akan diantar dengan shuttle bus hanya sampai di Terminal Kuday, lalu dari Terminal Kuday nantinya kami akan lanjut menaiki free shuttle bus yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi untuk menuju ke Masjidil Al-Haram. 

Pada jam 23.15 WAS kami sampai di Terminal Kuday. Di Terminal Kuday ini kami berjalan langsung menuju ke terminal Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO” dan kami mengantri untuk mengambil bus yang akan membawa kami semuanya ke Masjidil Al-Haram. Dalam waktu 15 menit perjalanan dari Terminal Kuday, akhirnya pada jam 23.30 WAS kami semua penumpang diturunkan tepat di UnderPass di bawah Al Haram. Kami tinggal naik 1 kali Eskalator, maka sekarang kami sudah berada diluar tepat di Pelataran Al Haram depan King Fahd Gate (Gate no. 79).
Keramaian di depan King Fahd Gate, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah



Sesampainya di Masjidil Al-Haram kami semua bersiap dipelataran luar King Fahd Gate (Gate no. 79) untuk Thawaf Wada. Thawaf Wada ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah haji. Waktu sudah semakin larut malam, jamaah tampak semakin ramai. Sesaknya jamaah haji yang berada di Masjidil Al-Haram ini membuat kita harus ekstra sabar. 

Melaksanakan Thawaf Wada dalam kondisi padat dan sesak membutuhkan kondisi fisik yang baik dan emosional yang stabil sangatlah penting. Karena saat melakukan Thawaf Wada ini akan menguras energi. Kami akan berjalan bersama dengan 2 juta lebih jamaah haji dari 150 negara yang juga akan melaksanakan Thawaf Wada. Karena Thawaf Wada wajib dilakukan di akhir rangkaian amalan haji. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Jangan ada seorang pun (jamaah haji) yang pergi (meninggalkan Makkah) sebelum menghakhiri perjumpaannya di Baitullah. Karena itu, persiapkan diri agar ketika akan melakukan Thawaf Wada, semuanya berjalan dengan lancar. 

Jam 23.50 WAS kami semua mulai memasuki Masjidil Al-Haram melalui King Fahd Gate (Gate no. 79). Tampak jelas jamaah Indonesia mendominasi keramaian Masjidil Al-Haram. Hampir seluruh jamaah haji Indonesia telah berada kembali di Makkah Al-Mukkarammah, Arab Saudi. Mereka juga bersiap melaksanakan Thawaf Wada. Jamaah haji Indonesia ini mudah dikenali dari seragam baju batik yang dikenakan setiap rombongan. 

Sangat terasa kepadatan jamaah saat memasuki Masjidil Al-Haram. Kita tidak perlu kaget melihat Masjidil Al-Haram pada tengah malam ini tak ubahnya seperti jam 12 siang, karena memang setiap hari Masjid ini tidak pernah tidur dari silih berganti jutaan jamaah untuk melaksanakan ibadah.
Rombongan kami bersiap melaksanakan Thawaf Wada, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah
   

Thawaf Wada adalah amalan terakhir untuk orang yang melaksanakan ibadah haji sebelum seseorang meninggalkan Makkah dan setelah itu tidak ada lagi amalan lainnya. Thawaf Wada ini sebagai penghormatan terakhir kepada Masjidil Al-Haram. Dengan membaca Bismillahirrahmanirrahim kami siap melaksanakan Thawaf Wada pada malam ini.  


14 Dzulhijjah 1437 H (Jum'at, 16 September 2016)
(Makkah Al Mukkarammah - Al Madinah Al Munawwarah)
Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Mendekati akhir rangkaian haji dan menjelang pulang ke tanah air, jamaah haji masih memiliki satu ibadah yang tidak kalah pentingnya di tanah suci, yakni Thawaf Wada. Maka pada dini hari ini sebelum kami akan meninggalkan Makkah, kami bersiap melaksanakan Thawaf Wada, untuk berpamitan kepada Ka’bah, kepada Makkah, yang menjadi tempat lahir manusia paling mulia Muhammad SAW.  

Thawaf Wada ini hukumnya wajib bagi jamaah haji. Thawaf Wada adalah sebagai penghormatan terakhir pada Masjidil Haram. Dilakukan apabila kita hendak meninggalkan Makkah pulang ke tempat tinggal. Jadi, kalau masih lama tinggal di Makkah sambil menunggu kepulangan, tunggu Thawaf Wadanya hingga menjelang kepulangan. Jadinya Thawaf Wada ini adalah amalan terakhir bagi orang yang menjalankan haji sebelum ia meninggalkan Makkah, tidak ada lagi amalan setelah itu. 

Tepat dini hari jam 00.25 WAS kami mulai melaksanakan Thawaf Wada. Thawaf Wada ini dilakukan dengan ketentuan seperti Thawaf biasa dan diakhiri dengan shalat sunnah thawaf dua rakaat. Tanpa sa'i. 

Melaksanakan Thawaf Wada adalah kegiatan mengelilingi Ka'bah yang merupakan bangunan suci di Makkah Al-Mukkarammah sebanyak tujuh kali dimana posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jamaah. Diawali dan diakhiri sejajar dan searah dengan Hajar Aswad yang di beri tanda lampu hijau pada sisi kanan kita. Jika memungkinkan, sebaiknya mencium Hajar Aswad, atau mengusapnya dan menciup tangan setelah mengusap Hajar Aswad. Jika tidak mungkin, cukup lambaikan tangan saja dan seraya bertakbir Bismillaahi wawloohu akbar. Karena posisi Ka'bah berada di sebelah kiri jamaah, berarti orang yang Thawaf berputar mengelilingi Ka'bah pada posisi berlawanan arah jarum jam. 
Sejajar dengan Hajar Aswad dan bersiap melaksanakan Thawaf Wada, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah 


Wada artinya perpisahan, Thawaf Wada atau Thawaf Perpisahan adalah salah satu ibadah wajib untuk dilaksanakan sebagai pernyataan perpisahan dan penghormatan kepada Baitullah dan Masjidil Al-Haram. Thawaf ini cukup dikerjakan dengan berjalan biasa. Thawaf Wada disebut juga Thawaf Kembali  karena setelah itu jamaah akan meninggalkan Makkah untuk pulang ke tanah air masing-masing. 

Thawaf Wada adalah tugas terakhir dalam pelaksanaan ibadah haji. Bagi jamaah yang belum melakukannya belum boleh meninggalkan Makkah, karena hukumnya Wajib. Bila tidak dikerjakan maka wajib membayar Dam, dan bila sudah mengerjakan maka tidak dibenarkan lagi tinggal di Masjidil Al-Haram. Jika Jamaah sudah keluar Masjidil Al-Haram, maka hendaklah segera pergi sebab kalau jamaah masih kembali ke masjid, diharuskan mengulangi Thawaf Wada. 

Jadi Thawaf Wada ini wajib menjadi akhir amalan orang yang berhaji di Baitullah dan ia tidak boleh lagi tinggal lama setelah itu. Jika ia tinggal lama setelah itu, Thawaf Wadanya wajib diulangi. Adapun jika diamnya sebentar seperti karena menunggu rombongan untuk kebutuhan kordinasi bersama, maka itu tidaklah masalah. Sedangkan bagi penduduk Makkah tidak ada kewajiban Thawaf Wada. 

Akan tetapi bagi wanita yang haid atau nifas, jika tidak dapat menunggu masa suci dan dia harus segera pulang ke tempat kediamannya sebelum suci, maka tidak mengapa dia meninggalkan Makkah tanpa Thawaf Wada dan tidak ada kewajiban apa-apa baginya. Dari  Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Manusia diperintahkan menjadikan akhir amalan hajinya adalah di Baitullah (dengan Thawaf Wada) kecuali hal ini diberi keringanan bagi wanita haid. (HR. Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 1328).
Selesai melaksanakan Thawaf Wada, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Pada jam 01.15 WAS kami selesai melaksanakan Thawaf Wada. Ini adalah Thawaf terakhir kami dan kami akan meninggalkan tanah suci Makkah. Saya dan istri memanjatkan doa dan harapan agar kami dan anak-anak dikemudian hari kelak dapat kembali ke tanah suci memenuhi panggilan NYA, Insya Allah.

Segera kami keluar meninggalkan area dalam Masjidil Al-Haram dan menuju ke King Abdul Aziz Gate (Gate no.1) untuk berkumpul bersama dengan rombongan yang lainnya. Diluar Masjidil Al-Haram ini tampak luberan jamaah dari berbagai negara berpadu dengan geliat perekonomian yang di bulan haji ini justru ramai di malam hari terutama penjual makanan yang praktis membuat kota Makkah yang memang aslinya sudah gemerlap, makin terang benderang saja, seolah tidak pernah tidur. Jamaah haji dari berbagai negara di seluruh dunia terus memasuki Masjidil Al-Haram untuk melaksanakan ibadah. 
Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Alhamdulilah, akhirnya selesai juga kami melaksanakan Thawaf Wada, yang artinya selesailah semua rangkaian ibadah haji kami, semoga kami menjadi haji mabrur, yang diterima dan diridai Allah Ta'ala. Semoga Allah menjadikan perjalanan haji kami ini penuh barokah dan menuai haji mabrur yang tiada balasan mulia selain Surga.
Alhamdulilah, kami berhasil menyelesaikan rangkaian ibadah haji tahun 1437 H / 2016 M, Masjidil Al-Haram, Makkah Al-Mukkarammah


Segala urusan telah selesai, maka setelah Thawaf Wada ini kami sudah dapat keluar dari Makkah. Sekarang saatnya kami mempersiapkan diri untuk menuju pulang ke Apartemen tempat kami menginap di daerah Nusha Murrur Hashim. Tepat jam 01.45 WAS kami berjalan kaki dari Al Haram untuk menuju Shuttle bus dari Saudi Public Transport Company “SAPTCO” yang berada 1 km di belakang dari Makkah Clock Royal Tower. Dari King Abdul Aziz Gate (Gate no.1), kami tinggal berjalan lurus kearah UnderPass dengan petunjuk "Shuttle bus", dibawah Makkah Clock Royal Tower dan kita akan sampai di terminal Shuttle bus SAPTCO.

Rute transportasi bus SAPTCO ini akan membawa kami dari Al Haram menuju ke Terminal Kuday. Pada jam 02.00 WAS kami naik bus SAPTCO dan tidak kurang dari 15 menit waktu perjalanan kami sudah sampai di Terminal Kuday. Bus pariwisata kami pun sudah siap menunggu di Terminal Kuday dan kami bisa langsung duduk manis masuk ke dalam bus dan kami siap berangkat menuju ke Apartemen tempat kami menginap. Jam 02.30 WAS bus kami berangkat dari Terminal Kuday. Alhamdulilah, perjalanan dari Terminal Kuday menuju ke Apartemen hanya berlangsung 15 menit saja. Dan akhirnya jam 02.45 WAS kami semua beserta rombong tiba dengan selamat kembali di Apartemen.

Kami sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Allah atas semua kenikmatan, anugerah yang setiap hari kami rasakan. Semoga Allah senantiasa terus-menerus melimpahkan kepada kami nikmat, karunia, kebahagiaan dan pertolongan yang tiada berujung ini. Segera kami semua kembali kedalam kamar dan beristirahat menunggu masuknya waktu shalat subuh. 
Lokasi pelaksanaan ibadah haji


Jam 04.45 WAS seruan adzan subuh dari Masjid Jami Sha'ban yang terletak 50 meter dari Apartemen kami terdengar di kumandangkan oleh muadzin yang menandai masuknya waktu shalat subuh. Segera kami berangkat dari Apartemen menuju ke Masjid Jami Sha'ban untuk menunaikan shalat subuh berjamaah. Selesai melaksanakan shalat subuh berjamaah kami kembali ke Apartemen untuk sarapan pagi. 

Setelah selesai sarapan, para jamaah sibuk membereskan barang bawaanya dan kami bersiap menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah pada pagi ini. Pada jam 10.00 WAS tampak semua jamaah sudah berkumpul di lobby Apartemen dan telah siap untuk berangkat meninggalkan Makkah. 

Hari ini kami semua akan mulai bergeser dari Makkah Al-Mukkarammah menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah. Kami semua akan diangkut dengan menggunakan bus menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah. Perjalanan dari Makkah ke Madinah dengan bus memakan waktu hampir 5-6 jam dengan jarak tempuh 450 km.
Di lobby Apartemen Nusha Murrur HashimMakkah Al-Mukkarammah 


Jam 10.30 WAS bus kami mulai berangkat meninggalkan Makkah. Hari ini kami seperti melakukan napak tilas atas perjalanan hijrah Rasul, meningggalkan Makkah menuju Madinah, dengan jutaan bekal yang telah Allah titipkan ke dalam hati. Dari Kota Makkah, saya, istri dan seluruh jamaah PT. Siar Haramain International Wisata akan menuju kota Madinah dengan 2 buah Bus. 

Sekarang waktunya kami meninggalkan Makkah Al-Mukkarammah untuk menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah, kota Nabi yang kita cintai. Sudah 19 hari kami berada di kota penuh berkah ini, Makkah Al-Mukkarammah. Kapanpun kita ke Kota Suci ini, marilah kita berdoa agar diberi kekuatan untuk bisa kembali ke tanah ini. 

Selanjutnya akan kami ayunkan langkah dan hati kami menuju ke Al-Madinah Al-Munawwarah, tempat di mana salah satu kota suci kedua Umat Islam yang utama didatangi setelah Makkah. Di sana berdiri Masjid Nabawi yang dibangun Rasulullah SAW pada tahun pertama hijriah. Madinah itu Tanah Haram dan aman. 
Saatnya kami meninggalkan Makkah Al-Mukkarammah. Kami siap berangkat dari Makkah menuju ke Madinah


Perjalanan dari Makkah ke Madinah normalnya akan ditempuh selama sekitar 5 atau 6 jam menggunakan bus. Seperti jalan-jalan raya lain yang ada di Arab Saudi, maka jalan raya dari Makkah - Madinah merupakan jalan raya yang lebar, mulus dan lancar, membelah padang gurun yang sangat luas. 

Jarak Makkah - Madinah ini hampir sama dengan jarak perjalanan dari Jeddah ke Madinah. Di peta, sangat jelas terlihat posisi Jeddah, Makkah, Madinah yang membentuk segitiga sama kaki. Menurut keterangan resmi, jarak Jeddah - Makkah adalah 70 km, sedangkan jarak Makkah - Madinah atau jarak Jeddah - Madinah lebih kurang adalah 450 km.  
Posisi Jeddah - Makkah - Madinah 


Jalan Makkah ke Madinah benar-benar amat lancar, tanpa ada kemacetan. Konon kabarnya jalan ini merupakan jalan baru yang dibuat berdasarkan jalur Hijrah Rasulullah SAW. Jalan ini mirip jalan tol bebas hambatan, kira-kira seperti jalan Tol Belmera (Belawan – Medan - Tanjung Morawa) cuma bedanya ini gratisssss. 

Selama perjalanan terlihat di kiri kanan jalan cuma ada gunung berbatu dan pasir yang jarang sekali ada tanamannya. Rasanya cukup lama, apalagi pemandangan sepanjang perjalanan hanya padang tandus nan gersang, kalaupun ada tumbuhan, itu hanya rumput dan semak belukar. Jalan bebas hambatan tersebut sangat mulus, saya tidak merasakan adanya goncangan yang berarti. Pada titik tertentu jalan dibuat bergetar untuk mengantisipasi supir yang mengantuk. 

Bisa kebayang Rasulullah SAW bersama para sahabat 1437 tahun yang lalu ketika hijrah, hanya dengan mengendarai onta ditengah terik panas matahari, melintasi gurun sepanjang 450 km ini. Dengan menapak tilas perjuangan Nabi, maka akan menambah kecintaan kita kepada beliau.

Oh ya, dimasa depan juga akan dibangun kereta peluru seperti Shinkansen. Jalur kereta berkecepatan tinggi Haramain (Haramain High Speed Rail project) ini adalah jaringan yang menghubungkan dua kota suci Kerajaan Makkah dan Madinah melalui stasiun-stasiun di Jeddah dan di Rabigh. Dan khusus soal batas tertinggi kecepatan kereta ini dirancang untuk mencapai kecepatan maksimal 360 km/jam. Sehingga nantinya jarak antar kota suci ini hanya akan ditempuh dalam waktu 90 menit saja. 
Selamat tinggal Makkah Al-Mukkarammah...


Di tengah perjalanan kira-kira 150 km sebelum kota Madinah, tepat jam 14.15 WAS kami berhenti sebentar di Pengisian Bahan Bakar di kawasan yang disebut Sasco. Bus kami berhenti 1 kali di kawasan Sasco ini untuk memberikan kesempatan ke kamar kecil, istirahat makan siang dan shalat. Selain terdapat Pom bensin dan Minimarket, di tempat ini juga terdapat Masjid. 

Hari ini adalah hari jum’at ketiga kami berada di Arab, dan pada dasarnya shalat jum’at hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki. Tetapi shalat jum’at tidak diwajibkan bagi mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir). Sehingga pada hari ini kami tidak melaksanakan shalat jum’at, tetapi kami cukup mengerjakan shalat zuhur dan ashar yang dikerjakan di waktu shalat zuhur secara Jamak Taqdim dan Qashar. 

Selesai shalat, kami menyempatkan untuk makan siang nasi kotak yang dibagikan. Ditengah cuaca yang cukup panas dan sangat ekstrem, suhu di Sasco waktu itu sekitar 46 derajat celcius, dan menu nasi kotak itu habis kami lahap,  Khalas ! Alhamdulilah, Kenyang banget. Jam 15.00 WAS bus yang kami tumpangi melanjutkan perjalanannya.  
Masjid di Sasco


Alhamdulilah, pada jam 16.30 WAS kami sampai di Al-Madinah Al-Munawwarah, kota Rasulullah, kota mulia tempat turunnya wahyu dan turunnya Jibril kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

Kota Madinah ini menjadi tujuan hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di kota inilah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghabiskan sisa usia Beliau dan di kota ini pula Beliau dikuburkan dan dari kota ini, Beliau akan dibangkitkan. Madinah merupakan kota suci kedua bagi umat Islam

Kota Madinah yang penuh berkah ini telah dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla dan diberi berbagai keutamaan. Allah Azza wa Jalla menjadikannya sebagai tempat terbaik setelah Makkah. Allah Azza wa Jalla telah menjadikan Kota Madinah sebagai kota yang haram dan aman, sebagaimana Allah Azza wa Jalla menjadikan kota Makkah sebagai kota haram dan aman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Nabi Ibrahim menjadikan kota Makkah sebagai kota haram, dan sesungguhnya aku menjadikan Madinah sebagai kota yang haram juga. [HR. Muslim]. 

Untuk akhir tulisan ini karena adanya problem yang disebabkan oleh kelebihan space pada postingan ini, sehingga saya tidak bisa menyimpan dan mempublikasikan postingan blog ini dalam satu file lembar kerja entri, maka untuk tulisan akhir hari ke hari, Haji Full Itinerary, Catatan Perjalanan Ibadah Haji (26 Dzulqa’dah 1437 H – 21 Dzulhijjah 1437 H  / 29 Agustus 2016 M - 23 September 2016 M) : Be The Real Hajj, Starting point nya Haji is "The Power of Niat" akan saya pecah menjadi dua lembar kerja entri. 

Jadi space yang berlebihan pada akhir postingan ini akan saya lanjutkan di entri baru pada blog ini dengan judul Haji Full Itinerary (Lanjutan), Catatan Perjalanan Ibadah Haji (26 Dzulqa’dah 1437 H – 21 Dzulhijjah 1437 H  / 29 Agustus 2016 M - 23 September 2016 M) : Be The Real Hajj, Starting point nya Haji is "The Power of Niat". Selamat melanjutkan membaca ya. 










Tidak ada komentar:

Posting Komentar